2017-07-08 Ikrar Agung Maitrikaruna Avalokitesvara Bodhisattva untuk Menyeberangkan Semua Makhluk
Ikrar Agung Maitrikaruna Avalokitesvara Bodhisattva untuk Menyeberangkan Semua Makhluk
Avalokitesvara Bodhisattva Juga Tidak Mengabaikan Satu Insan pun
Ceramah Lamdre ke-83 oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Puja Bakti Bersama Sadhana Avalokitesvara Bodhisattva, 8 Juli 2017 di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Terlebih dahulu, marilah kita bersembah puja kepada segenap Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Zhengkong, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Tri-ratna Mandala, sembah puja pada Istadevata puja bakti hari ini: Namo Mahamaitri Mahakaruna Avalokitesvara Bodhisattva.
Gurudara, Tenzin Gyatso Rinpoche, para Acarya, Dharmacarya, Bhiksulama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet. Tamu agung yang hadir hari ini, Sdri. Judy, istri dari Dubes Liao Dongzhou dari Kedutaan Besar Taiwan di Swedia. Akuntan TBF, sdri. Teresa. Produser acara ‘Gei-ni dian-shang xin-deng’ di CTI Sdri. Xu Ya-qi. dr. Zhou Heng, dr. Zhuang Junyao. Keluarga Acarya Lian-ning (蓮寧上師), sdri. Chen anggota Tim Paduan Suara Tianyin Yayue. Sdri. Que Huiling , wakil dari Que Meisha anggota dewan Kota Taipei. Anggota Legislatif Kota Gaoxiong (terdahulu): Bpk. Wu Dengshu dan putrinya sdri. Wu Wenxuan. Sdri. Liang, Ketua True Buddha Meditation Center Bogårdsvägen Swedia (Xiudetang - 修德堂). dr. Liu Jie dari Swedia, dr. Luo Caihua dari Swedia, sdri. Lin anggota Tim Tari Yangguang. Selamat malam semuanya! Apa kabar semuanya!
◎ Istadevata puja bakti kita hari ini adalah Namo Mahamaitri Mahakaruna Avalokitesvara Bodhisattva, Avalokitesvara Bodhisattva yang ini dapat merepresentasikan banyak Avalokitesvara yang lain. Avalokitesvara Bodhisattva memiliki emanasi yang tak terhitung banyaknya, wujud Beliau juga sangat banyak. Saya ingat, di masa kecil, berkunjung ke rumah kakak tertua, saat itu saya melihat sebuah rupang Avalokitesvara di rumahnya, rupang yang sangat langka. Itu bukan rupang Avalokitesvara Laut Selatan, saya lupa namanya, tapi saya masih ingat ekspresinya, rupang Avalokitesvara Bodhisattva yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Biasanya yang kita lihat adalah Avalokitesvara yang gagah, seperti Hayagrivalokesvara atau Hayagriva Vidyaraja. Hayagriva Vidyaraja disebut juga Hayagrivalokesvara, juga termasuk dalam jajaran Avalokitesvara, wujud-Nya adalah wujud Vidyaraja, sangat istimewa. Di kediaman saya di Taiwan, saya mempersemayamkan beberapa rupang Avalokitesvara , di sebelah kanan adalah Makaravahanalokesvara, menunggangi makhluk berkepala seperti naga, dan bertubuh ikan, konon ia adalah dewa yang sangat menakutkan, setelah ditaklukkan oleh Avalokitesvara Bodhisattva, ia menjadi vahana dari Avalokitesvara, menjadi Makara Vahana Avalokitesvara. Altar sebelah kanan adalah Makaravahanalokesvara, altar sebelah kiri adalah Avalokitesvara Ruyi, tangan memegang ruyi. Avalokitesvara Bodhisattva memiliki 32 nirmanakaya.
◎ Pernah sekali saya melihat penampakan Avalokitesvara Bodhisattva yang sangat sukar untuk dilupakan, ketika saya beristirahat, tapi belum sepenuhnya tertidur, mata terpejam, mendadak, mata sedikit terbuka, melihat di depan tempat tidur saya berdiri Avalokitesvara yang sangat rupawan, yang membelakangi saya. Beliau mengenakan jubah surgawi berlapis, mendadak Avalokitesvara menoleh kepada saya, membuat tulang sekujur tubuh saya menjadi lemas, luar biasa, di dunia ini tidak ada kerupawanan seperti itu. Belum pernah terbayangkan, sangat rupawan dan tak terperikan. Semula dalam hati saya ada sebuah persoalan yang belum teruraikan, begitu saya melihat Avalokitesvara Bodhisattva menoleh, saya langsung meleleh, saya pun tahu, persoalan itu telah terselesaikan. Ternyata, tepat ketika melihat Beliau, setelah melihatnya, datang sebuah kabar, persoalan saya telah terselesaikan, sudah tiada masalah. Sungguh kebetulan, ketika melihat penampakan Beliau, dalam hati saya berpikir, persoalan saya ini pasti telah terselesaikan, dan benar-benar terselesaikan.
Saya ingat ada seorang penyanyi dari Hong Kong, Anita Mui, yang saat itu datang ke Seattle dan menyanyikan: ‘Nvren Hua’. Jubah yang dikenakan oleh Avalokitesvara Bodhisattva mirip dengan ketika Anita Mui muncul untuk menyanyi, bukan ‘Nvren Hua’, ada satu lagu yang sangat berbeda, judulnya: ‘Qinmi Airen’. Bunga diikatkan di kepalanya, ketika ia keluar untuk menyanyikan lagu ini, warna pakaian yang ia kenakan laksana jubah dewi, berwarna-warni, bunga diikatkan di kepala, muncul dengan bersinar keemasan. Demikianlah punggung-Nya yang saya lihat, kemudian Beliau menoleh dan menatap saya, tulang sekujur tubuh menjadi lemas, bahkan lumer seperti es krim. Kerupawanan Beliau menggungguli semua! Avalokitesvara Bodhisattva memiliki emanasi yang tak terhingga banyaknya, dan yang terutama ada 32 rupa. Seperti Avalokitesvara Keranjang Ikan, benar! Yang saya lihat di rumah kakak tertua adalah Avalokitesvara Keranjang Ikan, tangan-Nya membawa sebuah keranjang yang di dalamnya terdapat seekor ikan, Ia adalah Avalokitesvara Keranjang Ikan. Yang kita lihat biasanya adalah membawa kalasa, dan memegang tangkai yangliu untuk memercikkan amerta. Setelah saya melihat Avalokitesvara yang ini, seumur hidup saya, tidak dapat menggambarkan kerupawanan Beliau. Beliau menoleh, sungguh luar biasa.
Lagi-lagi membahas XX, maaf, tidak bisa tidak membahasnya. Suatu ketika, ia memahatkan sebuah rupang Avalokitesvara untuk dipuja. Kemudian pemahat menanyakan hendak memahat rupang Avalokitesvara yang bagaimana, XX pun mengambil sebuah foto dari dalam dompetnya, dan mengatakan: “Pahatlah Avalokitesvara yang berparas demikian!” Siapakah orang dalam foto tersebut? ia adalah XX sendiri. Begitu melihatnya, sang pemahat terdiam, tidak mengatakan apa pun, ia mengambilnya kemudian memahat rupang Avalokitesvara yang sangat langsing dengan wajah lancip, Avalokitesvara dengan wajah oval, tentu saja rupang ini tidak mirip dengan XX. Ia juga tidak berkata apa pun, ini peristiwa lampau. Ada peristiwa demikian.
Avalokitesvara Bodhisattva kita sungguh welas asih, Beliau disebut mahamaitri mahakaruna, maitri, karuna, mudita, dan upeksha, Beliau memiliki hati maitri dan karuna, maitri berarti memberikan kebahagiaan kepada insan lain, memenuhi harapan semua insan, memberikan kebahagiaan kepada semua orang; Karuna berarti mengatasi penderitaan orang lain, mengatasi penderitaan para insan. Lihatlah kata ‘maitri’ ini, maitri berarti memberikan kebahagiaan kepada para insan, sedangkan karuna adalah mengatasi penderitaan para insan. Demikianlah makna dari mahamaitri mahakaruna. Beliau sanggup memberikan kebahagiaan kepada para insan, dan mengatasi penderitaan para insan. Jadi pemahat sudah tahu, setelah ia menerima foto tersebut, ia tetap tidak memahat rupa dari XX, sebab rupanya tidak memancarkan welas asih, wajahnya bulat, sehingga ia tidak menggunakan wajahnya, ini adalah lelucon mengenai dia. Saya mendapati, hari ini banyak dihadiri oleh mereka yang sudah sangat lama tidak pernah kelihatan, mereka tidak memperkenalkan diri, bukankah itu adalah Yuping? Kenapa Anda bisa muncul tiba-tiba, dari mana? Dari San Francisco. Saya melihat yang mengenakan pakaian biru, dari manakah Anda? Siapa nama Anda? Dari Atlanta. Terlihat ada beberapa yang belum memperkenalkan diri, masih ada banyak. Pertama kali muncul, kalian mesti memperkenalkan diri kepada semua! Jika tidak, maka saya akan mengira Anda adalah penyusup! (Hadirin tertawa) Sekarang ada banyak penyusup, benar tidak? Ini adalah sebuah peperangan abadi, ada penyusup, ada juga perang mata-mata, mata-mata melawan mata-mata, jadi saya mesti menanyai terlebih dahulu. Ada juga pengusaha besar di sana, bpk. Zheng dari New Jersey, ia adalah seorang pengusaha besar! Lihatlah, bahkan seorang pengusaha besar pun tidak menyatakan dirinya, sangat banyak.
◎ Hari ini adalah Avalokitesvara Bodhisattva, Beliau sangat welas asih, tentu saja ada banyak Avalokitesvara Bodhisattva yang hadir, sangat banyak, dan ada banyak asisten Beliau, semua hadir bersama. Bodhisattva melindungi kita, supaya kita dapat menjalani hari-hari bhavana yang suci dan bahagia, tidak mengalami banyak gangguan, supaya kita semua bertubuh sehat. Avalokitesvara yang welas asih, berkatilah kami semua supaya senantiasa sehat, jangan sampai mengalami derita sakit. Bagi yang sakit, semoga Anda menghalau penyakitnya. Bagi yang bersedih, singkirkan kesedihan mereka, supaya menjadi sukacita. Semoga kami dapat lebih tekun berbhavana, supaya kami dapat lebih berwelas asih kepada para insan, meningkatkan Bodhicitta kami, mohon menyeberangkan kami semua. Avalokitesvara Bodhisattva paling berjodoh dengan semua makhluk, aktivitas penyeberangan Beliau sangat agung, ikrar Beliau sangat agung, Beliau juga tidak mengabaikan satu insan pun.
◎ Hari ini kita lanjutkan pengulasan Lamdre, di sini disebutkan: “Instruksi makna sabda yang disebutkan di sini ada 2: Pemilahan teks dalam dan hubungan dari makna dalam.” Makna sabda berarti Lamdre diutarakan dengan menggunakan ucapan, ada dua macam, yang satu adalah teks dalam, teks dalam Lamdre dipilah dengan detail; Kemudian adalah makna dalam, merupakan hubungan dari makna tertinggi, yang artinya adalah dihubungkan. “Teks dalam dibagi menjadi 3: yang satu adalah Sahamarga samsara dan Nirvana.”
4.1 adalah sahamarga samsara dan Nirvana, ‘nie’ berarti Nirvana, sebuah jalan bersama antara samsara dan Nirvana. Yang ke-2, “4.2 Lokiyamarga dari cakra makna.” Apa itu lokiyamarga? Yaitu yang sering kita utarakan, lokiyamarga adalah: “Jangan berbuat jahat, perbanyaklah perbuatan kebajikan.”, ini adalah lokiyamarga. “4.3 Lokuttaramarga memutar cakra.”, ini hanyalah sebuah subjek, dan nanti masih ada penjelasannya, di bagian akhir masih ada banyak penjelasan. Lokuttaramarga adalah: “Sucikan hati dan pikiran”, inilah Lokuttaramarga. “Jangan berbuat jahat, perbanyaklah perbuatan kebajikan.”, adalah lokiyamarga. “Sucikan hati dan pikiran”, adalah Lokuttaramarga. Masih ada lagi, marga bersama antara samsara dan Nirvana masih dibagi menjadi 7 macam, “Sahamarga samsara dan Nirvana, dibagi menjadi: marga dari darsana, tiga kelangsungan, dan empat nilai, enam instruksi, dan transmisi lisan 4 telinga.” Sebenarnya 1, 2, 3, 4, 5 hanyalah sebuah subjek, kelak masih akan dijelaskan lagi, Mahaguru juga akan menjelaskan untuk Anda semua.
◎ Apa itu “Marga dari transmisi lisan 4 telinga”? Mahaguru membabarkan Dharma di sini, ketika Berdharmadesana, ketika mengungkapkan banyak rahasia atau teori pencerahan, tidak boleh diberitahukan kepada semua orang. Contohnya, Dharma yang saya transmisikan kepada mereka yang bekapasitas baik adalah berbeda, Dharma yang saya transmisikan kepada mereka yang berkapasitas sedang juga berbeda, Dharma yang ditransmisikan kepada mereka yang berkapasitas rendah juga berbeda, sebenarnya tidak sama. Sekarang kita semua duduk bersama, ada yang berkapasitas baik, ada yang menengah, dan ada yang rendah; Ada juga yang baru bersarana, jadi apabila saya membabarkan Dharma bagi yang berkapasitas baik, akibatnya mereka yang berkapasitas sedang, rendah, atau yang baru saja bersarana tidak akan mengerti. Di sini hanya bisa membabarkan yang bersifat umum, dan kelak jika bertemu dengan yang berkapasitas baik, saya akan memberikan transmisi lisan, dan hanya ditransmisikan kepada beberapa orang saja.
Dalam hal Sadhana Internal, saya pernah katakan, saat itu hanya akan dibabarkan kepada beberapa orang saja, itu disebut transmisi lisan. “Marga yang ditransmisikan secara lisan 4 telinga”, ‘transmisi 4 telinga’, hanya ada 4 telinga, 4 telinga berarti hanya ada 2 orang, satu orang punya 2 telinga, ‘4 telinga’ tentu saja 2 orang, saya memberitahu Anda, dan Anda mendengar saya, setelah dibabarkan Anda pun paham, jika tidak dibabarkan, maka Anda tidak akan mengerti. Oleh karena itu terhadap banyak hal yang tidak kita pahami, jangan sembarang mengkritik. Misalnya, kita mengatakan: “Buddha dan mara satu hakikat”, Buddha dan mara adalah satu, bukan dua. Setelah kalian dengar, kenapa bisa? Mahaguru! Buddha dan mara satu hakikat? Adalah satu dan bukan dua? Berarti Buddha adalah mara! Mara adalah Buddha! Bagaimana bisa demikian? Sesungguhnya kalimat itu dibabarkan bagi mereka yang berkapasitas baik. Jika mereka yang berkapasitas rendah mendengarnya, akan mengakibatkan munculnya banyak kontradiksi. Oleh karena itu, hanya bisa dibabarkan kepada mereka yang berkapasitas baik: “Buddha dan mara satu hakikat”. Bisa dibabarkan: “Samsara dan Nirvana adalah satu marga”, samsara adalah Nirvana, dan Nirvana adalah samsara, kenapa demikian? Semua tidak paham. Dalam Vajracchedika Sutra dengan jelas disebutkan, sesungguhnya dalam Vajracchedika Sutra telah dinyatakan dengan sangat jelas. Apabila kalian bisa membaca dan memahami Vajracchedika Sutra, berarti sudah hampir tercerahkan. Apabila kalian benar-benar memahami Hrdaya Sutra, berarti sudah hampir tercerahkan. Apabila kalian bisa memahami Lankavatara Sutra, berarti juga sudah hampir tercerahkan. Menurut saya, Lankavatara Sutra dan Mahakasyapapariprccha Sutra merupakan Lokuttaramarga.
◎ Hanya ketika Anda telah mencapai pemahaman tertinggi barulah bisa mengatakan: “Samsara dan Nirvana satu hakikat”, “Buddha dan mara satu hakikat”. Anda sembarang mengatakan: “Buddha dan mara satu hakikat”, “Samsara dan Nirvana satu hakikat”, dan Anda belum cerah, berarti Anda telah menghujat.
Sang Buddha pernah mengatakan, apabila Beliau ada membabarkan Dharma, apakah menurut Anda Shakyamuni Buddha membabarkan Dharma? Semua mengatakan ‘Ada’. Shakyamuni Buddha membabarkan Dharma selama 49 tahun. Akan tetapi, dalam Vajracchedika Sutra jelas-jelas tertulis bahwa Shakyamuni Buddha tidak membabarkan Dharma, apabila Anda mengatakan bahwa Shakyamuni Buddha ada membabarkan Dharma, berarti Anda telah menghujat Shakyamuni Buddha. Jelas-jelas Beliau ada membabarkan Dharma, kenapa dikatakan bahwa Beliau membabarkan Dharma berarti menghujat Shakyamuni Buddha? Anda tidak memahami hal ini, hanya orang yang telah mencapai tingkat tertinggi baru bisa memahami hal ini, sesungguhnya memang demikian. Lokiyamarga, lokiyadharma, dan Lokuttaradharma, keduanya berbeda.
Di sini disebutkan: “Marga bangkitnya lima afinitas, perbedaan perlindungan (Perbedaan perlindungan yogi jika jatuh pada sisi Prajna)” , “4.2 Marga makna cakra, ada 7 makna: sama penjelasan dengan hetu penghasil samadhi, mencakup pembabaran luas, meninggalkan marga perolehan dan kehilangan, 4 marga cerah, marga smrtiupasthanani, marga samyakprahana, dan kesimpulan.” , “4.3, Lokuttaramarga pemutaran cakra dibagi menjadi 4 doktrin dan tujuan, teks utama dibagi menjadi 18 bagian.” , “Bagian ke-2 adalah ada 2 hubungan makna dalam: 1. Tiga jalan dari marga tuntunan ibarat tuntunan dari seorang pemimpin pedagang yang membuka jalan. 2. Dua jalur marga pelaksanaan ibarat tempat kediaman. Dapat dipahami melalui instruksi dalam marga makna cakra di bagian akhir teks.” Semua yang dibaca saat ini adalah sebuah subjek. Berikutnya ia mulai menjelaskannya, yang pertama adalah ‘Sahamarga samsara dan Nirvana’. Jalan bersama antara samsara dan Nirvana, “Mengupas salah satu di antara tiga marga, sahamarga samsara dan Nirvana, kenapa disebut ‘sahamarga samsara dan Nirvana’? Jawaban: Dalam instruksi disebutkan pancamarga, 13 bhumi bersama 37 Bodhipaksikadharma, dengan darsanamarga dan berbagai instruksi Lamdre, oleh karena itu disebut sebagai ‘sahamarga samsara dan Nirvana’, nama ini yang terutama adalah berdasar marga.” Isi dari ‘sahamarga samsara dan Nirvana’ antara lain: “Membuka Pancamarga”, yaitu Sambharamarga, Prayogamarga, Darsanamarga, Bhavanamarga, dan Parayana, ini adalah Pancamarga. Pryaogamarga, biasanya kita melakukan Sambharamarga, “Jangan berbuat jahat, perbanyaklah perbuatan kebajikan” ini adalah sambharamarga.” Saat ini, yang dilakukan oleh Tzu Chi adalah Sambharamarga. Bagaimana dengan Prayogamarga? Seperti yang kita lakukan saat ini, mahanamaskara, mahapujana, Catursarana, Caturapramanacitta, Bodhicitta, keempat hal ini adalah prayoga. “Caturprayoga dalam Tantra merupakan Prayogamarga”.
◎ “Darsanamarga merupakan pencerahan”, Anda telah cerah, telah memahami apa itu lokiyamarga dan apa itu Lokuttaramarga, dan keduanya digabungkan menjadi ‘sahamarga samsara dan Nirvana’. Saat itu Anda telah memiliki kondisi pencerahan, dan ketika kondisi pencerahan telah mencapai tingkat tertinggi, Anda akan memahami semua Dharma yang dibabarkan oleh Sang Buddha, ini termasuk dalam Darsanamarga. Berikutnya adalah Bhavanamarga, jika setelah Darsanamarga Anda tidak sungguh-sungguh berbhavana, maka praktik dan apa yang Anda pikirkan tidak bisa selaras, sama seperti seorang dosen yang sedang mengajar, hanya mengajarkan teori kepada Anda, namun ia tidak mengaplikasikannya, apakah dia bisa mengaplikasikannya? Kadang tidak bisa. “Yang mempraktikannya berarti sungguh-sungguh berbhavana, ini adalah Bhavanamarga.” Anda mesti sungguh-sungguh berbhavana baru bisa sepadan dengan pencerahan Anda, keduanya baru bisa sepadan. Jika Anda hanya mencerahi marga, dan tidak sungguh berbhavana, maka tidak akan bisa sepadan. Oleh karena itu Bhavanamarga sangat penting. “Setelah Bhavanamarga, pada akhirnya, tidak hanya mencerahi marga, Anda pun telah mencapai keberhasilan dalam marga, dengan demikian baru memiliki pencapaian, dan menjadi Parayana.” Demikianlah Parayana.
Kemudian menyebutkan 13 bhumi, Bodhisattva ada 10 bhumi, yang pertama adalah Pramudhitabhumi, terus sampai Dharmameghabhumi, inilah Dasabhumi. Bhumi ke-11 adalah Ekadasamukhalokesvara, memiliki 11 kepala yang merepresentasikan pencapaian bhumi ke-11, bhumi ke-10 adalah Sambodhi, bhumi ke-11 adalah Bodhi Mulia atau Buddha. Pancadhyani Buddha, di tengah adalah Vairocana Buddha bhumi ke-13, Buddha bhumi ke-13, ia juga menyebutkan perihal bhumi ke-13. 37 Bodhipaksikadharma atau 37 Faktor Pendukung Mencapai Pencerahan. Minggu lalu saya telah mengulas 37 Bodhipaksikadharma, “Bersama dengan 3 Darsana dan berbagai instruksi Lamdre.” Ini adalah marga bhavana bersama dalam Lamdre atau sahamarga. Dalam sadhana kita ada Sadhana Avenika yang berarti hanya ada dalam Zhenfo Zong, dan tidak ada dalam aliran lain. Saha-sadhana seperti Pancamarga, 13 bhumi, 37 Bodhipaksikadharma, ini tergolong ajaran bersama. Sedangkan yang hanya ada dalam Zhenfo Zong dan tidak ada dalam aliran lain, kita menyebutnya sebagai Sadhana Avenika.
◎ Simabandhana Diri kita tidak ada dalam aliran lain, aliran lain tidak melakukan Simabandhana Diri. Ini digunakan untuk melindungi diri, dan merupakan Sadhana Avenika dalam Zhenfo Zong. Anda mesti visualisasi, Simabandhana Diri bukan tidak ada visualisasinya, menyentuh puncak kepala, menyentuh tenggorokan, menyentuh ulu hati, menyentuh pundak kiri, pundak kanan, kembali ke puncak kepala, dan ketika meleraikan mudra, Anda mesti visualisasi Vajrapani Bodhisattva, satu tangan memegang vajra, dan satu lagi memegang vajrapasa, atau lainnya, paras-Nya sangat menyeramkan, sekujur tubuh berwarna hitam atau biru, Vajrapani Bodhisattva adalah Vajra emanasi Vajrasattva. Anda mesti visualisasikan Vajrapani Bodhisattva ada di hadapan, memancarkan sinar terang menerangi semua, melindungi Anda yang sedang bersadhana, dalam Tantra Tibet disebut ‘Vajrahasta’. Mesti lakukan visualisasi ini baru bisa disebut Simabandhana Diri, dan bukan hanya lakukan gerakan lahiriah belaka.
Bentuk mudra sembari bervisualisasi Vajrapani Bodhisattva. Nama Vajrapani Bodhisattva adalah ‘Boni’, ada yang menyebutnya ‘Bani’, “Om. Bonilanzheli.” Mohon Vajrapani Bodhisattva melindungi kita semua, ini adalah Sadhana Avenika. Lihatlah aliran mana yang melakukannya, tidak ada! Siapa yang mentransmisikan ini? Acarya Pufang (普方上師) yang mentransmisikannya kepada saya, dan saya mengajarkannya kepada Anda semua. Oleh karena itu kalian mesti tahu, jangan meremehkan Simabandhana Diri, saat itu sekujur tubuh Anda telah mengenakan helm besi dan baju zirah, semua musuh tidak bisa menyerang, di sinilah makna utamanya. Ini hanya ada pada kita, ‘True Buddha School’. Ini bukan ‘sahamarga’, ini adalah ‘Avenikamarga’.
Membicarakan Avalokitesvara Bodhisattva, maka saya sangat suka membicarakan sejenak. Konon, 26 tahun lalu, 24 Februari 1991, saya menyelenggarakan sebuah upacara agung di sebuah hotel besar di LA, saya juga melihat Huiwen hadir dalam upacara itu, ada beberapa yang hadir, Lianman (蓮滿) juga hadir, sudah sangat lama. Tahun 1991, saya pimpin upacara di LA, di ballroom sebuah hotel, saya membabarkan Dharma di sebuah tempat yang sangat luas. Ketika sedang Berdharmadesana, saya pun melelang Mahkota Pancadhyani Buddha milik saya, apakah masih ingat upacara saat itu? Orang yang memperolehnya adalah Lianhua Shuqiu, saya tidak secara terang menulis namanya, saya mengubahnya menjadi ‘shu’ dari kata teknologi, dan ‘qiu’ dari kata perbukitan, menggunakan nama samaran. Ia berhasil memperoleh Mahkota Pancadhyani Buddha milik saya dengan US$ 40 ribu. Saat itu, di LA ada Lianshan, Lianren, Lianhuan, dan Lianjie, mereka bertengkar demi uang, saling berselisih. Umat yang berhasil memenangkan lelang tidak tahu mesti menyerahkan uang kepada siapa. Akhirnya ada seseorang yang muncul untuk menerimanya, pada akhirnya pasti ada orang yang mengambilnya! Orang yang mengambilnya adalah XX. Apa hubungan dia dengan LA? Bukankah ia tinggal di San Francisco! Bagaimana mungkin dari San Francisco menjulurkan tangan sampai ke LA? XX pun mengambil US$ 40 ribu ini. Ia katakan: “Untuk sementara taruh di tempat saya.” Sekali taruh langsung 26 tahun, mungkin XX sudah melupakannya, tapi mestinya masih ingat, sebab ia telah mengambil US$ 40 ribu dan bukan 4 dolar.
Berikutnya, Lianhua Shuqiu membuka sebuah restoran di LA, restoran ini bukan restoran kecil! Restoran besar, dan mempersemayamkan Dewa Bumi, ia mengundang XX untuk datang dan meresmikan rupang. Kemudian, XX berkomunikasi dengan Dewa Bumi, Dewa Bumi mengatakan, jika ingin bisnis restoran ini menjadi baik, salah satu syaratnya adalah, beberapa persen dari penghasilan restoran ini setiap bulannya mesti dipersembahkan kepada XX Temple di San Francisco. Mesti setiap bulan, berarti setiap bulan berutang kepada XX, di antara 5% sampai 10%, beberapa persen dari penghasilan harus dipersembahkan kepada XX Temple. Suatu hari, pada pertemuan yang ketiga, apa yang terjadi? Staf restoran tidak rukun, antara bos dengan staf juga tidak rukun, antara pemegang saham, restoran, dan pemilik terjadi cekcok, maka umat ini pun minta nasihat kepada XX. XX pun datang, dan berkomunikasi dengan Dewa Bumi, XX mengatakan persoalan ini sangat merepotkan, dan mesti diatasi. “Bagaimana cara mengatasinya?” Anda harus ambil paket homa atau paket sadhana. Lianhua Shuqiu bertanya: “Berapa tarif untuk satu kali homa?” , “Satu kali butuh US$ 100 ribu.” , “Butuh berapa kali homa?” XX menjawab: “Untuk masalah Anda ini bahkan 10 kali pun tidak cukup!” Coba kita hitung 10 kali homa, berapa jumlah biayanya? US$ 1 juta! Sang Singa pun membuka moncongnya, Amituofo! Lianhua Shuqiu sungguh tidak mudah, ada 2 pemegang sahamnya, satu orang merogoh kocek sebesar 60 ribu. Usai ikut paket homa, mereka kembali mohon petunjuk, XX mengatakan: “Kali ini Anda mesti membeli lompatan bintang!” Apa itu lompatan bintang? Saya tidak mengerti. Naik EVA Air saya hanya tahu ada makan malam angkasa berbintang. Lompatan Bintang milik XX, “Anda harus beli bintang besar dari saya, bintang yang paling besar di angkasa.” , “Berapa harganya?” , “US$ 138,000!” ia juga membelinya. “Kemudian, apa lagi yang harus dilakukan?” , “Masih ada, Anda mesti beli tanah, kelak tanah XX Temple akan dijual, berapa yang Anda beli?” XX memberitahunya, masih harus membeli satu rupang Buddha, yaitu satu rupang Buddha yang paling besar untuk altar yang baru, semua biayanya Anda yang harus tanggung. Baiklah! Ia juga menanggung biaya satu rupang Buddha, ia juga beli bintang paling besar.
◎ Ini ditulis oleh Lianhua Shuqiu dari LA, ia telah menghamburkan banyak uang, dan ia telah melakukan segalanya, dan akhirnya tidak ada hasil apa pun, bahkan lebih parah. Avalokitesvara Bodhisattva memberikan kebahagiaan kepada para insan, dan mengatasi penderitaan para insan, ini disebut maitrikaruna. Maitri berarti memberi kebahagiaan kepada para insan; Karuna berarti mengatasi penderitaan para insan. XX membuat orang menghamburkan uang, menghamburkan semua harta kekayaaan, dan menambahi penderitaan mereka, persoalan mereka tidak terselesaikan, malah lebih parah.
Jadi ia menulis surat untuk mengadu kepada saya, ini sama dengan tuntutan, ia mengatakan bahwa ia telah teperdaya oleh sindikat penipu. Coba Anda renungkan: “Apakah Mahaguru membuka tarif paket homa?” Seumur hidup saya ini tidak pernah buka tarif paket homa, tidak pernah! Coba Anda renungkan sendiri: “Apakah pernah memasang tarif US$ 100 ribu satu kali homa?” XX memasang tarif paket homa, satu kali homa butuh US$ 100 ribu. XX mengatakan, mengadakan sebuah upacara bisa meraup keuntungan lebih banyak dari ini. Ada satu ketika Lianhua Shuqiu mengatakan telah melakukan 2 kali homa, untuk homa ke-3 ia minta XX untuk lakukan, XX mengatakan tidak ada waktu, tidak ada waktu untuk homa ke-3. Apabila itu adalah saya, saya akan katakan ada waktu (Mahaguru tertawa), US$ 100 ribu! Waktu saya sangat luang! Bahkan tengah malam pun akan saya lakukan! Saya beritahu Anda, jam 3 malam pun, saya tidak akan tidur untuk membantu Anda. 100 ribu! Mana ada yang lebih menguntungkan dari ini? XX mengatakan ia tidak sanggup, XX mengatakan lebih baik adakan sebuah upacara. Lihatlah, bahkan 100 ribu pun tidak sudi, berapakah pemasukannya dalam sebuah upacara? Coba pikirkan, coba bantu dia menghitungnya, berapa banyak uang yang ia keluarkan? Lianhua Shuqiu mengatakan ia telah teperdaya oleh sindikat penipu. Dalam salah satu tulisannya, ia juga menuliskan bahwa Acarya Lianzi (蓮紫上師) mengatakan, berbohong adalah keahlian XX, keahliannya adalah berbohong. Pikirkanlah, bisa transaksi dengan Dewa Bumi, berapa persen penghasilan setiap bulannya yang mesti diserahkan kepada XX, apakah tindakan ini benar? Tidak benar! Yang demikian benar-benar parah!
◎ Seorang menantu laki-laki memberitahu ibu mertuanya: “Anda adalah ibu mertua yang paling cantik yang pernah saya jumpai, Anda lemah lembut dan mulia, serta sangat ramah.” Ibu mertua bertanya: “Kenapa kamu bicara sambil memejamkan mata?” Menantu menjawab: “Saya tidak boleh membuka mata tapi mengucapkan kata-kata buta (omong kosong)!” Benar-benar membuka mata sambil mengucap kata-kata buta. Ada sebuah cerita, sebuah kisah yang ditulis oleh Acarya Lianyan (蓮彥上師).
Di rumah seorang umat ada sarang lebah, XX berbicara dengan lebah itu, kali ini lebah yang muncul, ia berkomunikasi dengan seekor lebah. Sebenarnya ia minta regu pemadam kebakaran untuk mengambil sarang lebah itu, XX berkunjung dan berbicara dengan lebah. Ketika mendengar ban mobil pemadam kebakaran meletus di jalan, XX bertanya kepada lebah: “Kenapa ban mobil pemadam bisa meletus?” Lebah menjawab: “Itu perbuatan kami!” Saya hanya ceritakan sampai di sini. Lebah bisa menyengat ban mobil pemadam kebakaran sampai meletus? Benar-benar luar biasa! Anda percaya? Lebah mengatakan mereka yang lakukan, XX yang berkomunikasi dengan mereka. Semua orang tidak percaya. Sekalipun saya berpikir menggunakan kaki atlet, kaki pun mengatakan ia tidak percaya! Tapi masih saja ada yang percaya dia, benar-benar omong kosong!
Seorang putra mengatakan: “Papa, saya ingin beli Iron Man.” Papa menjawab: “Tidak boleh!” Kakek yang berada di samping, mengatakan: “Belikan untuk dia! Supaya dia tidak terus merengek.” Papa menjawab: “Anak mesti dengar ucapan ayahnya!” Kakek mengatakan: “Jadi kamu sudah dengar belum? Cepat belikan untuk dia!” Saya beritahu Anda, XX tidak pernah mau dengar. Lihatlah agama Buddha Tibet, mereka menyebut putra hati, putra dalam hatiku, putra hati mesti dengar ucapan siapa? Mendengar ucapan Mulacarya, benar tidak? Lianyan (蓮彥) dan Lianxi (蓮喜), ketika keduanya menerima upasampada, bhiksu Liankai langsung memberitahu mereka berdua, kalian jangan pergi ke Seattle. Jadi harus pergi ke mana? Pergi ke San Francisco saja.
Akhirnya, Lianyan dan Lianxi pergi ke Seattle, dan tidak mendengar ucapan bhiksu Liankai. Mereka langsung mencari Mulacarya, mencari Ayahnda Mulacarya. XX memberitahu Bhiksuni Lianyan (蓮言法師), “Saya ingin mereka berdua datang untuk menjadi asisten saya, tidak ada gunanya mereka ke Seattle, di tempat Guru Lu tidak ada apa pun yang bisa dipelajari. Di tempat saya ini ada sesuatu yang bisa dipelajari. Jika pergi ke tempat Guru Lu, tidak akan bisa berkembang, di tempat saya ini baru bisa berkembang.” XX memberitahu Bhiksuni Lianyan. Lihatlah, apakah putra semacam ini masih pantas untuk dipertahankan? Seorang putra mesti dengar kata-kata ayahnya, benar tidak? Sebagai putra, jika Anda tidak dengar ayah, maka Anda mau dengar siapa? Ayah mesti dengar kakek, saya adalah kakek, ia adalah ayah, tentu saja kakek lebih besar, putra lebih kecil! Putra ingin Lianyan dan Lianxi pergi ke tempat XX, akhirnya mereka berdua malah kemari, ke tempat saya di sini. XX hendak ambil keuntungan dari saya sang kakek, ia mengatakan pergi ke tempat kakek tidak ada masa depan, tidak bermanfaat, dan tidak ada apa pun yang bisa dipelajari. Semua materi ini ditransmisikan oleh saya kepada Anda, tentu saja Anda juga bisa mengubahnya, dan Anda mengubahnya tanpa persetujuan saya, apakah ini pantas sebagai seorang putra? Ia adalah putri, dan bukan putra. Mengucapkan kata-kata semacam itu, apakah ia pantas menjadi seorang putra? Bahkan ia mengatakan Guru Lu akan meninggal dunia pada usia 73 tahun. Mana boleh seorang putra mengatai bahwa ayahnya akan meninggal pada usia 73? Menurut saya, orang semacam itu, lebih baik tidak usah ada.
Tapi, saya sendiri mempunyai kegigihan. Saya tidak punya apa pun, tapi punya kegigihan, saya akan menegur Anda seumur hidup. (Tertawa) Ketahuilah, tidak ada habisnya. Saya ini punya kegigihan, setiap hari saya mesti menegur Anda, bahkan mesti menulis Anda, ini mesti disiarkan, dan juga siaran langsung melalui internet. Lihatlah, Anda telah menyalahi kakek, siapa Anda ini? Bahkan japamala Anda pun bisa terbang untuk menjalankan misi. Saya katakan bahwa celana dalam Anda pun bisa terbang untuk menjalankan misi! Benar tidak? Begitu Acarya Dehui (德輝上師) mendengarnya, ternyata demikianlah yang dimaksud dengan ‘Memenuhi Dharmadhatu’, bahkan celana dalam pun bisa terbang menjalankan misi. Padahal diri sendiri yang menghilangkan japamala, dan setelah ketemu, sdri. Jiaxin mengatakan: “Anda telah menemukan japamala itu!”, XX menjawab, japamala saya ini terbang untuk menjalankan misi. Menurut saya, celana dalam XX bisa terbang menjalankan misi! Kelak jika melihat ada celana dalam terbang di angkasa, jangan merasa heran, itu adalah celana dalam XX yang sedang menjalankan misi. Sungguh memalukan!
Membicarakan kelebihan kekasih saya, sungguh terlampau banyak, ia ceria, tampan, humoris, teliti, pandai, dan romantis. Pertanyaannya, apakah ia punya kekurangan? Tentu saja punya kekurangan, yaitu ia belum kenal saya. Saya beritahu Anda, saya sungguh tidak kenal XX, jangan kira XX yang selalu mengatakan bahwa semua serba: “Mahaguru yang bilang.” No! XX tidak pernah memberitahu saya apa yang sedang ia lakukan. Selama 16 tahun ini, setelah saya keluar dari pertapaan, XX tidak pernah memberitahu saya apa yang ia kerjakan. Sebelum saya bertapa, XX juga tidak pernah memberitahu saya apa yang ia kerjakan, selalu secara sembunyi-sembunyi, dan pasti ada kegelapan yang disembunyikan. Untuk apa Anda sembunyi-sembunyi? Apa yang telah Anda lakukan, bukankah lebih baik Anda memberitahu saya? Sembunyi-sembunyi, selama 20 - 30 tahun tidak pernah memberitahu saya apa yang sedang ia kerjakan, apakah yang semacam ini masih seorang putra? Oleh karena itu, dalam belajar Buddha, kita mesti ingat, mesti ada silsilah, seperti saya, memiliki silsilah Kagyudpa, Karmapa, Milarepa, Gampopa, Gyalwa Karmapa pertama: Dusum Khyenpa, terus sampai Gyalwa Karmapa ke-16, terus sampai kepada Mahaguru, inilah silsilah Kagyudpa. Kita memiliki silsilah, saya menghormati Guru saya sendiri, tiap kali Berdharmadesana sudah pasti bersembah puja kepada Bhiksu Liaoming, Guru Shakya Zhengkong, Gyalwa Karmapa ke-16, dan Guru Thubten Dhargye, apabila ada satu kali saya tidak bersembah puja, berarti saya bukan Mahaguru. (Hadirin bertepuk tangan) Inilah silsilah Tantra, merupakan silsilah transmisi Dharma saya. Semua mesti ingat, kita mesti percaya pada yang memiliki silsilah, jangan percaya kepada yang telah memutuskan silsilah dan tidak ada silsilah. Ini sangat penting. Seringkali di atas Dharmasana saya memberitahu Anda semua, bukalah mata kalian lebih lebar, siapa yang sedang mengeruk uang? Bukalah mata lebih lebar, siapa yang sedang berupaya menduduki wilayah kekuasaan? Bukalah mata lebih lebar, siapa yang telah memutus silsilah? Semenjak ditahbiskan menjadi Acarya, XX tidak pernah melaporkan apa pun yang ia kerjakan, bahkan juga tidak menghormati Mulacarya, termasuk semua orang di bawahnya juga tidak menghormati Mulacarya, seperti Liankai, malah menghina. Saya mengatakan ini semua, ini merupakan aspirasi seumur hidup ini, saya akan terus menegur Anda.
Om Mani Padme Hum.