2017-04-08 Thaye Dorje dan Ogyen Trinley Keduanya Merupakan

TitisanGyalwa Karmapa ke-16

undefined

Ceramah Lamdre ke-64 oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Homa Cundi Bhagavati ( Zhunti Fomu - 準提佛母 ), 8 April 2017 di Taiwan Lei Tsang Temple

Terlebih dahulu marilah kita bersembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Zhengkong, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna Mandala, sembah puja pada Adhinatha Homa hari ini: Cundi Bhagavati.

Gurudara, Thubten Ksiti Rinpoche, para Acarya, Dharmacarya, Bhiksulama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet. Tamu agung yang hadir hari ini, Setjen Pemerintah Provinsial Taiwan: Bpk. Zheng Pei-fu dan istri Ibu Han Wu-zhen. Akademisi Academy of Sinica Prof. Zhu Shi-yi dan istri Ibu Chen Wen-wen. Anggota legislatif Tainan: Cai Wangquan. Direktur Bedah Plastik Chung Shan Medical University Hospital Profesor Zheng Senlong. Segenap anggota Tim Profesor Doktor dan Tim Medis Zhenfo Zong. Pimpinan Ching Yi Biotech Co. Ltd: Bpk. Wu Guan-de. Manajer Umum Pacific Island Club Guam di Taiwan Sdri. Zheng-yi. Ketua Vihara Avalokitesvara Huatuo Kaohsiung: Sdri. Ma Huaying. Lin Hengwei juara kejuaraan jalan cepat seluruh Taiwan. ‘My university classmates’ Bpk. Zhu Jinshui dan istri Chen Zexia. Ketua umum Lotus Light Charity Society Acarya Changren, ketua Lotus Light Charity Society wilayah Taiwan Bpk. Li Chun-yang. Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Ya-qi. Produser Sembilan Tingkat Dzogchen, Diktat Hevajra, Ulasan Risalah Agung Tahapan Jalan Tantrayana, Lamdre dan Sutra Paribodhi: Acarya Lianyue (蓮悅上師), dan pembawa acara: Acarya Lianhai (蓮海上師) dan Sdri. Peijun.  ‘My sister’ Ibu Lu Sheng-mei, ibu Lu Guoying and her husband’ Bpk. Li Hetong. Terima kasih atas kedatangan Anda semua untuk menghadiri upacara di Taiwan Lei Tsang Temple. 

Selamat sore semuanya! Apa kabar semuanya? (Bahasa Taiwan) Selamat sore semuanya! Apa kabar semuanya? (Bahasa Mandarin) Apa kabar? Apa kabar semuanya? (Bahasa Kanton) Good afternoon! (Bahasa Inggris: Selamat sore) Domou Konnichiwa! (Bahasa Jepang: Apa kabar?) Sawadika! (Bahasa Thailand: Apa kabar?) Kam-sam-ni-da! (Bahasa Korea: Terima kasih) Selamat siang dan selamat petang! (Mahaguru mengucapkan dalam Bahasa Indonesia) Saude! (Bahasa Portugis: Semua sehat) Merci! (Bahasa Perancis: Terima kasih) Bonjour! (Bahasa Perancis: Apa kabar?) Hola Amigo! (Bahasa Spanyol: Apa kabar?) Te quiero mucho! (Bahasa Spanyol: Aku cinta kamu!) 


Hari ini kita melakukan upacara homa Cundi Bhagavati, Sadhana Istadevata Cundi Bhagavati sangat umum dalam Tantra Tiantai, Tantra Tiongkok, dan Tantra Timur, tentu saja dalam Tantra Tibet ada juga yang menekuninya, namun hanya sedikit. Sebelum mengulas mengenai Cundi Bhagavati, terlebih dahulu melaporkan sebuah hal, Gyalwa Karmapa ke-17 ada 2 orang, yang satu adalah Ogyen Trinley yang diakui oleh Dalai Lama dan Tiongkok, ia juga diidentifikasikan oleh Tai Situ Rinpoche. Selain itu, salah satu dari empat Dharmaraja agung, yaitu: Shamar Rinpoche mengidentifikasi seseorang, yaitu Thaye Dorje di Bhutan, ia juga adalah Gyalwa Karmapa ke-17, sebenarnya keduanya berada di India. Vihara Rumtek didirikan oleh Gyalwa Karmapa ke-16, karena Gyalwa Karmapa ke-17 ada dua orang, sepertinya keduanya tidak masuk Vihara Rumtek. Berita baru-baru ini mewartakan, Thaye Dorje di Bhutan yang diidentifikasi oleh Shamar Rinpoche kembali ke kehidupan awam untuk menikah dengan teman masa kecilnya, internet, televisi, dan berbagai media mewartakan kabar pernikahan mereka, semua sangat terkejut, “Apa yang dilakukan oleh Gyalwa Karmapa ke-17 Thaye Dorje?”, untuk membedakan kedua Buddha Hidup ini, yang satu wajahnya lebih putih, yang satu lebih hitam, yang lebih hitam adalah Ogyen Trinley, dan yang lebih putih adalah Thaye Dorje.

Di Tibet memang sudah ada pertikaian keagamaan, pertikaian antara Kayud dan Gelug sangat hebat, sebab ketika Gelug hendak berdiri, saat itu kekuasaan dipegang oleh Kagyud, kemudian kedua aliran ini berselisih, Kagyud kalah dan mundur sampai ke Bhutan. Oleh karena itu, sebagian besar Lama atau Rinpoche di Bhutan adalah Kayud. Tentu saja Gyalwa Karmapa ke-17 adalah Kagyud, silsilah Kagyud berasal dari Tilopa, Naropa, Marpa, Milarepa, Gampopa, Gyalwa Karmapa pertama: Dusum Khyenpa, kemudian ditransmisikan terus sampai ke Gyalwa Karmapa ke-17. Ada satu yang telah menikah, dan yang satu tidak menikah, semua orang langsung membahasnya, apakah menikah itu benar atau salah.

◎ Sebenarnya, di antara keempat aliran utama, hanya Gelug yang berpandangan tidak melatih Yabyum; Sedangkan aliran yang lain seperti Kagyud, semua mesti bergantung kepada Karma Dakini untuk mencapai Kebuddhaan; Sakyapa ditransmisikan pada putra, tentu saja menikah, sebagian besar pimpinan tertinggi Sakyapa menikah, Jigdal Dagchen Sakya Rinpoche di Seattle juga mempunyai sangyum. Selain itu, sebagian besar Nyingmapa menganjurkan pelatihan Yabyum, juga mesti bergantung kepada Karma Dakini untuk mencapai Kebuddhaan. Kagyud mengutamakan Cakrasamvara, juga tergolong sebagai Yabyum, pelatihan Mahamudra mereka pada akhirnya mesti ada Karma Dakini, baru bisa mencapai Kebuddhaan dalam kehidupan saat ini. Ada satu aliran di Tantra Tibet yang berpandangan demikian. Oleh karena itu, menikahnya Gyalwa Karmapa ke-17, menurut saya bukan apa-apa. Guru saya, Gyalwa Karmapa ke-16 tidak menikah, namun Gyalwa Karmapa ke-15 menikah, dan sekarang Gyalwa Karmapa ke-17 menikah, hal ini bukan apa-apa, sebab Gyalwa Karmapa ke-15 juga menikah, benar tidak? Jika Anda tidak menikah, itu urusan Anda sendiri, jika Anda menikah, itu juga urusan Anda sendiri, keduanya memang berbeda.

undefined

Selain itu, sepengetahuan saya, Panchen Lama ke-10, saat berada di Beijing, beliau menikah dengan seorang gadis Beijing. Sebenarnya, coba Anda renungkan, Rinpoche teragung di Gelug, ada dua, Tibet Depan adalah Dalai Lama, dan Tibet Belakang adalah Panchen, Panchen Lama ke-10 terus berada di Beijing, kemudian beliau kembali ke Tashi Lhunpo Monastery di Tibet. Di Beijing beliau menikah, beliau punya seorang anak, anaknya bersekolah di LA, dan menjadi pasangan kekasih dengan putra dari siswa saya. Siswa saya tinggal di Puli, dia punya seorang putra, dan putranya adalah kekasih dari putri Panchen Lama ke-10. Panchen Lama ke-10 bersama dengan istrinya orang Beijing, dan putrinya, mereka bertiga foto bersama, dan saya memasang foto mereka di dalam kamar saya di Taman Arama Zhenfo di Seattle. Panchen Lama ke-10 menikah. Ada dua Rinpoche agung, yang satu adalah Dalai, dan yang satu adalah Panchen, dan Panchen Lama ke-10 menikah. Sekarang adalah Panchen Lama yang ke-11, dan Dalai Lama adalah yang ke-14.

◎ Saat itu, ada dua Gyalwa Karmapa ke-17, yaitu Ogyen Trinley dan Thaye Dorje, sebenarnya asli atau palsu, tanyakan pada Mahaguru, maka Anda akan tahu. Saya beritahu Anda semua, keduanya asli, bagaimana mungkin keduanya asli? Sebenarnya ini tidak mengherankan, sebab ada kemungkinan seorang Buddha Hidup mencapai keberhasilan yang sangat tinggi, sehingga emanasinya sangat tinggi. 

Ambil contoh Avalokitesvara Bodhisattva, Dalai Lama adalah emanasi dari Caturbhujalokesvara, Karmapa juga adalah emanasi Caturbhujalokesvara, Caturbhujalokesvara bisa beremanasi menjadi dua, Mahasiddha dapat beremanasi menjadi dua, tiga, empat, lima, bahkan tak terhitung banyaknya. Lihatlah Mahabala Vajra dan Avalokitesvara Bodhisattva, yang manakah tidak beremanasi menjadi tak terhitung banyaknya? Vairocana, bukankah emanasinya tak terhingga banyaknya? Paling tidak menjadi 3 emanasi, ada tubuh, ucapan, dan pikiran, yang satu adalah emanasi dari tubuh, yang satu adalah emanasi ucapan, dan yang satu adalah emanasi pikiran, tiga jenis emanasi, paling tidak ada 3. Seperti Guru Padmasambhava, Beliau emanasi siapa? Beliau adalah emanasi dari Shakyamuni Buddha, Amitabha Buddha, dan Avalokitesvara Bodhisattva, tiga beremanasi menjadi satu. Mahabala Vajra, emanasi siapa? Sebelumnya telah saya beritahukan, Beliau adalah emanasi Padmakumara, Beliau bersemayam di tubuh saya, bukankah dengan demikian Beliau adalah emanasi Padmakumara? Beliau juga merupakan emanasi Ksitigarbha Bodhisattva, Ksitigarbha Bodhisattva beremanasi menjadi enam duta, salah satunya adalah Mahabaladuta atau Mahabala Vajra, Beliau adalah emanasi dari Ksitigarbha Bodhisattva. Emanasi Ksitigarbha Bodhisattva ada sangat banyak. Vajradamstra Bodhisattva dan Vajraketu Bodhisattva adalah emanasi Ksitigarbha Bodhisattva, emanasinya sangat banyak. Avalokitesvara Bodhisattva paling tidak ada 32 emanasi, emanasi-Nya sangat banyak.

◎ Membahas perihal emanasi, emanasi Mahadewi Yaochi juga sangat banyak, seperti sdri. Xiuji dari Perancis, Dia adalah emanasi Mahadewi Yaochi, Mahadewi Yaochi beremanasi menjadi satu tubuh, seperti Acarya Lianci (蓮慈上師) dari Vancouver juga merupakan emanasi dari Mahadewi Yaochi. Beliau beremanasi menjadi sangat banyak, oleh karena itu keberadaan dua Buddha Hidup dengan nama yang sama juga merupakan suatu hal yang lumrah, semua adalah yang ke-17, kita juga tidak perlu mengomentari yang mana yang benar dan mana yang salah, mana yang asli dan mana yang palsu, jangan sembarang menghakimi. Sesungguhnya, menurut Mahaguru, keduanya adalah Gyalwa Karmapa ke-17. Mengenai apakah Dia ingin menikah atau hendak menikah berapa kali, itu adalah urusan pribadinya. Benar tidak ? Dia menikah dengannya, berarti menuntun dia! Dia menikah beberapa kali berarti menuntun banyak orang! Gurudara, tentu saja Gurudara di masa lampau, Gurudara di kehidupan saat ini, dan Gurudara di kehidupan mendatang.

Cundi Bhagavati sangat agung, Sadhana Cundi Bhagavati saya ini ditransmisikan oleh Acarya Pufang (普方上師) dari Shezidao Taipei Taiwan. Dulu Acarya Pufang juga memberikan sebuah cermin Cundi kepada saya. Cundi Bhagavati mempunyai dua dayaka, yaitu dua Raja Naga. Tubuh Cundi Bhagavati berwarna kuning muda, Dia adalah Bhagavati agung yang bermata 3 dan berlengan 18, mengenakan mahkota ratna, dan di tengah mahkota ratna terdapat sebuah nirmanakaya Buddha, lengan Bhagavati mengenakan gelang untaian permata, mengenakan jubah surgawi berwarna putih. Mudra yang dibentuk di tengah, adalah Dharani Mudra yang mesti saya bentuk sebelum memperagakan tarian mudra, mudra yang pertama kali dibentuk adalah Dharani Mudra. Dharani Mudra adalah Mudra Cundi, oleh karena itu aliran yang dibentuk oleh Acarya Pufang disebut Aliran Dharani (Zongchipai), dan Cundi Bhagavati menjadi Adhinatha utama. Dharmayudham yang dipegang oleh-Nya, mulai dari kanan searah jarum jam, antara lain: Ratnadhvaja sesuai harapan, padma, kundika, pasa, cakra, sankha, ratnakalasa, Prajnapitaka, ratnavitana, vajra, ankusa, parasu, buah surgawi, japamala, Prajnakhadga, Abhaya Mudra, seluruhnya berjumlah 18 lengan. Sepasang tangan di tengah membentuk Mudra Cundi. Ada dua Raja Naga sebagai dayaka, keduanya berada di bawah padmasana, yaitu: Raja Naga Nanda, dan Raja Naga Upananda.

Cundi Bhagavati memiliki dua mulabhumi, ada yang berpendapat bahwa Mahavairocana Tathagata adalah mulabhumi-Nya, ada juga yang mengatakan bahwa Shakyamuni Buddha adalah mulabhumi-Nya. Parivar dari Cundi Bhagavati adalah Astamahabodhisattva, kita sering melafal Nama Agung Astamahabodhisattva: Avalokitesvara Bodhisattva, Maitreya Bodhisattva, Akasagarbha Bodhisattva, Samantabhadra Bodhisattva, Vajrapani Bodhisattva, Manjusri Bodhisattva, Sarvanivaranaviskambhin Bodhisattva, dan Ksitigarbha Bodhisattva. Cundi bermakna suci tiada tara, Bhagavati berlengan 18, bermata 3, gelar Tantra Beliau adalah Vajra Terunggul, Vajra Sesuai Harapan, dan Vajra nan Suci. Oleh karena itu, dalam Zhenfo Zong, Cundi Bhagavati dapat dijadikan sebagai Istadevata sekaligus Dharmapala. Anda yang menekuni Sadhana Cundi Bhagavati, dapat menjadikan Cundi Bhagavati sebagai Istadevata, juga bisa menjadikan Cundi Bhagavati sebagai Dharmapala, Vajra Terunggul adalah gelar Vajra Beliau, gelar sebagai Dharmapala; Vajra nan Suci adalah gelar sebagai Istadevata; Ada juga gelar Vajra Sesuai Harapan, 18 lengan-Nya dapat memberi anugerah kepada para insan, supaya segalanya sesuai harapan. Mudra-Nya adalah Dharani Mudra, ada wujud, ada mantra: “Om. Zheli Zhuli. Zhunti. Suoha.” Beliau mempunyai mantra panjang dan mantra pendek.

undefined

◎ Setelah saya hijrah ke Amerika, saya ingat, sekitar 7 tahun kemudian, pertama kalinya kembali ke Taiwan, upacara pertama yang diselenggarakan di Stadion Taoyuan adalah Abhiseka Divyacaksu, atau Abhiseka Mata Ketiga dari Cundi Bhagavati. Ini merupakan abhiseka yang sangat istimewa. Anda memejamkan mata, kemudian melihat menggunakan Prajnacaksu di tengah ini, maka yang Anda lihat adalah pengelihatan sejati, benar-benar melihat. Saat itu di Stadion Taoyuan memberikan Abhiseka Mata Ketiga, itu adalah peristiwa bertahun-tahun yang lalu, Abhiseka Mata Ketiga. 

18 Dharma Avenika Cundi adalah 18 Dharma Avenika dalam pustaka dari Shakyamuni Buddha atau Mahaprajnapramitasastra, yaitu: Tubuh tanpa cela, ucapan tanpa cela, pikiran tanpa cela, tiada pemikiran keliru, tiada kekacauan batin, tiada ketidakrelaan, Rajasaniruddha, ketekunan tidak pernah padam, Smrtianiruddha, Prajnaaniruddha, Moksaanirudha, Nastivimuktihanih, segala aktivitas tubuh berdasarkan Prajna, segala ucapan berdasarkan Prajna, segala pikiran berdasarkan Prajna, memiliki kebijaksanaan tanpa rintangan untuk mengetahui kehidupan lampau, memiliki kebijaksanaan tanpa rintangan untuk mengetahui kehidupan mendatang, dan memiliki kebijaksanaan tanpa rintangan untuk menyadari kehidupan saat ini, kesemuanya berjumlah 18. Cundi Bhagavati sungguh luar biasa, Cundi Bhagavati adalah yang terunggul, juga suci, memenuhi harapan, Ia adalah Istadevata yang sangat baik, Istadevata dari Acarya Pufang adalah Cundi Bhagavati.

◎ Hari ini melakukan homa Cundi Bhagavati, kita akan teringat Acarya Pufang, pustaka tata ritual yang Beliau berikan kepada saya adalah Tata Ritual Cundi Bhagavati. Dulu saya sering lafal: “Namaskara dan bersarana kepada Susiddhi, sembah puja kepada Mahacundi Bhagavati.”, ini adalah pelafalan dari Acarya Pufang, apa itu Susiddhi? Sila dan vinaya. Kenapa mesti bersarana kepada sila dan vinaya? Sebab, sebelum Shakyamuni Buddha Parinirvana, “Kelak mesti berguru kepada siapa?” Sang Buddha menjawab: “Jadikan sila sebagai Guru.” Jika bukan bersarana kepada sila, Anda bersarana kepada siapa? “Namaskara dan bersarana kepada Susiddhi, sembah puja kepada Mahacundi Bhagavati.” Inilah yang diucapkan oleh Acarya Pufang.

undefined

Kita lanjutkan sejenak pengulasan Lamdre, saya bacakan teks terlebih dahulu: “Lokuttaramarga, menyaksikan Aryastyam di atas bhumi pertama.” Setelah membaca sepenggal kalimat ini, Anda akan merasa tidak tahu apa yang sedang dibicarakannya, sebenarnya apa yang sedang dibahas, “Lokuttaramarga” yaitu: “Menyaksikan Aryastyam di atas bhumi pertama, lebih mengutamakan melakukan aktivitas berlandaskan hati, meski demikian, masih ada sedikit klesha yang mesti dipotong, bhavana untuk memotong klesha, dan merenungkan perbedaan, hanya merintangi perjalanan mencapai bhumi di atasnya, tidak berdaya untuk menghasilkan penderitaan tumimbal lahir; Selain itu, karena jodoh karma tidak dihasilkan, maka dapat mewujudkan suatu hal yang diinginkan berdasarkan kekuatan ikrar. Diumpamakan Mimamsate-marga, ibarat tukang kayu yang membuat roda, tiap porosnya mesti berputar dengan lancar, jika seirama maka roda dapat berputar, jika tidak seirama, maka tidak akan bisa berputar, dan mesti dilakukan perbaikan.”, sebenarnya apa yang dibicarakan dalam bagian ini? Harus seperti Mahaguru, pernah menekuninya dan mengalaminya baru bisa mengulasnya, apabila tidak pernah menekuninya, dan tidak pernah mengalaminya, maka tidak akan bisa mengulasnya sama sekali. Sebab cara pengungkapannya dengan bahasanya sama sekali tidak sesuai, tentu saja Shakya Pandita menulisnya dalam Bahasa Tibet, dan Lamdre ini diterjemahkan dengan berdasarkan apa yang ditulis oleh Shakya Pandita, bagaimana mungkin penulisan kata-kata yang diterjemahkan seperti ini dapat dipahami? Ini semua ditulis supaya Anda tidak paham, karena tidak terpahami barulah rahasia, dan karena rahasia, maka barulah orang akan datang untuk mendengarnya. Untunglah Mahaguru mengetahui rahasia ini, sehingga dapat mengulasnya untuk kalian, tidak ada guru lain yang mengulasnya untuk Anda. 

Dalam Buddhisme ada dua macam Dharma,  yaitu lokiyadharma dan Lokuttaradharma, lokiyadharma antara lain membahas etiket, moralitas, hati nurani, dan kemampuan intuitif, ini semua tergolong dalam lokiyadharma. Shakyamuni Buddha juga pernah mengisahkan sebuah cerita, ada seorang istri yang selalu mengurusi suami, Shakyamuni Buddha membabarkan Dharma kepadanya, dan membabarkan banyak lokiyadharma kepadanya. Seorang menantu yang tidak berbakti datang menghadap Shakyamuni Buddha, maka Shakyamuni Buddha membabarkan ajaran ibarat ajaran kewajiban moral bagi seorang wanita, semua ini tergolong dalam lokiyadharma. “Lokuttaramarga” berarti Anda mesti membebaskan diri sendiri, merupakan Lokuttaramarga untuk meninggalkan dunia saha dan mencapai keberhasilan Negeri Buddha, sebuah metode untuk mencapai empat tingkat kesucian, ini semua disebut Lokuttaradharma. Yang disebutkan dalam buku ini, “Menyaksikan Aryastyam di atas bhumi pertama.”, dalam Buddhadharma ada lima, “Sambharamarga, Prayogamarga, Darsanamarga, Bhavanamarga, dan Parayana.”, bhavana dilakukan sesuai dengan lima anak tangga ini, Sambharamarga adalah latihan memupuk berkah dan moralitas, Prayogamarga adalah semua tahap awal dalam sadhana, kemudian adalah Darsanamarga yang berarti telah memahami kebenaran alam semesta, Anda telah memahami pembebasan dan Nirvana, Anda telah melihat, Anda telah tercerahkan, ini disebut Darsanamarga.

“Menyaksikan Aryastyam di atas bhumi pertama.”, semua yang melihat kebenaran di atas Aryasatyam Bodhisattva tergolong sebagai Darsanamarga, meski Anda telah melihat, atau Anda telah tercerahkan memahami hati, “Lebih mengutamakan melakukan aktivitas berlandaskan hati.”, sebab Anda telah melihat semua kebenaran dunia, Anda telah tercerahkan, maka saat itu Anda tidak lagi berperilaku dengan berlandaskan tubuh jasmani, tidak melakukannya dengan berlandaskan lokiyamarga, lebih banyak berlandaskan pada batiniah, inilah yang disebut utama, saat itu, “Lebih mengutamakan melakukan aktivitas berlandaskan hati.”, Anda melakukan sesuatu dengan berlandaskan batiniah; “Meski demikian, masih ada sedikit klesha yang mesti dipotong, bhavana untuk memotong klesha, dan merenungkan perbedaan.” Saat itu Anda mencapai Darsanamarga, meski telah memotong klesha, namun klesha masih belum terpotong habis. Seperti: “Mencerahi tiada suatu yang diperoleh, memotong habis klesha.” Karena Anda telah memahami bahwa di dunia ini tiada suatu yang dapat diperoleh, oleh karena itu segala kerisauan batin tidak bermanfaat, maka semua klesha mesti dipotong habis. Mencerahi tiada suatu yang diperoleh, memotong habis klesha, Anda semua mesti ingat kalimat ini, karena Anda mencerahi tiada suatu yang diperoleh, maka Anda memotong habis semua klesha. Apabila dalam hal duniawi ada suatu yang Anda peroleh, Anda tidak akan bisa memotong habis klesha, apakah Anda semua memahami penjelasan ini? 

Karena Anda telah memahami dunia ini, maka biarkanlah, tidak masalah, tidak apa, semua boleh saja, itu artinya memahami tiada suatu yang diperoleh. Seseorang pinjam uang dan tidak mengembalikannya, Anda mengatakan tidak masalah! Tidak apa, terserah dia, apa pun tidak penting, ini merupakan sebuah fenomena yang muncul dari pencerahan akan tiada suatu yang diperoleh, uang digunakan bersama, jika saya sudah tidak bisa menggunakannya, maka lebih baik bila digunakan oleh orang lain, sekalipun orang lain menggunakannya, belum tentu bisa memperoleh sesuatu, semua adalah sunya! Karena Anda telah mencerahinya, segalanya tiada suatu yang diperoleh, saat itu kerisauan batin sudah sangat sedikit. Di sini dikatakan: “Masih ada sedikit klesha yang mesti dipotong, bhavana untuk memotong klesha, dan merenungkan perbedaan.” Berarti klesha belum terpotong habis. Meskipun Anda telah melihat Bodhi, telah tercerahkan, namun klesha masih ada! Misalnya, seseorang menghujat Anda dengan beberapa patah kata, maka timbul kerisauan dalam hati Anda, “Kenapa menghujat saya? Padahal saya tidak bersalah!”

◎ Sebenarnya setiap insan punya salah, tidak ada yang tidak punya salah. Kelahiran Anda di dunia ini, Shakyamuni Buddha telah mengatakan yaitu untuk membayar utang karma, membayar utang karma berarti bertujuan untuk mengikis karmavarana Anda, inilah maknanya. Meski Anda telah tercerahkan, namun Anda masih ada: “Masih ada sedikit klesha yang mesti dipotong, bhavana untuk memotong klesha, dan merenungkan perbedaan.”, Anda masih punya sedikit citta-vikalpa (batin yang membedakan).

(Bersambung)

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。