2015-11-01 Ekasatya Dharmadhatu , Klesa Adalah Bodhi , Samsara Adalah Nirvana
Ceramah Sadhana Dzogchen ke-183 oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Api Homa Vajradhara, Minggu 1 November 2015 di True Buddha Rainbow Temple
Sembah puja pada Para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Zheng-kong, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna mandala, sembah puja pada Adhinatha api homa hari ini : Vajradhara.
Gurudara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet, serta para tamu agung yang hadir hari ini : Sdri. Judy, istri dari Sekretaris Jenderal Coordinating Committee for North American Affairs, Executive Yuan Dubes Daniel T.C. Liao. Akuntan True Buddha Foundation : Sdri. Teresa dan suami, Penasihat Hukum TBF : Pengacara Zhou Huifang, Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Ya-qi, dr. Zhuang Junyao, Penasihat Overseas Credit Guarantee Fund : Sdri. Xue Wang-shu-mei, Sdri. Lin dan Sdri. Cai dari Tim Tari Pujana Yangguang,dr. Gao Huanxian. Selamat siang semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Mandarin ) Selamat siang semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Taiwan ) Apa kabar ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Kanton )
Minggu depan tanggal 8 November pukul 3 sore adalah Upacara Api Homa Yaochijinmu, Yaochijinmu adalah Raja Rsi, Beliau adalah satu-satunya dalam Zhenfozong, juga merupakan Istadevata yang paling dijunjung tinggi oleh Mahaguru. Dharmabala Yaochijinmu sangat besar, jasa kebajikan-Nya sangat agung, Beliau dapat membuka divyacaksu ( Mata Dewa ), dapat menyeberangkan para insan terlahir di alam yang terbaik. Oleh karena Mahaguru beryukta dengan Yaochijinmu, maka lahirlah True Buddha School Zhenfozong, ini merupakan suatu hal yang sangat istimewa. Dalam kehidupan ini, sudah sekitar 40 tahun lamanya, saya senantiasa menjunjung tinggi Yaochijinmu. Mengenai apakah Anda berkenan menjadi pemohon utama untuk minggu depan, sukarela saja, semuanya ‘okay’, tidak ada paksaan. Kekuatan Adhinatha ini sangat besar. Di Taiwan sangat banyak Cihui Tang ( Kuil Yaochijinmu ), Cihui Tang ada di Taiwan Utara hingga Selatan, jumlahnya ribuan, kekuatan-Nya sangat besar. Beliau mengetahui semua persoalan di surga dan di bumi. Buddha juga demikian, mengetahui segala sesuatu di surga dan di bumi.
◎ Hari ini adalah Upacara Vajradhara, tubuh-Nya berwarna biru, mengenakan mahkota ratna dan jubah surgawi berlapis, berhiaskan ratna mutu manikam, duduk bersila penuh di atas cakra candra padmasana, kedua tangan mengepal, ibu jari dan telunjuk membentuk lingkaran. Kedua telapak tangan menghadap ke dalam, disilangkan di depan dada, ini juga mudra-Nya ( Mahaguru memperagakan ). Mantra-Nya adalah : “Om. Biezha. Dala. Hum Hum.” Ada mudra, mantra dan wujud, dapat dilakukan visualisasi, membentuk mudra dan japa mantra, menjadi sebuah Sadhana Japa.
Tentu saja Vajradhara adalah yang teragung, apa yang teragung dalam Vajrayana ? Vajradhara, ada Vajradhara pertama, dalam mantra disebut ‘Dadu’, ‘Dadu’ adalah yang pertama. Beliau adalah Buddha bhumi ke-16, yaitu Adharma Buddha, Samantabhadraraja Tathagata, disebut juga Dorje Chang, tergolong sebagai Buddha Asali, merepresentasikan esensi Paripurnasambodhi. Kita juga pernah mengadakan Upacara Adharma Buddha, satu Adhinatha, hanya berbeda sebutan. Di bawah Vajradhara ada Pancamahavajradhara atau Pancadhyani Buddha, Dharmaputra dari Pancadhyani Buddha adalah Vajrasattva, dari Pancamahavajradhara ditambahkan menjadi Sadmahavajradhara, Vajrasattva adalah Vajradhara ke-7, di bawahnya adalah Mulacarya yang membabarkan Vajrayana, disebut sebagai Vajradhara ke-8, Mulacarya mentransmisikan kepada Acarya, yaitu Vajradhara ke-9, demikianlah urutan Vajradhara. Vajradhara pertama adalah Adharma Buddha, jika diumpamakan dengan hierarki dalam sebuah negara, Vajradhara adalah presiden, wakil presiden adalah wakil Vajradhara, ketua lembaga eksekutifnya disebut Ketua Dewan Vajra, Ketua Lima Dewan, Presiden Legislatif Yuan disebut Vajradhara Legislatif, ada Vajradhara Eksekutif, ada Vajradhara Yudisial, Vajradhara Pengawas, Eksamen Yuan adalah Vajradhara Eksamen. Vajradhara adalah Adharma Buddha, juga adalah Samantabhadraraja Tathagata, disebut juga Dorje Chang.
◎ Banyak yang bertanya : “Mengapa Vajradhara berwarna biru ?” Sebab tidak ada benda yang dapat melambangkannya, oleh karena itu yang terbaik adalah menggunakan angkasa, apa warna dari angkasa ? Biru, itulah sebabnya Ia berwarna biru. Dahulu Guru saya berkata, “Mengapa warna biru digunakan untuk melambangkan-Nya ?” , “Sebab warna biru merepresentasikan angkasa.” Vajradhara adalah Guru Sesepuh Utama dalam Tantrayana, apabila Anda beryukta dengan Vajradhara, pasti terlahir di Buddhaksetra, dan pasti dapat mencapai keberhasilan. Vajradhara telah mentransmisikan Sadhana Dzogchen dan Sadhana Mahamudra dalam Tantra Tibet. Ada dua macam silsilah Sadhana Dzogchen, Samantabhadra Tathagata – Pancadhyani Tathagata – Vajrasattva – Vajrapani Bodhisattva – Semlhag Chen, ini adalah silsilah svarga. Sedangkan silsilah alam manusia adalah : Prahevajra – Manjusrimitra – Srisimha – Vairotsana, Padmasambhava – Trisong Deutsen ( Dharmaraja Liansheng ) ; Demikianlah silsilah Sadhana Dzogchen. Dharmabala-Nya paling besar, dapat menyukseskan semuanya, menyempurnakan lokiya (duniawi ) dan lokuttara ( non-duniawi ). Hari ini Anda menerima Abhiseka Vajradhara, yang merupakan abhiseka teragung dalam Vajrayana, tidak ada yang lebih besar daripada ini.
Kembali mengulas Dzogchen Tantra, Guru Padmasambhava memberitahuku : “Shakyamuni Buddha melihat bintang terang di waktu subuh, menyaksikan Buddhata, mencapai Kebuddhaan. Namun orang awam menyangkanya benar-benar melihat sebuah bintang di Timur. Karena melihat bintang terang di saat subuh dapat mencapai Pencerahan, sekarang sadhaka Tantra boleh mencoba melihat sebuah bintang di Timur pada saat subuh, setelah melihatnya, apakah Anda benar-benar mencapai Kebuddhaan ?!” , “Tentu saja tidak.” Jawab saya.
Guru Padmasambhava mengajarkan kepada saya :
Sadhana Dzogchen menunjukkan bahwa sesungguhnya Bintang Terang di Timur yang dilihat oleh Pangeran Sidhartha adalah bintang dalam diri sendiri, bintang ini adalah cahaya, ketahuilah, Yang Tercerahkan melihat Prajna bagaikan melihat bintang di langit, inilah Pencerahan yang sejati. Bintang yang dilihat oleh Shakyamuni Buddha saat itu merupakan bintang Prajna dalam diri, akan tetapi meskipun telah dijelaskan, dikhawatirkan umat manusia tidak mampu memahaminya, hanya bisa diibaratkan sebagai bintang terang di Timur.
Adakalanya, yang disebut dengan melihat, bukan berarti melihat bintang di Timur, melainkan melihat cahaya diri sendiri, melihat hati diri sendiri, yang terlihat adalah sinar terang yang dihasilkan Prajna diri sendiri.
◎ Dalam realisasi Sadhana Dzogchen, bintang ini adalah : “Ekasatya Dharmadhatu ( Satu Dharmadhatu Sejati ), tetap terang sekalipun tidak nampak.” Begitu melihatnya, maka selamanya dapat melihatnya. Begitu bintang ini bersinar, maka selamanya bersinar, tidak akan pernah padam.
Setelah Anda melihat bintang tersebut, maka selamanya akan terlihat, sama seperti Pencerahan, sekali Tercerahkan, maka selamanya Tercerahkan, tidak mungkin hari ini Tercerahkan dan keesokannya tidak sadar lagi, lusa Tercerahkan lagi, tiga hari kemudian tidak sadar, bukan demikian. Pencerahan sejati adalah sekali Tercerahkan maka selamanya Tercerahkan, bukannya tahun ini Tercerahkan, tahun depan tidak, dua tahun kemudian Tercerahkan lagi, tiga tahun kemudian tidak, tidak ada yang demikian, sekali Tercerahkan maka selamanya Tercerahkan. Orang yang Tercerahkan memiliki cara pandang yang berbeda terhadap para insan. Para insan adalah sebutan bagi yang belum bisa Tercerahkan, sekali pun Anda menyeretnya ke Beijing, dia tetap tidak akan Tercerahkan, diseret sampai ke Nanjing juga tidak Tercerahkan, diseret sampai ke Tokyo juga tetap sama, Anda membawanya kemana pun tetap tidak akan Tercerahkan, namun begitu dia Tercerahkan, maka dia akan memahami, apa itu Tokyo, Xijing, Nanjing, Beijing, semuanya adalah ibukota, semuanya sama saja. Orang yang Tercerahkan, kemana pun tetap Tercerahkan, sekali pun sudah menjadi presiden, dia tetap Tercerahkan, sekali pun dijebloskan ke dalam penjara, dia tetap Tercerahkan, melalui pengulasan ini, seharusnya Anda telah paham.
Para peziarah menanyai seorang petapa : “Apa yang menyebabkan Anda meninggalkan keduniawian dan menjalani kehidupan membiara ?” Petapa tersenyum : “Sebabnya adalah kucing di rumah.” Semua orang merasa heran, bagaimana mungkin ‘kucing di rumah’ ? Peziarah bertanya : “Apa hubungannya dengan kucing ?” Petapa menjawab : “Di kala muda, saya gagal dalam bisnis, tidak punya apa-apa, kemudian saya mencurahkan kesedihan kepada seekor kucing. Saya bertanya pada kucing, saya harus hidup di mana ? Kucing itu menggoyangkan kepala dan mengatakan : “Miao !” ( Suara ngeongan kucing homofon dengan kata ‘vihara’ ) Oleh karena itu, Shakyamuni Buddha melihat bintang terang adalah melihat sinar terang dari dalam batin diri sendiri, disebut sebagai cahaya batin, semua sutra ada dalam batin-Nya, semua Dharma yang dibabarkan oleh-Nya adalah sutra, semua yang diabarkan adalah kebenaran, oleh karena itu Pencerahan bukan karena melihat sebuah bintang, jika demikian, maka Anda juga boleh pergi melihatnya di saat subuh, begitu terlihat oleh Anda, Wah ! Saya melihat sebuah bintang yang besar, ternyata Bintang Biduk, Wah ! Aku tercerahkan ! “Setelah saya melihat bintang, saya tercerahkan !” akhir-akhir ini tidak ada bintang, setiap malam selalu hujan, langit selalu mendung, tidak terlihat apa pun, apakah dengan demikian Anda tidak dapat Tercerahkan ? Sesungguhnya yang dimaksud adalah melihat cahaya batin diri, Pencerahan adalah memahami kebenaran sejati semesta.
Ceritakan sebuah lelucon, seorang ibu yang cantik sedang menjual sandal di depan pintu, saya menanyainya : “Berapa harga sepasang sandal ?” Dia mengatakan : “20 dolar.” Saya bertanya lagi : “10 dolar boleh ?” , “Anda mau yang sebelah kiri atau sebelah kanan ?” Tidak masalah, dia bersedia menjual dengan harga tersebut, tapi yang hendak Anda beli sandal sebelah kiri atau sebelah kanan ? Tetap saja harganya 20 dolar. Begitu Anda Tercerahkan, berarti Anda telah membeli semuanya, bukan hanya sebelah saja.
Di saat Anda telah memahami kebenaran dalam Ajaran Buddha, Anda akan mengetahui bahwa banyak hal yang sesungguhnya sederhana, namun tidak terpikirkan oleh orang awam. Di dunia ini ada banyak hal yang tidak Anda pahami, Anda tidak memahami pernikahan, sesungguhnya apa itu pernikahan ? Anda tidak memahaminya, namun Anda bisa memahaminya bahwa itu hanyalah nidana Anda, jodoh Anda, Anda memiliki jodoh pernikahan, berarti Anda berjodoh dengan orang tersebut di kehidupan lampau, oleh karena itulah Anda bisa berjumpa dengannya. Sekarang tidak bisa dikatakan hanya antara pria dan wanita, sebab Amerika telah mengakui pernikahan sesama jenis, oleh karena itu saya tidak bisa mengatakan pria berjumpa dengan wanita, atau wanita berjumpa dengan pria, melainkan pria berjumpa dengan pria, dan wanita berjumpa dengan wanita, mereka boleh menikah.
◎ Ada yang bertanya : “Mahaguru, apakah Anda bersedia memimpin pemberkatan nikah bagi pasangan sesama jenis ?” Saya menjawab : “Bisa ! Sama saja !” , “Kenapa ?” , “Buddhata yang sama !” Tiada perbedaan ! Apakah pria dan wanita berbeda ? Tiada perbedaan, sekarang banyak presiden wanita, siapa tahu kelak presiden Amerika juga wanita, meskipun saya mengatakan demikian, bukan berarti pasti wanita. Oleh karena itu, bukankah tiada berbeda ? Boleh saja !
Tapi dalam Agama Katolik tidak diperbolehkan, dalam Alkitab Perjanjian Lama ada tertulis : Allah menciptakan satu manusia, seorang pria ! Kemudian Dia mengambil tulang rusuknya, meniupnya, berubah menjadi wanita, demikianlah Adam dan Hawa, akhirnya mereka menikah, inilah pernikahan, tapi sesungguhnya mereka satu belaka, sebab sesungguhnya wanita adalah salah satu tulang rusuk pria, satu tulang rusuk belaka, Allah menciptakan seorang pria bernama Adam dan wanita bernama Hawa, demikianlah pernikahan ! Saya beritahu Anda ! Sesuai dengan yang dikatakan Allah, sesungguhnya wanita itu berasal dari tubuh pria, apabila memang demikian, bukankah pria boleh menikah dengan pria ! Sebab pada dasarnya di dalam tubuhnya ada wanita, apa yang terjadi ? Apakah mereka tidak memikirkan hal ini ? Tidak terpikirkan bagi mereka ! Apa masalahnya bagi wanita untuk menikah dengan wanita ? Tulang rusuk menikah dengan tulang rusuk ! Selain itu, bukankah sebenarnya mereka berdua juga adalah pria ! Sebab tulang rusuk itu diambil dari tubuh pria ! Wanita sesungguhnya adalah pria, pria sebenarnya adalah wanita, tidak ada perbedaan.
Oleh karena itu, menurut pandangan Agama Buddha, boleh memberikan pemberkatan nikah untuk pasangan sejenis. Agama Katolik tidak memikirkan sampai di sini. Lihat saja, bukankah tulang rusuk pria tetap saja milik pria ? Hanya saja berubah menjadi wanita. Bukankah pernikahan antara wanita dan wanita, pria dan pria, sama belaka ? Semuanya adalah hal yang sama ! Pikirkanlah dengan logika, maka Anda akan Tercerahkan, bukan tidak boleh, banyak hal yang memang demikian adanya.
Seorang pria sakit jiwa berkata kepada wanita yang sakit jiwa : “Ada yang hendak saya beritahukan kepadamu.” Wanita itu mengatakan : “Apa itu ?” Dengan berbisik pria itu mengatakan : “Kamu harus jaga rahasia ! Saya adalah putra Bodhisattva !” Wanita itu berpikir dan mengatakan : “Ah ? Kapan aku melahirkan kamu ?” Sesungguhnya tiap insan adalah penderita gangguan jiwa, saya pernah memberitahu Anda bahwa tiap insan adalah penderita gangguan kejiwaan, siapakah yang tidak punya kekurangan ? Semua punya kekurangan. Siapa yang dalam hatinya tidak punya penyimpangan dan sepenuhnya baik ? Tidak ada, semua punya kekurangan.
◎ Justru karena Anda punya kekurangan, barulah terlahir di dunia ini, apabila Anda tidak punya kekurangan, maka Anda pasti adalah Buddha, mengapa masih terlahir di dunia ? Karena Anda punya kekurangan maka Anda terlahir di dunia. Dalam batin setiap insan terdapat penyimpangan, hanya saja, apabila penyimpangannya terlalu parah, maka dia disebut sebagai sakit jiwa, apabila penyimpangannya biasa saja, maka dia disebut orang biasa. Lihatlah para penderita gangguan jiwa, lihatlah para pembunuh, begitu gangguan jiwanya kambuh, dia akan membunuh siapa pun, ini sudah gangguan kejiwaan, mempunyai masalah psikologis. Yang mampu mengendalikan diri disebut sebagai orang waras, yang tidak dapat mengendalikan diri disebut sebagai orang gila. Yang mengalami halusinasi dan ilusi pendengaran melebihi ambang batas, digolongkan sebagai penderita gangguan kejiwaan. Untuk mencapai Kebuddhaan, Anda harus memahami kebenaran semesta, setelah Anda memahaminya, Anda mampu mengendalikan diri sendiri, batin Anda semakin sehat, kemudian Anda Mencerahi kebenaran, akhirnya Anda memahami segala fenomena semesta, Anda mencapai keberhasilan, saat itu disebut sebagai Siddha.
Sebelum memahaminya, biasanya orang akan iri, mendengki, cemburu, murka, serakah, membenci, berbuat jahat, dungu, dan tidak memahami hidup ; Padahal hidup di dunia tujuannya adalah memahami Kebenaran Sejati, meningkatkan kebijaksanaan diri. Saya sering mengatakan, harus meningkatkan kebijaksanaan diri. Mahaguru pernah mengatakan : “Tidak meninggalkan satu insan pun.” Sebab True Buddha School atau Zhenfozong ini, seperti yang sering saya katakan : “Kita adalah tempat pemulihan batin.” Siapakah yang batinnya tidak menyimpang ? Anda menyatakan diri Anda adalah orang benar, Alkitab menyebutnya orang benar, bukan menyebutnya orang suci, sudah sangat dekat dengan sempurna, tapi masih mempunyai kekurangan. Di Taiwan saya tidak perlu mengoleskan losion, sampai di Amerika harus menggunakan losion, di Taiwan tidak akan mengalami alergi, sampai di Amerika baru mengalami alergi, kedua tempat ini berbeda, tiap tempat mempunyai karakteristiknya masing-masing.
Setiap orang mempunyai karakter masing-masing, lihatlah, orang Jepang punya karakternya sendiri, demikian pula dengan orang Amerika, Korea, Taiwan, Tiongkok, semuanya berbeda, setiap suku mempunyai kebiasaan dan karakter berbeda, namun Buddhata sepenuhnya sama. Seperti pohon, ada banyak macam, setiap pohon memiliki karakteristik sedikit berbeda, bentuknya berbeda, daun, akar, dahan, ranting, bunga dan buahnya berbeda, sesungguhnya semua disebut sebagai pohon, semua makhluk pada dasarnya adalah Buddha, hanya saja karena tempat yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, dan berbagai macam perbedaan lainnya, maka muncul pembedaan manusia, aneka ragam manusia, namun pada hakikatnya sama.
◎ Oleh karena itulah saya berikrar “Tidak meninggalkan satu insan pun.”, sekali pun penderita gangguan jiwa, sukar dituntun, namun kita juga menerimanya bersarana, dan berharap dapat memulihkan jiwanya.
Ceritakan sebuah lelucon, suami istri sedang bertengkar, si suami tidak mau meladeni istrinya, dia berbaring di ranjang, akhirnya si istri tidak tahan lagi dan bertanya : “Kenapa kamu begitu ?” Dengan ketus suaminya menjawab : “Aku sudah mati !” Istrinya bertanya : “Mati tapi matanya terbuka lebar ?” Suaminya menjawab : “Mati dengan mata terbuka !” Istri bertanya lagi : “Kenapa masih bernapas ?” Suami menjawab : “Tidak bisa menelan napas ini ( homofon dengan : “Tidak sanggup lagi.” ) !” Sesungguhnya suami istri pasti pernah bertengkar. Saya tidak bisa mengatakan bagaimana setelah saya dan Gurudara menikah, juga tidak bisa mengungkapkan bagaimana sebelum menikah. Gurudara mempunyai kemampuan, Bahasa Inggrisnya lebih baik daripada saya. Dia sangat sungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu, lebih teliti daripada saya, lebih akurat dalam mengambil keputusan dibandingkan dengan saya, dia mempunyai banyak kelebihan, hampir tidak punya kekurangan, semua kekurangan ada pada saya. Dia lebih pandai daripada saya ! Yukta saya dengan Yaochijinmu adalah nyata, Yaochijinmu juga mampu melakukan banyak hal, sehingga saya juga mampu membantu Gurudara, kami berdua sangat harmonis, dia memahami saya, saya juga memahami dia. Setelah saling memahami satu sama lain, barulah bisa saling bertoleransi, dengan demikian sebuah hubungan dapat terus bertahan. Apabila tidak dapat saling memahami, maka tidak akan dapat saling bertoleransi, dengan demikian tidak bisa berbuat apa-apa.
◎ Mahaguru memahami apa itu para insan, oleh karena itu tidak boleh menghina para insan, hanya saja saya berpikir, apabila para insan mempunyai kecenderungan buruk yang lebih berat, maka saya harus membantu meluruskannya, hanya sedikit menyadarkannya. Pekerjaan kita para sadhaka adalah pekerjaan untuk menuntun dan meluruskan, meluruskan yang menyimpang, diluruskan sampai ke kondisi yang lebih wajar.
Para insan belum menjadi wajar, semua masih menyimpang, perlu diluruskan. Oleh karena itu apa pekerjaan seorang Guru ? Meluruskan yang menyimpang. Tapi prosesnya tidak bisa sangat cepat, ada kalanya sangat lambat, perlu menggunakkan berbagai cara yang sesuai dan terampil, tidak boleh sampai melukainya, sebab begitu melukai perasaanya, maka dia akan marah, dia akan pergi, sehingga Anda tidak punya kesempatan untuk menuntunnya.
“Realisasi Sadhana Dzogchen adalah Ekasatya Dharmadhatu.” Satu Dharmadhatu, “Tetap terang walau tidak nampak.” , “Ekasatya Dharmadhatu.”, diungkapkan dengan sangat nyata, sesungguhnya kita semua berada dalam Ekasatya Dharmadhatu, dan karena kecenderungan buruk diri sendiri, sehingga tercipta samsara.
◎ Secara sederhana, apa yang disebut sebagai enam alam samsara ? Samsara adalah Nirvana. Mengapa demikian ? Enam alam adalah satu alam, Catur Arya, enam alam, Dasa Dharmadhatu adalah Ekasatya Dharmadhatu, ini hanya dipahami oleh yang Tercerahkan.
◎ Mengapa menyimpang ? Sangat sederhana, hari ini telah saya katakan saat makan siang bersama, Acarya Lianci bertanya kepada saya, yang bagaimanakah itu perbuatan asusila, maka saya mulai mengulas perihal seks, tidak peduli apakah Anda melakukan hubungan seks yang benar atau pun yang keliru, bagaimana pun hubungan seks yang Anda lakukan, semua adalah hal hewani, saat itu batin Anda ada dalam kondisi alam hewan, sekali pun suami istri yang sah, saat mereka bersama di malam hari, batin itu adalah batin alam hewan, telah menanamkan benih yang menyebabkan kelahiran di alam hewan.
Di saat timbul pemikiran : “Saya ingin merebut uang orang itu.”, berarti Anda telah membangkitkan keserakahan, saat itu batin Anda merupakan alam neraka. Jika mendadak Anda berpikiran : “Orang itu sangat menyebalkan, aku ingin membunuhnya !” saat itu batin Anda menjadi sangat keji, dan Anda pasti terlahir kembali di tiga alam rendah, alam yang paling rendah adalah neraka, dan Anda telah berada di dalam neraka. Saat Anda serakah dan ingin meraup keuntungan dengan tidak benar, sangat egois demi mengejar keuntungan pribadi, saat itu batin Anda berada dalam alam preta ( hantu kelaparan ), selamanya Anda merasa tidak puas. Anda melatih diri, tapi masih sering iri dan dengki terhadap keberhasilan orang lain, berarti batin Anda telah berada di alam asura. Mendadak Anda ingin mendonasikan uang Anda untuk menolong orang lain : “Aku ingin menolong orang itu.”, berarti batin Anda telah berada di surga, demikianlah enam alam : surga, manusia, asura, neraka, preta dan hewan. Mengapa Anda terlahir di alam manusia ? Sebab perbuatan baik dan buruk yang Anda lakukan setara, maka Anda terlahir di alam manusia. Apabila Anda ingin berpulang pada asal, menjadi orang benar, menjadi Suciwan, Bodhisattva, maka Anda harus memurnikan semua alam tersebut, mulai dengan memurnikan semua karma buruk yang Anda buat sendiri, setelah karma termurnikan, barulah Anda terlahir di Buddhaksetra, mencapai Kebodhisattvaan atau Kebuddhaan.
Enam alam samsara sangat sederhana, sesungguhnya hanya berupa penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan radikal, apa maksudnya ? Yaitu semua karma yang Anda lakukan diakumulasikan, kemudian ditimbang, setelah ditimbang, sesuai dengan kecenderungan mana yang lebih berat, maka di alam itulah Anda terlahir kembali, apabila pikiran Anda dipenuhi asusila, maka Anda terlahir di alam hewan ; Apabila Anda cenderung gemar menggunakkan cara merampok dan merebut, maka Anda terjerumus ke neraka ; Kebanyakan hubungan antar manusia berupa saling menindas, aku menindasmu, engkau menindasku, umat Buddha yang terutama harus belajar bersabar. Sekali pun mereka menindas kita, tidak masalah, Yesus mengatakan : “Anda hendak mengambil jubahku, maka bahkan bajuku akan kuberikan.” Di dalam Alkitab Beliau juga mengatakan : “Anda menampar pipi kananku, bahkan pipi kiriku akan kuberikan.” Ini adalah kesabaran Yesus, Yesus juga sangat sabar, orang menampar pipi kananya, maka Dia akan memberikan pipi kiri-Nya, ini adalah kesabaran, siapa yang bisa seperti Dia ? Dalam Alkitab tertulis sangat jelas. Tapi Anda tidak bisa bersabar. Oleh karena itu, ketidakrukunan orang adalah karena dia belum Tercerahkan. Orang yang benar-benar dapat rukun dengan siapa pun, berarti hatinya seluas angkasa, seperti Adharma Buddha, seperti Vajradhara, angkasa biru meliputi semuanya. Anda bisa mencapai keberhasilan karena hati yang luas, yang mampu meliputi semuanya. Ini saling menjadi sebab dan akibat, apabila semakin bersadhana hati Anda semakin sempit, maka pasti terjerumus ke enam alam samsara, apabila hati Anda semakin luas bagai angkasa, maka Anda pasti adalah orang benar. Inilah Ekasatya Dharmadhatu. Dengan demikian, samsara adalah Nirvana, sebab hanya ada Ekasatya Dharmadhatu.
Seorang profesor melakukan survei di sebuah desa, dia menanyai seorang petani tua : “Apa perbedaan antara cinta dan pernikahan ?” Tanpa berpikir lama, petani tua itu menjawab : “Sangat mudah, hari ini Anda tidur dengannya, besok masih ingin tidur denganya, inilah cinta. Hari ini Anda tidur dengannya, tapi besok terpaksa tidur lagi dengannya, inilah pernikahan.” Dengan salut dan penuh hormat profesor itu berkata kepada petani tua : “Benar-benar ringkas dan mengena ! Ini adalah pertanyaan besar dalam penelitian saya selama separuh waktu hidup ini.” Yang tidak terpikirkan olehnya dapat dijawab dengan seketika oleh petani tua itu, “Ternyata apabila hari ini tidur dengannya dan besok masih ingin tidur bersama, berarti ini adalah cinta. Sedangkan jika hari ini tidur dengannya, tapi besok terpaksa harus tidur lagi dengannya, Ya Tuhan ! Sungguh sengsara ! Inilah pernikahan !” Lihatlah, jawaban petani tua itu sangat ringkas dan mengena !
Dharmadesana Mahaguru juga sangat ringkas dan mengena, klesa adalah Bodhi, ini tidak terpikirkan oleh Anda, mengapa ? Klesa adalah klesa, Bodhi adalah Bodhi, mengapa klesa adalah Bodhi ? Samsara adalah Nirvana, ini juga tidak terpikirkan oleh Anda. Tadi telah membabarkan Ekasatya Dharmadhatu, di dalam Ekasatya Dharmadhatu, klesa adalah Bodhi, samsara adalah Nirvana. Dan yang sangat sederhana, upaya adalah Paramartha. Dalam Tantrayana dibahas perihal seks, di dalam Sutrayana, semua seks berarti alam hewan, namun dalam Tantrayana berbeda, dalam Tantrayana tiada lagi persoalan seks, sebab seorang sadhaka sejati harus berhasil melampaui seks, yang pertama adalah, Anda tidak boleh haus akan kepuasan dari pelampiasan nafsu. Bagaimanapun, lebih baik diungkapkan dengan sangat sederhana, “Apa itu kepuasan pelampiasan nafsu ? Mahaguru membuat kami tidak paham.” Baiklah ! Katakanlah orgasme, pria dan wanita mengalami orgasme, Anda tidak boleh haus akan orgasme, dengan demikian Anda tidak akan terjerumus ke alam hewan. Jadi apa yang dilakukan oleh sadhaka ? Yaitu saling menyirkulasikan prana, supaya sushumna ( nadi tengah ) dan nadi seluruh tubuh segera tembus. Apa yang Anda lakukan ? Yang Anda lakukan adalah pembangkitan kundalini, prana saling bersirkulasi ; Kemudian bagaimana selanjutnya ? Yaitu mentransformasikan tubuh menjadi sinar terang.
◎ Oleh karena itu, Tantrayana tidak mengejar kenikmatan seks, melainkan menyirkulasikan prana, menggerakkan prana, membangkitkan kundalini, supaya semua nadi tembus, tubuh memancarkan sinar, inilah metode Tantrayana terbebas dari birahi, oleh karena itulah metode Tantrayana benar-benar berbeda dengan keduniawian.
Sesungguhnya semua orang sedang melakukan tubuh berpasangan, namun banyak yang mencela tubuh berpasangan, tubuh berpasangan yang tidak benar patut dicela, yang mencarinya di motel adalah orang yang bermasalah. Pria dan wanita mengharapkan orgasme, ingin memperoleh kenikmatan rendah. Tantrayana berbeda, sadhana yab-yum dalam Tantra adalah untuk melancarkan prana, membangkitkan kundalini, membuka nadi, memancarkan Terang, dan bukan mengejar kenikmatan. Mahaguru tidak mengejar kenikmatan semacam itu. Mahaguru sudah merealisasi anasrava sejak lama, Gurudara bisa menjadi saksi, dia telah bersaksi banyak kali, tidak perlu bersaksi lagi. Saya tidak haus akan kenikmatan pelampiasan nafsu, saya mampu menyirkulasikan prana, membangkitkan kundalini, menembuskan lebih dari 70 ribu nadi, dan memancarkan Terang, apa yang patut dicela ? Apabila ingin mencela, berarti Anda juga mencela leluhur Anda, orangtua Anda, diri sendiri dan putra putri Anda, sebab semua orang di dunia melakukannya, kelak putra putri Anda dewasa juga akan melakukannya, demikian pula dengan cucu, mengecam Sadhana Yab-yum berarti mengecam semuanya ! Mengecam semua umat manusia, mengecam semua di enam alam samsara, semua sama saja.
Tiga orang siswa yang terlambat sedang diinterogasi oleh gurunya, “Kenapa terlambat ?” Si A menjawab : “Salah naik kereta.” Si B : “Salah naik kendaraan umum.” Si C : “Salah naik motor.” Naik motor bisa salah ? ; Guru bertanya : “Angka berapa yang paling kalian benci ?” Xiaoming menjawab : “Angka 3.”, Guru bertanya : “Mengapa ?”, Xiaoming : “Sebab mama selalu mengatakan : Aku hitung sampai 3, habislah kamu !” Di Taiwan ada calo gelap, entah apakah di Amerika ada ? Saya tidak tahu, seorang calo gelap menjual tiket seharga 500 dolar, seorang polisi berpakaian preman menghampirinya, calo itu mengatakan : “Pak, mau beli berapa ?” Polisi berpakaian preman itu mengatakan : “Saya adalah polisi.” Calo : “Anda adalah polisi, jika Anda ingin membeli tiket diskon untuk polisi dan militer, satuanya 450 dolar.” ; Pada suatu hari usai berkhotbah, seorang pendeta mengatakan, “Anak-anakku, siapakah yang tahu, apa yang harus kita lakukan sebelum kita mengharapkan Tuhan mengampuni dosa-dosa kita ?” Beberapa saat kemudian, ada seorang anak yang berdiri dan mengatakan : “Tentu saja harus berbuat dosa terlebih dahulu.” Ini adalah sebab dan akibat, tanpa berbuat dosa apa yang dipertobatkan ? Namun, sesungguhnya, dalam Agama Kristen dan Agama Katolik diajarkan perihal dosa asal, sedangkan dalam Agama Buddha ada karma asal, yaitu karma kehidupan lampau.
Di sebuah hotel, seorang tamu wanita baru saja mengenakan pakaian di dalam kamarnya, pelayan hotel membuka pintu untuk menyajikan sarapan pagi, wanita itu sangat marah dan mengatakan : “Mengapa kamu masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu ? Bagaimana jika saya sedang berganti pakaian ?” Pelayan menjawab : “Nona, jangan khawatir, sebelum saya masuk, saya sudah mengintip melalui lubang kunci.” Ini juga tidak benar. Di dalam sebuah penjara, Si A bertanya kepada Si B : “Bagaimana kamu bisa masuk penjara ?” Si B menjawab : “Aku melihat seutas tali di tanah, kemudian aku memungutnya.” , “Hah ? Kamu hanya memungut seutas tali, kenapa dijebloskan ke penjara ?” Pencuri itu menjawab : “Sebab ujung tali itu terikat pada seekor sapi.”
◎ Sesungguhnya segala sesuatu ada sebab dan akibatnya, di saat sebab telah padam, maka Anda mencapai keberhasilan, di saat sebab Anda adalah baik, maka Anda juga berhasil. Jika sebab Anda adalah buruk, maka pasti bertumimbal lahir di enam alam samsara. Apabila sama sekali tiada sebab, maka Anda adalah angkasa. Oleh karena itu Anda harus mengikis karmavarana Anda sendiri, terlebih dahulu jangan membuat karma, asalkan Anda tidak membuat karma, maka karma akan semakin sedikit, sampai pada akhirnya tiada ; Ada lagi, apabila niat Anda kebajikan, maka jalankan, namun apabila niat Anda adalah kejahatan, maka jangan dilakukan, demikianlah enam alam samsara. Demikianlah sebab dan akibat, tak terperikan, karena dia sangat rumit, apabila Anda dapat memahami : tiada sebab maka tiada akibat, berarti Anda adalah angkasa. Apabila Anda dapat memahami satu hal ini, dan Anda dapat memahami hakikat berbagai fenomena semesta, maka Anda Tercerahkan, Anda merealisasi Adharma Buddha. Om Mani Padme Hum.