Ceramah Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Argam Puja Raja Pundarika, 13 Desember 2015 di Asian World Expo Bandara Internasional Pulau Lantau Hong Kong
Sembah puja pada Para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Zheng-kong, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna mandala, sembah puja pada Adhinatha Argam Puja hari ini : Raja Pundarika.
Gurudara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet, para tamu agung dan Tim Profesor Doktor kita yang hadir hari ini, Prof. Zhu Shi-yi dan istri Ibu Chen Wen-wen, Bapak Daniel T.C. Liao dan istri sdri. Judy, Bpk. Zheng Pei-fu dan istri Ibu Han Wu-zhen, Direktur Bedah Plastik Chung Shan Medical University Hospital Profesor Zheng Senlong, Pengacara Zhuo Zhongsan, Pengacara Lu Wenxiang, Pengacara Huang Yueqin, Sdri. Teresa, Bpk. Lei Fengyi dan istri Sdri. Ceng Meiting, Bpk. Li Haian dari Malaysia dan istri, dr. Zheng Senlong, Sdri. Mo Baoqiong, Bpk. Cao Guizi, dan semua profesor doktor dalam Tim Profesor Doktor, Sdri. Xu Yaqi, kerabat Mahaguru dan Gurudara, teman, dan para tamu agung yang tidak mendaftarkan nama. Terima kasih atas kedatangan semuanya.
Hari ini hendak mengulas Sadhana Istadevata Raja Pundarika. Sebelumnya, terlebih dahulu saya hendak menyapa semuanya, selamat siang semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Mandarin ) Selamat siang semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Kanton ) Wugai ! Wugaishai ! ( Bahasa Kanton : Terima kasih semuanya ) hari ini bisa menyelenggarakan upacara agung di sini, yang dihadiri oleh puluhan ribu orang, berapa jumlahnya ? Oh ! Acarya Lianxin mengatakan tiga puluh ribu, jumlahnya ada enam arena, membuka enam ‘Hall’, dapat menyelenggarakan upacara yang demikian besar, terlebih dahulu kita perlu berterima kasih kepada Acarya Lianxin dari Cetiya Lianfeng Hong Kong, dia mengundang saya untuk memimpin upacara di sini, juga terima kasih kepada semua vihara, cetiya, perkumpulan puja bakti di Hong Kong, beserta segenap sukarelawan. Sebab dalam upacara seperti ini, pasti sangat banyak yang harus dikerjakan, baik itu sebelumnya, saat ini, maupun setelahnya, semua memerlukan pertimbangan dan upaya, oleh karena itu Anda semua telah bersusah payah ! Terima kasih semuanya !
◎ Yang kedua, kita juga harus berterima kasih atas budi jasa negara, tadi saya mendoakan supaya negara makmur sentosa, ini meliputi ‘Mainland China’, Hong Kong, Makau dan Taiwan. Saat ini, Tiongkok semakin kuat, menjadi salah satu yang terutama di dunia. Kampung halaman leluhur saya ada di Fenyang, Fujian, kakek buyut saya bernama Lu Yuwen, dia berasal dari Fenyang, Fujian. Sedangkan kakek saya, Lu Chang, dia dari Fenyang pindah ke Jinmen, kemudian dari Jinmen pindah ke Penghu, dari Penghu menuju ke Jiayi, kampung halaman leluhur saya ada di Fenyang, Fujian. Kakek buyut saya bernama Lu Yuwen, kakek saya bernama Lu Chang, ayah saya bernama Lu Ershun, putra dari Lu Ershun bernama Lu Shengyan. Kemakmuran dan kekuatan negara merupakan budi jasa yang diberikan oleh negara kepada kita.
Di usia 38 tahun, saya berimigrasi ke Seattle Amerika, tanggal 16 Juni 1982, Lu Shengyan dari Taiwan berimigrasi ke Seattle, ini adalah sebuah rute imigrasi, dari Fenyang Fujian menuju ke Jinmen, kemudian ke Magong, Penghu, Taiwan, dan sekarang berimigrasi di Seattle. Saat kami baru saja tiba, orang Tionghoa sangat sedikit, saat mendengar ada yang berbicara dalam Bahasa Beijing, dalam Bahasa Tionghoa, Bahasa Mandarin, atau Bahasa Umum, kami sangat terkejut. Asalkan berbicara dalam Bahasa Mandarin, rasanya sangat akrab, saling berbincang dan menjalin pertemanan. Sekarang Tiongkok semakin makmur dan kuat, kami yang hidup di Amerika, dapat berjalan dengan bangga. Saat ini orang Tionghoa sudah berbeda, sebab negara kampung halaman leluhur semakin makmur dan kuat, membuat kita orang Tionghoa semakin bersemangat, saat berjumpa dengan orang Amerika atau orang kulit putih, kita merasakan kesetaraan, kita sama-sama peringkat atas, rasanya sudah istimewa ! Di sinilah perbedaannya ! Sebab orang Amerika tidak bisa membedakan yang mana orang Jepang, Tiongkok Daratan, Taiwan atau Korea, mereka mengenali semua orang tersebut sebagai orang Tionghoa, semua tergolong sebagai orang Oriental. Saat negara yang dihormati semakin makmur dan sentosa, orang Tionghoa yang menetap di luar negeri, perasaan dan sikap mereka menjadi berbeda. Oleh karena itu saya mendoakan supaya Tiongkok Daratan, Hong Kong, Makau dan Taiwan semakin harmonis dan bersatu padu, supaya etnis Tionghoa yang tinggal di luar negeri dapat merasa bangga.
◎ Tiap kali Berdharmadesana, saya menyebut Acarya saya. Saya menjunjung Acarya saya di atas kepala, mereka telah mengajarkan Sadhana Tantra, oleh karena itu tiap kali hendak Berdharmadesana, saya selalu menyebut Empat Mulacarya. Yang pertama, Bhiksu Liaoming, Beliau adalah orang Sichuan. Yang kedua, Acarya Sakya Zhengkong, Beliau adalah orang dekat dari Guru Sesepuh Sakyapa, dalam Sakyapa ada dua Sasanapati, yang satu adalah Sakya Trizin, dan yang satunya adalah Dagchen Sakya, Dagchen berada di Seattle, Dagchen memperistri kemenakan dari Acarya Sakya Zhengkong, Acarya Sakya Zhengkong adalah Guru saya dari Sakyapa. Kemudian adalah Gyalwa Karmapa ke-16, Beliau adalah Karmapa dari Kagyudpa Tibet, Beliau adalah Guru saya. Guru yang keempat adalah orang Chaozhou, Chaozhou ada di antara Fujian dan Guangdong, Beliau adalah Acarya Thubten Dhargye, Beliau adalah Guru Tantrayana terakhir saya. Saya menjunjung tinggi keempat Guru saya, keempat Guru saya semua adalah orang Tiongkok.
Selain itu, pagi ini, saya juga berterima kasih kepada Mahabhiksu Guoxian dari Wai Chuen Monastery ( Vihara Huiquan ) di Hong Kong. Mengapa saya mengatakan pagi hari ini ? Bukankah sekarang adalah sore hari ? Saat makan pagi, saya makan bersamanya, sesungguhnya yang paling banyak berdana materi untuk Vihara Pelopor, Seattle Ling Shen Ching Tze Temple adalah Mahabhiksu Guoxian, dia adalah orang Guangdong, dia tinggal di Wai Chuen Monastery Hong Kong, dia adalah Guru upasampada saya, usianya lebih muda dari saya, dia masih berusia 60 sekian tahun. Saat ini saya telah berusia 71 tahun, terlebih dahulu dia bersarana kepada saya, kemudian mengupasampada saya, sekian banyaknya bhiksu dan bhiksuni dalam Zhenfozong, semua berasal dari Mahabhiksu Guoxian, ini patut dihormati. Guru upasampada saya adalah Mahabhiksu Guoxian, terlebih dahulu dia bersarana kepada saya, kemudian mengupasampada saya. Dia adalah siswa saya, sekaligus merupakan Guru Upasampada, Guru sekaligus siswa. Dalam Buddhadharma, saya adalah Gurunya. Dalam upasampada, dia adalah Guru saya. Saat ini Zhenfozong memiliki lebih dari 600 bhiksu dan bhiksuni, silsilah upasampada semuanya berasal dari Mahabhiksu Guoxian, sudah sepatutnya menghormati.
Beberapa hari ini sangat tergopoh-gopoh, setiap hari bangun sangat pagi, di Taiwan saya juga bangun sangat pagi, naik kereta cepat menuju Bandara Taoyuan, kemudian naik pesawat menuju ke Hong Kong, kemarin sibuk hingga sekitar pukul setengah dua belas malam, tiba di hotel sekitar pukul dua belas, kemudian membereskan barang, sudah jam satu. Saat hendak tidur, begitu memejamkan mata, ya Tuhan ! Bagaikan lautan manusia saat ini, semua muncul di dalam kamar saya, mereka semua menjadi titik kecil seperti nyamuk, puluhan juta titik ada di hadapan saya. Saya menjapa Mantra Hati Para Buddha dan Bodhisattva untuk menyeberangkan mereka, semua adalah arwah, saya menjapakan semua mantra, “Om. Adaerma. Dadu. Suoha.”, “Om. Biezha. Zuoda. Maha. Xie. Xili. Heluga. Hom Pei.” Saya menjapa, “Om. Biezha. Dadu. Fan.”, “Om. Moni. Moni. Mahamoni. Shijiamouni. Suoha.”, “Om. Biezha. Jialuda. Zhalie. Zhalie. Hom Pei.” , “Om. Yamandaga. Hom Pei. Om. Chuli. Kalaluba. Hom. Kan. Suoha.” , “Om. Manshushiliye. Om. A. La. Ba. Cha. Na. Di.”, “Om. Diwa. Bizhu. Warila. Hom Hom Hom. Fazha. Suoha.” Saya menjapa mantra semalam suntuk, terus menjapa hingga semua ‘nyamuk’ itu sirna.
Beberapa ‘nyamuk’ tidak bisa sirna, mereka mengatakan “Saya mati dalam kecelakaan, saya ditabrak.” , “Saya mati dalam kecelakaan pesawat.”, “Saya mati karena kapal karam.”, mereka bertanya kepada saya : “Bagaimana Anda menolong saya ?” Saat itu saya tidak tahu bagaimana menolong mereka, saya gunakan Mantra Manjusri, “Om. A. La. Ba. Cha. Na. Di. Om. Abeilahom. Kanzhala. Suoha.” Saya menjapa Sukhavativyuha Dharani, “Namo Amiduopoye. Duotajiaduoye. Duodiyeta. Amili. Doupobi. Amiliduo. Xidanpobi. Amiliduo. Bijialandi. Amiliduo. Bijialanduo. Jiamini. Jijina. Zhiduojiali. Suoha.”
◎ Sudah menjapa Mantra Manjusri dan Sukhavativyuha Dharani, tapi mereka tidak kunjung berangkat. Saya bertanya : “Bagaimana menyeberangkan kalian ?” Mereka mengatakan, “Penanggungan !” Baiklah ! Saya pejamkan mata ! Biar kendaraan itu menabrak saya ! Satu persatu kendaraan menggilas tubuh saya. Saya tenggelam dan meminum air laut, hingga pingsan. Sekujur tubuh saya terbakar, kemudian tenggelam dalam air, ditabrak kendaraan, jatuh dari tebing yang tinggi, hingga tubuh hancur. Beberapa jam di malam hari, tidur pukul 2 dan bangun pukul 4, dalam 2 jam itu, saya mengalami ditabrak kendaraan, digilas kereta, tenggelam di dasar air dan tidak bisa bernapas, terbakar di dalam api, merasakan berbagai penderitaan, tubuh saya juga berdarah. Pukul 4 terbangun, langsung melakukan sadhana pagi, hingga pukul enam. Saat itu Gurudara menelepon untuk membangunkan saya, sesungguhnya saya sudah terjaga sejak pukul 2 pagi, semalaman tidak tidur, demi menyeberangkan tujuh tingkat leluhur para umat.
Mahaguru mengatakan bahwa Mahaguru tidak menanggung, itu merupakan kekeliruan, sesungguhnya tetap ada penanggungan. Hanya saja saya memulangkan semua penanggungan kepada Para Buddha dan Bodhisattva, mentransformasikan semua penaggungan menjadi sunya, diberikan kepada Buddha dan Bodhisattva. Namun sungguh tak terduga, masih banyak yang meninggal secara tidak tenang dan meninggal membawa dendam, sehingga mau tidak mau harus melakukan penanggungan. Saya tidak berani menyatakan diri sendiri adalah Bodhisattva, namun saya benar-benar melakukan apa yang telah diajarkan oleh Konfusius, yaitu kesetiaan dan pengampunan, penyeberangan arwah adalah pengampunan, semua makhluk setara. Saya harus mengampuni semua makhluk, oleh karena itu saya melakukan penanggungan !
◎ Raja Pundarika adalah raja ke-2 di Ksetraparisuddhi Shangri-La, Shangri-La adalah Ksetraparisuddhi yang sangat rahasia, raja pertamanya adalah Manjusri Bodhisattva. Raja Pundarika menghasilkan karya Sastra Vimalaprabha ( Terang Tanpa Cela ), Raja Pundarika adalah Mahapadmakumara Putih, keduanya tiada berbeda. Ketahuilah, di dalamnya ada sebuah rahasia, di manakah Ksetraparisuddhi Shambala ? Saya beritahu Anda, yaitu di Gunung Dangxiang Dinasti Xixia, di dalam Gunung Dangxiang yang paling rahasia ada sebuah ruang bawah tanah yang sangat luas, berbentuk padma, merupakan kerajaan padma, dibagi menjadi delapan arah, Timur, Selatan, Barat dan Utara, kemudian Tenggara, Timur Laut dan seterusnya.
◎ Apa yang ada di tengah ? Istana Padma. Raja Pundarika adalah Raja ke-2 Ksetraparisuddhi Shangri-La, semua penduduknya adalah sadhaka. Pasamuan kita hari ini berarti adalah pasamuan keluarga besar. Mengapa disebut sebagai pasamuan keluarga besar ? Kalian semua yang berafinitas dengan Zhenfozong, yang berafinitas dengan Dharmaraja Liansheng, yang bersarana, berarti semua adalah keluarga sendiri, kita semua satu keluarga, kita berada dalam pasamuan keluarga, mungkin kalian akan mengatakan, “Ini tidak sama !”, ada yang tinggal di ‘Mainland China’, ada yang tinggal di Makau, ada yang tinggal di Taiwan, dan ada yang berasal dari berbagai belahan dunia, ada yang dari Malaysia, Indonesia, Singapura dan sebagainya, berasal dari berbagai negara, seperti Thailand dan Vietnam, “Mengapa kita adalah satu keluarga ?” Sebab dengan adanya afinitas baru dapat berkumpul, sedangkan yang tidak berafinitas, sejak semula memang tidak berafinitas.
Saya pernah melukis, “Yang berafinitas akan berkumpul, tanpa afinitas pasti berpisah, bagaikan angin sepoi menghantarkan burung terbang.”, Yang berafinitas tentu saja akan bersama, yang tidak berafinitas tentu saja akan pergi, namun kita ikuti saja, kita umat Buddha mengatakan ikuti saja. Apa arti dari mengikuti ? Kita berjalan mengikuti afinitas, hari ini semua yang berkumpul di sini adalah orang-orang yang berafinitas. Kita berafinitas dengan Ksetraparisuddhi Shambala, berafinitas dengan Raja Pundarika, berafinitas dengan Shakyamuni Buddha, berafinitas dengan Dharmaraja Liansheng Shengyen Lu, afinitas sangat penting dalam penekunan Buddhisme.
Ceritakan sebuah lelucon, ada orang baik yang bermarga Pan, dia berjumpa dengan orang India, orang India berkata kepada Si Marga Pan, makan jangan menggunakan sumpit, cara makan yang paling benar adalah dengan menggunakan jari tangan, tidak terbatas pada jenis makanannya, apa pun itu bisa menggunakan jari tangan. Si Marga Pan mendengarnya, merasa cukup beralasan, oleh karena itu malam harinya dia mengajaknya untuk makan hot pot. Anda tahu, kita orang Tionghoa menggunakan sumpit, semua yang menggunakan sumpit berafinitas, kenyataanya, bagaimana dengan orang Korea ? Orang Korea juga menggunakan sumpit, orang Jepang juga menggunakan sumpit. Hong Kong juga menggunakan sumpit. Makau juga menggunakan sumpit, Taiwan juga menggunakan sumpit, Tiongkok juga menggunakan sumpit, semua yang menggunakan sumpit memiliki tradisi yang sama, semua adalah satu keluarga. Apakah Korea juga satu keluarga ? Ah ! Korea benar-benar keluarga ! Hanya terpisah oleh Sungai Yalu, saat itu orang Korea Joseon menyebut dirinya sebagai keturunan Chi You, Chi You berperang dengan Xuanyuanshi, Xuanyuanshi adalah Kaisar Kuning ( Huangdi ), dia berperang dengan Chi You, kemudian Chi You kalah dan mundur pergi ke Korea, oleh karena itu sesungguhnya orang Korea juga adalah orang Tiongkok. Mereka mengaku sebagai keturunan Chi You. Menurut kita, Kaisar Kuning menang atas Chi You, namun mereka mengatakan Chi You yang mengalahkan Kaisar Kuning, kemudian karena merasa kasihan terhadap Kaisar Kuning, maka Chi You memberikan Tiongkok kepada Kaisar Kuning, kemudian dia sendiri mundur ke sana, Chi You sangat welas asih, demikianlah menurut mereka. Mereka sedikit berbeda dengan kita, mereka menggunakan mangkuk dan sumpit logam, ada sedikit perbedaan. Bagaimana dengan Jepang ? Mereka juga orang Tiongkok, Pendeta Dao Xu Fu membawa 3000 perjaka dan 3000 gadis menyeberangi lautan untuk mencari pil dewa, Qin Shihuang mengutus Xu Fu bersama 3000 perjaka dan 3000 gadis untuk menyeberangi lautan, tiba di Jepang, oleh karena itu di Jepang ada makam Xu Fu, sedangkan 3000 perjaka dan 3000 gadis itu berevolusi menjadi orang Jepang yang sekarang, Jepang juga adalah Tiongkok ! Oleh karena itu, buat apa mempersengketakan Pulau Diaoyu ( Senkaku ) ? Apa yang patut dipersengketakan dari Pulau Diaoyu ? Pada dasarnya Pulau Diaoyu adalah milik Tiongkok ! Saya beritahu Anda, Jepang juga Tiongkok. Di sini ada Acarya dari Jepang, “Hajimete” ( pertama kali berjumpa ), “Yoroshiku” ( Mohon bimbingannya ), “Ikimashou” ( mari bersama-sama ), dia adalah Acarya kita dari Hokkaido Jepang, selain itu, ada Acarya Jingxiang, dia dari Hannan, di Selatan Osaka mendirikan Gunung Pusat Zhenfozong di Jepang, namun dia tergolong naturalisasi, orang Tionghoa yang menjalani naturalisasi menjadi warga negara Jepang, apa nama Jepang Anda ? Tengen Shizuka Megumi, namanya menjadi indah !
Saya ingat sebuah lelucon mengenai asal-usul, ada seorang yang memperistri orang Jepang, orang menanyainya : “Siapa nama istri Jepang Anda ?” Dia tidak mau mengatakannya. Akhirnya, ada seorang sahabat yang berkata kepadanya: “Jika kamu tidak memberitahukan nama istri Jepang-mu, maka aku tidak akan menjadi temanmu lagi.” Dia tidak kuasa menolak, akhirnya dia mengatakan : “Aduh ! Nama istri saya Mei Chuankuzi ( homofon : Tidak pakai celana ).” Orang Jepang juga adalah orang Tiongkok, orang di masa Qin Shihuang yang pergi ke Jepang. Setelah Chi You kalah perang, dia pergi ke Korea. Di zaman dahulu, Vietnam disebut sebagai Annan, asalnya juga dari Guangxi, Tiongkok benar-benar merupakan negara yang luas, sekarang Tiongkok makmur dan kuat, sebagai orang Tionghoa, dan etnis Tionghoa di Amerika, merasa hebat. Kita semua adalah satu keluarga.
◎ Setelah mencapai keberhasilan dalam Sadhana Raja Pundarika, yang pertama, diri sendiri menjadi Istadevata Padmakumara, Anda adalah Padmakumara. Saya telah mengulas Kesetaraan Buddhata, Buddha dengan Buddha adalah setara, meskipun saat ini kita memiliki perbedaan, namun kita semua adalah orang yang paling memiliki berkah, kelak kita semua mencapai Kebuddhaan, semua disebut sebagai Padmaprabha Buddha ( Huaguang Fo ).
Buddha dengan Buddha adalah setara, tiada berbeda, meskipun namanya berbeda, sesungguhnya setara, semua adalah Padmakumara. Setelah mencapai keberhasilan dalam Sadhana Raja Pundarika, pasti terlahir di Buddhaksetraparisuddhi ( Negeri Buddha nan Suci ). Arya Atisha menulis doktrin Tripurusa ( Tiga Tingkat Kapasitas Spiritual ), sedangkan Lamrim Chenmo karya Tsongkhapa Guru Sesepuh Gelugpa juga bersumber dari karya Arya Atisha mengenai Tripurusa. Apa itu Tripurusa ? Yang satu adalah langsung mencapai Kebuddhaan, atau Kebodhisattvaan, disebut sebagai Uttamapurusa. Madhyamapurusa adalah kelahiran di Buddhaksetraparisuddhi. Sedangkan Adhamapurusa adalah kelahiran di berbagai surga, seperti surga kamadhatu, surga rupadhatu dan surga arupadhatu, oleh karena itu disebut sebagai doktrin Tripurusa. Dari Uttamapurusa, Buddha dan Bodhisattva yang tertinggi, Madhyamapurusa kelahiran di Buddhaksetraparisuddhi, dan Adhamapurusa kelahiran di surga. Singkat kata, asalkan Anda menekuni bhavana, maka kelak pasti akan lebih baik.
◎ Yang ketiga, orangtua dari banyak kehidupan dan para kerabat, akan terbebaskan satu persatu, terlahir di Buddhaksetra.
Seperti kemarin malam, karena saya hendak memimpin Upacara Argam Puja Raja Pundarika, semua leluhur yang didaftarkan namanya, semua datang ke kamar saya, malam itu saya menyeberangkan mereka satu-persatu, menyeberangkannya hingga tuntas. Di pagi hari saya tidak bisa makan, saat makan pagi bersama Mahabhiksu Guoxian, selain makan keju dan minum air, saya tidak makan yang lainnya, siang hari ini saya juga tidak makan, hanya makan keju, biskuit dan minum air. Di pagi hari ada lebih dari 2000 Pemohon Utama yang mempersembahkan hata, saya terus berkegiatan, dan sore hari ini duduk di sini Berdharmadesana bagi Anda semua, “Watashiwa, genki aru !” ( Bahasa Jepang : Saya sehat ), masih sangat bersemangat ! Apa yang dimakan oleh seorang sadhaka ? Makan udara ! Yang tidak baik adalah, entah kenapa kualitas udara semakin menurun, bahkan udara juga tidak bisa dimakan lagi, sungguh hanya makan keju, makan prana !
Suatu hari, Si Putra pulang dan mengatakan : “Hari ini nilai ujian saya hanya 58.”, Papa mengatakan : “Jika besok nilainya jelek lagi, jangan panggil aku papa.” Keesokan harinya, Si Putra pulang dan mengatakan : “Maaf, paman ! Ini adalah hasil ujian hari ini.” Saya beritahu Anda semua, tidak ada yang saya sembunyikan, saat Mahaguru kecil, sekolahnya tidak begitu baik, enam tahun di Sekolah Dasar selalu peringkat akhir, di Sekolah Menengah, saya tinggal kelas dua kali, tinggal kelas ! Tidak naik kelas ! Yang sekarang tidak naik kelas, tidak perlu khawatir, sebab Mahaguru juga pernah tidak naik kelas, jika prestasi sekolah kalian tidak baik, tidak usah khawatir. Di Sekolah Menengah saya tidak naik kelas dua kali, saya dipindahkan ke kelas khusus siswa yang mengulang, semua siswa yang tidak naik dikumpulkan menjadi satu, semua tidak baik, saya adalah ketua mereka, tapi mereka semua lebih parah dari saya ! Saya adalah yang terbaik di antara mereka. Saya memikirkan, nilai mereka semua lebih rendah dari saya, sebab mereka semua lebih cepat tinggal kelas, saya lebih lambat, oleh karena itu, lambat laun kepercayaan diri saya mulai timbul, hingga akhirnya nilai Sekolah Menengah saya cukup baik. Sampai di Sekolah Menengah Atas, Mahaguru menjalani selama tiga tahun, enam semester, selalu jadi peringkat pertama. Kalian harus meneladani saya, meskipun saat ini bhavana kalian tidak cukup daya, kelak suatu hari nanti, bhavana kalian juga akan berdaya, Anda akan berhasil, saya berasal dari yang paling buruk menjadi yang terbaik. Lihatlah ! Apa yang paling baik ?
◎ Yang keempat, dengan menekuni Sadhana Raja Pundarika, Anda dapat memperoleh Prajna Tathagata.
Lelucon ini juga mengenai nilai yang jelek. Ada seorang nenek tua, begitu bangun pagi dia langsung menangis, Ayah Xiaoming segera menenangkannya. Nenek mengatakan : “Tadi malam saya memimpikan suamiku.” Ayah Xiaoming mengatakan : “Bukankah Hari Raya Qingming sudah hampir tiba ?” Nenek mengatakan : “Ayahmu mengatakan, dia sangat merindukan kalian.” Ayah Xiaoming mengatakan : “Saya juga merindukan dia !” Nenek melanjutkan : “Ayahmu juga mengatakan, Qingming tahun ini jangan mengajak Xiaoming untuk membersihkan kuburan.” Ayah Xiaoming tidak mengerti : “Kenapa ?”, Nenek mengatakan : “Ayahmu mengatakan, ‘Tahun lalu bocah itu tidak membakar kertas sembahyang untukku, melainkan membakar kertas pekerjaan rumah, sampai saat ini aku masih belum menyelesaikannya.’” Nilai yang buruk jangan dikhawatirkan ! Ikuti Mahaguru, Mahaguru mengajari kalian bagaimana memperoleh Prajna Tathagata.
Lelucon ini mengenai memukul anak. Apa yang terjadi ? Saat Si Adik ke rumah kakak, dia melihat kakak perempuannya sedang memukul anak, Si Adik mengatakan : “Kenapa memukul anak ?” Si Kakak menjawab : “Hari ini di sekolah dia berbohong.” Si Adik berkata : “Berbohong, berarti dia harus dididik, tidak perlu dipukul !” Si Kakak menjawab : “Kamu tidak mengerti, dia mengatakan kepada gurunya, ‘Bibi saya sudah hampir meninggal dunia, saya minta izin pulang untuk bertemu terakhir kalinya.’” Si Adik mengatakan : “Kak, kamu sudah lelah ? Sini ganti saya !” Jangan ikut campur persoalan yang bukan urusan Anda, sebab begitu Anda ikut campur, hasilnya akan makin kacau. Sebagai Bodhisattva tidak demikian, meskipun tidak ada hubungannya dengan kita, di saat orang lain sedang kesusahan, kita harus menolongnya, inilah Bodhisattva. Buddha dan Bodhisattva sama, Prajna Tathagata sama, apa hubungannya antara leluhur Anda dengan saya ? Mengapa rela ditabrak selama dua jam ? Kenapa rela tenggelam ? Kenapa rela terbakar ? Sebab, meskipun leluhur orang lain, sesungguhnya juga leluhur kita, kita semua adalah anak cucu Yan Huang ( Kaisar Api dan Kaisar Kuning ), bagaimana mungkin bukan urusan Anda ? Tentu saja urusan Anda ! Apa artinya anak cucu Yan Huang ? Anda semua tahu Kaisar Api dan Kaisar Kuning, siapakah beliau ? Kaisar Api adalah Shennongshi, siapakah Kaisar Kuning ? Kaisar Kuning adalah Xuanyuanshi, kita Zhenfozong adalah anak cucu Yan Huang ! Lihatlah ! Di Taiwan kita memiliki Emperor Temple ( Huangdi Leizangsi ), yang dipuja adalah Xuanyuanshi, kita semua siswa Zhenfozong adalah anak cucu Yan Huang, tentu saja ada yang bukan anak cucu Yan Huang.
Hari ini ada juga yang berasal dari ‘another country’, dari Australia, ada yang dari Eropa, juga dari Amerika, dan Kanada, mereka adalah orang kulit putih, yang hadir hari ini ada juga siswa kulit putih. Mereka bukan anak cucu Yan Huang, apakah Anda akan mengusirnya ? Tentu saja tidak ! Sebab anak cucu Yan Huang memiliki hati paling lapang, lihatlah, kita menyatakan, “Di seluruh penjuru dunia semua bersaudara, di masa lampau semua adalah satu keluarga.”, lihatlah, hanya kita orang Tionghoa yang memiliki hati paling luas ! Semua bersaudara ! Sama saja, anak cucu Yan Huang saat ini sungguh luar biasa.
◎ Manfaat kelima dari penekunan Sadhana Raja Pundarika, apabila berada di dunia, maka Anda adalah Mahaprajna Dharmaraja, merupakan Dharmaraja yang memiliki Kebijaksanaan Luhur nan Agung.
Kita mempunyai adik cilik Li Qi dari Malaysia, dia baru berusia 9 tahun, namun sudah bisa menuntun insan, sudah bisa membabarkan Dharma, adik cilik Li Qi, di mana Anda ? Silakan naik ke atas podium !
◎ Dharmaraja Liansheng : Adik Li Qi, berapa usiamu ?
Li Qi : Sembilan tahun.
Dharmaraja Liansheng : Lihatlah wajahnya, mirip aktris Hong Kong Shu Qi, dia adalah Shu Qi cilik, namanya adalah Li Qi. Li Qi ! Berapa orang yang berhasil kamu ajak hadir dalam upacara ini ?
Li Qi : 21 orang.
Dharmaraja Liansheng : Apakah yang kamu ajak semuanya anak kecil seperti kamu ?
Li Qi : Orang dewasa.
Dharmaraja Liansheng : Orang dewasa ! Kamu masih anak-anak, bagaimana bisa menuntun orang dewasa ?
Li Qi : Semua berkat Mahaguru.
Dharmaraja Liansheng : Oh ! Lihatlah ! Dia adalah Padmakumara kita. Seorang anak bisa menuntun 20 an orang dewasa dan mengajaknya berpartisipasi dalam upacara, sungguh luar biasa !
Li Qi : Tidak tahu.
Dharmaraja Liansheng : Dharma apa yang kamu babarkan kepada mereka ?
Li Qi : Sangat banyak.
Dharmaraja Liansheng : Sangat banyak ? Kamu memahami sangat banyak Dharma ? Dia sendiri memiliki altar pribadi ! Dia seorang anak, di kamarnya sendiri mempunyai altar, setiap hari dia bersadhana, di usia 9 tahun sudah bersadhana setiap hari. Dia telah menuntun dan mengajak 20 an orang dewasa untuk hadir dalam upacara hari ini.
Li Qi : Di Taiwan juga.
Dharmaraja Liansheng : Oh ! Di Taiwan juga telah menuntun banyak orang ? Dia tinggal di Malaysia.
Li Qi : Orang itu menunggu kita di Taiwan, sebab sudah kehabisan tiket pesawat, maka mereka menunggu di Taiwan, sebab di Taiwan masih akan ada upacara lagi.
Dharmaraja Liansheng : Terima kasih ! Ayah dan ibumu sangat mulia ! Dia baru berusia 9 tahun sudah bisa menuntun dan mengajak 20 an orang dewasa untuk hadir di upacara hari ini. Oleh karena itu di dunia ini bisa menjadi Mahaprajna Dharmaraja, kelak Li Qi luar biasa, dia juga adalah Dharmaraja Prajna.
◎ Yang kelima, menekuni Sadhana Raja Pundarika memperoleh abhijna leluasa. Yang keenam, menaklukkan empat mara.
Seorang gadis bertanya kepada bhiksu : “Bhiksu, saya demikian cantik, setiap hari dikerumuni oleh para laki-laki, mereka terus memberi hadiah, mengajak makan dan nonton bioskop, saya tidak bisa menolak, bagaimana ini ?” Bhiksu itu mengambil air kolam dan memercikkan ke atas rambut gadis itu, mendadak gadis itu tersadar dan mengatakan : “Aku tahu ! Anda ingin saya menenangkan hati bagai air, menghadapi segala sesuatu di dunia dengan pikiran jernih, bukankah demikian ?” Bhiksu menjawab : “Tidak serumit itu, asalkan Anda menanggalkan riasan, maka dunia akan damai. Cantik atau tidak hanya sebatas sebaskom air, setelah riasan dihapus, semua adalah hantu !” Tapi semua wanita dalam Zhenfozong, semua gadis dan semua ibu-ibu, ladies and gentlemen, semua memiliki hati yang sangat baik. Setelah menekuni Buddhisme, kita semua menjadi sangat bijaksana, semua sangat baik hati, kita juga leluasa dalam abhijna, juga dapat menaklukkan empat mara, menaklukkan semua rintangan mara, sesungguhnya rintangan mara adalah klesa dalam batin Anda sendiri. Selain itu ada jneyavarana, apa yang diketahui oleh batin Anda bisa menjadi rintangan bhavana Anda, sesungguhnya mara adalah batin Anda sendiri. Asalkan Anda telah menaklukkan batin sendiri, Anda menekuni bhavana, menembus sushumna ( nadi tengah ), mengalirkan bindu, membangkitkan kundalini, tentu saja Anda memperoleh keleluasaan abhijna.
◎ Mahaguru beberapa malam tidak tidur tidaklah masalah ! Kaki juga tidak akan lemas. Kalian tahu, pernah suatu kali, saya memimpin upacara di Stadion Hong Kong, saya tertidur lemas selama lima hari, tanpa makan. Saat itu demi mengerahkan abhijna, supaya yang duduk di kursi roda dapat bangkit, supaya sel kanker lenyap, yang memiliki tumor di kepala, sebutir dan sangat besar, langsung sembuh begitu menerima abhiseka, apakah ada yang bersaksi ? Ada ! Kemenakan Acarya Lianman, Acarya Lianman ada di sini !
Dia bicara dalam Bahasa Kanton, kemenakannya memiliki tumor di kepala, begitu menerima abhiseka langsung sembuh. Kenapa demikian ? Seorang anak yang telah duduk di kursi roda selama tiga tahun, bisa berdiri bangkit dari kursi rodanya, kemudian berjalan dan melompat ! Saat itu saya kelaparan selama 5 hari, makan nasi satu suap langsung muntah, tidak bisa makan ! Bagaimana cara bertahan ? Minum jus semangka, setiap hari minum jus semangka, hingga 5 hari, tertidur lemas selama 5 hari, akhirnya berjalan terhuyung-huyung menuju ke Dharmasana. Saat itu suhu di Hong Kong mencapai 3 hingga 4 derajat, saat itu Hong Kong juga sedang hujan, bahkan celana dalam pun basah, dalam kondisi demikian masih memimpin upacara ! Api Homa Guru Padmasambhava di Stadion Hong Kong, yang saat itu hadir silakan angkat tangan ! Sangat banyak yang hadir. Semua orang bersaksi ada yang bangkit dan berjalan dari kursi roda, yang bisu bisa berbicara, yang buta bisa melihat ! Benar-benar bisa melihat ! Tumor tiba-tiba lenyap ! Selanjutnya tidak berani lagi. Tidur kelelahan selama 5 hari 5 malam, bahkan tidak bisa makan, hanya minum jus semangka, selama 5 hari berturut-turut. Oleh karena itu abhijna leluasa dan menaklukkan empat mara adalah nyata.
◎ Yang ketujuh, leluasa Terang tanpa cela. Apa itu tiada cela ? Raja Pundarika menulis Sastra Vimalaprabha, roda waktu raksasa terus berputar, yang lampau telah berlalu, tidak akan kembali, sudah tiada, yang saat ini juga akan menjadi masa lalu, yang akan datang juga akan menjadi saat ini, yang saat ini bisa menjadi masa lalu, apakah Anda yakin dalam kehidupan Anda hanya diri Anda saat ini ? Apakah Anda tidak memiliki banyak kehidupan ? Anda adalah orang masa lampau. Anda juga adalah orang masa kini, kelak Anda juga adalah orang masa depan.
Apabila Anda masih rela berada di dunia, namun yang lampau telah berlalu, ombak yang telah pergi tidak akan kembali, semua orang di masa lampau telah pergi ! Raja-raja di masa lampau, Para Suciwan, para hartawan, para pahlawan, semua telah berlalu, saya saat ini sedang Berdharmadesana, besok menjadi masa lalu, telah tiada, tidak akan ada lagi orang yang sama, tempat dan waktu yang sama seperti saat ini mendengar Dharmadesana Dharmaraja Liansheng Shengyen Lu, ini semua akan berlalu. Kelak, masa mendatang juga akan menjadi masa kini, masa kini menjadi masa lalu, oleh karena itulah Vimala ( tiada cela ), apakah satu-satunya yang ada ? Hanya Buddhata yang ada, inilah Prabha ( Terang ). Setelah kita mencapai Kebuddhaan melalui bhavana, maka selamanya ada, keberadaan yang sejati adalah Buddhata, segala sesuatu di dunia fana akan tiada, ini absolut.
Ketahuilah, kehidupan manusia hanya satu patah kata, hidup ini bagaikan menelepon, bila bukan Anda yang menutupnya dahulu, maka saya yang menutupnya dahulu, semua sama-sama menutupnya. Hari ini, saya dapat duduk di sini, menyebut diri sendiri sebagai pria tua. Sebab sudah menjadi kakek usia 70 tahun, Konfiusisu meninggal di usia 70 an. Saya sudah berusia 70 an, di jaman dahulu sudah berpulang. Hari ini dapat duduk di sini, Prana Asali di sini, “Watashi wa Ro Katsuhiko !”, My name is Sheng-yen Lu. Saat itu Anda leluasa, tiada persoalan, tentu saja tiada persoalan ! Mengapa demikian ? Untuk apa persoalan harus dimasukkan ke dalam hati ? Jangan menciptakan kerepotan sendiri ! Pada dasarnya kehidupan manusia tiada persoalan apa pun, jika bukan Anda yang meninggal dunia terlebih dahulu, maka saya yang mendahului Anda ! Yang satu lebih awal, yang satu menyusul. Mana ada persoalan ? Oleh karena itu Sthavira Guangqin mengatakan : “Tiada datang dan tiada pergi ! Tiada persoalan.” Ada persoalan apa ? Mana ada ? Tiada persoalan apa pun.
Jangan menumpahkan sampah pada diri sendiri, asalkan menyingkirkan sampah dari diri Anda, melupakannya, maka Anda adalah orang yang sangat leluasa, tiada kerisauan, tiada penderitaan, Anda hidup bagaikan seorang Rsi. Sadhana Istadevata Raja Pundarika telah ditulis dalam buku, Anda bisa membacanya, di dalamnya ada tata ritual sadhana, oleh karena itu hari ini hanya mengulas intinya. Hari telah mengajarkan kepada Anda semua, asalkan menekuni Sadhana Raja Pundarika, bisa memperoleh keberhasilan agung, tergantung apakah Anda semua mau menekuninya atau tidak ? Tentu saja harus menekuninya ! Benar tidak ? ( Hadirin menjawab : “Benar !” ) Iya tidak ? ( Hadirin menjawab : “Ya !” ) Baik tidak ? ( Hadirin menjawab : “Baik !” ) Om Mani Padme Hum.