2015-10-25 Karmavipaka Sepenuhnya Sirna, Inilah Realisasi
Ceramah Sadhana Dzogchen ke 182 oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Api Homa Acalanatha Vidyaraja, Minggu 25 Oktober 2015 di True Buddha Rainbow Temple
Sembah puja pada Para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Zheng-kong, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna mandala, sembah puja pada Adhinatha api homa hari ini : Acalanatha Vidyaraja dan Astamahakumara.
Gurudara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet, serta para tamu agung yang hadir hari ini : Sdri. Judy, istri dari Sekretaris Jenderal Coordinating Committee for North American Affairs, Executive Yuan Dubes Daniel T.C. Liao. Akuntan True Buddha Foundation : Sdri. Teresa dan suami, Penasihat Hukum TBF : Pengacara Zhou Huifang, Prof. Wangli dari Fakultas Teknik Mesin Elektris National Cheng Kung University, Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Ya-qi, dr. Zhuang Junyao, Sdri. Lin dari Tim Tari Pujana Yangguang, Penasihat Overseas Credit Guarantee Fund : Sdri. Xue Wang-shu-mei, Zhang Wenlong, Zhao Fuyun dan keluarga.
◎ Minggu depan, tanggal 1 November, pukul 3 sore, adalah Upacara Api Homa Vajradhara. Kata 'dhara', merepresentasikan Arya Dhara dari Vajrayana.Vajradhara adalah Dorje Chang, Dorje Chang adalah Adharma Buddha, Buddha bhumi ke-16. Adharma Buddha adalah Dorje Chang, Dorje adalah Vajra, Chang adalah Dhara, mantranya adalah : “Om. Biezha. Daerma. Dadu. Suoha.” Vajradhara adalah Samantabhadraraja Tathagata, yaitu Adharma Buddha, disebut juga Dorje Chang. Di bawah-Nya ada Pancabuddha, yaitu Pancavajradhara, pemanunggalan Pancavajradhara adalah Vajrasattva, semua di bawah Vajrasattva juga tergolong Vajradhara. “Om. Biezha. Dala. Hum Hum.” Ini adalah Mantra Adharma Buddha yang paling pendek.
Hari ini kita melakukan api homa Acalantha Vidyaraja tanpa mengikuti aturan biasanya. Saat membentuk mudra, Ia turun dan hadir pada diri saya, berarti Acalantha Vidyaraja yang melakukan api homa, bukan saya. Mudra yang dibentuk-Nya belum pernah saya bentuk, saya sendiri menyadari Dia sedang membentuk mudra, tapi saya belum pernah membentuk mudra semacam itu. Mudra dibentuk sesuka hati-Nya, ini merupakan hal yang sangat unik. Begitu memasukkan kayu homa, langsung berasap, ini merupakan pertanda yang paling tidak baik. Di saat kayu homa baru saja dimasukkan dan langsung berasap, ini tandanya paling tidak manggala. Saat kalian melakukan api homa, apabila di saat pertama kali memasukkan sesuatu ke dalam tungku dan langsung berasap, itu merupakan pertanda yang paling tidak manggala, saat itu hanya bisa menggunakkan wijen putih dan wijen hitam untuk menyingkirkannya. Oleh karena itu saya terus berusaha memasukkan wijen hitam dan wijen putih, berharap supaya semua ketidakmanggalaan dapat tersingkirkan. Setelah melakukannya, mungkin Acalantha Vidyaraja merasa masih belum cukup, maka Beliau langsung masuk ke dalam tubuh saya, dengan kekuatan-Nya menyingkirkan semua yang tidak manggala. Asisten karman yang membantu untuk menjaga tungku hendaknya memperhatikan, begitu asap muncul, harus segera disingkirkan, sebab jika asap tidak segera disingkirkan, maka bisa menjadi kenyataan. Inilah sebabnya mengapa saya langsung memasukkan wijen hitam dan wijen putih untuk mengatasi asap tersebut. Selain itu, Acalantha Vidyaraja secara langsung turun tangan untuk membentuk mudra mengatasi ketidakmanggalaan, Beliau yang melakukan semuanya.
Sebelumnya, saya hendak melafal : “Para Dewata di surga, dan Para Dewata di sini, hindarkanlah para insan dari petaka, jauhkanlah dari segala bencana, semua malapetaka berubah menjadi debu.”, akhirnya Acalanatha sendiri yang memegang vajra untuk menyingkirkan semua yang tidak baik, inilah kondisi api homa Acalantha Vidyaraja yang kita lakukan hari ini, begitu mulai, langsung berasap, padahal api homa belum menyala, tapi langsung berasap, ini merupakan pertanda yang paling tidak manggala, di saat terjadi hal yang demikian, harus benar-benar diperhatikan. Asap yang muncul di tengah api homa juga pertanda malapetaka, asap yang muncul di akhir api homa juga pertanda malapetaka, api homa adalah api, tidak boleh berasap, sebab ini bukan Dhumapuja, harus dipahami dengan jelas.
Sepertinya belum menyapa Anda, Selamat siang semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Mandarin ) Selamat siang semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Taiwan ) Apa kabar ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Kanton )
Mudra yang hari ini Anda lihat, adalah mudra yang dibentuk oleh Acalantha Vidyaraja, termasuk juga saat saya melafalkan pelimpahan jasa, mendadak muncul banyak jenis pelimpahan jasa, bahkan yang belum pernah diucapkan, semua terucap hari ini, Acalantha Vidyaraja yang mengucapkannya, bukan saya.
◎ Acalantha Vidyaraja memiliki kekuatan yang sangat besar, di Jepang ada banyak api homa Acalantha Vidyaraja, ada banyak Arama Acalanatha, merupakan Adhinatha yang sangat agung. Dalam Tantra Timur Jepang, Acalanatha Vidyaraja merupakan Vajra emanasi Vairocana Buddha, salah satu Pancadhyani Buddha yang berkedudukan di tengah. Beliau mempunyai ikrar sebagai berikut :
Barang siapa menyaksikan Tubuh-Ku, Berbodhicitta.
Barang siapa mendengar Nama-Ku, menghentikan kejahatan dan tekun dalam kebajikan.
Barang siapa mendengar Ucapan-Ku, memperoleh Mahaprajna.
Barang siapa memahami Hati-Ku, mencapai Kebuddhaan dalam kehidupan saat ini juga.
Ini merupakan ikrar yang sangat agung, melihat Tubuh Acalanatha Vidyaraja langsung Berbodhicitta, mendengar Nama Acalanatha Vidyaraja langsung menghentikan kejahatan dan dapat tekun dalam kebajikan, mendengar-Nya Berdharmadesana, maka memperoleh Mahaprajna, “Barang siapa memahami Hati-Ku”, memahami Hati Acalanatha Vidyaraja, maka mencapai Kebuddhaan dalam kehidupan saat ini juga, ikrar-Nya sangat agung. Beliau mempunyai sangat banyak metode, barusan melakukan , “Lin, Bing, Dou, Zhe, Jie, Zhen, Lie, Zai, Qian.” Ini merupakan Mudra 4 Vertikal 5 Horizontal dari Acalantha Vidyaraja, empat garis vertikal dan lima garis horizontal, inilah mudranya. Secara terpisah, seperti yang biasa saya lakukan, “Lin, Bing, Dou, Zhe, Jie, Zhen, Lie, Zai, Qian.”, saat saya membentuk mudra, saya sering membentuk mudra ini, “Lin, Bing, Dou, Zhe, Jie, Zhen, Lie, Zai, Qian.”, ini adalah Navaksara Mantra. Demikianlah Vicchedamudra ( Mudra Tebas ), ( Mahaguru memperagakan ), “Lin, Bing, Dou, Zhe, Jie, Zhen, Lie, Zai, Qian.”
◎ Di malam hari, apabila Anda tidak bisa tidur, atau diganggu mara, atau ada roh jahat yang masuk untuk mengganggu Anda, maka bentuklah Mudra Pedang, mengundang Acalantha Vidyaraja, kemudian lakukan Vicchedamudra , “Lin, Bing, Dou, Zhe, Jie, Zhen, Lie, Zai, Qian.” Goreskan ke arah ranjang, di sisi ini satu kali, kemudian di sisi itu satu kali, menggores tiga kali, kemudian menggores lagi sekali di depan pintu kamar Anda, maka mara tidak akan masuk, ini adalah Sadhana Simabandhana Vicchedamudra Navaksara Mantra ( Sadhana Perbatasan Sakral Mudra Tebas Mantra Sembilan Aksara ). Cara untuk simabandhana diri juga sama, di saat Anda merasa ditempeli roh jahat, Anda juga harus melakukan hal yang sama, “Lin, Bing, Dou, Zhe, Jie, Zhen, Lie, Zai, Qian.”, buat goresan di hadapan Anda, di belakang Anda, di sisi kiri dan kanan, di keempat sisi, pada umumnya, apabila Anda telah berhasil mengundang kekuatan Acalanatha Vidyaraja, dipadukan dengan penjapaan Navaksara Mantra, menggunakan Mudra Pedang menggoreskan 4 vertikal dan 5 horizontal ke arah tubuh, maka mara, makhluk halus, energi buruk dan roh jahat tidak akan mampu menempel pada diri Anda, demikianlah metode yang kita gunakan. Di antara metode dari Mahaguru, metode Navaksara Mantra ini merupakan salah satu yang paling banyak penggunaanya, sekaligus merupakan yang paling kuat. Oleh karena itulah hari ini mengajari Anda semua, di saat kalian melakukannya, maka dengan alamiah akan timbul hasil seperti ini.
Sering ada orang yang melakukan tenung, pernah suatu kali ada orang yang menenung rupang Yaochijinmu di Seattle, Yaochijinmu demikian agungnya, sangat berkuasa, mengapa bisa terkena tenung ? Siapa yang menenung-Nya ? Kita tidak tahu siapa. Sesungguhnya sangatlah mudah untuk melakukannya, pada umumnya, ada tiga cara untuk menghilangkan daya dari rupang, tidak boleh diberitahukan kepada Anda ! Dikhawatirkan kalian menyalahgunakannya. Yaitu menyingkirkan daya dengan menggunakkan benda yang sangat kotor. Kita pernah membahas tiga benda, yaitu, darah anjing hitam, air seni kuda putih, dan darah menstruasi, asalkan Anda naik meraih rupang Bodhisattva, mengoleskan darah menstruasi, maka roh dewata akan pergi meninggalkan rupang tersebut, dan tidak akan kembali, kecuali Anda mengatasinya dengan Mudra 4 Vertikal 5 Horizontal, barulah Dia akan kembali. Saat itu, rupang Yaochijinmu di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple telah ditenung oleh orang, Yaochijinmu telah pergi meninggalkannya, tapi di saat saya melakukan ritual, saya menggunakkan Mudra 4 Vertikal 5 Horizontal untuk mengatasinya, oleh karena itu Yaochijinmu kembali. Yaochijinmu di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple demikian berkuasa, tapi masih ada orang yang berani menenungnya, demikianlah hati manusia ! Sangat sukar ditebak, sesungguhnya hati macam apakah itu, benar-benar sukar diungkapkan. Banyak hal yang tidak sesederhana yang kita pikirkan, secara lahiriah bisa Anda lihat, tapi Anda tidak mengetahui apa yang ada di dalamnya.
Saya merasa Yaochijinmu di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple sangat sukar untuk divisualisasikan. Saat saya tidak bisa memvisualisasikannya, maka saya memvisualisasikan Yaochijinmu di ruang konsultasi, itu lebih mudah divisualisasikan. Selain itu, Yaochijinmu di aula api homa Rainbow Temple juga sangat mudah divisualisasikan. Sedangkan Yaochijinmu di bhaktisala utama Rainbow Temple adalah Yaochijinmu yang sangat pemalu, tiap kali mengundang-Nya, Ia selalu mengatakan : “Jangan mengundang Saya.” Saya bertanya kepada-Nya : “Anda yang bersemayam di Rainbow Temple, Anda adalah Adhinatha, oleh karena itu saya ingin mengundang Anda, tapi mengapa Anda tidak berkenan ?” Tiap kali saya mengundang-Nya, Dia selalu mengatakan : “Jangan visualisasikan Saya, saya tidak sedap dipandang.” Dia adalah Yaochijinmu Adhinatha Rainbow Temple. Saya tidak berdaya, akhirnya saya bertanya : “Jadi saya mengundang yang mana ?” Beliau mengatakan, undang saja yang ada di aula api homa. Akhirnya saya mengundang yang bersemayam di aula api homa ini, tiap kali tiba di sini, saya selalu mengundang yang ini. Bagaimanakah yang ini ? Sangat cantik ! Tiap kali saya menghadap untuk mengundang kehadiran Adhinatha di vila ( Rainbow Temple ), Dia selalu meminta saya untuk mengundang yang ini, Dia tidak mau diundang, saya bertanya mengapa, Dia mengatakan Dia sangat jelek, tiap Adhinatha mempunyai kepribadiannya masing-masing.
◎ Yang ada di Seattle itulah yang paling berkuasa dan yang paling sering memberi kontak batin. Di antara semua Yaochijinmu, yang paling mudah divisualisasikan adalah yang ada di ruang konsultasi saya, Dia pasti hadir tiap kali saya undang. Selain itu, yang ada di Nanshan Yashe, kalian belum pernah melihatnya, yang itu juga pasti hadir. Selain itu, yang ada di Miyuan, yang rupangnya seperti sedang meditasi, Beliau juga bisa hadir. Yang di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple sangat sukar diundang, namun begitu Dia berhasil diundang, maka Dia akan memancarkan banyak sinar, sinarnya sangat terang benderang, sebab kuasa-Nya paling besar.
Yang paling sukar diundang adalah Yaochijinmu di bhaktisala utama Rainbow Vila, memang sempat berhasil mengundangnya sekali dua kali, sedangkan di kesempatan yang lain, Beliau selalu mengatakan lebih baik mengundang yang ada di aula api homa. Sungguh unik ! Bodhisattva memiliki kepribadiannya sendiri, ada yang sangat menyeramkan, seperti Acalanatha Vidyaraja, taring atas mengigit bagian bawah, taring bawah menggigit bagian atas, memicingkan mata, satu mata tertutup, satu mata terbuka, parasnya sangat menyeramkan. Di antara kelima Vidyaraja Agung dalam Tantra Timur, Acalantha Vidyaraja memiliki paras paling menyeramkan, hanya melihatnya bisa ketakutan, namun Beliau sangat mudah diundang, saya selalu mudah mengundang-Nya, hari ini Beliau teristimewa hadir untuk membantu saya melakukan api homa, telah membantu kita semua untuk menyingkirkan segala ketidakmanggalaan yang akan terjadi.
◎ Kembali mengulas Dzogchen Tantra, “Setelah saya membaca peristiwa Samyaksambodhi ini, timbul rasa syukur dari lubuk hati, Dharmacakra diputar setelah Sang Shakya mencapai Pencerahan, Prajna-Nya membuka 84 ribu Pintu Dharma, dan insan yang menerima tuntunan Ajaran Buddha tak terhitung banyaknya. Shakyamuni Buddha menuntun para insan menuju tingkatan yang terluhur, merupakan jasa kebajikan agung yang tiada bandingannya, Mahaprajna, Prajna ini adalah Mahabodhiprajna, dan Mahabodhiprajna ini disebarluaskan oleh para penerus Suci.”
Hari ini saya mengulas kalimat, “Timbul rasa syukur dari lubuk hati”, 84000 Pintu Dharma mengobati 84000 jenis penyakit. Ideologi agama Buddha lahir di India, Buddha tergolong sebagai orang India, setelah Beliau mencapai Kebuddhaan, Buddhadharma sangat berkembang, kemudian Buddhadharma di India mulai surut, yang tetap berkembang adalah Agama Hindu, seperti Agama Brahman yang semula. Di saat Sang Buddha Parinirvana, kaki-Nya menghadap ke arah Timur, kepala menghadap ke arah Barat, ini bermakna kelak Dharma-Nya akan tersebar sampai ke Timur, terus ke arah Timur, sehingga Buddhadharma dari India tersiar ke Asia Tenggara, kemudian dari Asia Tenggara, sebagian tersiar sampai ke Nepal, ke Tibet, kemudian tersiar ke seluruh Tiongkok, kemudian ke Korea, dari Korea baru ke Jepang, dari Tiongkok ke Taiwan, dari Tiongkok juga ke Jepang, di Jepang berhenti di sana, tidak tersiar ke Barat. Sumber aliran Agama Buddha adalah India, kemudian Asia Tenggara, Tibet, Tiongkok, Korea, Jepang dan Taiwan, sedangkan di negara lain, hampir tidak ada.
Di beberapa tempat tersebut, pada mulanya tidak ada Buddhisme, sedangkan untuk Buddhisme Tibet, dikarenakan beberapa meninggalkan Tibet, kemudian pergi ke berbagai belahan dunia, semakin berkembang, dan semakin berhasil, demikianlah perkembangan Buddhisme Tibet. Bagaimana dengan Sutrayana ? Tentu saja juga mengalami hal yang sama, terus tersiar.
◎ Sesungguhnya ideologi agama Buddha mengungguli berbagai agama. Ideologi agama Buddha adalah yang tertinggi ; Ideologi Hindu adalah sebuah siklus, ada Dewa Pencipta, ada Dewa Pelindung / Pemelihara dan ada Dewa Pelebur, terlebih dahulu mencipta kemudian di tengahnya adalah pemeliharaan dan kemudian peleburan, demikian terus menerus menjadi sebuah siklus, tiada Paramartha. Sedangkan dalam Buddhisme sendiri terdapat Paramartha ( Kebenaran Tertinggi dan Utuh ), Paramartha ini juga disebut sebagai Kesunyataan, juga disebut sebagai Prajna, merupakan Prajna Teragung. Yang disebut sebagai “Mahabodhiprajna” adalah Samyaksambodhi, ini sangat penting.
“Insan yang menerima tuntunan Ajaran Buddha tak terhitung banyaknya”, “84000 Pintu Dharma”, sangat banyak metode untuk mengobati 84 jenis penyakit para insan, di sinilah yang terutama. Namun meskipun ada obat untuk 84000 jenis penyakit, mengapa tidak dapat mencapai keberhasilan. Mengapa demikian ? Sebab, apabila Anda belum memperoleh Mahaprajna, belum memperoleh Prajna Samyaksambodhi, maka Anda tidak akan mencapai keberhasilan. Ini merupakan ideologi yang sangat agung, ideologi agama Buddha merupakan ideologi yang lebih unggul dan tertinggi, selain itu, ideologi ini harus Anda Cerahi sendiri, setelah Anda Mencerahinya, barulah dikatakan sebagai Pencerahan Sejati.
Selama Anda belum Mencerahi yang absolut dan tiada perbedaan ini, berarti Anda belum Tercerahkan. Oleh karena itu, ada Bodhisattva yang belum tentu Tercerahkan, Arahat juga belum tentu Tercerahkan, hanya memasuki satu kondisi semacam Kebodhisattvaan atau Kearahatan, kecuali telah mencapai Kebuddhaan, Samyaksambodhi barulah Pencerahan, sedangkan yang lain masih tergolong lokiyadharma belaka ( duniawi ). Di saat beberapa Bodhisattva atau dewa hadir berbicara, maka saya akan mengetahui bahwa dewata yang hadir ini belum mencapai Sambodhi, adakalanya melakukan pengamatan yang demikian.
Ceritakan sebuah lelucon, seorang direktur pabrik berkata kepada sekuriti : “Anda harus mengawasi, jangan sampai pekerja diam-diam membawa benda produksi keluar pabrik.” Usai jam kerja, sekuriti memeriksa tas tangan para pekerja dengan seksama, tiap tas kosong, tidak terisi apa pun. Pada suatu hari sekuriti bertanya kepada direktur : “Sebenarnya apa yang diproduksi oleh pabrik kita ini ?” Direktur menjawab : “Tas tangan.” Pencerahan tidak dapat diperoleh dengan cara mencuri. Apabila Mahaguru mengungkapkan kepada Anda apa itu Pencerahan, berarti Anda telah mencuri milik Mahaguru, itu tidak termasuk Pencerahan, Pencerahan harus Dicerahi oleh Anda sendiri. Apabila yang Anda cerahi sesuai dengan apa yang saya katakan, berarti Anda Tercerahkan.
Sang Buddha membabarkan Tridrstinamittamudra ( Tiga Karakteristik Universal ), sarva samskarah anityah, sarvadharma anatman, dan Nirvana santam, dalam Tridrstinamittamudra ini ada Pencerahan, namun apabila Anda mengatakan : “Baiklah ! Mahaguru telah mengungkapkannya, di dalam Tridrstinamittamudra ada Pencerahan !” Mencoba membidik panah, wusssh ! “Pencerahan adalah sarva samskarah anityah, sarvadharma anatman dan Nirvana santam.”, tidak bisa ! Itu adalah Tridrstinamittamudra yang dibabarkan oleh Shakyamuni Buddha, memang di dalamnya mengandung Pencerahan, tapi bukan milik Anda, Anda mencurinya, tidak bisa demikian.
Ada juga yang menyalin apa yang saya tulis dalam buku, menyalin ! “Wah ! Yang ini mengenai Pencerahan…”, dia langsung menyalin dan menyalin, kemudian menyodorkan kertas tersebut kepada saya, semua adalah materi yang pernah saya bahas, ini berarti mencuri materi saya ! Anda harus sanggup mengutarakan milik Anda sendiri, namun sangat mirip dengan milik saya, dengan demikian barulah termasuk sebagai Pencerahan Anda sendiri.
◎ Anda tidak menyalin dari saya, melainkan Mencerahi dari materi dalam buku saya, maka itulah Pencerahan Anda sendiri. Begitu saya saya melihatnya, Ah ? Anda benar-benar Tercerahkan. Sangat mudah, hanya dua garis, yang satu adalah ‘bhava’ ( eksistensi ), dan yang satu adalah ‘sunya’ ( non-eksistensi ), antara bhava dan sunya, bagaimana Anda memahami kedua garis ini, kapankah ‘bhava’ dan kapankah ‘sunya’. Apabila Anda tidak sanggup memahaminya, berarti Anda belum Tercerahkan. Di saat Anda mampu memahami realitas bhava dan sunya, maka Anda Tercerahkan. Apa yang direpresentasikan oleh bhava ? Apa yang direpresentasikan oleh sunya ? Bhava merepresentasikan alam material, bagaimana dengan sunya ? Sunya merepresentasikan Buddhata, melalui hal ini, Anda berusaha Mencerahi bagaimana supaya tiada pertentangan antara bhava dan sunya, mengapa bhava dan sunya tidak saling bertentangan, tidak kontradiksi. Sesungguhnya banyak hal yang saling bertentangan.
Ceritakan sebuah lelucon, di dalam sebuah kamar periksa di belakang rumah sakit, seorang nenek duduk di samping seorang bapak, nenek bertanya kepada bapak tersebut : “Tolong tanya, di manakah Kabupaten Shehu ? Jauhkah dari sini ?” Bapak itu berpikir sejenak, kemudian menjawab : “Saya belum pernah mendengar kabupaten tersebut, saya tidak tahu, untuk apa Anda menanyakan hal ini ?” Dengan berbisik nenek itu mengatakan : “Saya beritahu Anda, tapi jangan diberitahukan kepada orang lain ! Barusan saya mendengar dokter berkata kepada pasien sebelumnya, di Kabupaten Shehu ada pembagian garam ( homofon dengan peradangan prostat ), perekonomian kurang baik, saya ingin mengambil sedikit garam untuk digunakan di rumah.” Ini tergolong sebagai lelucon bahasa, orang luar negeri tidak akan paham. Dokter berkata kepada pasiennya : “Prostat Anda sedang meradang.”, nenek itu mendengarnya : “Wah ! Di Kabupaten Shehu ada pembagian garam, di manakah letak Kabupaten Shehu ?”Di sana ada pembagian garam, kondisi ekonomi sedang tidak baik, dia ingin pergi ke sana untuk mengambil sedikit garam. Ini disebut salah paham, tidak boleh salah paham, Pencerahan bukan kesalahpahaman, sebab Pencerahan adalah absolut, oleh karena itu bukan salah paham, tidak boleh salah paham.
Hitam dan putih saling kontradiksi, saling bertentangan, demikian juga dengan kebaikan dan keburukan. Ada yang mengatakan : “Saya tahu, agama mengajarkan orang untuk berbuat kebajikan.” Menurut Buddhisme, ucapan ini keliru, sebab ada hal baik, maka pasti ada hal buruk. Apakah agama adalah tentang mengajarkan orang berbuat baik ? Memang benar ! Diajari untuk berbuat baik, namun tidak sepenuhnya demikian, perbuatan baik adalah Ajaran Buddha, namun Ajaran Buddha bukanlah perbuatan baik. Ini adalah pandangan filosofi, kuda putih bukanlah kuda, mengapa kuda putih bukan kuda ? Sebab kuda bukanlah kuda putih, kuda putih adalah kuda, apakah kuda putih adalah kuda ? Ya kuda, tapi kuda putih bukanlah kuda.
◎ Mengapa kuda putih bukan kuda ? Sebab kuda putih tidak dapat mewakili kuda secara keseluruhan, sebab di antara kuda ada juga kuda merah, kuda hitam, kuda putih, kuda abu-abu, ada berbagai warna kuda, tidak bisa dikatakan bahwa kuda putih adalah kuda. Oleh karena itu kuda putih juga bukan kuda. Ini merupakan sebuah perenungan filsafat. Ambil contoh Tzu Chi, Tzu Chi adalah Buddhisme, memang benar. Tzu Chi adalah Buddhadharma, memang benar. Buddhadharma bukan Tzu Chi, inilah yang benar. Mengapa ? Buddhadharma mencakupi luas, mencakupi Tzu Chi, mencakupi perbuatan baik, mencakupi jasa kebajikan, mendirikan vihara, mendirikan rumah sakit, mendirikan stasiun televisi, semua ini tergolong sebagai Buddhadharma. Namun Buddhadharma tidak hanya demikian, Paramaratha Buddhisme adalah Mahaprajna, yaitu Prajna Tertinggi, Prajna Tertinggi adalah Kebuddhaan, tidak hanya perbuatan baik belaka.
Baik dan buruk saling bertentangan, hitam dan putih, benar dan salah, semua saling bertentangan, pria dan wanita, yin dan yang, semua saling bertentangan, langit dan bumi saling bertentangan, sangat banyak yang saling bertentangan, semuanya saling bertentangan dan relatif, sedangkan Mahaprajna Paramartha adalah absolut dan tiada pertentangan. Apabila yang terpikirkan oleh Anda adalah relatif, berarti itu masih belum Buddhadharma. Tindakan memuji adalah Buddhadharma, sedangkan hinaan adalah kejahatan, antara hinaan dan pujian saling bertentangan, sudah pasti bukan Buddhadharma, juga bukan Pencerahan. Ketahuilah, Tzu Chi adalah Buddhadharma, tapi Buddhadharma bukan Tzu Chi, kuda putih adalah kuda, tapi kuda putih juga bukan kuda, tidak dapat mencakupi semua jenis kuda. Ruang lingkup Buddhadharma sangat luas, mencakupi Tzu Chi. Oleh karena itu Tzu Chi adalah Buddhadharma tapi Buddhadharma bukan Tzu Chi. Apakah melalui ulasan ini, Anda telah memahaminya ? Pencerahan adalah absolut, merupakan Buddhadharma yang absolut, sepenuhnya absolut, merupakan Mahaprajna, Sadhana Dzogchen hari ini mengulas Mahaprajna.
Lelucon satu ini juga tidak bisa membuat tertawa orang yang Berbahasa Inggris. Beberapa hari ini merasa sakit kepala, leher juga sangat sakit, akhirnya memutuskan untuk periksa di rumah sakit, melakukan CT scan, elektrokardiogram, elektroensefalografi, foto rontgen, periksa darah, periksa air seni, periksa ke dokter umum, periksa ke dokter bedah, melakukan segala macam pemeriksaan, setelah dokter memeriksa, dia menuliskan satu diagnosa, kemudian memberikan resep yang bertuliskan : “Nama penyakit : Meiyoubishi. Penyebab : Aikanshouji. Obat : Meiyoubishi, biekanshouji. Aturan minum : Setiap hari membaca resep ini dengan cepat dan nyaring sebanyak 10 kali.” Saya tidak mengerti, sepulang di rumah saya pun membacanya, semakin lama semakin cepat, mendadak saya sadar : “Meiyou bishi ( Tidak ada apa-apa ), Ai kan shouji ( Terlalu gemar melihat ponsel ). Cara penyembuhannya : Mei you bishi ( tidak ada ), bie kan shouji ( jangan lihat ponsel ).” Ternyata terlalu sering menggunakan ponsel, sampai lehernya kaku, dan muncul banyak keluhan kesehatan.
Satu lelucon lagi, Xiaomei bersikeras ingin belajar balet, gurunya mengatakan : “Belajar balet sangat menderita !” Xiaomei mengatakan : “Tidak apa ! Saya punya ‘gen’ menari !” Guru bingung mendengarnya, dengan bangga Xiaomei mengatakan : “Mama mengatakan, setiap hari papa pulang tengah malam sambil jalan jinjit.” Oleh karena itu dia mengatakan punya gen tari balet, segala sesuatu ada sebabnya.
Atek berkata kepada Aming : “Seandainya di dunia ini tidak ada wanita, maka saya tidak akan bisa hidup.” Aming berkata : “Kenapa ? Kamu sangat cabul ?” Atek mengatakan : “Sebab saya adalah dokter kandungan.” Segala sesuatu ada sebabnya. Ada seorang kakek yang setiap hari pergi ke sebuah kedai cepat saji untuk membeli makanan panas, penjualnya heran dan bertanya : “Pak, Anda tidak pernah beli di kedai yang lain, apakah buatan saya yang paling enak ?” Kakek itu tertawa, “Makanan buatan Anda sangat manjur, lebih manjur daripada obat dokter.” Penjual itu merasa sangat gembira dan bertanya : “Anda sakit apa ?” Kakek itu menjawab : “Saya sakit sembelit.” Ini berarti 84 jenis penyakit ada 84000 Pintu Dharma untuk mengobatinya, kakek itu berhasil memperoleh obat yang sesuai, setelah dia memakannya, akhirnya dia tidak lagi sembelit.
Seorang wanita bertanya kepada seorang pria : “Apakah rumah kamu ada tiga kamar dan satu ruang tamu ?” Pria itu menjawab : “Tidak ada”, Wanita : “Apakah kamu mempunyai mobil Honda buatan Jepang ?” Pria : “Tidak.” Wanita itu langsung berdiri : “Saya ada urusan, permisi dulu.” Pria itu menggumam sendiri : “Saya punya vila pribadi, buat apa tinggal di apartemen kecil ? Yang saya kendarai adalah Benz, apakah saya harus ganti Honda ?” Wanita itu langsung menoleh dan tersenyum, duduk kembali untuk melanjutkan kencan. Pria : “Saya sedang memulai bisnis, vila sudah saya jual, mobil juga saya jadikan jaminan, sekarang bahkan uang tunai pun tidak punya.” Wanita itu berdiri lagi : “Saya sedang banyak urusan, saya harus pergi dulu.” Pria : “Untungnya saya memperoleh Angel Fund dari Jepang, perusahaan juga sudah masuk pasar saham.” Wanita itu berbalik dan kembali duduk. Pria : “Tapi, usaha IT sedang tidak stabil, saham sudah jatuh, dan sudah hampir dihentikan.” Wanita itu tidak mengucapkan apa pun, dia kembali berdiri, bersiap hendak pergi. Pria : “Untungnya dibeli oleh Microsoft, sehingga ada uang tunai ratusan juta, bisa digunakan untuk modal usaha lagi.” Wanita itu berbalik dan tertawa gembira : “Jahat sekali kamu, terus mengerjai saya…” Saat itu, dua dokter berpakaian putih masuk, dengan terengah-engah mengatakan : “Bocah tengik, kabur lagi dari rumah sakit, cepat kembali dan minum obat !”
◎ Demikianlah semua sebab dan akibat, di saat tiada lagi hetukarma ( penyebab ), maka tidak akan ada karmavipaka ( akibat karma ). Saat karmavipaka telah sepenuhnya tersingkirkan, sepenuhnya tiada, barulah tercapai realisasi. Om Mani Padme Hum.