2015-10-10 Kunci Sadhana Japa
Ceramah Sadhana Dzogchen ke 177 oleh Dharmaraja Lian-sheng Sheng-yen Lu pada Puja Bakti Bersama Sadhana Istadevatayoga Ksitigarbha Bodhisattva, Sabtu 10 Oktober 2015 di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Sembah puja pada Para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Dezhung, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna mandala, sembah puja pada istadevata ( yidam ) puja bakti bersama hari ini : Ksitigarbha Bodhisattva.
Gurudara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet, Selamat malam semuanya ! ( Bahasa Mandarin ) Apa kabar ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Kanton )
Para tamu agung yang hadir pada hari ini, Sdri. Judy istri dari Sekretaris Jenderal Coordinating Committee for North American Affairs, Executive Yuan Dubes Daniel T.C. Liao, Akuntan True Buddha Foundation : Sdri. Teresa, Penasihat Hukum True Buddha Foundation : Pengacara Zhou Huifang , Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Ya-qi, dr. Zhuang Junyao, dr. Lin Shuhua, Pimpinan sekaligus anggota dewan komisaris PT. Alta Natural Sdr. Wang Ziqiang, Wakil pimpinan PT. Alta Natural Sdr. Xiong Weilian.
◎ Hari ini adalah puja bakti bersama Sadhana Istadevatayoga Ksitigarbha Bodhisattva, tiap kali menekuni Sadhana Japa Istadevata, Anda harus ingat kuncinya, sebab sesungguhnya dalam tiap sadhana terdapat kunci keberhasilan. Sadhana dibagi menjadi tahap awal, tahap inti dan tahap akhir. Tahap awal adalah Caturprayoga, pendarasan sutra juga termasuk dalam prayoga, yang terutama dalam tahap inti adalah visualisasi, mudra dan memasuki samadhi, sedangkan yang terutama dalam tahap akhir adalah pelimpahan jasa, pelantunan stotram ( pujian ) dan gatha Bodhisattva atau sajak pujian bagi Bodhisattva, kemudian melimpahkan jasa, permohonan sudah termasuk dalam pelimpahan jasa. Pendarasan sutra ada pada tahap awal. Tiap sadhana japa selalu didahului dengan visualisasi, kemudian menjapa mantra, penjapaan mantra termasuk dalam tahap inti, dalam satu sadhana telah mencakupi pelatihan tubuh, ucapan dan pikiran. Sadhana Istadevata dalam Tantrayana disebut juga Sadhana Japa, japa adalah penjapaan mantra ; Ada kalanya disebut sebagai Sadhana Yoga, yoga adalah mengubah diri sendiri menjadi Istadevata.
Anda mengubah diri sendiri menjadi Ksitigarbha Bodhisattva, Ksitigarbha Bodhisattva manunggal dengan Anda, ini berarti yukta atau Sadhana Yoga. Visualisasi merupakan purifikasi pikiran, japa mantra adalah purifikasi ucapan dan pembentukan mudra adalah purifikasi tubuh. Contohnya saat kita membentuk Mudra Akar Ksitigarbha Bodhisattva, Ksitigarbha Bodhisattva mempunyai beberapa jenis mudra, ini adalah Mudra Akar-Nya, demikian membentuknya, membentuk mudra ini berarti Anda adalah Ksitigarbha Bodhisattva, ini merepresentasikan kemurnian tubuh. Saat kita menjapa mantra : “Om. Ha Ha Ha. Weisanmoye. Suoha.” Ini adalah Mantra Hati Ksitigarbha Bodhisattva, sedangkan “Om. Benlamo. Ningtuoning. Suoha.” Adalah Mantra Ksitigarbha Bodhisattva untuk memadamkan karma tetap, kedua mantra ini boleh digunakan, Mudra Ksitigarbha Bodhisattva Menopang Cintamani juga boleh digunakan, penjapaan mantra berarti purifikasi ucapan.
◎ Dalam tahap visualisasi, sering dikatakan : “Permukaan samudra tenang, tak berombak, cakra candra muncul dari permukaan laut, di tengah cakra candra terdapat bijaksara, berubah menjadi Istadevata yang berada di tengah cakra candra.”, Istadevata memberikan adhistana ke cakra ajna, cakra visudha dan cakra anahata Anda, dilanjutkan dengan Istadevata berpindah ke atas ubun-ubun Anda, kemudian memasuki sushumna ( nadi tengah ) Anda, visualisasikan Ksitigarbha Bodhisattva menjadi sangat kecil, kemudian secara bertahap Ksitigarbha Bodhisattva membesar seukuran tubuh Anda, seketika Anda berubah menjadi Ksitigarbha Bodhisattva, saat itu Anda melanjutkan dengan penjapaan mantra. Ingatlah, kuncinya adalah : “Terlebih dahulu bervisualisasi, kemudian menjapa mantra.”, visualisasi selalu di depan. Dalam Tantra Tibet, sebelum kemunculan Istadevata, selalu didahului oleh bijaksara Istadevata, bijaksara Ksitigarbha Bodhisattva adalah aksara HA, aksara HA ini berubah menjadi Istadevata. Ada banyak macam visualisasi manifestasi, seperti besok adalah api homa Raga Vidyaraja, terlebih dahulu memvisualisasikan ratnakalasa yang sangat besar, dari manakah ratnakalasa ini muncul ? Yaitu dari sebuah aksara HRIH ( xie ), sebab amrtakalasa tergolong berasal dari Amrtaraja Tathagata atau Amitabha Buddha, oleh karena itu amrtakalasa bermanifestasi dari bijaksara Amitabha Buddha, yaitu HRIH, kemudian dari dalam amrtakalasa muncul sekuntum padma, padma ini bermanifestasi dari aksara VAM ( bang ), jadi aksara VAM di tengah kalasa bermanifestasi menjadi padma. Kemudian bagaimana kemunculan Raga Vidyaraja ? Di tengah padmasana terdapat cakra surya tiga dimensi, atau cakra candra, di tengahnya terdapat satu aksara HUM, aksara HUM bermanifestasi menjadi Raga Vidyaraja, kemudian visualisasikan wujud Raga Vidyaraja, padmasana dan amrtakalasa.
◎ Tiap-tiap manifestasi selalu didahului dengan sebuah aksara, oleh karena itu harus terlebih dahulu memvisualisasikan aksara mantra, harus tahu aksara mantra sansekerta, terlebih dahulu divisualisasikan kemudian berubah menjadi Istadevata. Visualisasi adalah kemurnian pikiran. Ada banyak kunci dalam Sadhana Istadevata, kuncinya ada pada : visualisasi, membentuk mudra, menjapa mantra, dan memasuki samadhi, ini semua ada kuncinya, keempat hal ini adalah yang paling penting.
◎ Orang yang sangat sibuk, tidak ada waktu untuk melakukan prayoga, tidak ada waktu untuk melakukan tahap akhir, atau tidak dapat melakukan satu kali sadhana penuh di depan altar, mungkin sedang berada di atas pesawat, tidak dapat melakukan mahanamaskara, maka saat itu Anda cukup melakukan tahap inti. Bervisualisasi sambil membentuk mudra, kemudian menjapa mantra, dilanjutkan dengan memasuki samadhi, ini sudah merupakan satu kali sadhana singkat. Di saat mempunyai waktu, semua tahap awal dan tahap akhir harus dilakukan. Yang terpenting ada dalam tahap inti, terlebih dahulu visualisasi, membentuk mudra, menjapa mantra dan memasuki samadhi.
Dalam memasuki samadhi juga ada kuncinya, pada umumnya, dalam sebuah puja bakti bersama tidak terhitung sebagai memasuki samadhi, sebab langsung usai hanya dalam beberapa menit. Setelah menyelesaikan sembilan tahap pernapasan Buddha, mungkin Anda hendak menambahkan Vajrajapa, kemudian Bhadrakumbhaprana, baru memasuki samadhi, demikian juga boleh. Asalkan dapat memasuki samadhi, apa pun boleh. Apa inti dari memasuki samadhi ? Yaitu supaya batin Anda tenang, terpusat pada satu objek. Dalam Buddhisme ada Trinianasravani, yaitu sila, samadhi dan Prajna, samadhi sangat penting, samadhi dan Prajna bagaikan sepasang sayap, supaya bisa terbang mencapai Buddhaksetra, harus mempunyai samadhi dan Prajna.
◎ Keutamaan dari penekunan Sadhana Japa adalah untuk menekuni samadhi, apabila Anda dapat bersamadhi, sangat intim dan melebur dengan Istadevata, maka inilah Sadhana Japa, inilah Sadhana Istadevata, inilah Sadhana Yoga.
Hari ini membabarkan kunci Sadhana Ksitigarbha Bodhisattva, di dalamnya telah mencakupi purifikasi tubuh, ucapan dan pikiran. Saat Anda menjapa mantra, berarti sedang melakukan purifikasi ucapan, bervisualisasi berarti purifikasi pikiran, membentuk mudra merepresentasikan kemurnian tubuh, menjapa mantra merepresentasikan kemurnian ucapan, visualisasi merepresentasikan kemurnian pikiran, apabila Anda dapat tekun melatih metode purifikasi ini, saat Anda telah sepenuhnya murni, maka Anda adalah Buddha Sucih ( Buddha Suci ). Di antara Nama Agung Buddha Enam Arah, ada satu Buddha yang disebut sebagai Buddha Sucih, setelah Anda menjadi murni, berarti Anda adalah Buddha Sucih, Istadevata di angkasa hanya akan beryukta dengan Anda apabila Anda berada dalam kondisi suci. Apabila Anda tidak suci, maka tidak ada gunanya membahas yukta, sama sekali bukan yukta, prinsipnya sudah sangat jelas. Saya beritahu Anda semua, inilah keutamaan dari visualisasi, membentuk mudra, menjapa mantra dan memasuki samadhi.
◎ Apa kunci untuk bisa bersamadhi ? Saya pernah membabarkannya, yaitu tubuh tak goyah, pikiran tak goyah dan batin tak goyah, saat pikiran Anda sudah hampir terhenti, sekali pun masih ada arus pikiran masuk, dia hanya melintas sejenak, jangan dimasukkan dalam hati, biar saja lewat, tidak usah dipedulikan, mencapai samadhi, mirip dengan kondisi tidur.
Sangat banyak orang yang mengalami gangguan tidur, memerlukan berbagai macam cara supaya bisa tidur, ada yang ingin saya tanyakan, saat Anda telah tertidur, apakah Anda tahu bahwa Anda sedang tidur ? Anda juga tidak tahu sudah tertidur berapa menit, bagi yang berprofesi sebagai dokter, seperti dokter Lin Shuhua dan Zhuang Junyao, meskipun kalian bukan Dokter Spesialis Tidur, namun setidaknya ‘family doctor’ atau dokter keluarga juga perlu untuk mengetahui beberapa metode tidur. Saat Anda berbaring, ada jeda waktu antara saat Anda hendak tidur dengan saat Anda telah sepenuhnya tertidur, sebagian orang bisa langsung tertidur, ada juga yang harus berjuang dahulu baru bisa tidur, namun ada juga yang terbangun di tengah tidur, kualitas tidurnya tidak baik, ada orang yang begitu tertidur langsung bermimpi, muncul banyak mimpi, mimpi apa pun ada, sama sekali tidak bisa mencapai kondisi istirahat. Bagaimana dengan samadhi ? Saat Anda duduk, bukan tertidur, namun sangat mirip tidur, bagaikan tidur namun bukan tidur, di antara kondisi jaga dan tidur, disebut samadhi. Kondisi tersebut sangat sukar untuk diungkapkan, Anda sangat sadar dan jelas, namun juga tidur, inilah samadhi. Pada umumnya begitu orang berbaring : “Hari ini saya ingin lekas tidur.” Tapi kenapa ini ? Kenapa tidak ada rasa kantuk ? Tidak sesuai dengan harapan. Demikian pula dengan memasuki samadhi, Anda mengatakan : “Saya ingin memasuki samadhi.” Namun tidak bisa masuk, samadhi adalah konsentrasi yang sesungguhnya, namun kondisi ini tidak dapat diungkapkan, hanya Anda sendiri yang mengetahuinya, segalanya terkosongkan, tiada pikiran, tiada tubuh, tiada ucapan, Anda juga tidak menyadari keberadaan napas, namun ini bukan tidur.
◎ Hanya lima atau sepuluh menit, kekuatan fisik sekujur tubuh Anda langsung pulih, asalkan Anda mampu bersamadhi selama dua puluh menit, Anda memasukkan semua energi semesta ke dalam tubuh Anda, maka ‘power’ Anda akan pulih sepenuhnya, ini adalah daya yang dihasilkan dari samadhi.
Hari ini saya membabarkan kunci Sadhana Japa. Setiap hari Sabtu di sini, semua bersama membentuk mudra, menjapa mantra, 108 kali, memasuki samadhi, sembilan tahap pernapasan Buddha, tapi apakah Anda benar-benar melakukan sembilan tahap pernapasan Buddha ? Hari ini saya benar-benar melakukan sembilan tahap pernapasan Buddha, saya tidak tahu apakah kalian benar-benar melakukannya, ada kalanya saat pembawa acara mengatakan : “Melakukan sembilan tahap pernapasan Buddha, memasuki samadhi.”, Anda tidak melakukan sembilan tahap pernapasan Buddha, apakah Anda benar-benar memvisualisasikan sinar putih memasuki lubang hidung kanan ? Masuk putar balik, kemudian keluar dari lubang hidung kiri, karma gelap sekujur tubuh Anda keluar dari lubang hidung kiri, apakah Anda benar-benar bervisualisasi sinar putih keluar dari lubang hidung kanan Istadevata dan masuk ke lubang hidung kiri Anda ? Kemudian putar balik dan keluar dari lubang hidung kanan, sehingga karma gelap Anda keluar melalui lubang hidung kanan. Kemudian kedua lubang hidung Istadevata mengeluarkan sinar putih memasuki tubuh Anda, naik sushumna, tidak menembus, dan keluar dari dua lubang hidung, ini tiga tahap, kemudian dibalik, dibalik dan dibalik…jumlahnya adalah sembilan tahap, dengan demikian pikiran Anda sepenuhnya ada pada sembilan tahap pernapasan Buddha, berada pada napas, seketika Istadevata memasuki tubuh Anda, Anda manunggal dengan Istadevata, dengan demikian Anda dapat memasuki samadhi. Ini semua adalah kunci yang sangat penting.
◎ Saya ulas gatha yang dilantunkan oleh Pangeran Sidhartha di bawah Pohon Bodhi, “Dari empat bagian malam, tiga bagian telah berlalu.”, pada masa itu secara umum mereka membagi malam hari menjadi empat waktu, tiga bagian telah berlalu, artinya sudah hampir pagi, langit yang semula gelap mulai sedikit cerah ; “Di akhir malam, menyaksikan seberkas bintang terang.”, saat langit sudah hampir cerah, mendadak muncul sebuah bintang, inilah makna dari gatha yang dilantunkan oleh Pangeran Sidhartha.
Sebagian orang bisa tidur nyenyak sampai pagi, apalagi di masa muda, bisa tidur mulai dari jam 9 malam dan bangun pada jam 9 pagi, bahkan terbangun pada jam 11 atau 12 siang. Waktu tidur di masa kecil sangat panjang, pada liburan musim panas lebih banyak dihabiskan dengan tidur, dan terbangun di siang hari. Apakah sekarang kalian masih demikian ? Orang yang telah lanjut usia tidak akan bisa, tidur juga merupakan sebuah pengetahuan yang sangat penting, satu malam dapat Anda bagi menjadi empat waktu, sangat penting untuk tidur hingga pagi hari, ini sangat penting bagi kesehatan tubuh. Shakyamuni Buddha telah menyaksikan bintang terang ! Ia melihat kemunculan bintang yang sangat terang.
Lebih baik saya ceritakan sebuah lelucon ! Ada seorang yang gemuk, dia pergi untuk menimbang berat badan, dia naik ke atas timbangan dan dengan sekuat tenaga menarik masuk perutnya, teman di samping menanyainya : “Apa kamu kira dengan menarik perut bisa menjadi lebih ringan ?” Si gemuk menjawab : “Bukan. Kalau saya tidak menarik perut, saya tidak akan bisa melihat berapa hasil timbangan saya.” Sebab perutnya terlampau besar, sampai menghalangi pandangan ke arah angka timbangan. Mungkin ini menceritakan mengenai Acarya Huijun kita, dia berdiri di atas timbangan, “Apa yang terjadi ? Tidak terlihat berapa hasilnya.” Tentu saja dia tidak bisa melihatnya, maka meminta orang lain untuk melihatnya, barulah diketahui berapa berat badan diri sendiri. Saat kita berdiri di atas sebuah timbangan, akan muncul sebuah angka, banyak orang gemuk yang naik di atas timbangan, tapi yang muncul adalah kalimat : “Mohon maaf, timbangan hanya terbatas untuk satu orang saja.” Untuk melihatnya sangat sukar. Saya beritahu Anda, sebelum menekuni Buddhisme, Anda tidak bisa melihat apa pun, setelah menekuni Buddhisme, Anda juga tidak melihat. Bagaimana supaya benar-benar melihatnya, Anda memerlukan Mata Prajna, bila tidak, yang Anda lihat hanyalah berbagai hal duniawi belaka, sangat banyak yang tidak terlihat oleh Anda.
◎ Anda mengatakan : “Mana ? Saya tidak melihat apa pun ! Padahal daya pengelihatan saya adalah 1.2, 1.0, saya bisa melihat semuanya dengan sangat jelas.” Apakah Anda bisa melihat bakteri ? Anda tidak bisa melihat bakteri ; Apakah Anda bisa melihat sinar ultraviolet ? Anda juga tidak bisa ; Apakah Anda bisa melihat sinar infra merah ? Anda juga tidak bisa melihatnya ; Sinar matahari ada berbagai macam warna, apakah Anda melihatnya ? Anda juga tidak bisa melihatnya, yang Anda lihat hanyalah sebuah cahaya, di dunia ini saja sangat banyak hal yang tidak terlihat oleh Anda, bukan hanya angka timbangan, sesungguhnya kita semua bisa melihat tapi buta. Prajna sejati tidak terlihat oleh Anda, Istadevata Prajna juga tidak terlihat oleh Anda, tidak terlihat dan tidak terdengar. Ketahuilah, hanya Pencerahan Sejati yang dapat melihatnya. Shakyamuni Buddha duduk di bawah Pohon Bodhi dan benar-benar menyaksikan bintang terang di angkasa, benarkah yang dilihat adalah bintang terang di angkasa ? Lebih baik dikatakan bintang terang dalam batin Nya, batin-Nya telah bercahaya, ini sangat penting, inilah yang dikatakan oleh Sang Buddha, saat batin-Nya telah bersinar, Ia memahami kebenaran semesta, saat itulah disebut sebagai Pencerahan, bila tidak demikian berarti bukan.
Ceritakan sebuah lelucon, di sebuah sekolah ada seorang tukang kebun, pada suatu hari dia berjumpa dengan seorang teman alumni, temannya bertanya : “Lama tidak berjumpa, sekarang bekerja di mana ?” Tukang kebun menjawab : “Saya bekerja di sekolah !” Temannya bertanya : “Oh, baik sekali ! Anda mengajar bidang apa ?” Tukang kebun itu berpikir sejenak, kemudian menjawab : “Saya menyirami tiap batang.” ( homofon dengan : “Saya mengajar di setiap bagian.” ) Teman alumninya masih belum mengetahui bahwa dia adalah tukang kebun. Seringkali sebuah ucapan hanya bisa dipahami secara intuitif, ada kalanya juga bisa salah paham, Anda merasa telah Tercerahkan, padahal sebenarnya Anda keliru, banyak yang mengatakan : “Saya telah Tercerahkan.” Apa yang Anda cerahi ? Pencerahan sejati adalah saat Anda memahami Prajna Tathagata di semesta, Anda mengatakan Anda Tercerahkan, jadi apakah itu kebajikan ? Apa itu kejahatan ? Setelah Tercerahkan, itu kebajikan atau kejahatan ? Pencerahan bukan kebajikan juga bukan kejahatan. Setelah Tercerahkan, Anda memahami apa itu hitam, apa itu putih, ini juga bukan, tiada hitam dan tiada putih. Setelah Tercerahkan Anda akan mengetahui, “Akhirnya saya Tercerahkan, saya memahami apa itu benar dan apa itu salah…” Ini juga bukan Pencerahan. Dalam Pencerahan tiada benar dan tiada salah, tiada hitam dan tiada putih, tiada kebajikan dan tiada kejahatan, apa itu Pencerahan ? Ada seorang wanita pergi untuk suntik, dokter mengusapkan kapas beralkohol di lengannya, dokter terus mengusapnya dengan keras. Wanita itu sangat panik dan bertanya : “Dok, apakah saya sakit parah ?” Dokter mengatakan : “Bukan, seharusnya Anda mandi dulu !”
Mata harus melihat dengan jelas, saya beritahu Anda, para insan sangat membuta. Apa maksudnya ? Kita ambil contoh pemilu, sekarang di Amerika juga sedang pemilu, Taiwan juga, lihatlah Hillary dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik, di sini banyak yang berkewarganegaraan Amerika, berapa orang yang mengenal Hillary ? Berapa orang yang mengenal Donlad Trump ? Kalian mengenal mereka dari media dan televisi atau dari halaman facebook mereka ? Atau membaca dari internet ? Yang Anda peroleh adalah pendapat televisi dan penilaian dari beberapa komentator, sebenarnya semua orang sedang membuta. Anda sama sekali tidak tahu bagaimana kemampuan Hillary dan Donald Trump. Untuk mempelajari seseorang , Anda akan sangat sukar untuk bisa mempelajari secara keseluruhannya, sangat sukar mengetahui segala sesuatunya dengan jelas. Politik adalah perihal memimpin khalayak, kelak setelah menjadi presiden, apakah mereka benar-benar dapat melaksanakannya dengan baik ? Ini kuncinya, bukan mendasarkan pada apa yang dikatakan oleh televisi tentang mereka, apakah Anda dapat mengenal kemampuan mereka dalam memimpin ? Kita memilih dengan membuta, Mahaguru juga memilih dengan membuta. Membuta bagaimana ? Saya memilih yang lebih cantik, yang terasa cocok, yang enak dilihat, yang sangat berafinitas dengan saya, maka saya menyukai dia dan memilih dia. Saat foto calon presiden ditunjukkan, begitu saya melihatnya, ya Tuhan ! Semua bukan yang saya sukai, jadi saya harus memilih yang mana ? Sangat sukar untuk dikatakan. Warga negara Amerika harus memilih, Anda akan memilih siapa ? Partai Demokrat atau Partai Republik ? Sedangkan di Taiwan, Anda hendak memilih siapa ? Partai Nasional Tiongkok atau Partai Demokratik Progresif ? Bukankah pengetahuan yang Anda peroleh berasal dari media ?! Siapa yang sedang memilih presiden ? Media-lah yang memilihnya ! Bukan Anda ! Sebab Anda mengetahuinya dari media, media yang menyatakan mereka baik, maka kita memilihnya, bukankah ini membuta ? Kelak setelah mereka terpilih menjadi presiden, korupsi, menipu. . . sampai pada akhirnya dijebloskan ke penjara, “Aduh ? Salah pilih orang !” Siapa yang meminta Anda untuk salah memilih ? Media yang mengajari Anda.
◎ Para insan sangat membuta, tidak dapat melihat dengan jelas. Yang Tercerahkan dapat melihat dengan jelas, seperti Shakyamuni Buddha seketika langsung memahami Yang Sejati, sesungguhnya Pencerahan tiada asli dan tiada palsu. Sungguh, Prajna Buddha Tathagata tiada asli, palsu, hitam, putih, benar, salah, bajik dan buruk, Pencerahan-Nya adalah semesta, Pencerahan yang sepenuhnya jelas, bukan kebijaksanaan duniawi.
Ceritakan sebuah lelucon, mantan kekasih menulis sebuah pesan singkat : “Saya pernah mengatakan, ingin berjalan bersama denganmu memasuki upacara pernikahan, sekarang aku akan menikah, oleh karena itu memintamu untuk hadir menjadi pendamping pengantin !” Bersama memasuki ruang upacara pernikahan, memenuhi ucapannya, tapi antara pendamping pengantin dengan pengantin pria berbeda jauh, tidak sama. Jangan menganggap pendamping pengantin adalah pengantin pria, tidak sama. Apakah saat ini Anda telah Tercerahkan ? Pencerahan sangat sukar ! Sungguh sukar, karena sukar, setelah Anda memahaminya, batin Anda akan tenang sepenuhnya, saat itu disebut tiada ketidakpuasan, tiada cinta, tiada benci, tiada apa pun. Tapi saya tidak bisa memberitahu Anda bagaimana itu Pencerahan, apabila saya memberitahu Anda, berarti Pencerahan itu bukan dicapai oleh Anda, Anda tidak akan memiliki kesan yang mendalam, juga tidak bisa mengaplikasikannya, sesungguhnya inilah yang dikatakan oleh Sang Buddha.
Istri bertanya pada suami : “Sayang, ingat hari ulang tahunku ?” Si suami berpikir sejenak, “12 Maret !” Si istri : “Salah ! Yang benar 20 Maret, kamu dihukum berdiri !” Si suami mengatakan : “Aduh ! Sayang, paling tidak saya benar separuh !” Si istri menjawab : “Benar juga, kalau begitu kamu setengah jongkok saja.” Jawaban benar dan salah, selisihnya sangat besar. Pencerahan sejati dengan kekeliruan pemahaman Anda, sangat jauh berbeda. Ada yang menyangka dirinya telah Tercerahkan, sesungguhnya setelah seseorang Tercerahkan, dia tidak akan mengecam orang lain, tapi dia masih mengecam orang lain, ini berarti dia belum Tercerahkan. Sangat sederhana, setelah Tercerahkan, Anda akan memahami apa itu makhluk hidup, apa itu orang lain. Jika batin Anda telah tenang, apakah Anda masih bisa murka ? Apakah masih menghasilkan angkara dan benci ? Tidak akan. Tiada angkara dan kebencian. Mengapa tiada angkara dan kebencian ? Sebab Anda telah Tercerahkan. Pencerahan mempunyai satu jenis Prajna yang disebut Prajna Kesetaraan. Setelah memiliki Prajna Kesetaraan, apakah Anda masih akan mengecam orang lain ? Tidak akan. Dalam Pencerahan tiada cantik dan buruk. Melihat Hillary, masa mudanya cukup rupawan, parasnya saat ini juga lumayan. Bagaimana dengan Donald Trump ? Dia punya kuasa orang kaya, juga cukup memikat orang, cara bicaranya sangat lugas, mirip dengan ‘Ke P’ Taiwan, kemampuannya dalam menggalang pendukung juga cukup kuat. Dia juga memiliki daya tariknya sendiri ! Sedangkan Hillary juga memiliki daya tariknya sendiri, saling bertanding popularitas ! Saat itu mereka harus bertanding. Apakah menurut Anda Hillary cantik ? Menurut saya di masa mudanya memang cantik. Ada kalanya terdapat saling ketertarikan antar pria dan wanita. Yang pria menyukai Hillary, sedangkan sebagian wanita menyukai Donald Trump, tapi ini semua belum pasti ! Tergantung pada cara berpikir tiap orang.
Wanita juga sangat sukar dipahami, di sini ada leluconnya, ada beberapa perbuatan pria yang paling tidak disukai oleh wanita, yang pertama adalah berbohong, wanita tidak suka pria yang berbohong. Yang kedua adalah bicara jujur, dia juga tidak suka pria yang terlalu jujur. “Apakah pakaianku hari ini cantik ?” menurutnya itu sangat cantik, tapi si pria berterus-terang, “Terlampau lebar di bagian tertentu.” Dia bicara jujur, tapi wanitanya juga tidak suka. Sebab menurutnya cantik adalah cantik, tapi pria mengatakan terlalu ketat di bagian tertentu, dia menjadi tidak senang. Wanita paling tidak suka jika pria tidak mengajaknya berbicara, saat makan, apabila pria tidak mengajaknya bicara, dia akan merasa tidak senang, sebab seakan-akan dia dianggap tidak ada. Tapi apabila pria bicara terlampau banyak, dia juga akan merasa tidak senang. Saat pria tidak ada ekspresi apa pun, dia juga merasa tidak senang. Tapi saat pria terlampau berekspresi, dia juga tidak suka. Entah apa pun yang dilakukan oleh pria, mereka akan selalu merasa tidak senang. Hati wanita bagaikan sebuah jarum di dasar laut, Anda benar-benar tidak bisa mengetahui sebenarnya apa yang dia inginkan, dia mengatakan tidak mau itu artinya mau. Dia mengatakan tidak suka, itu artinya suka. Dia mengatakan tidak cinta, itu artinya cinta. Anda tidak bisa memahaminya.
Saya pernah menceritakan lelucon mengenai Alladin, seseorang tersandung lampu ajaib, maka keluarlah jin, dan berkata kepadanya : “Anda boleh mengajukan satu permohonan !” Pria itu mengatakan : “Rumah saya ada di seberang sungai, tapi saya sering berjalan-jalan kemari, tolong buatkan sebuah jembatan !” Jin menjawab : “Membuat jembatan untuk menyeberangi sungai sangat sukar, perlu semen, beton dan para pekerja, sangat menyusahkan, silakan ganti permohonan lain.” Pria itu mengatakan : “Buatlah supaya saya bisa memahami hati wanita.” Setelah berpikir sejenak, Jin itu menjawab, “Sudahlah ! Lebih baik aku membantumu membuat jembatan !” Lebih mudah membuat sebuah jembatan daripada memahami hati wanita, untuk memahami seorang wanita sangatlah sukar, namun lebih sukar lagi untuk memahami Pencerahan.
Sebuah lelucon lagi, Si Suami sedang berjalan-jalan bersama Si Istri, kebetulan berjumpa dengan ibu mertua. Ibu mertua mengatakan : “Kalian benar-benar saling menyayangi ! Dia belanja apa saja ?” Si Suami menjawab : “Lihatlah, dia sudah belanja sepatu, rok, perhiasan, minyak esensial dan…” Ibu mertua menyahut : “Cukup banyak, apa kamu juga belanja sesuatu ?” Si Suami menjawab : “Saya juga belanja.” Ibu mertua mengatakan : “Belanja apa ?” Si Suami : “Belanja tagihan.” Saat Anda berjalan bersama istri, harus menggenggam erat tangannya, kenapa ? Apakah mesra ? Bukan ! Sebab begitu genggaman Anda terlepas, dia langsung pergi belanja. Kita harus mengenal Pencerahan, supaya Anda memahami apa itu Pencerahan, tidak mudah, namun seperti yang dikatakan, “Sebuah kunci dalam dunia persilatan, begitu dibocorkan, nilainya tidak seberapa, tapi bila tidak diungkapkan, butuh waktu bertahun-tahun bagi Anda untuk mengungkapnya sendiri.” Hari ini yang saya babarkan adalah satu kunci dalam dunia persilatan, setelah diungkapkan, tidak seberapa, tapi bila tidak diungkapkan, bisa menghabiskan seumur hidup Anda untuk mencarinya. Apabila saya tidak mengungkapnya, Anda akan memikirkannya seumur hidup, Anda tidak akan bisa memahami apa itu Pencerahan.
◎ Sungguh ! Demikianlah Pencerahan dari Shakyamuni Buddha, demikianlah Pencerahan yang saya babarkan kepada Anda, yang Ia lihat adalah bintang terang atau sinar batin, akhirnya Ia memahami, namun saat itu Shakyamuni Buddha ingin langsung Parinirvana, “Aku telah Tercerahkan, Aku telah memahami, Aku hendak memasuki Parinirvana, tidak ingin menetap di dunia saha.” Mengapa Ia ingin memasuki Parinirvana ? Sebab Pencerahan terlampau sukar, namun juga terlampau mudah, karena terlampau mudah, oleh karena itulah tidak terpikiran oleh semua insan. Karena tidak terpikirkan, dan diri sendiri telah Tercerahkan, “Lebih baik Aku pergi, sebab para insan juga sangat sukar untuk dituntun, mereka juga tidak sanggup mencapai Pencerahan, apabila Aku mengungkapkan Pencerahan kepada mereka, mereka malah akan mengecam dan memfitnah, maka lebih baik tidak usah diungkapkan.”
Lelucon ini adalah tentang meramal, telapak tangan wanita berdaging, itu artinya dia pandai mencari uang, bisa hidup enak, peramal harus mengingatnya ! Telapak tangan wanita berdaging, itu artinya pandai cari uang dan bisa hidup enak ; Apabila betis berdaging, maka di usia tua peruntungannya akan lebih baik. Apabila telinga berdaging, artinya seumur hidup penuh keberuntungan. Apabila pipi berdaging, itu artinya karakternya baik. Apabila dagu berdaging, artinya bisa mempunyai kedudukan pasti dalam masyarakat. Ujung hidung berdaging, artinya karirnya sukses. Bibir berdaging, artinya penuh perasaan. Bahu yang berdaging, artinya penuh perhatian. Lengan berdaging, artinya berharta dan pandai mengurus rumah tangga. Namun apabila semua bagian berdaging, itu artinya babi. Ini adalah kesimpulan, yang tadi saya ulas adalah kesimpulan.
Yang disebut sebagai Pencerahan, tiada bajik, tiada jahat, tiada hitam, tiada putih, tiada benar, tiada salah. Selain itu, saat Pencerahan, tidak akan dapat diungkapkan, sebab Pencerahan tak dapat diungkapkan, tak terungkapkan, tidak terkatakan, sebab begitu diungkapkan langsung menyimpang. Silakan Anda renungkan baik-baik ! Om Mani Padme Hum.