2015-12-19 Kontemplasi Prabha di Cakra Ajna, Cakra Anahata dan Cakra Manipura
Ceramah Sadhana Dzogchen ke-188 oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Api Homa Mahavairocana Tathagata, Sabtu 19 Desember 2015 di Taiwan Lei Tsang Temple
Sembah puja pada Para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Zheng-kong, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna mandala, sembah puja pada Adhinatha Api Homa hari ini : Mahavairocana Tathagata.
Gurudara, Tubten Ksiti Rinpoche, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet, para tamu agung, Sekretaris Jenderal Coordinating Committee for North American Affairs, Executive Yuan Dubes Daniel T.C. Liao dan istri sdri. Judy. Akademisi Academy of Sinica Prof. Zhu Shi-yi dan istri Ibu Chen Wen-wen, Sekretaris Jenderal Pemerintah Provinsial Taiwan : Bpk. Zheng Pei-fu dan istri Ibu Han Wu-zhen,
Anggota Dewan Legislatif Yuan Kabupaten Nantou : Bpk. Ma Wen-jun, Anggota Legislatif Kota Tainan : Cai Wang-quan, Anggota Legislatif Kota Gaoxiong ( terdahulu ) : Bpk. Xu Rong-yan, Direktur Bedah Plastik Chung Shan Medical University Hospital Profesor Zheng Sen-long, Tim Profesor doktor Zhenfozong, Ketua umum Lotus Light Charity Society Acarya Changren, Anggota Legislatif Kota Tainan : Cai Wang-quan, Ketua Lotus Light Charity Society wilayah Taiwan Bpk. Li Chun-yang, Jenderal Manajer Ching Yi Biotech Co. Ltd. Sdri. Zhang Yu-zhen, my university classmates Bpk. Zhu Jinshui dan istri, Datuk dari Malaysia : Bpk. Li Haian dan istri Datin Li Jing, serta putrinya Li Qi. Jenderal Manajer Pacific Island Club Guam di Taiwan Sdri. Zheng-yi, Manajer Umum V&H Investment & Finance Corporation : Sdri. Yang Wenqi dan Komisaris : Bpk. Zhang Zirong, aktris Taiwan : Sdri. Hong Rong, anggota grup musik Bondo dari Taiwan : Sdr. Ye Tingyu, Produser Sembilan Tingkat Dzogchen, Diktat Hevajra, dan Ulasan Risalah Agung Tahapan Jalan Tantrayana - Acarya Lianyue dan pembawa acara Sdri. Pei-jun, Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Ya-qi, My sister Ibu Lu Sheng-mei.
Terima kasih kepada Datuk dari Malaysia, Bpk Li Haian yang telah berdana untuk konsumsi sebesar NT 100 ribu, Perusahaan Li Po berdana untuk konsumsi sebesar NT 100 ribu, Sdr. Huang Jinxin dari Yayasan Di Sheng berdana NT 100 ribu untuk konsumsi. Terima kasih semuanya ! Selamat siang semua ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Taiwan ) Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Mandarin )
Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Kanton ) Selamat siang dan selamat petang ( Bahasa Indonesia dan Malaysia ) Ogenki desuka ! ( Bahasa Jepang : Apa kabar ) Kamsamnida ! ( Bahasa Korea : Terima kasih ) Sawadika ! ( Bahasa Thai : Apa kabar ) Hola Amigo ! ( Bahasa Spanyol : Apa kabar )
◎ Hari ini ada beberapa hal yang perlu diberitahukan kepada Anda semua, ada yang bertanya kepada Mahaguru : “Acarya Liu Wenqing menekuni bhavana, setelah beliau Parinirvana, kemudian dikremasi, menghasilkan sangat banyak sarira dan sarira vajra, beliau telah mencapai keberhasilan, apakah nama Kebuddhaannya ?” Saya ingat, di masa kehidupan Sang Buddha, Sang Buddha pernah mengatakan, nama Buddha sesuai dengan afinitas Dharmanya, Buddha dipanggil sesuai dengan afinitas Dharma-Nya, Buddha juga dijuluki berdasarkan keberhasilan yang telah dicapai-Nya. Kelak dalam Zhenfozong ada sangat banyak yang mencapai Kebuddhaan, apabila ditanyakan satu-persatu, luar biasa, akan muncul sangat banyak Buddha.
◎ Oleh karena itu, Kebuddhaan dalam Zhenfozong, semua disebut dengan nama yang sama, yaitu Padmaprabha Buddha ( Huaguang Fo ). Seperti Acarya Yimin dari Montreal Kanada yang juga telah mencapai keberhasilan, beliau juga disebut sebagai Padmaprabha Buddha, semua siswa Zhenfo yang telah mencapai Kebuddhaan disebut sebagai Padmaprabha Buddha.
Ada juga yang bertanya kepada saya : “Karena masalah kesehatan di usus, maka Acarya Liu Wenqing jatuh sakit, bagaimana mungkin beliau mencapai Kebuddhaan ?” Sesungguhnya, saat seseorang sedang sakit, batinnya tidak akan bercabang ke mana-mana, tidak akan menjalin afinitas duniawi, beberapa tahun ini, setiap hari beliau mengerjakan tugas sadhana dengan sepenuh hati, tidak pernah berhenti, meskipun kondisi fisik sedang tidak baik, namun tubuhnya telah termurnikan, beliau juga tidak menyebar rumor kemana-mana, sehingga karma ucapan telah termurnikan. Apa lagi ? Setiap hari beliau hanya memikirkan Buddha, Buddhadharma, melafal sutra, menjapa mantra, bersadhana, tidak pernah berhenti, sehingga pikirannya termurnikan. Asalkan tubuh, ucapan dan pikiran termurnikan, maka beliau dapat bertransformasi menjadi Buddha.
Beberapa tahun ini beliau sangat tekun. Sebelum beliau jatuh sakit, tulisan kaligrafinya sangat indah, beliau menulis Sutra Ksitigarbha, juga menulis banyak sila, setiap hari beliau menyalin sutra, pikirannya dipenuhi dengan aktivitas menyalin sutra, pikirannya telah termurnikan. Semenjak usia 50 tahun, hingga 90 tahun, dalam masa 40 tahun ini beliau telah sepenuhnya menghentikan aktivitas seks. Setiap hari beliau menyalin sutra, melafal sutra, menjapa mantra, melakukan api homa, dan tidak pernah berhenti sehari pun, tugasnya sangat ketat, tubuh, ucapan dan pikirannya sepenuhnya murni, oleh karena itu beliau bisa mencapai keberhasilan. Beliau menghasilkan sarira vajra yang sangat langka, sarira vajra yang sangat besar. Kelak orang yang mencapai keberhasilan dalam Zhenfozong, kita menyebut mereka semua sebagai Padmaprabha Buddha.
◎ Minggu lalu memimpin Upacara Argam Puja Raja Pundarika di Hong Kong, semua yang hadir telah menyaksikan di arena ada beberapa hal istimewa. Yang pertama, sebelumnya Mahaguru tidak pernah naik nagavahana, saat itu Mahaguru naik nagavahana yang didorong oleh Empat Vajra, ini merupakan kreativitas, kita semua yang melihatnya merasa sangat baik, saya sendiri merasa, berdiri di atas nagavahana memiliki jangkauan pandang yang sangat luas, bisa melihat semua umat, sangat bersukacita. Yang kedua, ada tarian 27 jurus Vajravarahi, ini juga sangat istimewa, ditarikan oleh Acarya Liandian dan Empat Vajra, membangkitkan semangat semua orang yang melihatnya, beberapa hal tersebut merupakan hal yang istimewa. Selain itu, Dharmasana Mahaguru berbentuk padmasana putih, terlihat benar-benar mirip dengan Suciwan yang duduk di atas padma, ini juga sangat istimewa. Saya juga telah mengulas hal penting dari Sastra Vimalaprabha, saya juga menjelaskan kampung halaman leluhur saya, kampung halaman leluhur saya ada di Kabupaten Fenyang di Fujian, kemudian berimigrasi dari generasi ke generasi.
◎ Yang terutama dalam Dharmadesana saya adalah Sastra Vimalaprabha. Mengapa disebut sebagai vimala ( tanpa noda / tanpa cela ) ? Sesungguhnya yang ditulis oleh Raja Pundarika adalah roda waktu Kalacakra Vajra yang menghancurkan segala sesuatu di bhajanaloka ( dunia kebendaan ), termasuk semua makhluk, semuanya akan lebur di dalam Kalacakra Vajra.
Roda waktu dunia ini terus berputar, Anda mengira kita eksis, seperti Dinasti Tang, Yu, Xia, Shang, Zhou, Qin, Han, Empat Negara ( Tiga Negara dan Jin ), Dinasti Utara dan Selatan, Tang, Song, Yuan, Ming, Qing dan Republik Tiongkok, tentu saja di dalamnya ada beberapa yang terlewat, namun yang terutama adalah demikian, sepanjang sejarah 5000 tahun ini, dalam sekejap, semua telah tiada. Bagaimana menurut Anda, di manakah semua kejayaan Dinasti Tang saat ini ? Di manakah semua kejayaan Dinasti Han saat ini ? Ada berapa banyak kaisar ? Berapa banyak pahlawan ? Berapa banyak orang berpengaruh ? Berapa banyak tokoh ? Berapa banyak Suciwan ? Satu-persatu meninggal dunia. Coba Anda renungkan, kita semua tahu bahwa di Tiongkok ada empat wanita tercantik, di manakah mereka semua saat ini ? Di manakah Dinasti Tang saat ini ? Di manakah Qin Shihuang saat ini ? Di manakah Han Wudi saat ini ? Di manakah Yao, Shun dan Yu saat ini ? Semua telah tiada, ini disebut sebagai vimala. Di bawah roda waktu nan agung, semuanya akan menjadi vimala. Ruang dan waktu di zaman dahulu telah berganti, semua telah berubah, ruang dan waktu telah tiada, hanya menyisakan beberapa situs bersejarah, tiada yang lain lagi, situs bersejarah juga memerlukan perawatan dan perlindungan, yang baru dan yang kuno bercampur, semua tokoh telah tiada, kelak kita semua juga sama. Oleh karena itu, di dalam waktu, semua adalah vimala, di dalam ruang, semua adalah vimala, satu-satunya yang ada adalah Prabha ( Terang ) atau Buddhata. Inilah hal utama yang saya babarkan di Hong Kong.
Ada beberapa pengumuman Dharmabhakti, besok sore, Sunday afternoon at 2 o’clock, besok pukul 2 sore, Wakil Presiden Wu akan mengunjungi Vihara Vajragarbha ( Taiwan Lei Tsang Temple ), sebelumnya kita mempersilakan beliau untuk hadir pada Saturday afternoon at 3 o’clock, “You can come”, namun berbenturan dengan jadwal urusan pemilihan di Taipei, waktunya tidak tepat, oleh karena itu beliau hanya bisa mengunjungi Vihara Vajragrabha pukul 2 besok sore.
Hari ini adalah api homa Mahavairocana Tathagata, ada dua bagian mandala Mahavairocana Tathagata, ada Garbhadhatu dan Vajradhatu, Garbhadhatu adalah hetu ( sebab ), dan Vajradhatu adalah phala ( hasil ), Garbhadhatu adalah Hetumandala, Vajradhatu adalah Phalamandala. Hetumandala adalah saat Anda menekuni bhavana, dan Phalamandala merupakan realisasi bhavana. Demikianlah membedakan antara Vajradhatu dan Garbhadhatu. Di mandala yang mana pun, Mahavairocana Tathagata sendiri merupakan Adhinatha dalam Tantrayana.
◎ Kita pernah membaca Mahavairocana Sutra ( Mahavairocanabhisambodhivikurvitadhistanavaipulya Sutra ), sutra yang lain adalah Vajrasekhara Sutra ( Vajrasekharasarvatathagatatattvasamgrahamnamamahayanam Sutra ), keduanya dibabarkan oleh Mahavairocana Tathagata. Guru Sesepuh Tantrayana adalah Mahavairocana Tathagata. Mahavairocana Tathagata mempunyai Buddhamatr, yaitu Mahasri ( Mahasrivajra Vidyarajni ) atau Buddhalocani Bhagavati. Dahulu saya menulis Tathagata Mata Tiada Cela, Dia adalah Buddhaloacani, keduanya adalah satu, antara Bhagavati dan Mahavairocana Tathagata adalah satu, apabila tampil berpasangan, Bhagavati merepresentasikan Prajna, sedangkan Istadevata ( Buddhapitr / Buddha Ayah ) merepresentasikan upaya kausalya, Prajna tanpa upaya kausalya tidak akan dapat disiarkan. Namun upaya kausalya tanpa Prajna juga tidak akan berhasil, oleh karena itu yab-yum melambangkan Prajna dan upaya kausalya.
Mahavairocana Tathagata adalah Guru Sesepuh Tantrayana, Beliau adalah Adhinatha utama di antara Pancadhyani Buddha, Dharmadhatusvabhavajnana adalah yang paling penting, dapat dikatakan kelima Jnana ada pada Mahavairocana Tathagata, semua bertransformasi dari-Nya. Beliau tergolong bagian tengah, di Timur adalah Aksobhya Buddha, Barat adalah Amitabha Buddha, Selatan adalah Ratnasambhava Buddha, dan Utara adalah Amoghasiddhi Buddha, kelimanya manunggal, merupakan Mahavairocana Tathagata sebagai pimpinan di Tengah, yang lainnya adalah Empat Prajna yang bertransformasi dari-Nya. Mudra-Nya disebut Mudra Pancajnana, Mantranya : “Om. Biezha. Dadu. Fan. Om. A. Wei. La. Hom. Kan.” Kadang saya melafalnya : “Om. Biezha. Dadu. Fan. A. E. La. Hom. Kan.” Ini merupakan penggabungan dua mantra pendek Mahavairocana Vajradhatu dan Garbhadhatu, “Om. Biezha. Dadu. Fan. Om. A. Wei. La. Hom. Kan.” Demikianlah saya menjapa Mantra Mahavairocana Tathagata, ada mantra, ada wujud, dan ada mudra, dapat menjadi sebuah sadhana, Mahavairocana Tathagata dapat dijadikan sebagai Istadevata.
Dalam True Buddha School, siapakah yang menjadikan Mahavairocana Tathagata sebagai Istadevata ? Apakah Acarya ada ? Tidak ada. Bagaimana dengan para umat, siapakah yang memiliki Istadevata Mahavairocana Tathagata ? Tidak ada juga. Sebab Beliau terlampau besar. Dahulu pada masa kejayaan Agama Buddha di Dinasti Tang, ada tiga Guru Sesepuh Tantrayana yang datang ke Dinasti Tang, disebut sebagai Tiga Mahaguru Era Kaiyuan, di masa Kaiyuan ada tiga Guru Sesepuh Tantrayana dari India yang datang ke Mainland China, yaitu Subhakarasimha, Vajrabodhi dan Amoghavajra, pada masa Kaiyuan Dinasti Tang, ketiganya tiba di Tiongkok, saat itu disebut sebagai Tantra Tang ( Tantrayana Dinasti Tang ), disebut juga sebagai Tantra Tiongkok ( Zhongmi ). Saat itu, Sthavira Huiguo ada di Vihara Qinglong di Xian. Pada zaman dahulu, Xian disebut sebagai Changan. Saya pernah berkunjung ke Vihara Qinglong. Pada masa itu Jepang mengirimkan utusan ke Dinasti Tang, mereka mengutus berbagai tokoh untuk mempelajari kebudayaan Dinasti Tang, untuk kemudian membawanya pulang ke Jepang. Sangha Utusan ke Dinasti Tang adalah bhiksu, salah satunya bernama Kukai, selain itu ada juga Saicho, mereka tiba di Dinasti Tang dengan mempertaruhkan nyawa. Begitu tiba di daratan, yang menempuh perjalanan sampai ke Changan adalah Kukai, sedangkan Saicho hanya sampai di Gunung Tiantai. Oleh karena itu, yang dibawa pulang dan ditransmisikan oleh Saicho adalah Tantra Tiantai yang berasal dari Gunung Tiantai. Sedangkan yang dibawa pulang dan ditransmisikan oleh Kukai Kobo Daishi tergolong sebagai Tantra Tiongkok dan Tantra Tang, Sthavira Huiguo yang mentransmisikan kepada-Nya. Setelah Beliau kembali di Jepang, menjadi Tantra Timur, Tantra di Jepang disebut sebagai Tantra Timur. Ada juga Tantra Tiantai.
Sekarang hendak mengulas bagaimana Anda semua memilih Istadevata. Mahaguru beritahu Anda semua, sesungguhnya yang paling erat dan memiliki semangat yang sama dengan Anda adalah Istadevata Anda, sesungguhnya Dharmapala yang paling Anda sukai adalah Dharmapala Anda, sangat sederhana, memang demikian. Dalam memilih Istadevata, Anda boleh melakukannya dengan cara demikian, yang paling Anda sukai adalah Istadevata Anda. Dharmapala mana yang paling Anda sukai, maka gunakanlah Dia, Anda tidak perlu bertanya lagi. Namun di zaman dahulu mereka menggunakan cara melempar bunga ke arah dua Mandalam utama, saat Kukai berguru kepada Sthavira Huiguo, Sthavira Huiguo menutup mata Kukai dengan sehelai pita, kemudian Dia masuk ke dalam mandala sambil membawa bunga, setelah berputar beberapa putaran, Dia tidak lagi mengetahui arah, tidak lagi memperhatikan salah satu Adhinatha, kemudian melemparkan bunga ke angkasa, di mana bunga itu jatuh, maka Adhinatha tersebut adalah Istadevatanya.
◎ Demikianlah cara mengetahui Istadevata di zaman dahulu, mengikat mata dengan menggunakan pita, supaya Anda tidak bisa melihat altar, kemudian melemparkan bunga, Adhinatha mana yang paling dekat dengan lokasi jatuh bunga tersebut, berarti itulah Istadevata Anda. Untuk Kukai, kebetulan adalah Mahavairocana Tathagata, demikianlah asal-muasal pemilihan Istadevata.
Sekarang kita dapat memilih sendiri Istadevata, bagaimana jika Anda menyukai semua Adhinatha ? Bagaimana jika Anda menyukai semua Dharmapala ? Anda tidak mungkin menyemayamkan semuanya ! Jika menyemayamkan semuanya, seluruh rumah Anda akan dipenuhi pratima Buddha Bodhisattva, semua adalah mandala, di mana-mana ada pratima deva dan Buddha. Adakalanya memohon bantuan Mahaguru untuk memilih, apabila ada banyak yang Anda sukai, maka mohon bantuan Mahaguru untuk memilih, maka Mahaguru akan membantu Anda untuk memilih berdasarkan respon spiritual, namun sesungguhnya Anda bisa memilihnya sendiri.
Dalam Tantrayana ada empat bagian, yaitu kriyatantra, caryatantra, yogatantra dan Anuttaratantra, semua berdasarkan tingkatan diri sendiri, bertahap makin meningkat, terus berbhavana hingga Anuttaratantra, ini semua dibabarkan oleh Mahavairocana Tathagata. Kita menyebut Mahavairocana Tathagata sebagai Sasanapati ( Pimpinan Ajaran ), makna dari Vairocana adalah Terang Yang Menyinari Semua, Mentari Agung Yang Menyinari Semua, sesungguhnya dapat dikatakan Beliau adalah Terang Yang Menyinari Semua dan Prajna Yang Menyinari Semua. Prajna-Nya tak terhingga dan tanpa batas, Prajna Tathagata menyinari semua, tiada yang tidak terjangkau oleh sinar-Nya. Oleh karena itu Terang-Nya menyinari semua, Prajna-Nya menyinari semua. Selain itu, di mana sinar-Nya terpancar, maka tiada lagi klesa, klesa sepenuhnya sirna, oleh karena itu tiga kualitas Mahavairocana Tathagata adalah Terang menyinari semua, Prajna menyinari semua, kemudian Terang ini menghancurkan semua klesa, semua klesa disinari hingga tiada, inilah Mahavairocana Tathagata.
◎ Melanjutkan pengulasan Dzogchen Tantra, “Sadhaka Tantra memusatkan konsentrasi, berkontemplasi Bintang Surga berada di tiga lokasi : cakra ajna, cakra anahata dan dantian. Menekuni ini, lama-kelamaan tubuh jasmani akan melebur dalam Dharmadhatu. Menekuni sadhana ini dapat duduk dalam postur vajrapadmaparyanka, berkonsetrasi, dengan lembut mengerahkan niat, berkontemplasi Bintang Surga berputar. ( Di dalamnya ada beberapa kiat yang tidak bisa dituturkan melalui buku ).”
Makna dari paragraf ini adalah berkontemplasi sinar ada di cakra ajna, berkontemplasi sinar di cakra anahata, dan berkontemplasi sinar di dantian bawah atau cakra manipura, dengan demikian ada tiga sinar. Kita mengetahui “Om. A. Hom”, di cakra ajna adalah Om, cakra anahata adalah Hum, di cakra manipura juga boleh memvisualisasikan Hum, tiga sinar utama “Om. A. Hom”, bergabung di dalam tubuh, Anda mengontemplasikan sinar ini.
Bagaimanakah terbentuknya sinar ? Terbentuk dari kundalini, kundalini menjadi Api Prajna, sesungguhnya dalam bhavana ada beberapa poin utama, yang pertama adalah prana, kita menyebut yang eksternal sebagai prana upaya, begitu memasuki sushumna ( nadi tengah ) disebut sebagai Prana Prajna, api eksternal adalah api materi, sedangkan api di dalam tubuh disebut kundalini, disebut juga Api Prajna, asalkan api telah bangkit, pasti menghasilkan sinar, di dalam diri Anda ada sinar, sinar matahari juga sinar, demikian pula dengan bulan dan bintang, Anda mengontemplasikan sinar-sinar tersebut berada di cakra ajna, cakra anahata dan cakra manipura, lakukan bhavana kontemplasi sinar ini, supaya semua sinar dalam diri Anda muncul, kemudian manunggal dengan sinar semesta, seperti yang saya tulis di dalam buku, ini membutuhkan upaya dalam waktu yang sangat lama, yang terutama adalah kegigihan dan konsistensi bhavana diri sendiri.
Ceritakan sebuah lelucon, guru menanyai Xiaoming : “Aksara mandarin yang memiliki radikal tiga titik air selalu berhubungan dengan air, misalnya sungai, danau, laut dan …. ?.” Xiaoming menjawab : “Bagaimana dengan shamo (gurun) ?” (aksara shamo memiliki radikal tiga titik air ). Guru tidak bisa menjawabnya, kemudian mengatakan : “Keluar kamu !” Xiaoming menjawab : “Sekarang saya gun ( aksara memiliki radikal tiga titik air, artinya keluar ), tapi ini juga tidak ada hubungannya dengan air !” Sama saja, dalam bhavana tidak setiap orang menekuni sadhana yang sama, Istadevata yang kita tekuni juga berbeda-beda, namun meskipun sadhana yang ditekuni berbeda, sesungguhnya adalah satu. Tidak seperti aksara duniawi, radikal tertentu memiliki arti tertentu, tidak tentu. Namun semua sadhana yang kita tekuni, kesimpulannya ada pada purifikasi tubuh, ucapan dan pikiran, kemudian diri memancarkan Prabha ( sinar terang ). Dalam Tantrayana ada ungkapan : ‘Prabha dari prana di dalam nadi”, prabha di dalam sushumna, menggerakkan prana di dalam sushumna, setelah sushumna tembus, kundalini yang bangkit akan menghasilkan sinar, sushumna Anda menjadi sebuah sinar, menjadi api internal, api internal melebur dengan api semesta, menjadi Sinar Pelangi. Keberhasilan Dzogchen adalah Prabha Sinar Pelangi, sinar yang dipancarkan sekujur tubuh Guru Padmasambhava disebut sebagai Sinar Pelangi.
Di saat kencan, seorang wanita terus berbicara dan air liurnya menyembur ke muka si pria, si pria mengusap wajah. Wanita itu sangat tersinggung dan mengatakan : “Untuk apa ! Kamu tidak suka air liur saya ?” Si Pria langsung menjawab : “Bukan, saya sedang mengusapnya supaya lebih merata.” Tentu saja dia sedang mencari alasan. Sinar dalam diri kita dimulai dari satu titik, kemudian didistribusikan dengan sangat merata, dimulai dari sushumna, kemudian menuju ke nadi-nadi yang lain. Terlebih dahulu di lima cakra, kemudian ke nadi yang lain. Menurut hitungan ada 72 ribu nadi ? Benarkah ? 84 ribu nadi ? Kita tidak peduli berapa jumlahnya, Anda tidak akan bisa menghitungnya, singkat kata, semua pembuluh darah kapiler bermula dari jantung, dari tengah, cakra anahata, cakra ajna, cakra visudha, cakra manipura, cakra svadhistana, cakra muladhara, dan cakra sahasra.
◎ Dari tiga nadi dan tujuh cakra sekujur tubuh didistribusikan ke seluruh pori-pori. Tidak usah pedulikan berapa jumlah nadi, Anda mengatakan 84 ribu, atau 72 ribu, di dalam Tantrayana memang dikatakan berapa jumlahnya. Saat semua telah didistribusikan dengan merata, semua bersinar, maka Anda mencapai keberhasilan, Anda menjadi Sinar Pelangi Ati Mahasandhi, sama dengan keberhasilan Guru Padmasambhava, Siddhi Sinar Pelangi, semuanya menjadi sinar, inilah Prabha dari prana di dalam nadi, hingga ke berbagai lokasi paling mendetail di tubuh Anda, saat Anda mencapai keberhasilan, semua adalah sinar, semua pori-pori akan bersinar.
Ceritakan sebuah lelucon. “Di masa kecil saya suka mengunjungi kebun binatang untuk melihat macan, saya bersumpah kelak dewasa ingin memelihara seekor macan. 20 tahun kemudian, akhirnya impian saya terwujud, Ah ! Tidak perlu dikatakan lagi, sekarang saya harus menanak nasi, mencuci pakaian, mengepel lantai, dan menata ranjang, harus melakukan banyak pekerjaan rumah.” Istadevatanya adalah seekor macan, akhirnya dia memperolehnya, setelah memperoleh macan, setiap hari dia harus susah payah menanak nasi, mencuci pakaian, mengepel lantai, menata kebun, mengelap jendela, di belakang ada seekor induk macan yang memegang tongkat komando. Istadevata kita, manunggal dengan kita, asalkan Anda telah mencapai keberhasilan sadhana, beryukta dengan Istadevata, maka Anda sendiri adalah Istadevata. Kemudian melalui pemanunggalan Anda dengan Istadevata, Anda menuntun insan, Berbodhicitta, inilah bhavana Tantrayana. Istadevata Prajna eksternal dari semesta, manunggal dengan Istadevata keberhasilan bhavana diri Anda, ini disebut yukta.
Hari ini Si Istri menjumpai di dalam dompet suami terdapat foto mesra dengan simpanan, Si Istri menanyai Si Suami. Si Suami sangat terkejut, dan langsung menjawab : “Itu adalah mantan saya, foto itu diambil lima tahun lalu.” Si Istri menamparnya : “Sepatu kulit yang saya belikan untukmu tahun lalu, sudah kamu kenakan lima tahun lalu ?”
Dalam berbagai hal ada asli dan ada palsu, hari ini yang Mahaguru babarkan adalah asli, meskipun saya tidak mengungkapkan detailnya, namun yang terutama adalah diri Anda harus menghasilkan sinar, dalam diri Anda tidak boleh menyimpan sampah, jika Anda terlampau banyak memikirkan harta, rupa, nama, makan dan tidur, berarti Anda menimbun sampah dalam diri. Anda harus menyapu bersih semua sampah, jangan memikirkan hal lain selain Buddha, pasangan Anda adalah Buddha, Anda telah menikah dengan Buddha, atau Anda telah menikahi Buddha, setiap hari bersama dengan Buddha, “Setiap hari bangun dan tidur bersama-sama.” Berarti Anda beryukta dengan Buddha, setiap hari hanya memikirkan Buddha. Setelah Anda manunggal dengan Buddha, tiada lagi sampah, berarti Anda telah mencapai kondisi “Setiap hari bangun dan tidur bersama-sama.”
Guru menanyai Xiaoming : “Kulit pisang di lantai itu, siapa yang makan ?” Xiaoming menjawab : “Guru, saya tidak tahu siapa yang makan kulitnya, tapi sayalah yang makan pisangnya.” Ini berarti perlu menguasai intinya, kita harus menguasai intinya. Seorang guru jangan sampai salah bicara, kadang Mahaguru juga salah bicara, saya belajar Bahasa Mandarin, juga sudah sangat banyak menulis, namun adakalanya pelafalan kurang tepat, Anda harus memakluminya, jangan seperti Acarya Huijun yang selalu mencari-cari kesalahan. Yang penting semua yang mendengar memahaminya ! Benar tidak ? Yang penting bisa memahami ! Tidak usah pedulikan tepat atau tidaknya pelafalan. Bahasa Mandarin di Taiwan dengan Bahasa Mandarin di Tiongkok Daratan sedikit berbeda, mereka menggunakan pinyin abjad Romawi, sedangkan kita menggunakan Bopomofo, sehingga pelafalannya berbeda. Untuk apa harus sangat tepat ? Yang penting semua bisa mengerti.Sebuah sekolah hendak membuat sebuah kolam renang, guru mengadakan penggalangan dana, guru bertanya kepada Xiaoming : “Apa yang kamu sumbangkan ?” Xiaoming menjawab : “Guru, saya mau menyumbangkan dua tong air !” Dia ingin menyumbangkan dua tong air untuk mengisi kolam renang. Seorang yang menekuni Buddhisme perlu memerhatikan, terlebih yang telah menerima Bodhisattvasila, yang hendak Anda pelajari yaitu menyumbangkan diri sendiri. Untuk membuat kolam renang, apa yang perlu disumbangkan ? Menyumbangkan pasir, semen, baja, berbagai bahan, mana ada yang menyumbang air ? Menyumbang dua tong air ? Jangan terlalu pelit, seorang praktisi Buddhisme tidak boleh pelit, pada akhirnya harus menyumbangkan diri sendiri. Sebab dengan menyumbangkan diri, barulah Anda dapat menjadi Bodhisattva, hanya dengan menyumbangkan diri barulah dapat mencapai Kebuddhaan ! Inilah sumbangsih yang sejati.
◎ Adik Li Qi, silakan berdiri ! Silakan berdiri supaya terlihat oleh semuanya, hari ini dia mengajak banyak orang dari Malaysia, ada anak-anak dan ada orang dewasa, untuk ikut serta dalam upacara. Bahkan mereka semua belum bersarana, dia telah menyumbangkan ucapannya untuk membabarkan Dharma, dia berpromosi, mereka percaya dengan ucapan Li Qi, akhirnya terbang dari Malaysia ke Taiwan untuk bersarana dan mendengar Dharmadesana. Dia masih berusia 9 tahun, namun telah mempersembahkan tubuh, ucapan dan pikiran.
Li Qi, kelak jangan lagi mengajak ayah dan ibumu ke Taiwan, ayah dan ibumu sudah sangat letih, mereka juga libur dari bekerja. Kamu tidak boleh mengajak mereka setiap hari, sebab mereka masih harus mencari nafkah, masih perlu menafkahi keluarga, menafkahi kamu, benar tidak ? Sangat bersusah payah, kamu tidak boleh mengajak ayah dan ibu untuk ke Taiwan setiap minggu, kalian sudah datang beberapa kali. Meskipun kamu berada di Malaysia, tapi hati Mahaguru ada dalam hatimu, Mahaguru selamanya akan merindukan kamu, akan memikirkan kamu. Dia telah mempersembahkan ucapannya untuk membabarkan Dharma, mengajak tetangganya kiri dan kanan, serta semua teman-temannya untuk datang ke Taiwan, mereka semua belum bersarana, dan kali ini mereka datang. Mereka duduk di mana ? Oh ! Duduk di belakang, sangat banyak ! Terima kasih Li Qi !
Masih banyak adik-adik yang lain, seperti Yi Ting dan Lei Qing, mereka semua adalah Dharmadhuta yang berbakat. Sungguh, Yi Ting telah menyanyi untuk saya, hari ini saat saya memberi tanda tangan buku, dia menyanyikan banyak lagu di samping saya, saya mendengarnya hingga tidak tahu lagi bagaimana menandatangani. Sungguh, Yi Ting semakin cantik, mirip seperti aktris film. Li Qi juga mirip dengan Su Qi dari Hong Kong.
Ada lagi lelucon Xiaoming. Guru meminta murid-murid untuk membuat karangan mengenai manusia, intinya harus menuliskan sisi yang menonjol, Xiaoming berdiri dan berkata kepada guru : “Guru, yang saya tulis adalah nenek saya !” Guru mengatakan : “Apakah nenek kamu punya sisi yang menonjol ?” Xiaoming menjawab : “Sendi pinggang nenek saya menonjol !” Inilah mengapa kita harus memahami secara keseluruhan, harus memahami Tantrayana secara keseluruhan, dengan demikian barulah dapat memahami Tantrayana, tidak boleh mengecam Tantrayana, sebab ada banyak metode yang tergolong rahasia, namun menjadi rahasia dikarenakan ada sebabnya, sekalipun merupakan metode rahasia, jangan hanya mengambil secara sepotong, Anda harus memahami secara menyeluruh, maka barulah Anda dapat mendalami metode rahasia ini. Apabila Anda sama sekali tidak paham, kemudian Anda ingin menekuninya, maka Anda telah keliru.
◎ Oleh karena itu dalam Tantrayana ada yang menonjol, sesuatu yang istimewa, yang unggul, setelah Anda memahaminya secara menyeluruh, baru dapat menekuninya, terlebih dahulu Anda menekuni dan menguasai metode umum, baru kemudian semakin subtil.
Mulai dari Caturprayoga, ini merupakan sadhana yang paling dasar, sebuah fondasi, kelak setelah Anda menguasainya, Anda akan menyadari sesungguhnya sadhana yang paling awal juga merupakan sadhana yang paling subtil, sebab dari yang paling awal kita dapat melihat yang paling subtil.
Guru menanyai Xiaoming : “Antara uang dan kebijaksanaan, mana yang kamu pilih ?” Xiaoming menjawab : “Tentu saja pilih uang.” Guru mengatakan : “Saya pasti memilih kebijaksanaan, tahukah mengapa ?” Xiaoming menjawab : “Sebab setiap orang pasti akan memilih sesuatu yang tidak dimiliki olehnya, saya memahami hal ini.” Pertanyaan untuk Anda semua : “Sekarang, antara uang dan kebijaksanaan, kalian pilih apa ?” ( Ada yang menjawab : “Keduanya !” ) Ah ! Siswa Zhenfozong sungguh pintar ! Mau keduanya ! Om Mani Padme Hum.