Ceramah Sadhana Dzogchen ke 176 oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Api Homa Vajrakilaya, Minggu 04 Oktober 2015 di True Buddha Rainbow Temple
Sembah puja pada Para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Zheng-kong, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna mandala, sembah puja pada adinata api homa hari ini : Vajrakilaya.
Gurudara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet, serta para tamu agung yang hadir hari ini : Sdri. Judy, istri dari Sekretaris Jenderal Coordinating Committee for North American Affairs, Executive Yuan Dubes Daniel T.C. Liao. Akuntan True Buddha Foundation : Sdri. Teresa dan suami, Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Ya-qi, Aktris dan presenter televisi Singapura : Sdri. Yiling, Istri dari Bpk. Xue Sheng-hua Pimpinan Overseas Credit Guarantee Fund : Sdri. Xue Wang-shu-mei. Sdri. Shujuan dan keluarga dari Vihara Vajra Bumi Arama Surabaya. Selamat siang semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Mandarin ) Apa kabar ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Kanton )
Minggu depan tanggal 11 Oktober pukul 3 sore adalah Upacara Agung Api Homa Raga Vidyaraja. Mudra Raga Vidyaraja seperti ini, merangkap ke dalam, jari tengah tegak, disilangkan dan saling bersentuhan. Ada sangat banyak mudra yang mirip dengan mudra ini, ( Mahaguru memperagakan ) seperti yang begini adalah mudra akar Ksitigarbha Bodhisattva, disebut juga Vajradamstra, sedangkan yang demikian menjadi Mudra Yamantaka Vajra, dan yang demikian adalah Raga Vidyaraja, jari tengah tegak lurus, menjadi mudra Vajrakilaya atau Dorje Phurba, ada banyak mudra yang mirip. Vajrakilaya, Ksitigarbha Bodhisattva, Vajradamstra, Raga Vidyaraja dan Yamantaka ( Mahaguru memperagakan satu-persatu ) mudra kelima adinata ini mirip. Mudra Vajrakilaya adalah jari tengah tegak lurus, bentuknya seperti pasak vajra atau vajrakila.
◎ Raga Vidyaraja merupakan Adinata Vasikarana Mahaujas ( berkekuatan besar ). Kita bahas sedikit, bagi suami istri yang tidak harmonis, tekunilah sadhana ini, maka hubungan akan menjadi harmonis. Bagi yang ingin berkenalan dan mendapatkan kekasih yang mencintai, tekunilah adinata ini. Bagi yang ingin dihormati khalayak, ingin menjadi presiden, tekunilah adinata ini. Bagi yang mendambakan vasikarana secara umum, seperti artis yang ingin mempunyai banyak penggemar, tekunilah adinata ini. Bagi yang ingin dihormati, ingin menjalin afinitas luas, ingin mempunyai banyak penolong, juga perlu menekuni adinata ini. Apabila Anda ingin mencapai keberhasilan bhavana, mendambakan mitra dalam melatih diri, juga perlu menekuni adinata ini. Bagaimana dengan kehidupan bhavana ? ingin ada yang menyokong kehidupan bhavana Anda, juga tekunilah adinata ini. Bagi yang ingin kondisi bisnisnya semakin baik, juga perlu menekuni adinata ini. Bagaimana dengan pelajar ? Supaya banyak orang membantu Anda, supaya disukai oleh para pengajar, juga perlu menekuni adinata ini. Bagaimana dengan yang bercocok tanam ? Supaya banyak orang membantu Anda, bahkan supaya teman dan kerabat memperlakukan Anda dengan sangat baik, juga perlu menekuni adinata ini. Bagi Anda yang merekrut pekerja, supaya para pekerja bertanggung-jawab membantu Anda sampai rampung, juga perlu adinata ini. Supaya banyak pelanggan membeli di toko Anda, bisnis Anda dapat terus berkesinambungan, juga perlu menekuni adinata ini. Adinata ini sangat penting, Raga Vidyaraja sama dengan Kurukulla Bhagavati, merupakan dua Adinata Vasikarana yang sangat agung, sangat dijunjung tinggi dalam Zhenfozong.
Hari ini juga perlu membahas adinata api homa kita hari ini, Vajrakilaya, keempat sekte sangat menghormati Vajrakilaya, semuanya memiliki akar silsilah Vajrakilaya, di antaranya yang paling utama adalah Nyingmapa, sekte merah atau sekte lama, mereka sangat menjunjung tinggi Vajrakilaya. Kemarin Acarya Lianfu meminta saya untuk membabarkan lebih banyak perihal Vajrakilaya, maka hari ini akan saya babarkan lebih lanjut mengenai asal-usul Vajrakilaya. Di Tantrayana India, sering dibahas perihal Astamahasitavana ( delapan pekuburan besar ), penguasa pertama dari Astamahasitavana adalah Bhuta Mahabala yang berkepala tiga, bertangan enam, berkaki empat dan memiliki sepasang sayap, merupakan bhuta yang sangat kuat. Ia mencelakai banyak insan, sering mendatangkan hujan angin, hujan terus menerus yang menenggelamkan banyak orang, angin topan yang dahsyat dan merenggut banyak korban. Kemudian muncul Karma Heruka, Devavajra yang sangat agung, konon Ia berasal dari Samantabhadra Tathagata atau Adharma Buddha. Demi menaklukkan Bhuta Kilaya, maka Karma Heruka bermanifestasi menjadi berwujud serupa dengan Kilaya yang juga berkepala tiga dan bertangan enam, berkaki empat dan bersayap, kemudian Ia bertarung dengan Kilaya, akhirnya Karma Heruka berhasil menaklukkannya, dan melahirkan Mantra Tantra Vajrakilaya, serta menitahkannya untuk menjadi pelindung Buddhadharma, melindungi para insan, semenjak saat itulah Sadhana Vajrakilaya terus ditransmisikan turun-temurun, menjadi Vajra pelindung para insan, ini adalah kisah yang pertama.
◎ Yang kedua, suatu ketika Guru Padmasambhava tiba di sebuah gua yang terpencil di wilayah Nepal, di dalam gua tersebut, Guru Padmasambhava bersama putri Nepal yang bernama Shakyadevi, sedang menekuni sadhana yang sangat istimewa, ada tiga mara berkekuatan besar yang berusaha merintangi sadhana tersebut. Saat Guru Padmasambhava sedang bersadhana, mereka sengaja mendatangkan halilintar, hujan es, gempa bumi dan bencana kelaparan, kemudian Guru Padmasambhava mengundang kehadiran Vajrakilaya, begitu Vajrakilaya tiba, Ia langsung mengusir tiga mara tersebut, semenjak saat itu tempat itu menjadi sangat damai, dan mereka juga mencapai keberhasilan dalam sadhana.
Mungkin Anda akan menanyakan : “Sadhana istimewa apa yang ditekuni oleh Guru Padmasambhava dengan putri Nepal ? Kenapa tidak diungkapkan dengan jelas.” Sebenarnya kita mengetahuinya, sadhana itu hanya ditekuni oleh seorang Siddha ( sadhaka yang telah berhasil ), saat menekuninya, tubuh keduanya akan memancarkan sinar terang benderang. Apabila seorang yang belum mencapai keberhasilan menekuni sadhana tersebut, membawa pasangan menekuninya di dalam gua, atau memasuki retret untuk menekuninya, atau menekuninya di mana pun, tubuhnya akan memancarkan hawa gelap. Sedangkan penekunan oleh Siddha akan menghasilkan sinar putih terang benderang, penekunan oleh orang yang belum mencapai keberhasilan akan menghasilkan hawa gelap. Siddha dapat mencapai Kebuddhaan, sedangkan yang bukan Siddha justru akan terjerumus ke neraka vajra. Perbedaan ada pada yang telah berhasil dan belum berhasil. Guru Padmasambhava selalu membawa serta vajrakila. Di sini kita mempunyai sepasang vajrakila, mukanya ada tiga, yang berwarna putih merepresentasikan Yamantaka, yang berwarna merah adalah Hayagriva Vidyaraja, yang berwarna hitam adalah Vajrapani Bodhisattva, ini adalah vajrakila tiga adinata manunggal, merupakan vajrakila dari Dorje Phurba, oleh karena itu Ia memiliki daya yang sangat besar. Di dalamnya terdapat tiga Vajra yang sangat agung, Yamantaka, Hayagriva Vidyaraja dan Vajrapani Bodhisattva, kita menyebutnya pasak vajra, phurba, disebut juga vajrakila. Di Tibet, seorang Siddha boleh membawa serta sebuah vajrakila dalam perjalanannya, dapat diikatkan pada sabuknya.
Suatu ketika Guru Padmasambhava membawa serta vakrakila, Ia singgah dan minum arak di sebuah kedai, Guru Padmasambhava meminum banyak arak, namun Ia tidak mabuk, hanya saja Ia tidak membawa uang sepeser pun. Pemilik kedai itu sangat cantik, ia mengatakan : “Konon Anda memiliki abhijna yang sangat besar, apabila Anda bersedia menunjukkannya, maka arak tersebut tidak perlu dibayar, tapi bila Anda tidak sanggup menunjukkan abhijna, maka Anda harus membayar semua.” Guru Padmasambhava mengambil vajrakila dari pinggang-Nya, kemudian berjalan menuju ke tempat yang disinari oleh matahari, seperti tempat duduk bhiksu dan umat itu yang saat ini terkena sinar matahari, kemudian Guru Padmasambhava menancapkannya, di saat tiba waktunya matahari untuk terbenam, vajrakila menahan matahari tersebut, terus hingga pukul tiga subuh, matahari masih tetap bersinar di tempatnya semula, sama sekali tidak terbenam. Di sinilah letak kehebatan Vajrakilaya, nanti sekembalinya kalian boleh mencobanya, menahan matahari supaya ia tidak bisa terbenam, seharian penuh tetap tidak bergeming, sebab Vajrakilaya telah menahannya, di dalam Vajrakilaya terdapat Yamantaka, Hayagriva Vidyaraja dan Vajrapani Bodhisattva. Setelah Guru Padmasambhava menampilkan abhijna ini, akhirnya pemilik kedai tidak menarik bayaran, malah meminta-Nya tinggal di kedai untuk minum arak, juga menekuni sadhana istimewa dengan-Nya, peristiwa ini tercatat. Selain itu Guru Padmasambhava juga secara langsung manunggal dengan Vajrakilaya, mantranya adalah : “Gulu. Jilijilaya. Hom Hom. Pei.” Inilah pemanunggalan Guru Padmasambhava dengan Vajrakilaya.
◎ Suatu ketika, Guru Padmasambhava bersama dengan 25 menteri siswa dan Vidyarajni Yeshe Tsogyal, tiba di sebuah lembah, Guru Padmasambhava menampilkan mandala 13 Vajrakilaya di angkasa, dan bertanya kepada para siswa : “Kalian akan bernamaskara terlebih dahulu kepada-Ku atau kepada mandala Vajrakilaya ?” Para siswa berpikir : “Setiap hari kami dapat berjumpa dengan Guru Rinpoche, setiap hari dapat bernamaskara kepada-Nya, hari ini ada mandala 13 Vajrakilaya yang sangat istimewa, berarti kami harus terlebih dahulu bernamaskara kepada Vajrakilaya.” 25 siswa bernamaskara kepada mandala Vajrakilaya, hanya Yeshe Tsogyal yang mengatakan : “Biasanya saya bernamaskara kepada Guru Padmasambhava, Sarvadharma bersumber dari Guru Padmasambhava, akar dari Sarvadharma adalah Guru Padmasambhava, maka saya tetap akan bernamaskara terlebih dahulu kepada Guru Padmasambhava.” Saat Ia bernamaskara, Guru Padmasambhava berkata : “Kalian 25 siswa bernamaskara kepada mandala 13 Vajrakilaya, hanya Yeshe Tsogyal yang bernamaskara kepada Saya, maka sadhana ini harus ditransmisikan kepada Yeshe Tsogyal.” Oleh karena itu Sadhana 13 Vajrakilaya ditransmisikan kepada Yeshe Tsogyal, kisah ini memberitahukan bahwa Mulacarya merupakan sumber dari Dharma.
Akhir-akhir ini terjadi sebuah peristiwa yang sangat menarik. Ada sebuah vihara yang hendak melakukan renovasi total, sebab akan menjadi vihara vajragarbha, hendak dibuat menjadi lebih megah, mereka membeli semua bangunan di sana untuk ditembus. Penanggung Jawab vihara datang mengatakan kepada saya : “Mahaguru, saya hendak merenovasinya menjadi seindah vihara vajragrabha, supaya benar-benar seperti sebuah vihara.” Ada sebagian orang yang menentang, mereka berpendapat lebih baik cukup merenovasi bagian depan, tidak perlu merenovasi semuanya, namun Penanggung Jawab berpendapat lebih baik diubah semua. Pihak yang lain meminta petunjuk ‘Hobbit’, siapa dia ? Acarya Huijun dari Zhenfozong kita ! Acarya Huijun meminta petunjuk Gurudara, mungkin telah terjadi salah paham, Acarya Huijun mengatakan : “Gurudara mengatakan lebih baik cukup merenovasi bagian depan saja.” Penanggung jawab datang menghadap saya, meminta petunjuk saya, saya mengatakan lebih baik lakukan renovasi menyeluruh, saya juga menandatanganinya ‘Shengyan’, kemudian menuliskan tanggal, Penanggung Jawab mengirimkan faks kepada dewan pengurus vihara. Dewan pengurus mengambil keputusan : “Lebih baik sesuai dengan arahan Gurudara, jangan berdasarkan Mahaguru.” Saya mendengarnya, dan merasa sangat menggelikan, sesungguhnya maksud dari Gurudara sama dengan saya, kami berpendapat lebih baik dilakukan renovasi total, hanya saja entah bagaimana penyampaiannya sehingga menjadi : “Cukup direnovasi bagian depan saja.”. Sebenarnya maksud dari Gurudara bukan renovasi bagian depan, dia berpendapat sama dengan saya, lakukan renovasi menyeluruh, namun setelah disampaikan ke sana, menjadi renovasi bagian depan, dan bukan renovasi menyeluruh. Namun yang menarik adalah, siswa mendasarkannya pada Gurudara, dan bukan pada Mahaguru, dengan demikian bukankah Anda sedang mencelakai saya dan Gurudara ? Apakah kalian ingin kami bertengkar ? Kami tidak pernah bertengkar, namun perbuatan itu bisa membuat orang bertengkar, ini tidak baik. Lihatlah dari kisah Vajrakilaya, Sarvadharma bersumber dari Mulacarya.
Dharmabala Vajrakilaya memang sangat besar, mengapa ? Dalam Vajrakilaya terdapat Vajrapani, Yamantaka dan Hayagriva Vidyaraja. Apa makna dari ketiga adinata tersebut ? Tidak hanya Yamantaka ! Ada Hayagriva Vidyaraja dan Vajrapani, ketiga adinata ini mempunyai asal-usul, sandaran dibelakangnya sangat agung, wajah putih adalah Yamantaka, sandaran teragung-Nya adalah Manjusri Bodhisattva, di atas Manjusri Bodhisattva ada Amitabha Buddha, ketiganya satu garis, Amitabha Buddha, Manjusri dan Yamantaka ; Wajah berwarna merah adalah Hayagriva Vidyaraja, asal-usulnya juga sangat agung, yaitu Avalokitesvara Bodhisattva, di atasnya lagi adalah Samyakdharmavidya Tathagata ; Kemudian, ini adalah Vajrapani Bodhisattva, di atas-Nya adalah Vajrasattva, dan yang paling tinggi adalah Adharma Buddha. Hari ini dapat menerima Abhiseka Vajrakila, berarti juga menerima adhistana dari beberapa adinata tersebut, oleh karena itu para pemohon utama memiliki berkah besar, berkah selanjutnya adalah semua yang mendaftar, sedangkan bagi yang sama sekali tidak mendaftar, hanya menerima abhiseka, merupakan berkah peringkat ketiga. Bagi yang tidak ada apa-apa, tidak mengikuti abhiseka dan tidak ada apapun, sepertinya tidak ada berkah. Semua asal-usul-Nya luar biasa, Adharma Buddha, Vajrasattva, Vajrapani ; Amitabha Buddha, Manjusri Bodhisattva, Yamantaka ; Samyakdharmavidya Tathagata, Avalokitesvara Bodhisattva, Hayagriva Vidyaraja, abhiseka kali ini sama dengan telah menerima abhiseka sembilan adinata tersebut, Dharmabalanya tak terhingga, kekuatannya tak terhingga !
◎ Pada mulanya Yeshe Tsogyal akan memperoleh sumber 13 Vajrakila, namun ada 5 mandala yang keliru, oleh karena itu Ia hanya memperoleh sadhana dari 8 Vajrakilaya. Dalam Zhenfozong hanya ada satu Acarya yang telah memperoleh abhiseka Sadhana 8 Vajrakilaya, abhiseka diberikan di bagian mana ? Di cakra ajna, cakra usnisa, cakra visudha, cakra anahata, cakra manipura, cakra svadhistana, dan kedua bahu, berapa jumlahnya ? Silakan dihitung, tepat 8 adinata, satu di ubun-ubun, satu di dahi, satu di tenggorokan, satu di ulu hati, satu di pusar, satu di guhya, kemudian bahu kiri dan bahu kanan masing-masing satu adinata, tepat 8 adinata, hanya satu orang yang memperolehnya, saya tidak mengungkapkan siapa dia, singkat kata ‘only one’. Penataan mandalanya tidak sama, harus mendirikan 8 mandala, barulah dapat dilakukan 8 abhiseka.
Kembali mengulas Sadhana Dzogchen : “Saat itu, malam telah berlalu tiga per empat bagian." Yaitu saat fajar sudah hampir menyingsing, “Pada saat-saat paling akhir dari empat bagian malam, muncul seberkas bintang terang dari arah Timur, Pangeran Siddhartha menatapnya.” Melihat bintang terang, “Timbul Jnanadarsana pada Pangeran Sidhartha, diterangi bintang tersebut, sinar batin memancar, seketika mencapai Anuttarasamyaksambodhi. Saat Pangeran Sidhartha Tercerahkan, suasana sangat senyap dan damai, para insan masih terbuai dalam tidur.” Saat itu, Pangeran Siddhartha melantunkan sebuah gatha :
“Dari empat bagian malam, tiga bagian telah berlalu,
Di akhir malam menyaksikan bintang terang,
Para insan belum beraktivitas dan belum terbangunkan,
Saat itulah Maharya Anuttara,
Semua klesanya telah padam dan memperoleh Bodhi,
Yang dinamakan sebagai Sarvajnana,
Pernah memperoleh vyakarana dari Dipankara Buddha,
Oleh karena itu bernama Shakyamuni Buddha.”
“Menatap bintang terang di tengah kegelapan malam.”, muncul bintang yang sangat besar, menyinari Shakyamuni Buddha, gatha yang mirip juga ada dalam Alkitab, saat Yesus lahir di Betlehem, di angkasa muncul bintang besar yang menyinarinya, ada tidak ? Tiga Majus dari Timur melihat bintang-bintang di langit, mereka mengendarai keledai dan menuju ke arah bintang tersebut, kemudian mempersembahkan tiga benda berharga kepada Yesus, masing-masing mempersembahkan benda berharganya kepada Yesus, dalam Alkitab ada tercatat demikian, saat Yesus lahir di Betlehem ada bintang besar yang menyinarinya. Selain itu, saat Shakyamuni Buddha mencapai Sambodhi, di angkasa muncul bintang besar yang menyinari-Nya, semua sama-sama “Menatap bintang terang di tengah kegelapan malam.” Kelahiran Mahaguru juga mirip dengan Yesus, Yesus lahir di kandang kuda, sedangkan saya di kandang ayam. Saat saya lahir, angkatan bersenjata Amerika melakukan serangan udara, saat mereka membombardir Taiwan, mau tidak mau kami harus mengungsi, ibu sedang mengandung saya, kami sekeluarga di bawa ke sebuah kandang ayam di tepi Sungai Niuchou untuk bersembunyi dari serangan udara, seluruh kota Jiayi dibombardir oleh angkatan bersenjata Amerika, menjadi hamparan lautan api, saat itu adalah masa perang dunia ke-2, Taiwan masih dalam pendudukan Jepang, saya lahir pada 27 Juni 1945, dalam kalender imlek adalah bulan 5 tanggal 18, saat itu tidak ada lampu, bagaimana mungkin boleh menyalakan lampu saat angkatan bersenjata Amerika melakukan serangan udara ? Tidak boleh menyalakan lampu, bahkan bintang di langit pun tidak diperbolehkan. Karena bombardir angakatan bersenjata Amerika, seluruh kota Jiayi menjadi lautan api. “Ya Tuhan ! Anda mengatakan di atas langit ada bintang menyinari Anda, mana mungkin ? Apakah Anda membual ?” bukan membual. Saat saya lahir, tidak dapat menemukan perawat, tahukah Anda, saat terjadi pengeboman, harus ke mana untuk mencari seorang perawat ? Saat itu ayah saya adalah tentara Jepang, dia membawa sebuah pedang, mengenakan seragam tentara Jepang, saat dia mencari bidan dan mengetuk pintu, bidan itu berkata : “Jangan, sekarang tidak bisa, sebab pesawat tempur Amerika sedang melakukan pengeboman, bagaimana mungkin membidani di tengah serangan udara ? Tidak bisa !” Ayah saya mengatakan : “Buka pintu !” Begitu dia membuka pintu, ia melihat seorang tentara Jepang membawa pedang, ayah saya adalah orang Taiwan, saat itu menjadi tentara Jepang, maka begitu dia melihatnya, Wah ! Tentara Jepang membawa pedang! Mau tidak mau harus bersedia. Maka bidan itu mengikuti ayah, menuju ke kandang ayam di tepi Sungai Niuchou untuk membidani kelahiran saya, harus ada cahaya lampu, maka ayah saya memegang senter, dari atas menyalakannya, Wah ! Terang sekali ! Saat itu ada dua bintang menyinar saya, padahal waktu itu dimana-mana gelap gulita. Cahaya hanya ada di tempat kami, bukankah ini keajaiban ! Saat itu saya juga “Menatap bintang terang di tengah kegelapan malam.”, mencapai Anuttarasamyaksambodhi, benar-benar menarik. Mengapa bintang terang menyinari Anda ? Mengapa Anda bisa mencapai Sambodhi ? Shakyamuni Buddha menyaksikan bintang terang dari Timur, Yesus juga menyaksikan bintang terang dari Timur, saya juga lahir di Timur ! Saya melihat bintang terang lampu senter dari Timur, maka mencapai Sambodhi. Begitu saya lahir, bidan itu menyinari saya dengan cahaya, “Hah ? Apakah ini manusia ? Ini bukan manusia !” Jika bukan manusia, lantas apa ? Sekujur tubuh mirip. .. Di manakah Bodhisattva sepuh ? Semua rambutnya telah memutih, sekujur tubuh saya putih seputih uban, bagaikan ada kasa putih yang membungkus seluruh tubuh bayi.
◎ Saya lahir pada waktu kandungan ibu berusia 7 bulan, saat itu saya terbungkus selaput mirip kasa putih, apa yang terjadi ? Bidan mengatakan : “Di dalamnya pasti ada sesuatu !” Maka ia menggosokknya perlahan dengan menggunakan minyak tanah, di dalamnya ada seorang bayi, bayi itu adalah saya. Demikianlah yang saya dengar dari penuturan ibu saya. Konon yang lahir pada usia kandungan 7 bulan masih dapat bertahan hidup, namun yang usia 8 bulan tidak dapat, sungguh aneh, mengapa demikian ? Banyak hal yang memang mengherankan, ucapan bidan saat kelahiran saya juga benar adanya : “Ini …. Bukan manusia !” Jika bukan manusia, lantas apa ? ( Hadirin menjawab : Buddha ) Amituofo ! Benar-benar ada bintang terang yang menyinari, ini benar terjadi, hanya saja sinar itu adalah sinar lampu senter.
Kemarin telah mengulas Prajnavimoksa, setelah memperoleh pembebasan melalui Prajna, sungguh tiada lagi yang perlu dikeluhkan, sampai hari ini, benar-benar tiada gerutu dan tiada penyesalan. Ceritakan sebuah lelucon ! Sapi perah mengatakan : “Sekian banyak manusia yang meminum susu saya, tapi tidak ada satu pun yang memanggil saya : ‘Ibu’.” Ini adalah keluhan sapi perah. Cumi-cumi mengatakan : “Anda masih lumayan, perut saya dipenuhi tinta, tapi malah disebut pencuri.” ( Kata cumi-cumi dalam Bahasa Mandarin homofon dengan pencuri. ) Kanguru mengatakan : “Meskipun saya tidak punya uang, sebesar apa pun kantong saya, tetap saja digolongkan sebagai tikus.” ( Arti harafiah dari nama kanguru dalam Bahasa Mandarin adalah Tikus Berkantong ) Tikus mengatakan : “Keterlaluan, hanya demi sedikit makanan dan minuman, kami terus ketakutan akan racun tikus dan jebakan tikus, bagaimana kami tidak menua ?” ( Nama tikus dalam Bahasa Mandarin terdapat aksara ‘lao’ yang berarti tua ) Lalat mengatakan : “Sebenarnya saya dan lebah masih sekeluarga, hanya saja selera kami berbeda, namun perlakuan yang kami dapat sungguh berbeda bagai langit dan bumi.” Semua mengeluh. Ikan mengatakan : “Warnet dan situs benar-benar menyenangkan, namun sayang sekali, walau dipukul sekalipun saya tidak akan mau masuk jaringan.” Begitu ikan masuk jaringan, habis sudah. Dinosaurus mengatakan : “Sayang sekali saya terlampau cepat punah, membuat kalian harus memutar otak, terus meneliti dan menggali, tapi masih belum menemukan penyebab kepunahan.” Lipan mengatakan : “Sudahlah, kaki saya sebanyak ini, tapi sepertinya seumur hidup tidak akan sanggup membeli sepatu.” Ada seekor hewan yang disebut landak, apakah kalian pernah mendengarnya ? Landak jantan dan landak betina mengatakan : “Ya, kami ingin merasakan barang sebentar saja…. Bagaimana rasanya berpelukan dengan orang yang dicintai ? ”
Setiap orang mempunyai keluhan, kebanyakan orang di dunia ini selalu mengeluh, saat Anda bukan lagi manusia, telah memperoleh Anuttarasamyaksambodhi, Anda akan mengetahui, tidak ada yang patut untuk dikeluhkan. Sekalipun Anda tertimpa bencana besar, difitnah habis-habisan, dicobai, Anda juga tidak akan menggerutu, namun dalam masa pelatihan diri sebelum Tercerahkan, Anda akan merasa tidak puas, sesungguhnya tiada yang patut dikeluhkan, sepenuhnya tiada, inilah tiada gerutu dan tiada penyesalan. Sebelum Anda mencapai tingkatan ini, Anda masih akan menggerutu. Hati siapa yang tiada keluhan ? Silakan angkat tangan, yang merasa sama sekali tiada gerutu bagi kehidupan ini, segalanya sangat baik, segalanya merupakan pengaturan yang terbaik, ada tidak ? Tidak ada. Semua menyimpan ketidakpuasan dalam hati, apalagi ibu-ibu yang suka mengeluh, “Suami saya tidak baik !” , “Suami saya semalaman tidak pulang.”, “Suami memancing emosi saya.”, banyak sekali gerutu, semua menggerutu akan persoalan rumah tangga, “Suami tidak lagi memedulikan saya, tidak lagi menyayangi saya, padahal dulu sangat menyayangi saya, sekarang tidak lagi.” , dulu bagaimana, sekarang bagaimana, tentu saja dahulu dan sekarang akan berbeda, sangat-sangat banyak gerutu. Apakah ada suami yang suka menggerutu ? Tentu saja ada, manusia tidak bisa serba sempurna, juga tidak bisa memiliki segala-galanya.
Ada sebuah lelucon, seperti sebuah dongeng yang biasa kita baca, “Semenjak saat itu, pangeran dan putri menjalani hari-hari penuh kebahagiaan.” Pertanyaan untuk Anda, benarkah itu ? Benarkah semenjak saat itu setiap hari menjalani hari-hari penuh kebahagiaan ? Dongeng itu hanya berakhir begitu saja. Benarkah demikian ? Saya yakin itu tidak benar, pasti masih ada ketidakpuasan. Ketidakpuasan dalam persoalan harta, uang, anak, usia, kesehatan, jodoh dan pangkat. Adakah yang memiliki pangkat, harta, keturunan, usia panjang, jodoh baik, secara lengkap ? Adakah yang semuanya serba sempurna ? Tidak ada.
◎ Semua manusia memiliki keluhan. Namun begitu Anda mencapai Pencerahan, maka tiada lagi yang disebut keluhan, tiada gerutu dan tiada penyesalan, inilah Pencerahan. Saat hati Anda masih menyimpan gerutu, masih ada penyesalan, berarti bukan Pencerahan. Saya telah membabarkan, Anda renungkan sendiri apa itu Pencerahan, Pencerahan itu apa ? Apa itu Sambodhi ? Apa itu Anuttarasamyaksambodhi ?
Ceritakan sebuah lelucon, ada seseorang yang datang ke sebuah kantor untuk menerima tawaran pekerjaan, manajer menanyainya : “Kenapa Anda keluar dari pekerjaan sebelumnya ?” Orang itu menjawab : “Kantornya pindah, tapi saya tidak diberitahu alamat barunya.” Banyak orang mencari kerja, bagaimana mungkin tiada keluhan ? Sekarang juga sukar mencari pekerjaan di Amerika, maka hati masih menyimpan gerutu, “Orang berbakat seperti kami ini, orang bijaksana seperti kami ini, mengapa perusahaan tidak mau memakai kami ?”
Ada sebuah lelucon lagi, seorang pimpinan menanyai karyawan baru : “Apa keahlian kamu ? Apa hal yang tidak mampu Anda kerjakan ?” Dia menjawab : “Saya hanya tidak mampu dalam dua hal.” Akhirnya perusahaan itu menerimanya, sebab dia hanya tidak mampu dalam dua hal, belakangan mereka semua menyadari bahwa dia tidak bisa apa-apa, maka mereka menanyainya : “Mengapa Anda tidak bisa apa-apa ?” , “Saya hanya tidak mampu dalam dua hal !” , “Apa dua hal itu ?”, “Ini tidak bisa, itu juga tidak bisa.” Ini namanya tidak bisa apa pun. Pimpinan juga bisa menggerutu : “Anda tidak bisa apa-apa.” Suatu ketika, pimpinan menyampaikan keluhannya kepada karyawan, sebab dia terlalu lamban dalam bekerja, dan sangat malas, pimpinan itu mulai marah dan menanyainya : “Sebenarnya Anda ini cepat dalam hal apa ?” Karyawan itu berdiri dan mengatakan : “Saya hanya cepat merasa capek.” Cepat kecapekan. Ya Tuhan ! Apakah karyawan semacam itu masih bisa dipekerjakan ? Antara kaum pekerja dan kaum kapitalis bisa terjadi gerutu, semua punya keluhan, yang sepenuhnya tidak mengeluh barulah disebut Pencerahan, hanya ada Anuttarasamyaksambodhi. Saya tidak bisa mengungkapkan apa itu Pencerahan, namun saya telah mengungkapkan beberapa hal penting, yaitu , Pencerahan adalah selamanya tiada gerutu dan tiada penyesalan.
Apakah ini juga sebuah lelucon ? Saat naik kereta cepat di pagi hari, melihat sepasang kekasih sedang bermesraan tanpa memedulikan keberadaan orang lain. Kami juga pernah lihat, Mahaguru juga pernah lihat, saat naik kereta cepat , di dalam gerbong ada sepasang kekasih yang terus menempel, bibirnya tidak terpisah, yang pria terus mencium yang wanita, yang wanita terus mencium yang pria, saling berpelukan. Banyak orang yang sedang berlalu-lalang, semua menatap mereka. Tiba-tiba ada seorang wanita muda yang menghampiri dan mengatakan kepada si pria : “Saya hamil !” Si pria terkejut dan terdiam, kekasihnya melotot menatap wanita tersebut, suasana langsung menjadi dingin ! Mendadak kekasihnya menampar pria itu. Wanita muda itu langsung mengatakan : “Saya ini hamil, bolehkah memberi saya tempat duduk ?” lihatlah ! Mereka masih tidak saling percaya, padahal sebelumnya mereka berpelukan dan berciuman, sangat mesra, hingga setelah seorang wanita muda muncul dan mengatakan : “Saya ini hamil !” Kekasihnya langsung curiga dan menamparnya. Lihatlah, hati masih menyimpan gerutu, di dalam cinta masih ada benci, cinta dan benci lahir dari hati yang sama. Ingatlah, tiada yang pantas untuk dikeluhkan.
Ceritakan sebuah lelucon lagi, di dunia ini, yang paling menyebalkan adalah saat digigit oleh seekor nyamuk, tapi kita tidak bisa balas menggigitnya, dan yang lebih menjengkelkan adalah, setelah digigit olehnya, kita masih harus memukul diri sendiri. Di Taiwan, malam hari paling banyak nyamuk, di Seattle masih lebih baik ,di Taiwan harus menyalakan obat nyamuk, sekarang di Taiwan sedang musim demam berdarah, sangat bahaya. Ada kalanya saat tidur di malam hari, nyamuk berdatangan, ngung…ngung….ngung… semalaman terus menepuk, tapi tetap tidak ada gunanya, nyamuk benar-benar menyebalkan. Sebagai manusia, kita harus memiliki kebijaksanaan, kebijaksanaan yang tertinggi adalah Sambodhi, adalah Prajna Buddha, Prajna ini adalah anasrava. Apa itu anasrava ? Tanpa cela, Prajna tanpa cela, orang yang memperoleh Prajna ini, sepenuhnya tiada gerutu, sebab ia telah memahami segala di semesta ini. Pengulasan hari ini sampai di sini. Om Mani Padme Hum.