2015-10-24 Mencapai Kebuddhaan Menerangi Sepuluh Penjuru
Ceramah Sadhana Dzogchen ke 181 oleh Dharmaraja Lian-sheng Sheng-yen Lu pada Puja Bakti Bersama Sadhana Istadevatayoga Jambhala Kuning, Sabtu 24 Oktober 2015 di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Sembah puja pada Para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Dezhung, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna mandala, sembah puja pada Istadevata puja bakti bersama hari ini : Jambhala Kuning.
Gurudara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet, Selamat malam semuanya ! Apa kabar ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Kanton )
Para tamu agung yang hadir pada hari ini, Sdri. Judy istri dari Sekretaris Jenderal Coordinating Committee for North American Affairs, Executive Yuan Dubes Daniel T.C. Liao, Akuntan True Buddha Foundation : Sdri. Teresa, Penasihat Hukum True Buddha Foundation : Pengacara Zhou Huifang , Tim Profesor Doktor Zhenfozong, Prof. Wangli dari Fakultas Teknik Mesin Elektris National Cheng Kung University. Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Ya-qi. Tim Tari Pujana Yangguang Taiwan Sdri. Lin. Selamat malam semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Mandarin ) Apa kabar ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Kanton )
◎ Hari ini kita melakukan puja bakti bersama Sadhana Jambhala Kuning. Teringat dahulu, Guru saya mengatakan, pada umumnya Dewa Rejeki merupakan emanasi dari Catur Maharajakayika, atau merupakan emanasi Para Dewa, dan emanasi Dewa Gunung. Dia juga mengatakan, di lautan yang paling makmur adalah Raja Naga, yang paling makmur di bumi adalah Drdha Prthivi, Dewa Gunung juga termasuk paling makmur, sedangkan yang paling makmur di surga adalah Catur Maharajakayika. Coba renungkan, dari manakah asalnya kemakmuran ? Sesungguhnya semua berasal dari bumi. Lihatlah yang mempunyai banyak tanah dan lahan, bisa ditanami dan menghasilkan buah, lima jenis tanaman pangan dan lain sebagainya, semua kemakmuran berasal dari bumi. Semua ratna mutu manikam juga dihasilkan oleh bumi, yang paling mahal seperti emas dan intan, semua juga dihasilkan oleh bumi. Sekarang harga rumah sangat mahal, harga rumah mewah lebih dari puluhan hingga ratusan juta dolar, semua bahan bangunannya juga berasal dari bumi, semua dihasilkan oleh bumi. Mobil mewah dan mobil sport seperti Lamborghini, Ferrari, Rolls-royce, Bentley dan lain sebagainya, semua bahan-bahannya juga dihasilkan oleh bumi, semua harta kekayaan berasal dari bumi, segala sesuatu pada dasarnya merupakan bagian dari bumi. Catur Maharajakayika tidak terpisah dari bumi, dalam Buddhisme gunung utama di tengah adalah Gunung Sumeru, Surga Catur Maharaja ada di lereng Gunung Sumeru, bagian atasnya berbentuk datar, bagian tengahnya mengecil, kemudian melebar, gunung ini tidak berwujud, namun tergolong sebagai gunung. Catur Maharaja ada di Timur, Selatan, Barat dan Utara, istana-istana mereka terbuat dari kristal, emas, perak dan ratna mutu manikam, semua sangat mewah dan sangat megah. Catur Maharajakayika merupakan yang paling makmur, Jambhala merupakan emanasi Vaisravana Devaraja di Utara, Catur Maharajakayika antara lain Dhrtarastra, Virupaksa, Vaisravana dan Virudaka, semua merupakan yang paling makmur, oleh karena itu untuk rejeki, kita memohon kepada mereka. Di laut, kita dapat memohon berkah dengan cara melarung Ratnakalasa Raja Naga. Sedangkan di bumi, yang paling mendasar adalah memohon kepada Dewa Bumi, Dia juga merupakan Dewa Berkah, Drdha Prthivi juga tergolong bumi, demikian juga dengan Dewa Gunung, sedangkan di langit adalah Catur Maharajakayika, semuanya tergolong sebagai yang paling makmur. Di Tiongkok adalah lima gunung suci, letaknya terbagi menjadi Timur, Selatan, Barat, Utara dan tengah, kelima Dewa yang menguasai gunung-gunung tersebut merupakan yang teragung di antara Para Dewa Gunung. Seperti Gunung Tai, kita menyebutnya sebagai Gunung Timur Taishan, Penguasa Gunung Timur Taishan adalah Dewa Gunung yang sangat agung, semua Dewa Gunung sangatlah makmur. Sesungguhnya Buddha Bodhisattva merupakan yang paling makmur di alam tidak berwujud, Buddha Bodhisattva tidak melekat pada kemakmuran material, semua kemakmuran yang berwujud ada di dunia, sedangkan yang tidak berwujud ada di surga, Buddha Bodhisattva paling makmur, sebab Beliau semua memiliki Prajna Anasrava ( Kebijaksanaan Sempurna ) , Prajna adalah kemakmuran, Beliau memiliki semua kebijaksanaan, inilah kemakmuran tertinggi, disebut sebagai Anasravajnana.
Banyak insan yang datang untuk memohon harta, inilah sebab utama mengapa Jambhala dimasukkan dalam jajaran Delapan Istadevata Utama dalam Zhenfozong, terlebih dahulu menggunakkan harta dan kemakmuran untuk menuntun semua memasuki Tantrayana, kemudian dituntun memasuki Prajna Tathagata, inilah yang dikatakan dalam Vimalakirti Sutra : “Terlebih dahulu dipancing dengan nafsu keinginan, kemudian dituntun memasuki Buddhajnana.”, upaya kausalya ( berbagai penyesuaian dan metode yang terampil ) sudah pasti diperlukan untuk menuntun para insan. Sesungguhnya upaya juga adalah Uttara ( Kebenaran Final ), sebab setelah Anda memperoleh yukta dalam kemakmuran, barulah Anda dapat mempunyai keyakinan yang kokoh terhadap Buddha Bodhisattva, di saat Anda menekuni Sadhana Jambhala, Anda juga telah menguasai semua tata cara, Anda juga sedang mengokohkan fondasi. Oleh karena itu dalam Tantrayana dikatakan : “Upaya adalah Uttara.”, kalimat yang terakhir adalah : “Klesa adalah Bodhi.”, kalimat utuhnya : “Upaya adalah Uttara, klesa adalah Bodhi.” , dalam Tantrayana diajarkan demikian, meskipun merupakan upaya kausalya, namun pada akhirnya ditransformasikan menjadi Dharma Uttara. Meskipun memiliki kerisauan batin, namun pada akhirnya ditransformasikan menjadi Bodhi.
◎ Hari ini kembali mengulas Dzogchen Tantra halaman 64, “Saat itulah, Shakyamuni Buddha memperoleh Prajnavimoksa.” Prajnavimoksa adalah Prajna Anasrava, “Semua istana surga, istana mara, Rsiloka dan berbagai loka lainnya memancarkan sinar terang benderang, bahkan di Gunung Besi yang mengelilingi neraka juga dihujani oleh sinar terang benderang, keagungan Kebuddhaan ini membuat sepuluh penjuru semesta bersukacita, bahkan semua pepohonan di seluruh dunia seketika berbunga dan berbuah, seluruh angkasa menjadi bersih, seluruh penjuru menjadi bersih dan bersinar.” Inilah fenomena yang timbul saat Sang Buddha mencapai realisasi. Lihatlah Shakyamuni Buddha, tangan kiri memegang patra, tangan kanan menyentuh bumi, ini adalah dua mudra, yang satu adalah Mudra Menopang Patra, dan yang satu adalah Mudra Bhumisparsah ( Menyentuh Bumi ), artinya adalah seluruh dunia menjadi saksi atas Kebuddhaan Shakyamuni.
Bumi adalah upaya kausalya, tadi dikatakan bahwa upaya adalah Uttara, Ia menggunakan upaya untuk membuktikan Kebuddhaan atau pencapaian Uttara ( Final ), seluruh dunia menjadi saksi Kebuddhaan-Nya, menghasilkan sinar terang yang tak terhingga. Sebagian besar yang tercatat di sini adalah saat Beliau mencapai Kebuddhaan, sinar yang tak terhingga meliputi semua surga, 28 surga dipenuhi sinar terang, bahkan sampai ke bagian bawah, yaitu Gunung Besi di neraka, juga diliputi sinar terang benderang, atas, bawah, sepuluh penjuru loka terang benderang, pada umumnya demikianlah fenomena Kebuddhaan, semua memancarkan sinar terang.
Mengapa bhavana kita tidak dapat menghasilkan sinar terang yang memancar ke sepuluh penjuru ? Mengapa tidak bisa mencapainya ? Sesungguhnya penekunan Sembilan Tahap Pernapasan Buddha juga merupakan latihan memancarkan sinar, jangan meremehkan metode ini, walau sangat sederhana, sinar putih masuk, sampai di dalam menjadi warna merah, berbelok sekali dan keluar, membawa keluar semua kegelapan dalam diri. Hidung Istadevata memancarkan seberkas sinar putih, memasuki lubang hidung kanan Anda, berbelok sekali di dalam tubuh, kemudian hawa gelap keluar melalui lubang hidung kiri, karma gelap Anda dikeluarkan, sinar putih masuk dan hawa gelap keluar. Kemudian, hidung Istadevata memancarkan sinar putih, memasuki lubang hidung kiri, berbelok sekali di dalam tubuh Anda, hawa gelap keluar melalui lubang hidung kanan, Anda perlu melakukan visualisasi ini, fungsinya untuk mengeluarkan semua hawa gelap pada diri Anda. Anda menghirup semua sinar putih, kedua lubang hidung Istadevata memancarkan dua utas sinar putih, memasuki kedua lubang hidung Anda, berbelok di dalam, ke atas menyentuh ubun-ubun, kemudian turun lagi, dan keluar melalui kedua lubang hidung, kedua lubang hidung mengeluarkan hawa gelap, menggunakan konsentrasi pikiran untuk melakukan visualisasi Sembilan Tahap Pernapasan Buddha, sinar putih masuk, hawa gelap keluar, apabila Anda menekuni metode ini dalam waktu yang lama, Anda akan memperoleh sebuah mimpi, mimpi apakah itu ? Bermimpi pori-pori Anda terbuka, banyak serangga berwarna hitam yang keluar dari tubuh Anda, hingga tubuh Anda menjadi bersih, ini juga tergolong sebagai sadhana purifikasi dan sadhana sinar terang ! Sesungguhnya Buddhisme pada akhirnya adalah menghasilkan sinar terang, Sadhana Dzogchen pada akhirnya juga menghasilkan sinar terang. Namun, mengapa manusia tidak bercahaya ? Di sini juga diungkapkan mengenai tiga jenis manusia.
Lebih baik, terlebih dahulu saya ceritakan sebuah lelucon ! Seorang polisi menangkap seorang pengedar narkoba dari Thailand, karena ada kendala bahasa, maka diundang seorang penerjemah, saat interogasi, polisi bertanya : “Barang haram senilai satu juta USD disembunyikan di mana ? Jika tetap tidak mengaku, saya pukul sampai mati !” Penerjemah menyampaikannya kepada pengedar, pengedar itu menjadi panik, dia berteriak : “Saya akan mengaku, saya akan mengaku ! Disembunyikan di bawah bangku mobil . . .” ( Dalam Bahasa Thailand ), Penerjemah menyampaikan pada polisi : “Dia mengatakan : ‘Dasar bodoh ! Jika berani pukul saja saya ! Sampai mati pun tidak akan saya ungkapkan !” Muncul keserakahan pada penerjemah itu, dia ingin polisi memukuli pengedar tersebut, sebab dia telah mengetahui di mana barang seharga satu juta USD disembunyikan, namun dia tidak rela untuk memberitahukannya kepada polisi. Tentu saja pengedarnya juga serakah, semuanya serakah ! Secara sederhana, hatinya kotor, ‘heart dirty’, orang semacam itu tidak bisa mencapai keberhasilan.
◎ Dalam Tantrayana dijelaskan, bagaikan sebuah mangkuk, mulutnya menghadap ke atas, namun di dalamnya banyak kotoran, kemudian dituangkan Susu Dharma yang bersih, namun akhirnya terkotori, oleh karena itu tidak dapat mencapai keberhasilan sinar terang, sebab mangkuknya telah kotor, sekalipun Susu Dharma atau sinar yang bersih dituangkan masuk, tetap saja akan menjadi kotor. Mengapa tidak bisa beryukta dengan Istadevata ? Sebab batin Anda sangat kotor, sehingga Istadevata tidak dapat masuk ke dalam Anda, tidak dapat beryukta, apabila Anda telah sepenuhnya memurnikan diri sendiri, maka dengan sendirinya Istadevata akan beryukta, tetap akan beryukta tanpa perlu memohon.
Seseorang berjalan melewati kuburan, melihat seberkas cahaya api, sepertinya adalah hantu api dalam legenda, maka ia melemparkan sebongkah batu bata ke arahnya, namun api itu melayang ke arah batu nisan yang lain, dia sangat ketakutan, ia mengambil lagi sebongkah bata dan melemparkannya, saat itu terdengar orang mengumpat : “ XXX, apa saya tidak boleh kencing ? Saya hanya mau menyalakan sebatang rokok, malah dilempari dengan dua batu bata.” Dia berusaha menyalakan rokok di tengah kegelapan, dari kejauhan nampak seperti hantu api, apalagi apinya bergerak, hendak menyalakan sebatang rokok saja harus terkena lemparan bata dua kali. Bagaimana menjelaskan ini ? Pada dasarnya di dunia ini ada baik dan buruk, hitam dan putih, apabila Anda adalah hitam yang hendak berubah menjadi putih atau sinar terang, maka yang putih jangan sampai berbaur dengan yang hitam, yang hitam juga tidak boleh berbaur dengan yang putih, apabila Anda adalah putih, namun selalu bersama dengan hitam, pada akhirnya Anda juga akan berubah menjadi hitam, hitam bersama dengan putih, masih tetap hitam, yang putih cenderung dirugikan, yang putih lebih sedikit, yang hitam lebih banyak, dunia ini jika bukan putih, maka hitam, namun apabila dicampur menjadi satu, akan berubah menjadi hitam. Inilah sebabnya mengapa manusia sangat sukar mencapai keberhasilan bhavana, sebab manusia yang menjaga kemurnian sangat sedikit, yang memahami Dharma purifikasi juga sangat sedikit, yang dapat memperoleh Dharma purifikasi juga sangat sedikit, oleh karena itulah sebagian besar tergolong sebagai mangkuk hitam ( kotor ).
Papa berpesan pada putra : “Putraku, kelak saat berpacaran, ingatlah, kencan pertama kali harus di kolam renang.” Putranya bertanya : “Kenapa ?” Papa menjawab : “Sebab di kolam renang dapat melihat wajahnya tanpa make-up.” Wajah tanpa make-up adalah murni, Papa mengatakan “Mengenakan pakaian renang tidak bisa merekayasa bentuk tubuh.” Setelah mengenakan pakaian renang, bentuk tubuhnya akan terlihat, Papa melanjutkan “Yang paling penting adalah, ajarilah sampai dia bisa berenang, maka kelak setelah menikah dia tidak akan bertanya : ‘Di saat tenggelam, kamu akan menolong saya terlebih dahulu atau menolong ibumu ?’ persoalan ini tidak akan ada.” Tentu saja saat Anda membawa kekasih ke kolam renang, maka rupa sejatinya akan terlihat jelas, saat mengenakan pakaian renang, bentuk tubuhnya juga akan terlihat jelas. Oleh karena itu, apabila Anda ingin memahami pasangan Anda dengan jelas, maka Anda harus mengajaknya berenang. Ini sangat baik, sebab Anda perlu mengetahui bentuk tubuh dan wajah yang sebenarnya, sebab saat berkencan, tentu saja dia akan merias diri bagaikan seorang dewi kayangan, hingga setelah Anda menikah dengannya, barulah Anda mengetahui yang sebenarnya.
◎ Tiap kali menjumpai mangkuk kotor, kita harus mencucinya sampai bersih, sering-sering mencucinya dengan menggunakan Buddhadharma, maka akan terlihat apakah mangkuk Anda adalah bersih atau kotor, ini sangat penting. Selain itu ada satu jenis mangkuk yang sepenuhnya tidak meyakini Buddhadharma, ini tergolong sebagai mangkuk yang tertutup, mangkuk yang menghadap ke atas bisa dituangi Susu Dharma, Buddha Bodhisattva menyinari Anda, semua terlihat, namun apabila mangkuk ditutup, “Saya tidak meyakini Buddhisme, saya juga tidak percaya agama apa pun.”, itu adalah mangkuk yang tertutup, tidak tertolong, sepenuhnya tidak berafinitas dengan agama, tidak hanya dengan Agama Buddha, namun juga dengan Katolik, Kristen, Islam, Yahudi, Kristen Ortodoks, dan agama apa pun, semua yang tidak meyakini ajaran agama apa pun tergolong sebagai mangkuk tertutup, tidak tertolong, dia tidak mau mendengar apa pun, dia hanya mengikuti pemikirannya sendiri, arus Dharma tidak dapat mengalir masuk.
Coba kita lihat adakah lelucon yang sesuai, Xiaoming berdiri di sebuah bengkel untuk melihat pandai besi yang sedang menempa, pandai besi itu merasa sedikit terganggu, ia mengambil sebatang besi yang merah menyala dari perapian dan membawanya ke hadapan Xiaoming untuk menakut-nakutinya, Xiaoming mengedipkan mata sebentar, “Beri saya 100 dolar, maka saya akan memberanikan diri untuk menjilatnya.” Pandai besi langsung mengeluarkan 100 dolar dan diberikan kepadanya, Xiaoming menerima uang itu, kemudian menjilat uang itu satu kali, dan memasukkannya ke dalam saku. Adakalanya Anda tidak bisa mengetahui hanya dengan melihat permukaannya saja, jelas-jelas yang dibawanya adalah sebatang besi yang membara, Xiaoming mengatakan, asal diberi seratus dolar maka ia berani menjilatnya, tapi Xiaoming tidak mengatakan bahwa yang hendak dia jilat adalah besi membara itu. Bagaimana menjelaskan hal ini ? Ini adalah cara yang cerdik untuk menolak.
Saya ingat, dulu saat memberi konsultasi, ada seorang nenek yang mengajak cucunya, nenek itu berkonsultasi, dia juga ingin menanyakan perihal cucunya, keduanya masuk bersama. Setelah cucunya melihat altar, dia langsung keluar dan duduk di luar, nenek itu terus memanggilnya untuk masuk, sebab ia ingin supaya saya meramalkan cucunya, dia terus memanggil cucunya, tapi cucunya tidak mau masuk, akhirnya nenek itu bertanya kepadanya, saya juga keluar untuk bertanya : “Kenapa Anda tidak masuk saja ? Anda hendak berkonsultasi, tapi kenapa tidak masuk ?” Dia mengatakan : “Saya sudah lulus SMA, saya juga sudah lulus ujian masuk perguruan tinggi, saya tidak percaya takhayul, jadi saya tidak berkonsultasi.” Dia mengatakan tidak ingin berkonsultasi, sebab dia sudah masuk perguruan tinggi. Saya merasa heran, semakin tinggi pendidikannya semakin tidak meyakini Ajaran Buddha, ada sebuah pemikiran yang menganggap hanya nenek-nenek yang memeluk Agama Buddha, dan semua hanya mendaras sutra di dalam vihara, tok..tok…tok… “Semua umatnya adalah orang yang sudah hampir mati ! Oleh karena itu mereka memohon Buddha Bodhisattva menjemput supaya mereka terlahir di Sukhavatiloka, sedangkan kami para pemuda, sibuk untuk bersekolah dan kami berpendidikan, kami tidak percaya takhayul, kami tidak memeluk agama apa pun.” Inilah mangkuk yang tertutup, tidak percaya apa pun, yang demikian tidak bisa dituntun, sebab tidak berafinitas.
Di dalam kelas, Xiaoming dan Xiaogang saling mengoper secarik kertas, namun terpergok oleh ibu guru, bu guru sangat marah, “Kenapa kalian mengoper kertas ?” Ibu guru membuka kertas tersebut, di sana tertulis, “Ibu guru sangat cantik.” Setelah membacanya, ibu guru mengatakan : “Silakan dioper !” Semua orang ingin dipuji, apabila orang mengutarakan suatu hal yang tidak enak didengar, maka dia langsung membuang muka, dan tidak sudi mendengarnya, oleh karena itu, pujian cenderung lebih mudah diterima oleh orang lain, tapi saat keburukannya diungkapkan, dia akan langsung membuang muka. Ada sebuah kalimat, ada banyak hal yang tidak bisa terlalu dipaksakan, lebih baik menyesuaikan diri, Buddhisme juga mengajarkan penyesuaian, sesungguhnya terlampau memaksakan juga tidak baik. Setiap orang memiliki karakternya masing-masing, ada yang bisa diajak bercanda, maka Anda boleh mengajaknya bercanda, namun ada juga yang tidak bisa diajak bercanda, maka Anda jangan mengajaknya bercanda. Ada orang yang tergolong tidak bisa diusik, maka Anda jangan mengusiknya, Anda juga jangan mengungkapkan persoalan pribadi dan rahasianya. Setiap orang punya kekurangan, tidak ada orang yang sama sekali tidak punya kekurangan. Kekurangan yang ada, sama dengan sebuah retakan pada mangkuk, mangkuk yang utuh tidak memiliki cela, namun begitu mangkuk itu retak, maka dia menjadi tidak utuh, saat Susu Dharma dituangkan, maka susu itu akan tiris. Oleh karena itu ada tiga macam orang yang tidak dapat dituntun, yang pertama adalah mangkuk yang kotor, yang kedua adalah mangkuk yang tertutup, yang ketiga adalah mangkuk yang retak, bisa tiris dari celah retakan tersebut. Tiap insan memiliki kekurangan, bhavana bertujuan untuk memperbaiki kencederungan buruk diri sendiri, menjadi sebuah mangkuk yang utuh, kemudian membersihkan kotorannya, sehingga menjadi mangkuk yang bersih, saat itulah Anda dapat menerima sinar terang dari Istadevata, Anda pun bercahaya, itulah yang disebut sebagai yukta.
◎ Para Buddha Bodhisattva bersinar, memancarkan banyak sinar, seperti Para Patriark Sadhana Dzogchen di dunia, Prahevajra, Manjusrimitra, Srisimha, Guru Padmasambhava, Raja Tibet Trisong Detsen, dan Vidyarajni Yeshe Tsogyal, semuanya bertransformasi menjadi sinar, semuanya memancarkan sinar terang tanpa batas, semua bertransformasi menjadi sinar pelangi. Para Patriark Dzogchen memancarkan sinar terang tanpa batas, Manjusrimitra menjadi sinar pelangi, Prahevajra menjadi sinar, Srisimha juga menjadi sinar, Guru Padmasambhava, Raja Trisong Detsen dan Yeshe Tsogyal juga demikian, semuanya menjadi sinar. Shakyamuni Buddha juga menjadi seberkas sinar terang.
Bhavana hanya ada dua, yaitu membuang semua kecenderungan yang tidak baik, menjadi mangkuk yang bersih, kemudian memperbaiki retakannya, menjadi mangkuk yang dapat menampung, yang kedua adalah Anda membuang semua kekotoran seperti klesa, menjadi mangkuk bersih, penekunan Buddhisme hanya berupa dua hal ini, kecenderungan buruk, klesa, rintangan pengetahuan menyebabkan Anda menjadi mangkuk tertutup, sebab Anda merasa diri sendiri sangat berpendidikan, merasa semua agama adalah takhayul, ini adalah mangkuk yang tertutup oleh kepandaiannya sendiri, disebut sebagai rintangan pengetahuan. Anda harus membersihkan semua kekotoran, memperbaiki yang tidak baik, inilah bhavana.
Hari ini, di atas kendaraan umum, ada seorang pria yang meyatakan cinta kepada seorang wanita, di sana ada banyak orang, pria itu berjalan menghampiri dan mengatakan : “Aku menyukaimu, jadilah kekasihku !” Kaki kanannya satu langkah ke depan, ia hendak berlutut, mendadak terdengar, kreeeek, selakangan celananya robek, pria itu sangat malu. Wanita itu menjawab : “Padahal saya belum menyatakan menerima ! Tapi saudara kecilmu sudah tidak bisa menunggu lagi.” Meledaklah tawa semua penumpang. Sangat banyak lelucon mengenai hubungan antara pria dan wanita. Mengapa pria tidak bisa terkena penyakit sapi gila ? Yang saya maksud adalah ‘crazy cow’, tapi Bahasa Inggrisnya memang bukan ‘crazy cow’, jawabannya adalah : Sebab semua pria adalah babi ; Semua pria adalah Ti Pat Kay ( tokoh babi dalam Kisah Kera Sakti ) tentu saja mereka tidak akan terkena penyakit ‘crazy cow’, inilah perubahan pikiran secara mendadak. Sesungguhnya lobha, dosa dan moha sangat sukar dihindari, keserakahan sangat sukar dihindari, apabila Anda sanggup menghindarinya, berarti telah mentransformasikan lobha. Bagaimana mentransformasikannya ? Memikirkan orang lain, lakukan perenungan empati, maka Anda dapat mentransformasikannya. Keserakahan pasti serakah karena menginginkan milik orang, pasti bukan milik sendiri, milik sendiri sudah menjadi milik sendiri, di saat Anda serakah terhadap milik orang lain, apakah dia rela ? Tidak rela, oleh karena itu, setelah Anda merenungkan hal ini, keserakahan Anda akan semakin berkurang. Apakah Anda rela milik Anda diberikan kepada orang lain ? Apabila Anda sendiri tidak rela, maka renungkanlah, apakah orang lain akan rela memberikannya kepada Anda ? Anda tidak rela, dia juga tidak rela, apabila Anda sering merenungkan ini, perenungan empati, maka keserakahan Anda akan semakin berkurang. Demikian juga dengan dosa ( kebencian ), Anda marah, apakah orang lain rela menerimanya ? Dia tidak akan menerimanya, apakah Anda sendiri rela menerima amarah orang lain ? Anda juga tidak rela, maka lebih baik semua berdamai, dengan demikian tiada lagi kebencian. Bagaimana dengan moha ? Di saat tidak sanggup mentransfomasikan keserakahan dan kebencian, berarti itulah kebodohan. Lobha bisa menyebabkan terjerumus ke neraka, dosa bisa menyebabkan terjerumus ke alam preta, moha bisa menyebabkan terjerumus ke alam hewan, terjerumus ke dalam enam alam tumimbal lahir. Tentu saja Pencerahan Shakyamuni Buddha tidak sesederhana yang saya ungkapkan, namun fondasi bhavana dimulai dari sini. Bahasa merupakan suatu hal yang paling penting, mulut merupakan suatu hal yang paling penting, yang telah Anda ucapkan, yang telah dituturkan oleh mulut Anda, sangat mudah bermuatan lobha dan dosa, semua berasal dari mulut, keluar bersamaan dengan perilaku Anda, kedua hal ini sangat penting.
Di sini ada sebuah lelucon, “Semenjak kecil saya mempunyai sebuah harapan, yaitu berharap kelak setelah dewasa, setiap hari ada uang kertas yang tidak pernah habis dihitung. Tak disangka setelah saya beranjak dewasa, harapan ini benar-benar terwujud ! Sebab saya bekerja di sebuah bank, setiap hari benar-benar ada uang kertas yang tidak pernah habis dihitung ! Setelah beberapa saat bekerja, saya menjumpai harapan ini terlampau mudah terwujud, maka saya membuat harapan baru : Kelak saya harus membuka sebuah bank ! Tak disangka, satu minggu kemudian harapan ini langsung terwujud ! Manajer meminta saya untuk membawa kunci pintu utama, setiap pagi saya yang harus membukanya. . .” Benar-benar membuka bank, membuka pintu bank. Sesunggunya, harapan seseorang adalah sebuah harapan di saat kita lahir, namun tentu saja untuk mewujudkan harapan, kita mungkin mengatakan : “Harus kerja keras !” Anda mendorong orang lain : “Anda harus kerja keras ! Pasti berhasil !” Sesungguhnya bukan demikian, kerja keras belum tentu berhasil, kerja keras perlu didukung dengan peruntungan, barulah dapat berhasil. Saya sendiri sangat rajin, ditambah dengan peruntungan saya, peruntungan yang bagaimana ? Hari ini saya ungkapkan, saya adalah : Kayu Jiayi dan Api Bingding, kayu menghasilkan api selama 30 tahun, nasib saya mengandung api dan kayu, kayu menghasilkan api, sebab kayu paling mudah terbakar, begitu terbakar langsung menyala selama 30 tahun, maka harapan dapat tercapai. Namun apabila tidak memiliki nasib yang demikian, lihatlah bazi Anda sendiri, periksalah Anda tergolong tahun apa, saya adalah tahun Yiyou, dalam bazi saya membawa Yi Bingding, Api Bingding, Jiayi adalah kayu, Yi adalah kayu, tahun Yiyou, di dalamnya ada satu kayu, selain itu ada satu api, yaitu Api Bingding, keberadaan dua hal ini berarti saling menghasilkan, begitu saling menghasilkan, maka api sangat besar, begitu berkorbar, bertahan selama 30 tahun, inilah nasib dan peruntungan Zhenfozong, “Berkembang selama 30 tahun.” , peramal mengatakan kepada saya berkembang selama 30 tahun. Saya mengatakan kepadanya : “Saya ingin berkembang selama 30 tahun, 40 tahun, 50 tahun…”, ingin terus berkesinambungan, ini adalah nasib dan peruntungan ! Tanpa nasib dan peruntungan tersebut, maka akan sangat sukar mencapai harapan. Tetapi, dari manakah nasib dan peruntungan Anda ? Berasal dari tahun, bulan, hari dan waktu kelahiran Anda, semuanya sangat jelas, bagaimana mengaturnya ? Langit yang membantu Anda untuk mengaturnya, mengapa langit membantu Anda mengatur nasib dan peruntungan ? Sebab memang demikianlah yang Anda bawa dari kehidupan yang lampau, itulah nasib dan peruntungan Anda. Ada kalanya kita bekerja keras untuk sesuatu, namun tidak berhasil, mengapa demikian ? Sebab Anda tidak memiliki nasib dan peruntungan untuk itu, selain kerja keras, masih perlu ditambah dengan nasib dan peruntungan Anda sendiri. Nasib dan peruntungan adalah afinitas, afinitas dengan insan luas, semua saling menolong, sehingga dapat menghasilkan. Dalam ‘Tieban Shenshu’ ( ramalan papan besi ) untuk saya ada tertulis : “Satyabuddha turun di dunia, puluhan ribu insan bersarana.” Ini adalah nasib saya !
Banyak yang bertanya kepada Mahaguru : “Kita tidak memiliki afinitas seperti itu, juga tidak memiliki peruntungan semacam itu, jadi untuk apa kita bersadhana ? Bukankah lebih baik tidak usah bersadhana ? Lebih baik saya berjalan mengikuti peruntungan yang ada, buat apa berbhavana dengan tekun ?” Ada yang bertanya demikian. Saya mengatakan : “Tidak bisa.” Anda belum membaca ‘Empat Ajaran Liaofan.’
◎ Dalam Empat Ajaran Liaofan terdapat Ajaran Membentuk Nasib sendiri, bagaimana mengubah nasib dan peruntungan Anda sendiri, mengubah afinitas Anda, inilah ‘Empat Ajaran Liaofan’ yang ditulis sendiri oleh Yuan Liaofan, di dalamnya dibahas perihal nasib dan peruntungan. Nasib dan peruntungan bisa diubah. Mengapa Anda perlu berbhavana ? Banyak yang mengatakan : “Mahaguru telah mengatakan, karena daya karma berpindah kesana dan kemari, tidak dapat diubah, jadi untuk apa kita bersadhana ? Lebih baik tidak usah.” Orang itu mengatakan : “Untuk apa kita menekuni Buddhisme ?! Tidak usah ! Untuk apa kita bersadhana ? Tidak usah ! Saya hanya bisa berjalan mengikuti nasib dan peruntungan, pasrah saja !” Tidak boleh ! Sebab hanya bhavana yang dapat mengubah nasib dan peruntungan Anda ! Bhavana dapat mengubah nasib dan peruntungan, kebajikan besar juga dapat mengubah nasib dan peruntungan, kejahatan besar juga dapat mengubah nasib dan peruntungan, oleh karena itu kebajikan besar, kejahatan besar dapat mengubah nasib dan peruntungan, ditambah dengan bhavana, juga dapat mengubah nasib dan peruntungan.
Tentu saja Anda juga melakukan kebajikan kecil, misalnya Anda melihat seekor semut yang akan tenggelam, kemudian Anda menolongnya, “Saya telah menyelamatkan seekor semut.” Ini adalah kebajikan kecil, tidak bisa seketika mengubah nasib dan peruntungan, apabila Anda menolong banyak semut yang mengambang di atas air, Anda mengambil sebuah papan untuk dipanjat semut-semut itu, setelah Anda menolong semuanya, ini tergolong kebajikan besar, Anda telah menolong banyak nyawa, berarti sebuah kebajikan besar, menjumpai kesempatan untuk melakukan kebajikan kecil juga tetap harus dilakukan, kebajikan besar juga harus dilakukan, setiap hari melakukannya, maka nasib dan peruntungan Anda akan berubah. Setiap hari kita bersadhana, satu kali sadhana mengubah sedikit nasib dan peruntungan. Jika Anda bersadhana dengan sangat tekun, maka keseluruhan nasib dan peruntungan Anda bisa berubah. Hari ini sampai di sini. Om Mani Padme Hum.