2015-05-23 Mahasiddha Menampilkan Kondisi Sakit Jasmani Namun Semangatnya Tetap Anuttara


Ceramah Sadhana Dzogchen ke 141 oleh Dharmaraja Lian-sheng Sheng-yen Lu pada Puja Bakti Bersama Sadhana Yidam Sakyamuni Buddha, Sabtu 23 Mei 2015 di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple


Sembah puja pada Para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Dezhung, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna Mandala, sembah puja pada yidam puja bakti bersama hari ini : Namo Mulaguru Sakyamuni Buddha.

Gurudara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, Ketua Vihara, para umat Se-dharma, dan umat Se-dharma yang menyaksikan melalui internet, tamu agung yang hadir hari ini antara lain : Istri dari Sekretaris Jenderal Coordinating Committee for North American Affairs, Executive Yuan Dubes Daniel T.C. Liao : Sdri. Judy, Akuntan True Buddha Foundation : Sdri. Teresa. Penasihat Hukum Zhen Fo Zong : Pengacara Zhou Hui-fang, dr. Lin Shu-hua, Akademisi Academy of Sinica Prof. ZhuShi-yi dan istri Ibu Chen Wen-wen, dr. Zhuang Jun-yao, Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Ya-qi. Selamat malam semua ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Mandarin ) Apa kabar ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Kanton) Kita menyambut Sdri. Bermata Besar dari Hong Kong, juga yang datang dari jauh, Saudari Se-dharma dari Selandia Baru.

Sdri. Bermata Besar dari Hong Kong, setiap hari Sabtu dia selalu mengikuti upacara api homa di Taiwan Lei Tsang Temple, dia langsung terbang dari Hong Kong, usai upacara dia terbang kembali, demikian terus pulang dan pergi. Kali ini dia datang ke Seattle dikarenakan hari Sabtu, hari Minggu dan Hari Jadi Sang Buddha, di Hong Kong hari-hari tersebut adalah hari libur. Maka dia langsung membeli tiket dan terbang kemari, setelah mengikuti puja bakti hari ini dan api homa besok, dia langsung terbang kembali ke Hong Kong. Semangatnya luar biasa, padahal hanya libur tiga hari. Saya sendiri tidak sanggup, hanya ada waktu tiga hari, sepulangnya, hari Selasa dia harus masuk kantor, ini hanya sanggup dilakukan oleh orang muda.

Hari ini adalah puja bakti ketiga kali sekembalinya saya ke Seattle, saya merasa cuacanya sangat baik, hanya saja hawanya mendadak panas dan mendadak dingin, beberapa hari yang lalu panas, beberapa hari ini mulai dingin. Saat baru kembali sedikit mengalami jetlag, ada kalanya sangat sukar menyesuaikan diri, saat angin bertiup langsung kedinginan, tapi begitu mengenakan pakaian yang lebih tebal hawanya mulai berubah menjadi panas, hari ini saya mengenakan syal. Tadi saat baru saja mulai, saya sempat terbatuk beberapa kali karena alergi. Sebab hari ini menyalakan dupa dan asapnya mengarah kemari, setelah menghirup asap dupa tenggorokan jadi gatal, tidak tahan, sekarang sudah semakin membaik. Terima kasih atas adhistana Sakyamuni Buddha dan Para Buddha Bodhisattva.

Hari ini di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple ada upacara memandikan rupang Buddha, tadi kita telah membaca Sutra Pahala Memandikan Rupang Buddha, memandikan rupang Buddha menghasilkan lima belas pahala istimewa, yang pertama adalah mempunyai hiri-ottappa ( malu dan takut berbuat jahat ). Sesungguhnya hiri-ottappa sangatpenting, tiap kali kita bersadhana harus membangkitkan hiri-ottappa, mempunyai niat bertobat, ini merupakan salah satu dari tujuh bagian sadhana, sebab kita adalah orang awam yang dalam tiap pikiran menghasilkan dosa, semua patut bertobat.

Ceritakan sebuah lelucon, ada sepasang suami istri yang mengendarai mobil, keduanya berdebat di dalam mobil, kebetulan ada sebuah truk yang memuat anak babi lewat di samping mereka, Si Istri mengatakan: "Lihat ! Famili kamu sudah datang". Si Suami merespon dengan sangat cepat : "Justru karena memperistrimu maka saya mempunyai demikian banyak famili". Ucapan yang sembarang dilontarkan seperti ini adalah karma buruk ucapan, Si Istri mengatai suaminya babi, Si Suami juga mengatai istrinya sebagai babi. Harus bertobat, setiap hari perlu bertobat.

Pahala yang kedua adalah membangkitkan sradha ( keyakinan ) yang murni, Anda harus mempunyai hati nan murni, saat kita memandikan rupang Buddha, selain memandikan Buddha, kita juga memandikan diri sendiri, diri sendiri harus dimurnikan, membangkitkan sradhayang murni.

Orang awam sekarang meyakini ini, besok meyakini itu, hatinya terombang-ambing kesana kemari bagaikan aliran air. Saya sering mengatakan, hati para siswa seperti aliran air, sebentar mengalir ke Timur, sebentar mengalir ke Barat, sebentar mengalir ke Selatan dan sebentar mengalir ke Utara, tidak pernah memiliki kemantapan, ini dikarenakan tidak mempunyai sradha yang murni. Dulu Acarya Tubten Dhargye sering memberitahu saya perlunya 'Eka-sarana', 'Eka' berarti sradha nan murni, sarana yang didasari kemurnian sradha disebut sebagai 'Eka-sarana'. Apabila hari ini Mahaguru tidak banyak bicara dengan Anda, suasana hati Anda langsung tidak enak : "Mahaguru hanya bicara dengan orang lain, tidak bicara pada saya, hanya mau melihat dan berbicara banyak pada yang cantik, saat melihat saya Dia tidak berbicara dengan saya". Ini berarti Anda tidak memiliki kemurnian sradha.

Orang Barat sering mengalami gejala alergi, di Seattle ada serbuk sari, Mahaguru mengalami alergi, sebelumnya tidak pernah, kali ini sepertinya sedikit alergi. Di Taiwan sangat jarang terjadi alergi serbuk sari, sebelumnya Mahaguru tidak pernah alergi terhadap bunga, Mahaguru hanya alergi pada satu hal, yaitu alergi wanita cantik.

Pahala yang ketiga adalah arjava ( hati yang jujur dan apa adanya ), seperti yang saya ucapkan ini, dikarenakan hati saya jujur apa adanya, maka saya mengatakan hal ini. Oranglain tidak akan mengungkapkan hal ini, menurut Anda, apakah seorang bhiksu senior akan mengungkapkan bahwa dia alergi wanita cantik ? Anda pasti merasa tidak mungkin dia akan mengatakan hal semacam ini, sekalipun dia alergi juga tetap harus disembunyikan. Namun hati Mahaguru terus terang apa adanya, saya mengungkapkan apa adanya, bhiksu senior lainnya tidak akan mengungkapkan hal seperti ini, tidak akan ada lelucon apapun. Hati Mahaguru apa adanya, oleh karena itulah mengatakan hal ini.

Pahala yang keempat adalah dekat dengan kalyanamitra ( teman yang mendorong dalam praktik Dharma ), teman-teman di sekitar Anda adalah orang-orang yang sangat bajik, semuanya baik, yang Anda jumpai semuanya adalah orang yang baik. Yang dijumpai oleh Mahaguru, ada teman yang bajik, ada juga yang buruk, siswa yang bajik juga ada, ada juga siswa yang buruk, namun Mahaguru menghormati semuanya, Mahaguru menuntun semuanya, tidak mendiskriminasi. Tetapi bagi orang awam, lebih baik mereka mendekati teman-teman yang bajik, sebab masyarakat sudah bagaikan sebuah pot rendaman, begitu Anda masuk dalam pot rendaman, Anda akan menjadi kimchi, Anda akan memiliki aroma dan rasa yang sama. Apabila Anda dekat dengan teman yang mengkonsumsi narkoba, maka sangat dimungkinkan Anda akan ikut-ikutan mengkonsumsi narkoba, oleh karena itu harus dihindari. Apalagi di negara Barat, banyak yang mengkonsumsi narkoba, sekarang di negara Timur juga sudah banyak. Mahaguru sendiri sampai sekarang usia tujuh puluh satu tahun, belum pernah melihat narkoba, bahkan tidak tahu mariyuana seperti apa.

Pahala yang kelima adalah memasuki Prajna Anasrava, Prajna itu tidak tiris, dengan kata lain memahami semua Prajna, ini disebut Prajna Anasrava, Prajna yang tidak tiris. Yang keenam adalah senantiasa berjumpa dengan Para Buddha, Anda dapat berjumpa dengan banyak Buddha. Anda bisa dekat dengan Buddha, berjumpa Buddha, senantiasa dekatdengan Buddha. Saat Anda berjumpa dengan Suciwan maka Anda akan memperoleh Buddha Dharma, dengan adanya Suciwan maka Buddha Dharma dapat disebarluaskan.


Pahala yang ketujuh adalah senantiasa mempraktikkan Sad-dharma ( Ajaran Kebenaran ), setelah Anda berjumpa dengan Suciwan, tentu saja Ia akan mentransmisikan Arya-dharma ( Ajaran Suci Buddha ), maka Anda memperoleh Sad-dharma untuk ditekuni. Yang kedelapan adalah sanggup menerapkan Dharma, dengan kata lain Anda tidak hanya mampu membabarkan Dharma, namun juga mampu menerapkannya.

Di sini ada sebuah lelucon, seseorang kembali dari membeli burung beo, ia ingin mengajari burung beonya untuk berbicara, dipagi hari begitu bangun tidur ia mengatakan kepada burung beo : "Selamat pagi, apa kabar !" Burung beo tidak bereaksi. Keesokannya ia mengajari lagi : "Selamat pagi, apa kabar !" Burung beo itu tetap tidak bereaksi. Demikian juga dengan hari ketiga, hingga lewat satu minggu, sampai akhirnya dua minggu telah berlalu ia pun mulai tidak sabar lagi, ia berhenti mengajari burung beo. "Burungbeo ini tidak dapat diajari". Pada suatu hari bangun dari tidur, burung beo itu berkata kepadanya : "Sekarang Anda sudah sangat agung, luar biasa, sekarang Anda tidak lagi memberi salam kepada saya : 'Selamat pagi, apa kabar'. ”Sesungguhnya, sungguh sukar untuk selaras dengan ucapan sendiri, saat Anda mengajarinya, sebenarnya dia bisa, tapi dia tidak mau bicara, akhirnya saat Anda tidak lagi mengajarinya, dia malah bicara. Oleh karena itu antara ucapan dan tindakan harus selaras.

Pahala yang kesembilan adalah terlahir di Buddha-ksetra sesuai kehendak, dapat terlahir di Negeri Buddha. Yang kesepuluh adalah apabila terlahir kembali sebagai manusia, maka akan terlahir di kalangan mulia yang dihormati dan disukai oleh khalayak, apabila Anda terlahir di alam manusia, maka Anda akan menjadi mulia, bahkan orang yang berjumpa dengan Anda akan sangat menyukai Anda, sebab Anda mempunyai paras yang agung dan rupawan, oleh karena itu orang lain akan suka berada di dekat Anda.

Yang kesebelas, apabila terlahir kembali sebagai manusia, maka akan terlahir sebagai orang yang bisa melafalkan Nama Buddha. Sebab Anda memperoleh Buddha Dharma, maka Anda akan merenungkan Buddha, bibir Anda juga akan melantunkan Nama Buddha, juga dapat memvisualisasikan Buddha. Yang kedua belas, bala tentara mara tidak akan sanggup mencelakai. Semua dewa mara, mara kilesa dan mara kematian , serta semua mara yang lain tidak akan sanggup mencelakai Anda, sebab Anda mempunyai samyaksmrti ( perhatian benar ).

Hari ini ada upacara pemandian rupang Buddha, besok adalah api homa Sakyamuni Buddha, mari kita semua menjadi Pemohon Utama. Ada yang menanyakan : "Kenapa kita perlu menjadi Pemohon Utama dalam api homa Sakyamuni Buddha ?" Sebab besok adalah Hari Jadi Buddha dan Anda adalah umat Buddha, Anda adalah siswa Buddha, apabila Anda tidak menjadi Pemohon Utama, "Saya tidak memedulikanmu". Ini tidak baik, oleh karena itu menjadi Pemohon Utama juga sangat baik. Paling tidak kita harus mendaftar. Tentu saja saya tidak memaksa setiap orang menjadi Pemohon Utama, Anda harus mempertimbangkan sesuai kemampuan, sebab kita siswa Zhen Fo Zong sebagian besar adalah 'kaypang' , sangat sedikit yang menjadi pengusaha, Anda mendaftar sebagai Pemohon Utama boleh saja, mendaftar dalam upacara api homa juga boleh.

Pahala yang ketiga belas adalah di masa penghujung Dharma dapat menjadi pendukung Sad-dharma. Saat ini adalah masa penghujung Dharma, orang-orang mengatakan, masa Saddharma ( Masa Dharma Sejati ) adalah seribu tahun, kemudian adalah masa Saddharma-pratiksepa ( Masa Dharma Serupa ) yaitu sangat mirip Buddha Dharma, ini juga berjalan selama kurang lebih lima ratus tahun, dan saat ini adalah masa Saddharma-vipralopa ( Penghujung Dharma ), di masa penghujung Dharma, Saddharma sudah sangat langka, namun masih dapat menjumpai Buddha atau Suciwan di dunia yang membabarkan Dharma untuk kita, oleh karena itu di masa penghujung Dharmakita dapat mendukung Saddharma.

Pahala yang keempat belas, Sepuluh Penjuru Buddha mengadhistana. Bukankah dalam Sutra Raja Agung ada ?   "Sepuluh penjuru Avalokitesvara dan Semua Bodhisattva, berikrar menuntun dan mengikis karmavarana semua makhluk". Sepuluh Penjuru Buddha akan mengadhistana Anda.

Yang kelima belas, segera mencapai keberhasilan lima bagian Dharmakaya. Anda dapat mencapai keberhasilan dengan cepat, Anda dapat memperoleh keberhasilan Dharmakaya, sambhogakaya dan nirmanakaya. Kita bukan sedang mengabhiseka Sakyamuni Buddha, melainkan melalui ketulusan sradha kita memandikan Buddha berarti kita memandikan diri sendiri, supaya diri sendiri memperoleh pemurnian.


Kebetulan hari ini mengulas perihal Vajrasana, "Sadhana ini merupakan Dharmasana saat Buddha mencapai Anuttarasamyaksambodhi di bawah Pohon Bodhi, di Bodhgaya Kerajaan Magadha. Sebagian Acarya berpendapat bahwa Vajrasana adalah tahta kusus untuk Sakyamuni Buddha, adinata lain tidak dapat duduk di sana. Sementara itu Guru Padmasambhava telah membabarkan titik nadi dari Vajrasana, namun tidak dapat dibeberkan dalam buku ini". Pada umumnya Dharmasana dari Sakyamuni Buddha disebut Vajrasana, Vajrasana hanya boleh diduduki oleh Sakyamuni Buddha, Guru Padmasambhava sendiri juga adalah Buddha, Beliau mempunyai tiga tubuh, yaitu Amitabha Buddha, Sakyamuni Buddha dan Avalokitesvara Bodhisattva, tiga tubuh yang manunggal, oleh karena itu Guru Padmasambhava boleh duduk di Vajrasana. Sungguh mengherankan, di Taman Lumbini saya juga pernah duduk di atas Vajrasana, bahkan juga Berdharmadesana di atas Vajrasana, saat penjaganya lewat, dia mengatakan siapapun tidak boleh duduk di sana, "Siapa yang duduk di Vajrasana ?", "Saya." , begitu dia melihat, "Oh orang ini ? Baiklah ! Biar dia duduk !" Penjaganya tidak mengusir saya, dia membiarkan saya duduk di sana, oleh karena itulah saya juga pernah duduk di atas Vajrasana. Ada dua jenis yang tidak dapat berada di Vajrasana, yang satu adalah semua yang tak berwujud, mereka tidak boleh mendekati Vajrasana, semua tidak boleh duduk di atas Vajrasana, demikian pula dengan dewa mara dan adharma, semua tidak boleh duduk di Vajrasana, mereka hanya bisa bernamaskara, tapi tidak boleh ada yang duduk di atas Vajrasana, ini berarti ada pembedaan. Sebab Vajrasana adalah milik Sakyamuni Buddha, sebab Ia adalah yang tertinggi, hanya Ia yang boleh duduk disana.

Ada sebuah lelucon, ada seorang bayi yang berusia dua setengah tahun, ia sangat penurut, ia menuangkan teh pada gelas mainan untuk papanya, sebenarnya itu hanya air putih, papanya sangat senang dan meminumnya sampai habis, mama berada di samping dan terus menatap tanpa mengucapkan sepatah katapun. Mendadak mama bertanya kepada papa : "Apa kamu tidak berpikir, di seluruh rumah ini, satu-satunya tempat di mana dia dapat mengambil air adalah dari kloset ?" Maksud saya adalah, tentu saja orang dewasa bisa mengambil air, sedangkan anak kecil masih belum bisa membuka kran untuk mengambil air, dengan kata lain, Vajrasana hanya boleh menjadi Dharmasana dari Sakyamuni Buddha, bahkan seorang Siddha juga tidak bisa duduk di Vajrasana.

Oleh karena itu pada umumnya makhluk yang tak berwujud juga tidak dapat mendekati Vajrasana, saya ingat dalam Sutra Buddhaada tertulis, ada dua tempat yang tidak dapat didatangi oleh makhluk tak berwujud, yang satu adalah kandungan wanita, tanpa adanya jodoh maka tidak dapat masuk. Yang satunya lagi adalah Vajrasana, mereka tidak dapat mendekatinya, sekalipun makhluk halus mempunyai lima kekuatan spiritual, namun mereka tidak dapat mendekati Vajrasana.

Sebuah lelucon lagi, guru mengatakan : "Mulai saat ini saat menulis di internet jangan lagi sembarang menyebut 'penulis' , sebab sekarang tidak ada lagi orang yang menggunakan pena untuk menulis". Siswa bertanya : "Jadi harusnya disebut apa ?" Guru menjawab : "Jian-ren" (Pelafalannya memiliki dua arti : 1. Orang yang mengetik ; 2. Orang yang bermoral rendah ) sebab sekarang semuanya serba diketik. Siswa bertanya lagi :“Bagaimana dengan orang yang menggunakan tetikus ( mouse ) ?" Guru menjawab : "Sebut saja 'Shu-bei' " ( Memiliki dua arti : 1. Generasi Tikus ; 2. Orang yang keji ) Siswa bertanya lagi : "Ponsel pintar menggunakan layar sentuh, papan ketik sentuh, tidak menggunakan tetikus, bagaimana menyebutnya ?" Guru menjawab: "Sebut saja 'Chu-sheng' " ( pelafalannya memiliki dua arti : 1. dihasilkan oleh sentuhan ; 2. Hewan ) Ada kalanya banyak hal di dunia ini tidak selalu mulia. Sedangkan Sakyamuni Buddha sangat mulia, sangat agung, tidaklah mudah untuk terlahir dan menuntun insan di dunia saha yang keruh oleh panca-skandha, kedatangan Sakyamuni Buddha di dunia saha ini tidaklah mudah, pada umumnya harus melewati bhavana yang 'ichiban' ( sempurna ) barulah dapat datang kedunia saha untuk menuntun para insan, tidaklah mudah menjadi seorang Suciwan. Pada umumnya para insan yang terlahir di dunia saha telah menjadi kimchi, oleh karena itu sangatlah tidak mudah untuk mempertahankan Kesucian Anda. Seperti kimchi dari Korea, begitu dimasukkan, maka Anda beraroma sama dengan kimchi, Anda akan menjadi kimchi. Di Korea ada banyak jenis kimchi, disajikan sangat banyak, di antaranya hanya ada satu hidangan hotpot yang merupakan menu utama, selain itu hanyalah kimchi dan nasi putih, di bagian tengah restoran Korea suka menggunakan hotpot, di bagian pinggirnya adalah kimchi. Oleh karena itulah ada yang menulis : "Budaya Guci Saus", artinya adalah begitu tiba di dunia saha, Anda akan menjadi manusia fana. Sangatlah sukar untuk mencapai keberhasilan bhavana di dunia fana seperti Sakyamuni Buddha. Saat tiba musim flu, hampir semua orang terkena flu, saat virus sedang menyebar, akibatnya sangat hebat. Hubungan antar manusia dapat menjadikan kimchi, oleh karena itu Anda perlu mendengar Buddha Dharma, dengan demikian barulah dapat membebaskan diri sendiri.


Bhavana kita juga demi memurnikan tubuh, ucapan dan pikiran, untuk memurnikan tubuh kita membentuk Mudra Tiga Gunung Sakyamuni Buddha, bagaimana dengan pikiran ? Anda memvisualisasikan Sakyamuni Buddha, tubuhnya berwarna kuning keemasan, mengenakan jubah kasaya, jubah Sangha, duduk di atas Vajrasana, satu tangan menopang patra yang di dalamnya terdapat amrta, tangan yang lain menyentuh bumi, boleh juga memvisualisasikan Buddha duduk di atas padmasana, kedua tangan membentuk Mudra Dhyana, menopang patra yang diisi dengan amrta, Ia mampu memberikan pemurnian bagi para insan. Saat pikiran kita melakukan visualisasi tersebut, maka pikiran kita telah termurnikan, tidak akan berpikiran kacau. Saat membentuk Mudra Tiga Gunung, berarti tubuh Anda murni seperti Sakyamuni Buddha. Saat Anda menjapa Mantra Hati Sakyamuni Buddha : "Om. Mou-ni. Mou-ni. Maha-mouni. Shi- 'kya' -mouni. Suoha" Seluruh semesta bermanifestasi menjadi seorang Suciwan yang menuntun para insan, yaitu 'Muni', seorang Suciwan yang mampu menuntun para insan, seorang Suciwan Teragung, seorang Suciwan dari suku Sakya yang mampu menuntun para insan, inilah arti mantra tersebut.

Sebuah lelucon, musim panas telah tiba, tiba waktunya bagi induk ulat bulu untuk berpacaran, ia khawatir ulat jantan akan mencampakkannya karena bulunya banyak, maka ia mencukurnya habis dengan menggunakan pisau, ia terpesona melihat kulitnya sendiri yang sangat lembut, kemudian dia langsung memanjat pohon untuk memamerkannya pada ulat bulu jantan. Tak disangka ulat bulu jantan malah menendangnya sampai jatuh dari pohon : "Dasar cacing tanah, ingin memikat aku ?!" Biasanya saat seorang Suciwan tiba di dunia saha, kebanyakan orang awam tidak selalu dapat menerima-Nya, sebab Ia berbeda dengan orang awam pada umumnya. Seperti Sakyamuni Buddha yang berbeda dengan orang awam, mulanya Ia adalah putra mahkota dari Raja Sudodhana, kemudian merenungkan duhkha lahir, tua, sakit dan mati, Ia ingin mencapai pembebasan, maka Ia pergi meninggalkan kerajaan, pangeran pergi meninggalkan keduniawian untuk menekuni bhavana seorang diri. Hal ini berbeda dengan manusia pada umumnya, orang awam berpendapat bahwa menjadi putra mahkota sudah sangat baik, buat apa malah menjalani kehidupan petapaan ? Menjadi putra mahkota dapat menikmati kemewahan, mempunyai permaisuri dan banyak selir, mengapa tidak menikmatinya malah pergi menjalani hidup petapaan ? Yang terutama adalah demi bhavana. Jadi untuk apakah bhavana ? Demi pembebasan. Di sinilah letak perbedaannya.


Saat itu Sakyamuni Buddha juga didera banyak serangan, banyak pihak yang tidak menyukainya. Dia juga jatuh sakit, tidak hanya Mahaguru yang dapat alergi, tubuh Sakyamuni Buddha juga seperti manusia pada umumnya, Ia juga mengalami sakit kepala sebelah yang amat parah. Yang kedua, dia mengalami sakit syaraf tulang duduk, ini juga salah satu masalah kesehatannya. Yang ketiga adalah pencernaannya sering bermasalah.

Sebab kehidupan di India sangat susah, pada umumnya air minumnya adalah air sungai, oleh karena itu sangat mudah terkena penyakit pencernaan. Sakyamuni Buddha juga menderita sakit pencernaan, Ia juga diserang oleh orang. Saat ini Mahaguru terbatuk beberapa kali, "Kemana perginya Dharmabala Mahaguru ? Bukankah Mahaguru menyatakan Dia memiliki tubuh yang sehat ? Bukankah daya tahan tubuh-Nya sangat kuat ? Bukankah kondisi tubuh-Nya baik ? Kenapa saat Berdharmadesana masih bisa terbatuk-batuk ?" Ini adalah tubuh jasmani yang fana, pada akhirnya Sakyamuni Buddha meninggal dunia karena mengkonsumsi makanan yang tidak bersih, kemudian Ia mengalami dehidrasi. Ia meminta Ananda untuk mengambil air di Sungai Ganga, begitu tiba di Sungai Ganga, kebetulan di sana ada lima ratus pedagang yang sedang menyeberangi sungai, air Sungai Ganga menjadi tercemar, semuanya kotor, maka Ananda kembali tanpa membawa air. Sakyamuni Buddha telah mengalami sakit pencernaan yang sangat kritis, Ia memerlukan cairan, tapi air Sungai Ganga telah tercemar, Ananda kembali dengan patra kosong, dikarenakan Ia tidak berani mengambil air yang kotor untuk diminum Sakyamuni Buddha, maka saat itu Sang Buddha memasuki Parinirvana, Ia memasuki Parinirvana karena terkena penyakit pencernaan.

Seperti Guru saya, Karmapa ke-16, Ia terkena kanker lambung, Ia meninggal dunia dalam usia lima puluh tujuh atau lima puluh delapan tahun. Tahun 1980 Ia tiba di New York, saat saya mengunjungi-Nya di New York bagian Utara, Ia telah jatuh sakit, sudah menderita kanker lambung, dan tahun 1981 Ia Parinirvana. Saya ke New York Utara pada tahun 1980, ke sebuah tempat bernama Woodstock, yaitu kediaman Karmapa ke-16 di Negeri Barat, apakah kalian pernah ke Woodstock ? Bagaimana dengan umat Sedharma dari New York ? Disana ada sebuah gunung yang bernama Meadow Mountain, siapa yang pernah ke sana? Di sana ada sebuah penginapan yang kuno, Karmapa ke-16 melihat penginapan kuno tersebut dan ingin menjadikannya sebagai Dharmasana bagi-Nya, sebagai Pusat Pembabaran Dharma. Tapi Dia tidak mempunyai dana, saat itu ada seorang danapati yang bernama Upasaka Shen Jia-zhen yang sangat terkenal di New York, dia juga telah mendirikan sebuah vihara. Upasaka Shen Jia-zhen mendanai pembelian penginapan tersebut, kemudian mempersembahkannya kepada Karmapake-16, tapi saat itu Dia telah jatuh sakit, Ia datang ke Amerika pada tahun1974, kemudian tahun 1978 pernah datang lagi ke Amerika, tahun 1980 datang lagi ke Amerika dan Ia menderita kanker lambung, hingga akhirnya Parinirvana dalam usia lima puluh tujuh atau lima puluh delapan tahun, apakah saat itu benar tahun 1981 ? Beliau meninggal di sebuah rumah sakit di Chicago. Karmapa ke-16 tergolong sebagai emanasi dari Sad-bhuja Avalokitesvara Bodhisattva, juga sangat Suci dan mulia. Demikianlah, Guru saya juga menderita sakit. Seperti Acarya Tubten Dhargye, Beliau meninggal dunia dalam usia tujuh puluh lima tahun karena pneumonia, demikian juga dengan beberapa Guru saya yang lain, sebab tubuhnya adalah tubuh fana, saat hendak meninggalkan dunia fana mereka juga memperlihatkan kelemahan tubuh jasmani. Oleh karena itu saat Mahaguru terbatuk, juga harus mengatakan kepada Anda semua, Anda semua harus memperhatikan kesehatan diri, harus waspada terhadap hawa yang panas dan dingin, harus waspada terhadap flu musiman, juga harus waspada terhadap alergi.

Anda semua harus memperhatikan kesehatan. Ada kalanya seorang Siddha akan memperlihatkan kondisi sakit demi mengajarkan pada semua siswa bahwa tubuh jasmani adalah fana, namun semangat telah mencapai Anuttara.

Sebuah lelucon, ada seorang laki-laki yang berdoa kepada Tuhan : "Tuhan, jadikanlah aku sebagai seseorang yang membuat semua wanita berteriak kalap". Akhirnya ia diubah menjadi seekor kecoa. Ini bukanlah Kesucian, hanya Buddha Dharma yang paling suci. Seperti Mahaguru, tahun lalu kembali ke Taiwan lalu mengalami batuk selama satu bulan penuh, tepatnya mulai di hari kedua setelah kembali, sebenarnya kembali di Taiwan hanya lima bulan, batuknya satu bulan, berarti hanya tersisa empat bulan, tapi saat itu setiap minggu saya tetap Berdharmadesana. Kali ini kembali ke Seattle, saya terus berpikir, saya harus bersadhana dengan sebaik-baiknya, dalam waktu yang paling singkat menekuni sadhana dengan sebaik-baiknya, sebab usia tidak lagi muda, saya ingin menekuni sadhana untuk mentransformasikan usia tujuh puluh satu tahun kembali menjadi usia tujuh belas tahun. Justru dikarenakan saya bersadhana terlampau tekun, selain sadhana harian tiap pagi, setiap saat saya juga menekuni sadhana pribadi, yaitu sadhana untuk mentransformasikan usia menjadi muda, terus bersadhana, terlampau serius, akhirnya timbul rintangan. Padahal dalam penekunan sadhana ini tidak boleh sampai batuk, tapi saya justru mengalami alergi hingga terbatuk, ini sungguh mengherankan ! Di kala saya tekun, maka rintangan-pun muncul. Oleh karena itu pada upacara api homa Bodhisattva Sarvanivaranaviskambhin minggu lalu, saya berdoa semoga rintangan dan gangguan segera tersingkirkan, dengan demikian saya dapat bersadhana dengan baik ! Dari tujuh puluh satu tahun menjadi tujuh belas tahun, saya ingin meremajakan lima organ dalam dan enam organ pencernaan, saya harus melakukan ini, sebab dengan demikian barulah sehat dan panjang usia ! Namun setelah kembali, terlampau serius bersadhana, malah timbul rintangan, memperoleh gangguan, Sarvanivaranaviskambhin diucapkan sebagai Akasagarbha, Akasagarbhamalah diucapkan sebagai Sarvanivaranaviskambhin. Nanti saat memandikan rupang, saya harus lebih khidmat, sepertinya dikarenakan saya bahkan tidak ingatnama-Nya ( Sarvanivaranaviskambhin ) maka bagaimana mungkin Ia membantu saya menyingkirkan semua rintangan dan karmavarana ? Oleh karena itu masih harusmengandalkan diri sendiri. Sebentar lagi, kita memohon pada Sakyamuni Buddha ! Bantulah saya untuk menyingkirkan rintangan berupa gatal di tenggorokan ini, saya mohon ! Biar saya tidak batuk, dengan demikian saya dapat bersadhana dan memasuki samadhi dengan baik. Sadhana ini disebut sebagai Sadhana Panjang Usia dan Memandang Lama ( Chang-sheng Jiu-shi Fa ), yaitu sadhana untuk long life panjang usia, kemudian 'Memandang Lama' berarti mempertahankan kesehatan mata.


Mata saya sangat sehat, huruf cetakan yang kecil ini masih dapat terbaca. Saya juga tidak perlu mengenakan kacamata, pada umumnya menginjak usia ini memerlukan kacamata, karena mengalami penuaan mata, mengalami rabun dekat, rabun jauh dan berbagai persoalan lain, namun mata saya masih sanggup melihat dengan jelas. Struktur tubuh saya masih lumayan baik, tidak mengalami persoalan yang berarti, yang paling saya khawatirkan adalah batuk, tapi justru batuk inilah yang terus menyusahkan saya.

Nanti setelah memandikan rupang Sakyamuni Buddha, saya hendak memohon kepada-Nya supaya batuk saya dapat berhenti, saya mohon ! Namo Mulaguru Sakyamuni Buddha, sebab saya harus memberi Dharmadesana, hari Sabtu dan Minggu harus Berdharmadesana, kehilangan kemampuan berbicara merupakan sebuah rintangan ! Rintangan ini harus disingkirkan. Selain itu, semoga saya bisa dengan tekun bersadhana, supaya hasil sadhana saya berbeda dari orang pada umumnya. Banyak orang saat menginjak usia tujuh puluh satu tahun sudah kelihatan sangat tua. Saya berusia tujuh puluh satu tahun tapi masih sanggup melakukan olahraga dengan palang tunggal maupun ganda, tapi penyakit kecil yang mengganggu tetap harus disingkirkan. Kebetulan hari ini adalah upacara memandikan rupang Buddha, memohon kepada Sakyamuni Buddha.

Om Mani Padme Hum.

Judul Asli :
2015-05-23
《蓮生法王開示》成就者肉身示現病況但是精神是無上的


慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。