Ceramah Sadhana Dzogchen ke 184 oleh Dharmaraja Lian-sheng Sheng-yen Lu pada Puja Bakti Bersama Sadhana Istadevatayoga Guru Padmasambhava, Sabtu 7 November 2015 di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Sembah puja pada Para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Dezhung, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna mandala, sembah puja pada Istadevata puja bakti bersama hari ini : Guru Padmasambhava.
Gurudara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet, Selamat malam semuanya ! Apa kabar ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Kanton ) Para tamu agung yang hadir pada hari ini, Sdri. Judy istri dari Sekretaris Jenderal Coordinating Committee for North American Affairs, Executive Yuan Dubes Daniel T.C. Liao, Akuntan True Buddha Foundation : Sdri. Teresa, Penasihat Hukum True Buddha Foundation : Pengacara Zhou Huifang , Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Ya-qi. dr. Zhuang Junyao, dr. Lin Shuhua, Istri dari Bpk. Xue Sheng-hua Pimpinan Overseas Credit Guarantee Fund : Sdri. Xue Wang-shu-mei, sdr. Gao Minglv, dua ibu besar dari California, dr. Huang Meijuan dari California, Tim Tari Pujana Yangguang Taiwan Sdri. Lin, sdri. Cai, Pandita Lokapalasraya You, sdr. Liang, Bpk. Zheng Dingxin dan istri dari Hong Kong. Selamat malam semuanya ! Apa kabar semua ! ( Bahasa Mandarin ) Apa kabar ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Kanton )
Hari ini telah mendengar pidato kedua Acarya, yang satu mewakili Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, dan yang satunya mewakili Taiwan Lei Tsang Temple. Sebenaranya jarak antara Taiwan dan Seattle dapat ditempuh hanya dengan satu kali tidur, sangat cepat, begitu bangun sudah tiba, tidak jauh. Cukup naik pesawat, tidur, langsung tiba di Taiwan, demikian juga dari Taiwan kembali ke sini, setelah naik pesawat, tidur, langsung tiba di Seattle, sangat mudah.
◎ Sekarang jaraknya juga semakin pendek, meskipun ada perbedaan waktu, tapi semuanya masih cukup baik, ingin ke Taiwan cukup naik pesawat, ingin ke Seattle juga cukup naik pesawat, tidak perlu mengatakan, “Sangat berat untuk berpisah.” ! “Menengadah ke angkasa, air mata tidak akan tumpah.”, tidak separah itu, bergembiralah semua, mungkin saja mendadak Gurudara ingin kembali ke Seattle, kemudian kami kembali sebentar, dengan demikian lebih adil bagi kedua cucu kami. Hari ulang tahun cucu perempuan adalah 911, saat itu kita semua berada di Seattle. Sedangkan cucu laki-laki, hari ulang tahunnya adalah 23 April, saat itu kita sedang berada di Taiwan. Tiap kali hari ulang tahun cucu perempuan, kami selalu ada, sehingga dia merasa sangat bahagia. Saat ulang tahun cucu laki-laki, hanya ada sepotong kue spons, di atasnya tertancap sebatang lilin, kami selalu tidak di tempat, maka saya merasa ini kurang adil baginya.
Ada kalanya Mahaguru berpikir, lebih baik kita terbang kembali untuk merayakan hari ulang tahun cucu laki-laki, usai api homa hari Sabtu di Taiwan Lei Tsang Temple, malam harinya naik pesawat, kemudian Jumat malam kami segera kembali ke Taiwan, tidak ada yang tahu, ini tidak masalah.
Hari ini kita melaksanakan puja bakti bersama Sadhana Istadevata Guru Padmasambhava, Beliau adalah pemanunggalan Amitabha Buddha, Shakyamuni Buddha dan Avalokitesvara Bodhisattva. Beliau lahir dari sekuntum padma, oleh karena itu disebut sebagai Padmasambhava, juga disebut sebagai Tsokye Dorje ( Vajra Yang Lahir di Samudra ). Ia lahir dari sekuntum padma di sebuah danau, tanpa ayah, tanpa ibu, merupakan Padmakumara sejati. Kisah tentang Guru Padmasambhava sangat banyak, bagi yang pernah membacanya akan tahu, Beliau dari India masuk ke Tibet atas undangan Mahaguru Santaraksita dan Raja Trisong Detsen, kemudian membabarkan Dharma di Tibet selama 50 tahun. Prestasi-Nya sangat banyak, Beliau adalah Padmakumara yang sangat agung.
◎ Kembali mengulas Sadhana Dzogchen, sesungguhnya dalam buku ini, sebagian besar merupakan Sadhana Dzogchen yang ditransmisikan oleh Guru Padmasambhava. Orang pertama yang memiliki silsilah Sadhana Dzogchen adalah Prahevajra, yang kedua adalah Manjusrimitra, yang ketiga adalah Srisimha, yang keempat adalah Padmasambhava, yang kelima adalah Raja Trisong Detsen dan Vidyarajni Yeshe Tsogyal. Ini diajarkan oleh Guru Padmasambhava, “Tidaklah sukar untuk membuktikan bahwa bintang terang di Timur yang dilihat oleh Pangeran Sidhartha adalah Sifat Mula diri sendiri.” Sama sekali tidak sukar, “Sebab sebelum Pangeran Sidhartha melihat bintang terang, saat menekuni Sadhana Dzogchen, terlebih dahulu menjalani tahap menghasilkan mata, menghasilkan jnana, dan menghasilkan pikiran.” Menghasilkan Mata Prajna, menghasilkan Prajna-Nya, menghasilkan pikiran-Nya, “Dari situ muncul Terang, muncul cahaya dan muncul Prajna.” Dari situlah muncul Terang, muncul Prajna, “Dengan demikian Pangeran Sidhartha memiliki Samadhicitta ( Batin senantiasa dalam samadhi ), Parisuddhicitta ( Batin Murni ), Vimalacitta ( Batin Tanpa Noda ), Avihethanacitta ( Batin Tiada Kerisauan ), dan Mardavacitta ( Kelembutan Hati ).” Menghasilkan beberapa citta ini, Pangeran Sidhartha adalah Shakyamuni Buddha. Terlebih dahulu Dia mencapai Samadhicitta, batin yang tenang dalam konsentrasi. Yang kedua adalah Parisuddhicitta, Yang ketiga adalah Vimalacitta, kemudian Avihethanacitta dan Mardavacitta. “Dengan adanya keheningan batin dalam samadhi, maka tercapailah kemurnian, tiada noda, tiada kerisauan, penuh kelembutan, demikianlah avidya telah dikenali, avidyasamudaya ( pembentuk kegelapan batin ), avidyanirodha ( berakhirnya kegelapan batin ), dengan padamnya avidya, maka tercapailah Bodhi, dengan demikian muncullah “Bintang di Angkasa”. Baiklah saya akan mengulas bagian ini, ini juga merupakan instruksi Guru Padmasambhava.
Terlebih dahulu adalah Samadhicitta, sesungguhnya samadhi tergolong sukar, sebab hampir semua orang memiliki batin yang tidak tenang, untuk mencapai samadhi diperlukan daya samadhi. Dahulu, Dipankara Buddha disebut juga sebagai Buddha Sinar Samadhi, hanya dengan samadhi barulah dapat menghasilkan sinar dan Prajna. Pada umumnya orang awam tidak memiliki samadhibala ( daya samadhi ), sangat jarang yang memiliki samadhibala. Ada seorang saudari Sedharma yang pernah mengatakan, bhiksu harus tahan godaan, sedangkan bhiksuni harus tahan kesepian, ini adalah ‘samadhi’. Menjalani kehidupan pravraj ( meninggalkan keduniawian ) tanpa samadhibala akan sangat mudah kembali pada kehidupan duniawi. Lihatlah harta, rupa, nama, makan dan tidur di dunia ini, semua itu adalah godaan, seorang bhiksuni harus mempunyai samadhibala yang sangat besar, barulah dia dapat menjadi seorang bhiksuni, sedangkan bhiksu harus tahan godaan, bhiksuni harus tahan kesepian, dengan demikian memiliki kapasitas untuk menjalani pravraj, bila tidak, maka pravraj hanya separuh belaka.
Ceritakan sebuah lelucon, ibu bertanya pada putra : “Bagaimana kencan kamu kali ini ?” Putra menjawab : “Bisa dibilang setengah berhasil.” Ibu bertanya : “Mengapa demikian ?” Putra menjawab : “Saya sudah datang, tapi dia tidak.” Hanya setengah, oleh karena itu, menjalani kehidupan pravraj tanpa samadhibala, hanya akan setengah saja, setengah pravraj dan setengah awam. Untuk mencapai samadhi sepenuhnya sungguh tidaklah mudah, sangat banyak bhiksuni yang menjalani pravraj di usia tua, kenapa ? Sebab di usia tua batinnya tidak terlalu labil, sudah mulai sanggup mengendalikannya, sebab dia menyadari dirinya sudah tua dan kecantikan telah pudar, tidak akan ada masalah apa pun. Tapi kita juga tidak dapat mengatakan bhiksuni pasti tua, atau pasti jelek, seperti hari itu, saat semua dirias, semua menjelma menjadi dewi kayangan. Namun untuk mencapai Samadhicitta, harus memiliki kualitas bhavana yang sangat baik, sanggup melihat hakikat segala sesuatu, memahami hakikat harta, rupa, nama, makan dan tidur, dengan demikian barulah dapat bersamadhi. Ada sebagian orang yang tidak berani menggunduli rambutnya, “Lebih baik kamu menjalani pravraj !” tapi dia tidak berani, dia masih melekat pada keindahan rambutnya, paling tidak demikian. Lihatlah, jika Mahaguru mengenakan rambut palsu, maka paling tidak akan kelihatan 20 tahun lebih muda, tapi menurut saya menggunduli kepala masih lebih baik.
◎ Samadhi sangat sukar. Ada banyak yang telah meninggalkan True Buddha School Zhenfozong, entah itu umat awam, bhiksu dan bhiksuni, maupun Acarya, mereka pergi bukan karena ajarannya tidak baik, jadi apa sebabnya ? Ternyata karena konflik antar pribadi. Dia merasa tidak dihargai di sebuah lingkungan, bahkan merasa di sebuah lingkungan ada yang tidak menyukainya, tidak cocok dengan lingkungan tersebut, maka dia meninggalkan Zhenfozong, jadi bukan karena ajarannya tidak baik.
Sesungguhnya di dunia ini yang paling sukar diurus adalah urusan personalia, ada sebuah kalimat : “Di mana ada manusia, maka di sana ada perselisihan.”, apabila Anda tidak tahan terhadap perselisihan, seketika langsung jatuh, maka Anda akan meninggalkan sekte, bukan karena ajarannya tidak baik, melainkan karena tidak sanggup mengatasi urusan personalia.
Demikian juga dengan sebuah organisasi, dalam hal personalia, saat mulai tidak rukun dengan seseorang, maka mulai menjauhi organisasi tersebut. Sama saja, di mana ada manusia, maka di sana pasti ada perselisihan. Contohnya saat Mahaguru berada di Seattle, sangat banyak gosip, tidak ada habisnya, bahkan gosip yang sangat tidak mungkin pun juga muncul, hal yang jelas-jelas tidak ada, tetap saja bisa menjadi sebuah gosip. Ada kalanya saya melihat umat Sedharma, Aduh ! Ternyata Anda juga adalah Sesepuh Bagua ( Homofon dengan sesepuh gosip ) ! Ini juga menggosip, yang itu juga menggosip, begitu gosip tersebar, sesungguhnya sangat tidak enak didengar. Gosip tentang Mahaguru sangat banyak, meskipun vihara di Seattle sangat kecil, tapi gosipnya sangat banyak. Justru di Taiwan Lei Tsang Temple saya tidak mendengar gosip apa pun, sebab saya memimpin api homa hanya di ‘Saturday’, setelah itu langsung pergi. Saya tidak pernah mendengar gosip di Taiwan Lei Tsang Temple. Di sini, selama tujuh hari selalu bersama dengan semuanya, meski orangnya sedikit, namun cara bicaranya sedikit berbeda, atau entah bagaimana. Mahaguru sendiri mempunyai kepatutan dalam berbicara dan bertindak, apa itu kepatutan ? Kepatutan adalah samadhibala, kepatutan tidak melampaui batasan. Hidup manusia bagaikan sedang memainkan sebuah sandiwara, namun kenapa bisa demikian banyak gosip ? Sebab orangnya sedikit dan waktu berinteraksinya sangat panjang, oleh karena itu gosipnya juga banyak. Ini tidak akan terjadi apabila waktu berinteraksinya singkat. Demikianlah hubungan antar manusia. Saya sendiri bisa berlapang dada, silakan saja Anda bicara, saya tetap harus menjalankan kewajiban, bagaimana pun Anda bicara, membicarakan ini dan itu, mungkin sebagian ada benarnya, tapi sangat banyak yang tidak benar. Hanya melihat sebuah bayangan atau mendengar semilir angin, langsung digosipkan, padahal sesungguhnya tiada, yang ada dan yang tiada, semua dijadikan bahan gosip. Hanya dengan samadhibala, Anda tidak akan terpengaruh oleh ucapan orang lain, tanpa samadhibala, Anda akan merasa Seattle tidak cocok untuk ditinggali, sangat dingin dan banyak gosip, sebenarnya sekali pun mendengarnya, biarkan saja. Yang penting selama setengah tahun di Taiwan tidak akan ada gosip, kembali ke sini, tidak ada salahnya mendengar sedikit gosip, di Taiwan lebih jarang, sedangkan di sini lebih banyak.
Ada kalanya perlu berganti suasana, saat ini udara di Taiwan sangat buruk, udara di Seattle benar-benar baik, sangat sejuk, sangat nyaman, belum pernah tercemari. Sekarang pencemaran udara di Taiwan sangat parah, memohon perlindungan Buddha Bodhisattva, supaya saat kami kembali ke Taiwan, tidak disambut dengan pencemaran udara, supaya saat kami kembali, udara di Taiwan bisa lebih bersih dan sejuk.
Samadhibala sangat sukar diungkapkan. Ceritakan sebuah lelucon, ada seorang pemilik yang menemani seorang penyewa untuk melihat rumahnya, penyewa : “Kelihatanya rumah ini sering bocor !” Pemilik : “Tidak juga. Bocornya hanya di saat hujan.” ; Di saat pelajaran fisika, guru bertanya : “Apa bedanya petir dengan listrik ?” Murid menjawab : “Petir itu gratisan, sedangkan listrik harus bayar.” Semuanya hanya setengah-setengah. Di saat terjadi kebocoran di rumah, Anda bisa kehilangan samadhibala, Yanhui siswa dari Konfusius, disebut juga Yanzi, dia memiliki samadhibala, di saat hujan lebat, dan di rumah mengalami kebocoran, dia masih memainkan kecapinya, kebocoran di rumah tidak memengaruhi batinnya, ini luar biasa, demikian banyaknya gosip, semua tidak memengaruhi sraddha Mahaguru, ada kalanya cukup tersenyum saja, katakan : “Mana ada ? Sama sekali tidak ada hal tersebut.” Tapi gosip sudah disebarkan, yang sebenarnya tiada, seakan-akan menjadi ada ! Apakah harus didebat, bagaimana menjelaskannya, lebih baik tidak usah didebat.
◎ Lihatlah, berapa banyak fitnahan untuk Mahaguru ? di internet sudah luar biasa, terus berdatangan seperti gelombang samudra, tapi lihatlah ! Saya masih penuh sukacita duduk di atas Dharmasana, sama sekali tidak merasa kesal atau bersedih, ini adalah samadhibala. Bagaimanakah datangnya samadhibala ? Sangat sederhana, setelah Anda Mencerahi kebenaran semesta, maka Anda akan mempunyai samadhibala. Selama Anda belum Mencerahi kebenaran semesta, Anda belum Tercerahkan, maka tidak akan mempunyai samadhibala.
Setelah Anda Tercerahkan, apa pun yang dikatakan orang lain, ‘go ahead’ terserah apa katamu ! Terserah Anda mau menggosip apa, tidak ada bedanya, semua setara, digosipkan juga tetap gembira, itu artinya Mahaguru menjadi pusat perhatian mereka, apabila Anda tidak penting, maka orang juga tidak akan membicarakan Anda. Justru karena Anda penting, maka orang membicarakan Anda, kecuali Anda adalah orang yang biasa-biasa saja, siapa yang akan membahasnya ? Sangat sederhana, yang tidak penting Anda sangka penting, sebenarnya dalam pandangan Mahaguru, tidak ada suatu pun yang penting, semuanya tidak penting, karena tidak penting, maka Mahaguru dapat menjalani hari dengan tenang.
Si A berkata kepada Si B : “Nyonya Wang yang cerewet sungguh malang !” Si B : “Apa yang terjadi ? Apakah tenggorokannya rusak ?” , “Bukan, suaminya menjadi tuli.” Jadi, telinga menjadi tuli juga ada manfaatnya, tidak bisa mendengar apa pun, apa pun yang dikatakan orang lain, Anda tidak akan mengetahuinya. Dengan demikian, mata yang tidak bisa melihat juga ada manfaatnya. Ada tiga hal mengenai bhavana, yaitu bisu, tuli dan buta, dengan demikian dapat mencapai keberhasilan bhavana. Saat mata Anda bisa melihat, Anda akan melekat pada batin, dan suasana hati Anda akan terganggu. Saat telinga bisa mendengar, juga bisa mengganggu suasana hati Anda. Saat mata melihat dan telinga mendengar, maka mulut Anda akan terus berbicara, membuat karma ucapan, sangat sukar berbhavana. Seorang Arahat memiliki Samadhicitta, terlebih dahulu dia membunuh enam pencuri, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran, inilah keberhasilan Arahat, mata telah buta, telinga telah tuli, mulut telah bisu, lidah tidak ada rasa, tubuh juga tiada rasa sentuhan, pikiran juga telah murni, dengan demikian dapat mencapai Kearahatan, demikianlah bhavana Arahat, terlebih dahulu membunuh enam pencuri, setelah mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran terbunuh, maka itulah samadhi.
Begitu muncul samadhi, maka muncul Parisuddhicitta ( Batin Murni ), kita sering mengatakan, indra pendengaran telah termurnikan, mata termurnikan, kemurnian berasal dari mata tidak melihat ; Kemurnian indra pendengaran, telinga tidak mendengar ; Kemurnian mulut, mulut tidak berbicara ; Tubuh tidak menyentuh, maka tubuh Anda termurnikan ; Anda tidak memikirkan, maka pikiran Anda termurnikan ; Samadhi menghasilkan kemurnian.
Ceritakan sebuah lelucon, setelah pasien menjalani operasi, ia tersadar dari pengaruh obat bius, ia mendapati usus buntu dan amandelnya telah tiada, dengan penuh penyesalan dokter mengatakan : “Operasi itu disiarkan untuk para mahasiswa, setelah memotong usus buntu, memperoleh tepuk tangan yang terlampau meriah, maka terpaksa kami tambahkan sebuah operasi yang lain.” Tentu saja ini tidak terjadi, mana ada yang melakukan operasi lain hanya demi tepuk tangan yang meriah.
◎ Dari manakah Parisuddhicitta ? Setelah Anda Tercerahkan, dengan alamiah akan memiliki Parisuddhicitta, tidak terpengaruh, siswa yang datang, siswa yang pergi, semuanya parisuddhi. Berapa yang telah bersarana, berapa yang telah meninggalkan True Buddha School ? Semua bukan persoalan, semua parisuddhi, tidak terpengaruh. Di Timur ada yang membicarakan Anda, di Barat ada yang membicarakan Anda, di Selatan ada yang membicarakan Anda, di Utara ada yang membicarakan Anda, tetap tidak terpengaruh, sepenuhnya leluasa, inilah parisuddhi.
Ceritakan sebuah lelucon, seseorang ingin supaya temannya tidak melanjutkan profesi sebagai pelaut, pelaut adalah orang yang bekerja di atas kapal. Dia bertanya : “Bagaimana ayahmu meninggal dunia ?” Pelaut menjawab : “Meninggal dalam sebuah bencana di laut.” , “Bagaimana kakekmu meninggal dunia ?” , “Juga meninggal di laut, karena badai membalikkan kapalnya.” , “Ya Tuhan !” Dia melanjutkan : “Jadi kenapa kamu tetap ingin menjadi pelaut ?” Pelaut itu balik bertanya : “Ayahmu meninggal di mana ?” Dia menjawab : “Meninggal di atas ranjang.”, “Kakekmu meninggal di mana ?” , “Juga mati di atas ranjang.” Pelaut itu melanjutkan pertanyaannya : “Jadi kenapa setiap hari kamu masih saja tidur di atas ranjang ?” Sangat sederhana, setelah Anda mampu berpikiran terbuka, maka batin Anda tidak akan terpengaruh. Tentu saja kelahiran dan kematian adalah persoalan besar, meninggalnya anggota keluarga juga merupakan persoalan besar, namun bukankah setiap manusia cepat atau lambat pasti meninggal dunia, seperti halnya telepon, jika bukan saya yang terlebih dahulu mengakhiri pembicaraan, maka Anda yang akan mengakhirinya terlebih dahulu.
Usia Mahaguru sudah lebih dari 70 tahun, orang menyebutnya kakek usia 70 tahun ? Tidak terasa, saya masih demikian. Siapa tahu kelak menginjak usia 80 tahun, saya masih tetap demikian. Saya tidak tahu apakah bisa mencapai usia 80 tahun, saya tidak berani mengatakannya, sebab setiap hari saya hendak tidur, tidak dapat dipastikan kapan akan berpulang, saya tidak berani mengungkapkannya, sebab anitya bisa datang kapan pun, bagi Anda yang memahaminya, kelahiran dan kematian hanya suatu hal biasa, mati adalah lahir, lahir adalah mati, yang lahir akan mati, yang mati akan terlahir kembali, jadi tidak ada yang perlu ditakutkan, apa yang patut ditakutkan dari kematian ? Jika penderitaan sebelum meninggal dunia hanya ada sedikit, maka disebut sebagai kematian yang baik, dalam Buddhisme disebut sebagai Sugata atau kepergian yang baik, tiada penderitaan apa pun, beberapa hari kemudian meninggal, atau bahkan meninggal seketika, ini sangat baik, patut menerima ucapan selamat ! Dalam pandangan yang Tercerahkan, kelahiran dan kematian tidak ada apa-apanya. Saya tidak mengutuk supaya kerabat saya bagaimana, tidak peduli bagaimana pun mereka, tetap saja saya harus menjalani hidup saya, kembangkanlah sikap batin yang demikian, segalanya ‘okay’.
Seorang pasien berkata kepada dokter : “Telinga saya menjadi tuli, bahkan semakin parah, tidak bisa mendengar suara batuk sendiri.” Dokter menuliskan resep : “Tebus resep ini ! Sehari tiga kali, setelah mengonsumsinya, Anda bisa mendengar suara batuk Anda sendiri.” Pasien bertanya : “Apakah maksud dokter, setelah saya mengonsumsi obat tersebut, pendengaran saya akan pulih ?” Dokter mengatakan : “Bukan, saya membuat supaya suara batuk Anda semakin keras.” Ini juga dibolak-balik, ada kalanya, kekhawatiran juga tidak ada gunanya, terlampau mengkhawatirkan tubuh sendiri juga tidak ada gunanya. Lebih baik tidak usah khawatir, bertemanlah dengan penyakit, penyakit adalah teman bagi saya orang tua ini, menginjak usia tua pasti muncul penyakit, maka bertemanlah dengan penyakit, setiap hari memperlakukannya dengan sebaik-baiknya, bagaimana pun, tidak perlu berputus asa, setiap orang sama belaka.
Dahulu, ibu pernah mengatakan sesuatu kepada saya, saya bertanya : “Mama, kenapa ingatan Anda semakin memburuk ?” Ibu saya sering mengatakan : “Kelak kamu tua akan tahu sendiri.” , “Mama, sepertinya akhir-akhir ini cara berjalan Anda lebih pelan.” Ibu selalu menjawab : “Kelak kamu tua akan tahu sendiri.” Memang benar, setelah Anda menginjak usia tua, Anda akan menyadarinya, kelak saat Anda telah memahami Buddhadharma, Anda akan tahu bahwa lahir, tua, sakit dan mati adalah fenomena wajar, kita semua patut bersabar, bersabar dalam kondisi sakit, semua pasti akan berlalu. Mahaguru juga dengan cepat akan berlalu, bukan hanya kalian, sekali pun dokter punya cara untuk menyembuhkan penyakit Anda, sekali pun Mahaguru juga mempunyai sedikit ‘power’ untuk menyembuhkan Anda, namun tidak ada kesehatan yang abadi.
“Apakah Anda bisa terkena flu ?” Dahulu dokter pernah bertanya demikian, saya menjawab : “Bisa.” , “Bisa sembuh ?”, “Bisa.”, “Setelah sembuh, apakah masih bisa terkena flu ?” , “Bisa !” Dokter mengatakan : “Demikianlah ! Sebab nafkah kami para dokter tergantung dengan flu Anda, Anda sakit, kami baru bisa terus memelihara kehidupan kami, apabila hanya sekali saja Anda langsung sembuh untuk selamanya, apa yang bisa saya makan ? Benar tidak ?” Mahaguru menepuk punggung Anda sekali, Anda langsung sembuh, namun akan terus bergantian ! Terus berkesinambungan ! Ada yang berkonsultasi : “Setelah saya berkonsultasi, apakah segala sesuatunya nanti akan serba baik ?” Saya mengatakan : “Tentu saja akan membaik setelah Anda berkonsultasi untuk kali ini.” Tapi saya belum melanjutkan kalimatnya, persoalan akan tetap muncul kembali. Sama saja, setelah mengenali hakikat kehidupan ini, maka Anda termurnikan. Selama Anda tidak mengenali hakikat kehidupan ini, Anda tidak akan mempunyai samadhibala. Dengan adanya samadhibala, muncul Parisuddhicitta dan Vimalacitta, manusia pada hakikatnya adalah Buddha.
◎ Raja Pundarika akan ditransmisikan di Hong Kong, Dia telah menulis Sastra Vimalaprabha ( Terang Tanpa Noda ), hanya Yang Tercerahkan yang dapat mengungkapkan hal itu, pada hakikatnya tiada noda, apakah kalian merasa heran ? Tidak, “Orang ini sangat kotor.”, ada yang mengatakan. “Orang itu kelihatan kotor sekali.”, ada juga yang mengatakan, “Hati orang itu sangat kotor.” , “Batinnya sangat kotor.”, tidak terlihat secara lahiriah. Sesungguhnya, entah itu kotor secara lahiriah, atau secara batiniah, semuanya bukanlah kekotoran, ini disebut vimala ( Tiada noda ). Mengapa demikian ? Coba renungkan, setelah Anda memahaminya, barulah Anda Tercerahkan. Mengapa vimala ? Mengapa semua adalah prabha ( Terang ) ?
Ada yang datang untuk berkonsultasi, bau napasnya sangat parah, begitu dia memasuki pintu, bau napasnya langsung tercium. Wah ! Parah ! Sungguh mengejutkan, saya langsung menahan napas. Ada juga, setelah menanggalkan sepatunya, memasuki rumah, kutu airnya sangat parah, padahal masih mengenakan kaus kaki, tapi begitu masuk. Wah ! Benar-benar ‘Harum semerbak memenuhi ruangan.’, bau yang menyeruak, setelah dia pergi, harus langsung menyemprotkan parfum. Tapi Mahaguru beritahu kalian apa adanya, vimala ! Tiada noda, bau napas bukanlah bau, bau kutu air juga bukan bau. Ada juga bau badan, sebagian orang, begitu masuk ruangan, wah ! Ya Tuhan ! Padahal seorang wanita, kenapa bau badannya sangat parah ? Kita juga tidak tahan. Namun sesungguhnya, seorang yang Tercerahkan harus tahu, tiada bau napas, tiada bau kutu air, juga tiada bau badan, sama sekali tiada, mengapa demikian ? Renungkanlah !
Seorang suami bertengkar dengan istrinya, suaminya marah dan minggat dari rumah, istrinya bertanya : “Kapan pulang ?” Suaminya menjawab : “Jika aku pulang, berarti aku adalah cucu !” Setelah dia pergi, ternyata tidak ada tujuan, maka dia kembali lagi, sekembalinya, dia mengatakan kepada istri : “Nenek, aku pulang !”. Suami ini cukup tulus, sebab dia masih ingat ucapannya sendiri : “Pulang berarti cucu !” Sekembalinya, dia berkata kepada istri : “Nenek, aku pulang !” Si suami ini lumayan juga, termasuk baik, dia menaati semua aturan.
Guru bertanya kepada murid : “Berapa jumlah kaki burung unta ?” Xiaoming memberitahu mama : “Guru menghadiahi saya, sebab jawaban saya yang paling mendekati benar, saya menjawab tiga, murid lain menjawab empat.” Ternyata guru menyemangati Xiaoming, berapa jumlah kaki burung unta ? ( Dua ), dia menjawab tiga, masih lumayan ! Paling mendekati, sebab teman yang lain menjawab empat, saya sempat mengira ‘empat’ adalah jawaban yang benar, ternyata hanya dua, tapi saya beritahu Anda, tidak peduli berapa, saya beritahu Anda jawaban Pencerahan. Guru bertanya : “Berapa jumlah kaki burung unta ?” Anda tidak perlu menjawabnya, kenapa ?
◎ Sastra Vimalaprabha, Anda harus membangkitkan Mata Prajna, memurnikan pikiran, menghasilkan Parisuddhicitta. Saat Anda mencapai vimala ( tiada noda ), maka Terang Anda akan muncul sepenuhnya. Apa yang tiada noda ? Apakah jasmani Anda ? Ataukah batin Anda ? Sebenarnya semuanya bukan.
Saya sering mengatakan, di bulan tidak ada manusia, apakah di bulan ada orang ? Seharusnya tidak ada orang, jadi, di bulan, apa itu non-vegetarian ? Apa itu vegetarian ? Apa itu kemurnian ? Apa itu kekotoran ? Apa itu pria ? Apa itu wanita ? Apa itu kebajikan ? Apa itu kejahatan ? Apa itu mara ? Apa itu Buddha ? Saya bertanya kepada Anda, apakah di atas bulan ada kebajikan dan kejahatan ? Apakah ada mara dan Buddhadharma ? Adakah vegetarian dan non-vegetarian ? Adakah benar dan salah ? Tidak ada. Itulah vimala. Jika dilanjutkan, Anda semua akan Tercerahkan, maka tidak perlu diteruskan.
Berikutnya adalah Avihethanacitta, yaitu batin tiada kerisauan. Apakah sudah Berdharmadesana selama 50 menit ? Tidak apa, tiada konsep waktu. Ketahuilah, waktu ditetapkan oleh manusia, pada mulanya tiada waktu, usia 70 tahun juga ditetapkan oleh manusia, karena waktu ditetapkan oleh manusia, maka usia juga ditetapkan oleh manusia, ketahuilah, usia tidak menjadi persoalan, apakah Zheng Dingxin mendengarnya ? Usia tidak menjadi soal, berapa usia Anda ? 70 ? Saya masih melebihi Anda, usia tidak menjadi soal, waktu tidak menjadi soal, mari kita lanjutkan !
Ceritakan sebuah lelucon, ada dua orang mabuk, mereka ditangkap oleh polisi, ada yang mengatakan : “Pak polisi, bagaimana Anda bisa tahu dia sedang mabuk ?” Polisi mengatakan : “Salah satu dari mereka membuang uangnya !” Mengambil uang kertasnya sendiri, kemudian membuangnya satu demi satu. Orang itu bertanya lagi : “Bagaimana dengan yang satunya ?” , Polisi menjawab : “Orang itu memungut uang kertas tersebut dan mengembalikannya.” Jadi keduanya sama-sama mabuk, polisi sangat hebat, pengamatannya sangat teliti, menurutnya hanya orang mabuk yang melakukan hal tersebut, orang waras tidak akan melakukannya. Meskipun kita semua waras, namun sebenarnya juga mabuk.
◎ Kenapa saya mengatakan semuanya mabuk ? Sebab semua tidak normal, orang normal bukanlah orang normal, karena bukan orang normal, berarti orang normal, apakah Anda paham ? Inilah yang dikatakan dalam Vajracchedika Sutra, “Insan bukanlah insan, karena bukan insan, berarti insan.” Ini adalah kalimat Pencerahan.
Seorang istri berkata kepada suaminya : “Begitu seseorang mulai tua, dia akan semakin banyak bicara.” Suaminya menjawab : “Berarti kamu tidak pernah muda.” Ada maksud di balik ucapannya, dengarlah dengan seksama ! “Kamu tidak pernah muda.”, istrinya terlampau cerewet, selain menarikan line dance, semua juga sedang olahraga mulut, tentu saja saat menari tidak bisa sembarangan bicara, sebab harus menari dengan sungguh-sungguh, tapi mereka hanya menari selama sepuluh menit, sedangkan ngobrolnya 50 menit, Gurudara yang memberitahu saya, saya mengatakan : “Kemarin kalian berlatih line dance selama 1 jam ?” Dia menjawab : “Tidak, hanya berlatih 10 menit.” , “Lalu bagaimana dengan 50 menit terakhir ?” , “Olahraga mulut.” Begitu menginjak usia tua, semakin banyak bicara, Mahaguru juga demikian, banyak yang dibicarakan.
Ketahuilah, Avihethanacitta sangat penting, batin tiada kerisauan sangatlah penting, hanya karena persoalan personalia, saat Anda tidak menyukai seseorang, sebenarnya bukan dia yang risau, melainkan Anda sendiri yang risau. Saat Anda merasa organisasi ini tidak baik, bukan organisasi ini yang risau, melainkan Anda sendiri yang risau. Saat Anda meninggalkan organisasi itu, organisasi itu tidak masalah, masalahnya adalah, Anda meninggalkan organisasi itu dengan membawa kerisauan. Pada dasarnya tiada kerisauan, kerisauan sepenuhnya diciptakan oleh diri sendiri. Jangan hanya karena sorot mata seseorang, Anda langsung risau, jangan karena sepatah kata, Anda langsung risau. Jangan hanya karena satu tindakan seseorang, Anda langsung risau. Jangan karena berbagai macam sebab, Anda langsung risau. Saat Anda memahami apa itu dunia, maka tiada lagi kerisauan dalam batin, ini disebut Avihethanacitta. Pengulasan hari ini sampai di sini. Om Mani Padme Hum.