◎ Tara Bhagavati paling maitrikaruna, emanasi air mata Avalokitesvara Bodhisattva, setetes air mata menjadi Sita Tara Bhagavati, setetes air mata lagi menjadi Syama Tara Bhagavati, air mata adalah yang paling maitrikaruna. Namun Tara Bhagavati mengatakan : “Bagi yang menentang Mulacarya, mau memohon bagaimana pun tidak akan memperolehnya.” Tara Bhagavati paling maitrikaruna, Ia memiliki ikrar untuk menolong semua, kecuali satu, yaitu yang menentang instruksi Mulacarya, Syama Tara Bhagavati tidak menolong mereka yang memfitnah, yang berusaha merusak dan mencelakai, itulah satu-satunya jenis insan yang tidak ditolong oleh-Nya. Pancaakusalagarukakarma juga sangat berat, yaitu membunuh ayah, membunuh ibu, membunuh Arahat, membunuh Suciwan, memecah belah Sangha. Apa yang disebut dengan memecah belah Sangha ? Pada dasarnya para bhiksu ada dalam satu grup, Anda menjelek-jelekkan semua bhiksu, Anda berusaha memecah belah supaya mereka tidak dapat menjadi satu Sangha, supaya para bhiksu pergi, ini disebut memecah belah kerukunan Sangha, ini adalah satu dari lima karma buruk berat, ini tidak tertolong. Ada siswa yang berpendapat : “Anda adalah Mulacarya, jika Anda tidak boleh ditentang, bukankah dengan demikian kuasa Anda paling besar ?” Bolehkah meninggalkan Mulacarya ? Boleh. Anda boleh meninggalkannya, namun jangan mencerca dan memfitnahnya, dengan demikian bukankah Anda masih memiliki rasa hormat pada Guru ? “Saya merasa tidak cocok dengan Mulacarya, tiap kali dekat dengannya, selalu timbul rasa tidak suka.” Anda boleh meninggalkannya, tidak masalah, namun jangan mencerca dan memfitnah Mulacarya yang sebelumnya, dosa mencerca dan memfitnah Guru adalah paling berat. Anda boleh diam-diam pergi, tidak perlu mengatakan apa pun, Anda boleh mengikuti Acarya yang lain, masih ada banyak Acarya ! Masih ada banyak Suciwan ! Masih banyak orang bijaksana ! Yang Tercerahkan yang Suci ! Masih sangat banyak, bukan hanya saya seorang Lu Shengyan. Di dunia ini ada sangat banyak Suciwan, banyak sadhaka, banyak pandita ( orang bijak ), Anda boleh mengikutinya, namun jangan mencerca dan memfitnah Guru Anda sebelumnya. Ini adalah dasar sebagai manusia, merupakan pembinaan diri yang mendasar, apabila hal ini saja tidak sanggup melaksanakannya, berarti Anda telah melanggar sila.Jangan terlampau keras, mari santai sedikit, sepertinya lelucon yang ini sudah pernah, tapi tertawa sejenak juga ada baiknya. Di Tiongkok daratan ada sebuah mobil van yang memuat 14 orang, penumpang di belakang berkata kepada abang sopir : “Pak, Anda sudah kelebihan muatan, apabila terjaring razia, pasti SIM Anda akan ditahan !” Sopir itu menoleh dan tertawa dingin : “Mau menahan SIM ? Itu baru bisa terjadi jika saya memang punya SIM !” Saat itu para penumpang langsung menghela napas. Seorang penumpang ketakutan dan bertanya : “Anda berani menyetir tanpa SIM ?” Sopir menjawab : “Tidak takut ! Tadi saya sudah minum arak, jadi sekarang tidak punya rasa takut !” Mendengarnya, para penumpang langsung berkeringat dingin, kemudian seorang penumpang gemetaran dan berkata : “Kenapa tidak ikut ujian untuk mendapatkan SIM ?” Sopir : “Saya tidak pernah memimpikannya ! Apakah seorang buta warna bisa lulus ?”◎ Mahaguru menceritakan lelucon ini, maknanya adalah persoalan pembinaan diri, Anda harus memiliki surat izin, mempunyai kemampuan, Dharmabala, daya upaya, barulah dapat menekuni bhavana sesuai tahapan. Anda memiliki surat izin berupa abhiseka tingkat pertama, maka Anda dapat menekuni sadhana abhiseka tingkat pertama. Anda memiliki surat izin abhiseka tingkat kedua, maka Anda dapat menekuni sadhana abhiseka tingkat kedua. Anda memiliki surat izin abhiseka tingkat ketiga, maka Anda dapat menekuni abhiseka tingkat ketiga. Anda memiliki surat izin abhiseka tingkat keempat, maka Anda dapat menekuni Mahamudra dan Atiyoga. Namun apabila abhiseka tingkat pertama saja Anda belum berhasil, dan Anda sudah ingin menekuni Mahamudra, Atiyoga, sungguh masih terlampau dini. Harus ditempuh sesuai tingkatan. Dalam bhavana terlebih dahulu harus menekuni Sadhana Caturprayoga, kemudian Sadhana Guruyoga, Sadhana Yidam, Sadhana Dharmapala, Sadhana Internal, dan terakhir adalah Anuttaratantra, sampai akhirnya Anda paripurna, prabha dan sunya telah manunggal.Apa yang disebut dengan prabha dan sunya ? Sunya adalah Buddhata, prabha adalah cahaya terang, prabha Anda melebur dalam sunya, prabha dan sunya saling melebur, saat prabha dan sunya saling manunggal, maka Anda telah berhasil. Bhavana harus ditempuh sesuai tahapan, terlebih dahulu memerlukan abhiseka, abhiseka ibaratnya surat izin, penekunan sadhana tanpa abhiseka sama dengan perbuatan sopir dalam kisah humor tadi. Sebuah lelucon lagi, hari ini di kendaraan umum saya mendengar seorang anak laki-laki yang berusia sekitar delapan atau sembilan tahun berkata kepada seorang anak perempuan di sampingnya : “Siapa bilang masa depan tidak dapat diprediksikan, setidaknya saya telah mengetahui apa marga anak saya kelak, tapi tidak demikian denganmu, kamu tidak akan tahu apa marga anakmu kelak !” Hah ? Seorang bocah laki-laki berkata kepada bocah perempuan di sampingnya, dia dapat memprediksi masa depan, bisa mengetahui marga anaknya kelak, sedangkan marga keturunan dari anak perempuan itu masih belum pasti. Anak perempuan itu menjawab : “Oh ? Benarkah ? Tapi anak yang saya lahirkan kelak sudah pasti anak saya, namun tidak demikian dengan anakmu !” Apakah ada benarnya ? Ada. Oleh karena itu seperti yang sebelumnya telah saya ceritakan, saat seorang suami akan meninggal dunia, istri dan anak-anaknya berada di sampingnya, si suami meminta maaf pada istri : “Seumur hidup ini, aku pernah berbuat satu kesalahan, tapi belum mengatakannya kepadamu, yaitu pernah selingkuh satu kali.” Dia sudah mau mati, jadi berterus terang kepada istrinya. Istrinya menjawab : “Aduh ! Tidak apa-apa ! Pergilah dengan tenang, itu urusan kecil ! Coba lihat anak-anak di sekelilingmu ini, yang mana mirip kamu ?” Oleh karena itu ada banyak hal yang dapat diprediksikan, namun sangat banyak juga yang sukar ditebak, sangat banyak hal yang diluar dugaan Anda.Mahaguru sendiri dapat mengetahui bagaimana cara meninggal di kehidupan sebelumnya, ingatan itu masih ada dalam alam pikiran. Saya sudah pernah menceritakannya, dahulu saat meninggal dunia, saya berbaring, sepasang mata menatap orang-orang di sekeliling, siapa-siapa saja yang ada di sana. . . banyak orang mengitari saya ! Saat meninggal dunia, begitu mata terpejam, sehamparan kegelapan, mendadak jing, qi dan shen sirna, wah ! Saya telah meninggal dunia. Saya masih mengingat bagaimana saya meninggal, saya juga mengenali siapa saja orang di sana. Mengetahui lima ratus kehidupan lampau dan mengetahui lima ratus kehidupan yang akan datang, bagaimana dengan kehidupan sebelum lima ratus kehidupan lampau itu ? Anda sudah tidak tahu lagi, masih banyak hal yang sangat sukar diprediksikan. Sungguh, Buddha Bodhisattva maitrikaruna ! Saat Anda telah mencapai Kebuddhaan, Anda akan mengetahui segala persoalan di semesta ini, Anda juga tidak akan melekat. Seorang manusia, asalkan tidak melekat, maka ia dapat melihat segala sesuatu dengan sebagaimana mestinya, segala kerisauan akan sirna. Kerisauan timbul karena kemelekatan, menyebabkan Anda tidak mampu melampaui sesuatu, tidak dapat leluasa. Ada sebuah kalimat yang sangat baik bagi sadhaka, tidak peduli persoalan apa pun, semua yang terjadi adalah baik adanya. Sebab dari sebuah persoalan, sekalipun tidak memperoleh sesuatu, namun tetap ada hal yang dapat Anda pelajari, segala sesuatu merupakan perencanaan terbaik. Bagi seorang sadhaka, segala sesuatu adalah perencanaan terbaik, dengan kata lain, menghadapi kondisi apa pun, segala sesuatu baik adanya. Mati, juga merupakan perencanaan terbaik, oleh karena itu salah satu dari sepuluh sebutan bagi Buddha adalah ‘Sugata’, yang juga berati kematian yang telah direncanakan dengan baik, ini adalah sebutan bagi Buddha, segalanya baik adanya, bahkan kematian sekali pun juga baik adanya.Sepasang suami istri baru saja menonton film horor, sesampainya di rumah, Si Istri berkata pada suami : “Suamiku ! Malam hari ini tidak usah mematikan lampu saat tidur ! Saya takut !” Suaminya menjawab : “Baiklah, tapi ada syaratnya.” Si Istri bertanya : “Apa syaratnya ?” Suami menjawab : “Kamu tidak boleh menghapus make up !” Oleh karena itu Anda semua disarankan untuk mendaftar pada upacara Surupa Tathagata minggu depan, sebab Surupa Tathagata sangat penting. Jika tidak, dikhawatirkan begitu Anda menghapus make up, bagaikan melihat hantu. Sebuah lelucon lagi, Si A berkata kepada Si B : “Hari ini sungguh sial, di pagi hari begitu keluar rumah, seekor nyamuk langsung masuk mata saya, terpaksa pergi ke dokter mata, dan 500 dolar pun terbuang sia-sia.” Si B berkata : “Itu belum apa-apa ! Sore hari ini, sepotong mantel terbang memasuki mata istri saya, dan saya harus mengeluarkan 30,000 dolar, ini yang disebut benar-benar sial !”