2013-08-24 Pindola Bharadvaja Memperlihatkan Daya Gaib kepada Tirthika Sang Buddha Menitahkan Pindola Bharadvaja Menetap Selamanya di Dunia Saha Memberkati Para Insan
Ceramah Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Amitabha Tahun Guisi yang Diselenggarakan oleh Ling Shen Ching Tze Temple tanggal 24 Agustus 2013
Pertama-tama sembah sujud pada guru silsilah Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Dezhung, Gyalwa Karmapa ke-16, Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada Triratna Mandala, sembah sujud pada adinata sadhana Tathagata Amitabha di Sukhavatiloka Barat, sembah sujud pada Pindola Bharadvaja.
Gurudhara, Thubten Ksiti Rinpoche, seluruh Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, dan umat se-Dharma di internet. Tamu agung kita hari ini sangat banyak, banyak nama Inggris, (Mahaguru membacakan nama tamu agung). Good afternoon! (Bahasa Inggris: selamat siang) Selamat siang semua! Apa kabar! Apa kabar semua! (Bahasa Kanton) Salam sejahtera.
Hari ini kita menekuni Tathagata Amitabha, terutama adalah penyeberangan, Amitabha telah memancarkan cahaya menuntun para makhluk akhirat, telah sempurna. Juga tidak perlu memperkenalkan Amitabha, karena setiap orang japa Amitabha, percaya maupun tidak percaya. Asalkan umat Buddha begitu bertemu muka mengucapkan "Amitabha", pokoknya, Asalkan Anda japa Amitabha, maka bisa tidur dengan nyenyak, makan dengan kenyang, mampu mencari nafkah, semua sangat bahagia, yang penting japa. Kelak, ketika Anda japa sampai pikiran terfokus, Amitabha pun menuntun Anda, apapun baik.
Hari ini terutama transmisi Pindola Bharadvaja, ciri khas-Nya adalah alisnya sangat panjang, setiap rupang ukiran-Nya, terdapat tulang iga di bagian dada-Nya, itu adalah semacam rupa Arahat, Arahat juga memiliki rupa yang sangat baik. Namun, Pindola Bharadvaja beda. Mari saya jelaskan riwayat Pindola Bharadvaja. Pindola Bharadvaja adalah Maha-arahat pertama dari 16 Maha-arahat yang menetap di dunia, saat ini, Beliau ada di Gunung Malaya, Hindustan, asalkan Anda japa "Pindola Bharadvaja di Gunung Malaya, Hindustan", japa nama-Nya, Ia pun datang. Mengapa Ia bisa datang? Karena Ia memiliki sebuah titah Buddha, ditempel di atas Gunung Malaya, "Buddha Menitahkan Datang Kapan pun Diundang", asalkan kita menjapa nama-Nya, Ia pun datang. Ia telah datang, maka berikan Ia sebuah tempat duduk utama, ada sebuah tempat.
Riwayat Pindola Bharadvaja, saat itu di India ada seorang raja Kosambi, bernama Udayana, seorang menterinya adalah Pindola, ingin menjadi perdana menteri, namun, ia belum menjadi perdana menteri, hampir menjadi perdana menteri saja. Asal mula-Nya saya paling jelas. Perbuatan raja itu sendiri belum tentu sepenuhnya benar, namun, asalkan raja berbuat salah, Pindola akan mengorek kesalahannya, kemudian berkata pada raja di kerajaan, "Anda telah berbuat salah apa." Raja sangat jengkel, karena berbuat salah, tentu saja tidak ingin diketahui orang lain. Namun, setiap kali Pindola selalu menguak. Anda berdebat dengan kekasih Anda, berarti kalian hampir putus; Anda berdebat dengan istri Anda, Anda tidak ingin makan, Anda berani berdebat dengannya? Berarti tidak ingin berbaur lagi; berdebat dengan kolega, benar-benar tidak ingin berbaur lagi; berdebat dengan atasan, Anda tidak ingin bekerja lagi; berdebat dengan bos, berarti Anda tidak ingin naik pangkat lagi; berdebat dengan tetangga, berarti Anda atau tetangga Anda pindah rumah, berdebat dengan teman, Anda tidak mau berteman dengannya lagi; berdebat dengan guru, setiap kali guru pun memberikan Anda nilai nol; berdebat dengan masyarakat, riwayat Anda hampir tamat; berdebat dengan kekuasaan, Anda tidak ingin hidup lagi. Ketahuilah, jangan berdebat dengan orang lain, Pindola justru melakukan kesalahan ini, Ia berdebat dengan raja, berarti tidak boleh menjabat lagi. Raja berkata, "Karena Anda berdebat dengan saya, Anda begitu agung, pembela kebenaran!" Raja marah sekali, langsung menurunkan titah, "Anda menjadi bhiksu saja." Pindola pun diusir, namun, Ia tidak ada tempat yang bisa dikunjungi, akhirnya berjodoh bertemu Buddha Sakyamuni, Ia pun menjadi bhiksu. Kesalahan Pindola yang suka berdebat. Di dunia manusia tidak ada yang patut diperdebatkan, dengan siapa Anda berdebat, Anda pun sial, ketahuilah, Anda berdebat dengan bawahan, bawahan sial; Anda berdebat dengan atasan, Anda sial, atasan berdebat dengan atasannya, atasan sial, dunia manusia tidak ada yang patut diperdebatkan. Hari ini, saya Mahaguru Lu menyatakan bahwa apa yang saya katakan adalah kebenaran. Anda berdebat dengan istri, malam ini Anda tidak perlu makan, setiap hari tidak masak untuk Anda, siapa yang berprinsip? Istri paling berprinsip. Saya mengajari Anda semua sebuah cara, saat istri berdebat dengan Anda, Anda tidak boleh membantah, kemudian mengatakan, "Yes! Yes! Yes!" Kemudian perlahan-lahan menjauh, jangan mendengarkan prinsipnya, ia sama sekali tidak ada yang patut diperdebatkan.
Saya pernah pergi ke Gunung Gridhrakuta, gua tempat tinggal Ananda, yaitu di sisi atas saya; gua tempat tinggal saya di sisi bawah Ananda, di samping saya adalah gua Pindola, saya dan Pindola adalah brother, saya dan Pindola dijuluki saudara, kami sangat akrab. Namun, Ia tidak cocok dengan Moggalana. Sariputra dan Pindola sangat akrab, Mahakasyapa dan Ananda tidak cocok. Mengapa Mahakasyapa meninggalkan perkumpulan Sangha? Justru karena Ananda lah, sehingga meninggalkan perkumpulan Sangha. Mengapa Pindola dan Moggalana tidak cocok? Karena daya gaib Moggalana lebih besar daripada Pindola, Pindola jengkel, sehingga tidak cocok. Namun, Pindola dan saya lebih cocok, mengapa? Karena saya lebih ramah, tidak bertengkar dengan orang lain, saya adalah orang yang sangat ramah. Sehingga, saya dan Pindola sangat akrab, dengan Ananda juga lumayan, dengan Moggalana lebih akrab, kami adalah brother, bersama-sama. Mengapa Ananda dan Mahakasyapa tidak cocok? Karena Ananda lebih suka berpindapata dengan orang kaya, sangat gemuk, Ananda berperut buncit, berjalan bergoyang-goyang. Kalau begitu, Mahakasyapa dan Pindola kurang lebih sama, kurus kering, mereka berpindapata pada orang miskin, sehingga sangat kurus. Mahakasyapa menertawai Ananda adalah Zhubajie, sedangkan Ananda menertawai Mahakasyapa adalah nugget, pokoknya, mereka punya banyak lelucon, di dalam perkumpulan Sangha ada yang cocok dan tidak, walaupun dari luar tidak cocok, namun, secara batin belajar Buddhadharma. Di antara murid Sang Buddha, ada yang cocok dan tidak, namun, semua sangat serius melatih Dhyana di dalam gua.
Nidana Pindola menetap di dunia adalah seperti ini, 6 guru Tirthika saat itu, di antaranya ada satu adalah murid upasaka dari 6 guru Tirthika, Ia juga seorang yang sangat kaya, sebenarnya keenam guru Tirthika adalah bhiksu, samanera. Murid Buddha Sakyamuni adalah samanera, bhiksu, semua murid enam guru Tirthika adalah bhiksu. Mereka juga sadhaka, hanya saja, Dharma mereka tidak benar saja. Dharma Buddha Sakyamuni adalah Dharma yang benar, sedangkan Dharma enam guru Tirthika tidak benar, namun, mereka juga bhiksu. Saat itu, ada seorang tetua dari enam guru Tirthika, ia mengukir banyak patra dengan kayu cendana, untuk dibawa berpindapata oleh bhiksu enam guru Tirthika. Di antaranya, ada satu diukir sangat indah, Tirthika pun sengaja mengambil patra itu untuk menguji orang-orang di sisi Sakyamuni, "Kalian mengaku memiliki daya gaib", lalu ia pun menaruh patra di atap, Tirthika mengumumkan, "Buddha Sakyamuni atau murid-Nya, jika dapat mengambil patra yang paling mahal, saya akan memberikan patra tersebut kepadanya." Tirthika mau menguji mereka. Saat itu, Buddha Sakyamuni dan semua murid-Nya, tidak bersuara, Pindola berkata pada Moggalana, "Moggalana, Anda punya daya gaib, lebih sakti daripada saya, turunkan patra tersebut." Moggalana berkata, "No! Tidak boleh! Karena Buddha Sakyamuni memiliki sila." Pindola berpikir, "Tidak boleh kalah dengan 6 guru Tirthika, setidaknya harus mempertunjukkan sebentar! Anda Moggalana tidak melakukan, lebih baik saya Pindola yang melakukan." Karena Pindola juga memiliki daya gaib, sehingga, Ia pun menepuk kursi, seluruh tubuhnya terbang, terbang ke lampu neon, dan menurunkan patra secara perlahan, kemudian keliling satu putaran, perlahan-lahan, dengan sangat gagah, kembali ke tempat duduknya. Setelah Pindola menurunkan, Buddha pun bersabda, "Pindola, Anda telah melakukan 2 kesalahan. Kesalahan pertama, patra kayu cendana adalah patra Tirthika, semua perkakas Tirthika, Anda tidak boleh ambil, begitu Anda ambil, Anda pun melanggar sila. Kesalahan kedua, di hadapan Buddha, Anda telah menerima sila Bhiksu, dan Anda memperlihatkan daya gaib di hadapan Tirthika yang belum menerima sila, ini tidak benar." Murid yang menerima sila, jika sebelumnya, kebetulan memperlihatkan daya gaib itu boleh, menurut sila Sang Buddha; tidak pernah menerima sila, tidak pernah bersarana, memperlihatkan daya gaib di hadapan mereka, Anda telah melanggar sila. Pindola ingin berdebat, "Karena perkumpulan Sangha tidak boleh dipandang rendah oleh Tirthika!" Buddha bersabda, "Hanya saya yang boleh berdebat pada Anda, Anda tidak boleh berdebat pada saya. Anda berdebat, Anda pun enyah." Ke mana Pindola diasingkan oleh Buddha Sakyamuni? Diasingkan ke Aparagodaniya, saat itu dunia terbagi menjadi 4 benua, Purvavideha, Jambudvīpa, Aparagodaniya, Uttarakuru, Buddha Sakyamuni menyingkirkan Pindola ke Aparagodaniya. Di mana Aparagodaniya? Mungkin Amerika Serikat. Tentu saja bukan Amerika Serikat! Pokoknya Buddha Sakyamuni menyingkirkan Pindola ke tempat yang sangat liar. Menyeberangkan insan di sana, membabarkan Dharma sejati dari Buddha Sakyamuni. Setelah Pindola dihukum bertahun-tahun, Sariputra dan semua Maha-arahat memohon pengampunan pada Buddha Sakyamuni, "Kami sudah lama tidak berjumpa Pindola, izinkan Beliau kembali!" Buddha Sakyamuni merasa hukuman yang diberikan pada-Nya terlalu berat, diasingkan terlalu jauh, sekalian menyuruh-Nya kembali. Buddha Sakyamuni juga sangat welas asih, mengasingkan Pindola bertahun-tahun lamanya, tidak melihat murid ini, selain itu, banyak Maha-arahat juga sudah lama tidak bertemu Pindola, sehingga Buddha Sakyamuni pun menyuruh-Nya kembali. Namun, karena telah melakukan sedikit kesalahan, Buddha masih menghukum-Nya. Apa hukuman-Nya? "Kelak kita semua mangkat, meninggalkan dunia Saha dan tidak bertumimbal lahir lagi, Anda selamanya menetap di dunia Saha!" Ia adalah kepala dari 16 Arahat, sehingga Ia dan 16 Arahat menetap di Gunung Malaya, Hindustan. Inilah nidana Pindola menetap di dunia yang saya ketahui, orang lain tidak dapat menceritakan, Anda periksa kitab Sutra juga tidak ada.
Saat Sang Buddha menetap di dunia, banyak bhiksu mencapai Maha-arahat, sehingga barulah ada yang namanya 500 Arahat. Namun, 500 bukan hanya 500 orang, melainkan banyak, 500 Arahat berarti banyak Maha-arahat, semua muncul saat itu. Saat itu, Pindola dan saya paling cocok, he is my brother, Ia adalah saudara saya. Saya ke Todai-ji Temple di Nara, Jepang, di sana juga terdapat banyak rusa, kebetulan melihat Pindola duduk di luar pintu vihara, Ia kebetulan menumpang di sana.
Kadang-kadang, Ia belum tentu duduk di sana, hanya saat saya pergi, Ia kebetulan duduk di sana. Ia melihat saya, kedua mata-Nya memancarkan cahaya, sekelebat, terang sekali! Tahukah Anda? Dulu, saat kami menyapa, tidak perlu jabat tangan, tidak perlu memberikan penghormatan. Sesama Arahat bertemu, tidak perlu. Dengan Buddha Sakyamuni juga tidak perlu. Kadang-kadang tersenyum, mata bercahaya. Pindola melihat saya, mata pun bercahaya, cahaya yang sangat terang! Saat itu, di sekeliling tidak ada orang, saya pun memanggil beberapa orang, "Jika kalian sakit kepala, cepat jamah kepala-Nya, sakit kaki jamah kaki-Nya, sakit perut jamah perut-Nya, sakit lambung jamah lambung-Nya, di mana sakit jamah bagian tersebut, pokoknya Anda jamah saja, setelah menjamah, penyakit akan sembuh." Asalkan kebetulan Ia duduk di sana, cukup menjamah-Nya saja. Pengacara Luo Ri-liang sakit lambung, sudah sekian tahun lamanya, ia pun lekas memanjat, menjamah lambung-Nya, karena lambungnya tidak sehat. Begitu turun, ia pun merasa, "Heh? Sudah sembuh." Sejak hari itu hingga sekarang, sembuh total! Pengacara Luo Ri-liang, benar tidak? (Benar!) Ia mengatakan benar! Tidak salah! Ia pun menjamah lambung Pindola, maka sembuh, dulu, Ia tidak boleh makan sepotong nenas pun, sekarang ia makan sebuah nenas! Orang yang sakit lambung, biasanya tidak boleh makan nenas, Pengacara Luo Ri-liang disembuhkan oleh Pindola. Oleh karena itu, di bagian mana sakit, Anda jamah bagian tersebut, Anda pun sembuh. Sungguh! Saat itu, semua orang berebutan menjamah! Ada yang kakinya ada kutu air, mati-matian menjamah kaki-Nya, ada yang sakit kepala, menjamah kepala-Nya. Sakit kepala jamah kepala, sakit kaki jamah kaki, sakit di mana jamah di sana, semua sembuh. Oleh karena itu, di dunia manusia Ia disebut "Ladang Berkah Pertama", kita menyebut-Nya "Sangha Suci", Ia menetap di Gunung Malaya, Hindustan, khusus menjadi Dharmapala umat Buddha, memenuhi undangan para insan, Ia pun akan datang, menjadi ladang berkah agung. Apa yang Anda mohon pada-Nya, Ia akan bantu Anda, memohon jodoh, Ia juga akan bantu Anda; memohon kekayaan, Ia juga akan bantu Anda; memohon kesembuhan, Ia juga akan bantu Anda; Ia membantu mewujudkan permohonan kita, memohon meredam bencana, memohon menambah berkah, memohon menambah kebijaksanaan, memohon cinta kasih, memohon musuh menyingkir, Ia akan membantu kita, inilah Pindola Bharadvaja, disebut sebagai "Ladang Berkah Pertama". Rainbow Temple kita ada sebuah pratima Pindola, besok kita mengundang-Nya, mengundang-Nya turun di badan Pindola, "Mengundang Pindola turun di badan Pindola, semoga besok siapa yang menjamah bagian tubuh-Nya, Ia pun memberikan kontak batin padanya, penyakit di bagian tersebut pun sembuh." (Hadirin tepuk tangan)
Sejak Sakyamuni kabur dari istana, Ia meninggalkan Rajagaha, kabur, bahkan istri pun tidak diberitahu, langsung kabur. Semula, Ia menjalani pertapaan keras di Gunung Salju selama 6 tahun, namun, tidak mencapai pencerahan; hingga akhirnya Sakyamuni bermeditasi di bawah Pohon Bodhi, "Tidak akan bangkit dari duduk jika tidak mencapai pencerahan", Ia berikrar seperti ini. Akhirnya, Ia mencapai pencerahan. Setelah mencapai pencerahan, pertama, Ia pergi ke Taman Rusa menyeberangkan 5 Bhiksu. Kelima Bhiksu adalah perdana menteri yang saat itu diperintahkan oleh Raja Suddodana untuk memulangkan Sakyamuni ketika Ia meninggalkan keduniawian, "Jika tidak berhasil memulangkan-Nya, kalian pun menjadi bhiksu dan ikut dengan-Nya." Alhasil, mereka pun ikut dengan Sakyamuni menjadi bhiksu. Terakhir, mereka melihat Sakyamuni makan makanan yang lebih bergizi, mereka pun mengira Sakyamuni telah kehilangan sradha, sehingga meninggalkan Sakyamuni, melatih diri sendiri. Sehingga, kelima perdana menteri ini melatih diri di Taman Rusa. Sakyamuni pergi ke Taman Rusa menyeberangkan kelima bhiksu ini. Justru di Taman Rusa inilah, Buddha Sakyamuni pertama kali memutar roda Dharma. Di sana terdapat rusa, Todai-ji Temple di Nara juga terdapat rusa, kami tiba di Todai-ji Temple di Nara merasa seperti tiba di Taman Rusa, banyak rusa di sana. Apa roda Dharma yang pertama kali diputar oleh Buddha Sakyamuni? Yaitu mengenal baik dunia ini, mengajari kita mengenal baik dunia ini. Mari kita lebih dulu menceritakan sebuah lelucon! Istri bertanya pada suami, "Sebelum menikah, kamu memanggil saya malaikat." Suami berkata, "Memang benar!" Istri bertanya, "Mengapa sekarang kamu tidak memanggil saya seperti itu lagi?" Suami pun menjawab, "Sayang, kamu seharusnya senang, karena otak saya yang sekarang sudah sadar dan normal." Ketahuilah! Otak kita saat itu tidak sadar, juga tidak normal, Anda tidak mengenal baik dunia manusia ini, tentu saja tidak normal; Anda mengenal baik dunia ini baru normal. Buddhadharma mengajari kita mengenal baik dunia manusia. Oleh karena itu, pemutaran roda Dharma yang pertama adalah lebih dulu mengulas tentang "Empat Kebenaran Mulia", seperti dukha! Kita seharusnya paham; samudaya! Kita seharusnya hentikan; nirodha! Kita seharusnya mencapai keberhasilan; marga! Kita seharusnya melatih diri. Buddha bersabda seperti itu kepada kelima bhiksu, yaitu bersabda tentang "Dukha, samudaya, nirodha, marga", ini adalah pemutaran roda Dharma pertama dari 3 kali pemutaran roda Dharma. Apa itu dukha? Kemarin, Mahaguru mengadakan konsultasi, yang masuk itu kebanyakan menderita sakit, setiap orang menderita sakit. Begitu saya lihat, sungguh memprihatikan, kalau bukan tumor, ya kanker, banyak jenis penyakit, sakit dari kepala hingga kaki, ada sebagian orang sama sekali tidak dapat berjalan, mereka masuk dengan duduk di kursi roda, ada yang masuk dengan ditandu, ada yang infrak jantung, ada yang stroke, banyak penyakit di badan. Menurut saya, sakit itu sangat menderita. Selanjutnya, tua juga menderita. Usia Anda belum sampai, Anda tidak tahu penderitaan dari tua. Saat kecil, kita aktif sekali, "Mengapa gerakan ibu sangat pelan?" Ibu saya berkata pada kami, "Kamu akan tahu setelah kamu tua." "Aneh! Mengapa tua bisa pikun?" Ibu saya berkata pada kami, "Kamu akan tahu setelah kamu tua." "Mengapa hari ini ibu pergi berobat dan tidak masak?" Karena, kita tidak tahu ia sakit, lalu ia pun berkata, "Kamu akan tahu setelah kamu tua." Apapun itu "kamu akan tahu setelah kamu tua."
Hidup itu dukha, tua itu dukha! Sakit juga dukha! Lahir itu dukha! Sebelum meninggal dunia! Lebih dukha lagi. Oleh karena itu, saya dan Gurudhara telah tandatangan selembar memo, sekarang umumkan sebentar, jika kami jatuh sakit, dokter mengatakan harus trakeostomi, harus pasang selang, No! Jangan! Kami mau meninggal dunia dengan agung, tidak boleh selang memenuhi seluruh badan, seperti selang saluran lambung, selang saluran pencernaan, selang pernapasan, selang saling bersambungan, seperti selang buang air kecil, selang buang air besar, seluruh badan adalah selang, meninggal dunia seperti itu sama sekali tidak agung.
Mahaguru adalah Dharmaraja! Seluruh badan adalah selang itu tidak baik. Saat Mahaguru jatuh sakit, jangan pasang selang apapun, biarlah Mahaguru mangkat baik-baik. Maka, kami pun tandatangan, tidak perlu pasang selang apapun. Tidak sanggup bernapas lagi, biarlah sesak sebentar saja, tidak perlu sesak di sana sekian bulan, sekian tahun, membiarkan anak cucu menghabiskan kekayaan, hanya karena Anda jatuh sakit, sehingga kekayaan habis. Oleh karena itu, "Mutlak tidak trakeostomi, mutlak tidak pasang selang", ini adalah surat persetujuan yang ditandatangani saya dan Gurudhara, sudah pernah dilegalisir notaris, jika pihak rumah sakit melihat surat tersebut, mutlak tidak berani trakeostomi atau pasang selang pada Anda, akan membiarkan Anda meninggal dunia dengan wajar. Hidup ini! Mamade (Bahasa Kanton: jangan terlalu dianggap serius!) Tidak ada hebatnya. Hidup ini dukha, sangat menderita! Kaya juga dukha, tahukah Anda sedukha apa kaya itu? Karena pemerintah Amerika Serikat mau memungut pajak! Bagaimana tidak menderita? Anda banting tulang puluhan tahun, kacha! Dipotong separuh, mana mungkin tidak menderita, hati sakit sekali, namun, tetap harus dipungut pajak. Kita anggap saja pemerintah Amerika Serikat sebagai yayasan sosial yang paling besar, kita menyumbangkan pajak kepada yayasan sosial, hati pun tenteram, memungut pajak juga tenteram. Jika Anda mau menangis, maka menangislah malam-malam sambil memeluk selimut, boleh! Hati tetap tenteram. Kita sadhaka, jangan mengumpulkan kekayaan, dulu ada butir seperti ini. Seharusnya tahu bahwa kaya juga menderita. Namun, miskin lebih menderita, kaya lebih baik daripada miskin. Kaya belum tentu mampu segalanya, miskin tidak mampu segalanya, selisih jauh sekali! Miskin lebih menderita. Kaya juga menderita, miskin juga menderita. Oleh karena itu, banyak hal itu menderita. Anda kira asmara Anda sangat manis! Anda tahu, ada setembang lagu "Dari Manis Berubah Menjadi Pahit", dari asmara yang sangat manis berubah menjadi buah pare yang sangat pahit, ketika Anda mencicipi buah pahit, Anda pun tahu. Dukha lebih banyak daripada sukha, kita harus mempunyai pengenalan demikian terhadap hidup ini. Samudaya, seharusnya dihentikan, Anda seharusnya menghentikan semua penderitaan Anda. Bagaimana menghentikan dukha? Anda harus melatih jalan kebenaran, jangan turun lagi ke dunia manusia, jangan turun lagi ke 3 alam samsara. Oleh karena itu, jalan kebenaran seharusnya dilatih, setelah melatih jalan kebenaran, Anda pun dapat membuktikan, bisa terbebaskan dari tumimbal lahir.
Pindola adalah Maha-arahat. Maha-arahat juga ada 2 macam, pertama adalah Arahat sopādhiśeṣa-nirvāṇa, satu lagi adalah Arahat nirupadhiśeṣa-nirvāṇa. Dukha adalah penyakit; samudaya adalah penyebab penyakit; nirodha adalah kesembuhan; marga adalah obat. Anda ingat, marga adalah obat; nirodha adalah mencapai keberhasilan; samudaya adalah menghentikan penyebab penyakit; dukha adalah penyakit. Melatih ini, paling penting harus menaati sila. Saya beritahu Anda, sukha akan berubah menjadi dukha. Mari cerita sebuah lelucon, Xiaoming bersahabat dengan seorang teman wanita mayanya, keduanya janji bertemu, pergi ke motel. Setelah selesai masalah, Xiaoming pun merokok, "Tahukah Anda? Saya adalah seorang perancang! Pendapatan saya 200 ribu." Dua ratus ribu NT sudah sangat bagus. Teman wanita maya ini setelah mendengarnya, lantas menjawab, "Kebetulan sekali, saya juga perancang, kadang-kadang saya, dalam sehari saya bisa menghasilkan 200 ribu." Xiaoming sangat terkejut, "Mana mungkin sehari bisa menghasilkan 200 ribu? Benarkah? Anda merancang apa?" Teman maya wanita ini menjawabnya, "Saya khusus merancang perangkap pria hidung belang." Saat ini, di motel ada orang ketuk pintu, tok! Tok! Tok! Tok! Tok! Tok! Lihatlah! Sukha bisa berubah menjadi dukha! Anda sangat bahagia? Seketika berubah menjadi penderitaan. Oleh karena itu, dukha adalah semacam penyakit, penyebab penyakit adalah samudaya, gampang diingat. Oleh karena itu, kita seharusnya melatih marga, harus minum obat, setelah minum obat, penyakit pun sembuh, sehingga Anda pun mencapai pencerahan, ini adalah dukha, samudaya, nirodha, dan marga. Taati Sila Bhiksu dan Bhiksuni, yakni semua sila di dalam Abhidharmakośabhāṣya, Sila Pemula, Sila Samanera, Sila Samaneri, Sila Upasaka, Sila Upasika, Sila Upavasa. Apa yang dimaksud Sila Upavasa? Jika Anda mau melatih Arahat, tidak boleh tinggal di tempat yang padat penduduknya, Anda harus melatih diri di tempat yang terpencil, jika tinggal di tempat yang padat penduduknya, Anda akan tercemar. Satu hal yang terpenting, jika Anda mau melatih Arahat, tekad meninggalkan keduniawian harus sangat kuat. Orang yang memiliki tekad yang sangat kuat untuk meninggalkan keduniawian, bisa melatih Arahat. Mengapa tekad meninggalkan keduniawian sangat kuat? Pertama, karena tidak memasuki duniawi, tidak ada hubungan dengan orang awam, meninggalkan duniawi, dirinya melatih diri seorang diri di dalam gunung. Saat itu, saat kami bersama-sama Sang Buddha, kami tinggal di dalam gua, ada silanya. Anda tidak boleh tinggal di dalam rumah mewah, hanya bisa tinggal di dalam gua, oleh karena itu, banyak orang mencapai tingkat Arahat. Karena tinggal di dalam gunung, tidak tinggal di kota, ini disebut "Sila Apavasa". Jika tinggal di dekat kota, mudah tercemar oleh duniawi. Saya sering berkata, dunia manusia adalah sebuah tempayan acar, seperti Korea adalah sebuah tempayan acar, karena mereka sering membuat kimchi sayur acar, sayur apapun, mereka taruh semua di dalam tempayan acar, kemudian dimasukkan pewarna kuning, pewarna merah, cabai atau benda apapun, bumbu! Kecap! Semua dicampur, setelah keluar, setiap rasa adalah sama. Masyarakat adalah sebuah tempayan acar, jika Anda sangat dekat dengan masyarakat, Anda pun tidak akan berhasil dalam melatih diri, inilah yang namanya "Sila Apavasa", kita harus taati.
Tujuan utama melatih diri adalah "bersih dan bebas dari kekotoran", dalam aspek melatih diri, hati kita harus "berhenti". Saya beritahu Anda sebuah kunci kesuksesan, Anda menghentikan hati, seperti menghentikan darah, menghentikan hati, jangan membiarkan hati bergerak, namun membiarkan pikiran tidak timbul. Menghentikan pikiran, cara terbaik adalah melatih "visualisasi tidak bersih". Dulu saya pernah menjelaskan "visualisasi tidak bersih". Di sini ada sebuah lelucon, seorang calo sedang menjual tiket calo, berteriak, "Tiket calo! Tiket calo! Selembar 350 dolar." Ada seorang polisi berpakaian preman menghampiri, calo bertanya padanya, "Pak, Anda mau berapa lembar?" Polisi berpakaian preman menjawab, "Saya adalah polisi." Agen menjawab, "Saya juga menjual tiket polisi, selembar 320 dolar." Polisi mau menangkap calo, alhasil calo itu bahkan mengira polisi juga mau membeli tiket calo, begitulah masyarakat, masyarakat ini akan tercemar, harus melatih "visualisasi tidak bersih". "Visualisasi tidak bersih" adalah banyak hal tidak bersih. Tidak hanya kita manusia biasa memiliki pikiran yang tidak baik, bahkan sebagian aparat penegak hukum pun sama, juga memiliki pikiran yang tidak baik. Seperti under table, yaitu memberikan angpao, tidak boleh dilihat orang lain, pada dasarnya ini tidak bersih. Namun, tidak ada alasan yang khusus. Ada sebagian negara, kita ke sana, di dalam paspor kita harus ditaruh uang, Anda menyerahkan kepada immigration pejabat imigrasi, begitu ia buka dan melihat uang, uang tersebut seketika masuk ke sakunya, ia seperti menyulap uang, lalu ia pun khok! Stempel, Anda boleh masuk. Jika paspor Anda tidak taruh uang, Anda pergi ke negara tersebut, begitu ia buka tidak ada uang, ia pun mulai mempersulit, minta Anda untuk diperiksa, meraba Anda, seluruh tubuh diraba, banyak hal. Namun, ada negara yang lebih baik, ada negara yang tidak boleh, sekarang all country, ada yang sangat tidak baik, so many countries are good, so many countries are bad, banyak yang sangat tidak baik, sekarang demikian. Ini tidak bersih, bagaimana? Melatih diri berdasarkan ini, menempuh jalan tengah, melatih "visualisasi tidak bersih". Di sini ada 9 hal, setelah manusia meninggal dunia, tidak bersih, saat hidup, Anda memanggil "kakek", "nenek", saat kakek dan nenek meninggal dunia, cucu tidak berani melihat, mengatakan ada hantu. Kakek, nenek Anda, saat meninggal dunia, benar-benar sangat buruk, wujud kematian sangat buruk. Dan perut akan membengkak, seluruh tubuh akan memar, bahkan kita menyekanya, seluruh tubuhnya akan bernanah, membusuk, bahkan rusak, darah kotor bahkan akan mengalir keluar, sangat amis, bahkan bisa dimakan ulat, tulang akan tercerai-berai, bahkan seluruh tubuh pun tercerai berai. Lantas, di mana kecantikan manusia? Sungguh, Anda kira wanita itu sangat cantik, dipeluk lalu dicium habis-habisan, sekali cium, 7-8 kali, seribu kali pun ada, yang Anda cium adalah tengkorak! Di dalam kamar saya ditaruh 9 tengkorak kapala, kamar saya ditaruh 9 tengkorak kepala, bantal saya ditaruh di 9 kapala. Setiap kali saya pulang, saya berkata pada kapala, "Saya mau tidur 20 menit, tolong Anda bangunkan saya." Kemudian, saya berbaring dan tidur, begitu 20 menit tiba, mata saya terbuka, langsung bangun. Aneh sekali! Sembilan kapala itu membangunkan saya, asalkan mata saya dipejam, saya berkata, "Saya mau tidur 15 menit, semenit pun tidak boleh kurang." Kemudian, saya berbaring dan tidur, begitu tiba 15 menit, begitu mata terbuka, langsung bangun, saya ada kemampuan seperti itu. Lihatlah, "visualisasi tidak bersih" saya sudah sering lihat, kapala ini diberikan oleh siswa kepada saya. "Visualisasi tidak bersih" saya sudah berhasil, oleh karena itu, di sekeliling tempat tidur saya ditaruh benda milik orang meninggal, ini adalah melatih "bersih dan bebas dari kekotoran".
Selain itu "benih tidak bersih". Manusia terbentuk dari apa? Terbentuk dari ulat. Benih Anda yang sebenarnya adalah ulat, sebuah ulat panjang, dan sebuah ulat bulat, saling bertemu dan bergabung menjadi Anda, Anda adalah dua buah ulat. Sungguh, juga tidak bersih. Anda kira tempat tinggal Anda sangat bersih? Sesungguhnya, setiap hari harus disapu, terutama Taiwan, debu banyak sekali, beberapa hari, tiga, empat hari tidak disapu, lantai pun licin, tempat tinggal juga tidak bersih. Wujud Anda juga tidak bersih. Anda kira Anda sangat bersih? Anda! Ketika baru bangun, kotoran mata menempel di mana-mana, Anda akan tahu setelah lanjut usia.
Wujud Anda juga tidak bersih. Apakah Anda mengorek lubang hidung? Semua orang mengorek lubang hidung, oleh karena itu, hidung bisa radang, mengorek lubang hidung, lubang hidung juga tidak bersih; kotoran telinga, telinga juga tidak bersih, wajah Anda, air liur Anda juga belum tentu bersih. Air liur di dalam itu baik, begitu diludahkan, beberapa menit kemudian, habislah, tidak bersih, wujud juga tidak bersih. "Tubuh sendiri tidak bersih", tidak hanya wajah Anda tidak bersih, seluruh tubuh tidak bersih, kotoran dan air seni di tubuh Anda, organ dalam tubuh Anda, semua adalah amis darah, keringat yang mengalir itu tidak bersih, semua adalah kotoran, seluruh tubuh adalah racun, tubuh sendiri tidak bersih. Meninggal dunia juga tidak bersih, hidup juga tidak bersih, di atas tidak bersih, bawah juga tidak bersih. Anda makan apa? Makanan juga tidak bersih. Sekarang makanan palsu sangat banyak, semua tidak bersih. Debu juga tidak bersih, tidak ada satu pun yang bersih, melatih diri dengan visualisasi tidak bersih. Masih melatih apa lagi? Melatih "16 wujud" -- anitya, semua orang tahu anitya.
Datou melamar kerja, penguji menanyakan kelebihannya, Datou menjawab, "Kelebihan saya adalah bergosip." Penguji tidak percaya, memintanya memperagakan di tempat, lalu Datou pun keluar ruang ujian, berkata pada orang-orang yang sedang menunggu interview, "Bapak-bapak ibu-ibu, kalian boleh pulang, penguji di dalam mengatakan bahwa saya telah mendapatkan pekerjaan ini." Kelebihan bergosip ini, apa yang digosipkan? Semua adalah gosip yang tidak bersih, tidak ada orang bergosip yang bersih, khusus bergosip yang tidak bersih. Seperti Lotus Light Charity Society kita adalah bersih, media tidak menyiarkannya, yang disiarkan adalah yang tidak bersih. Seperti Sheng-yen Lu Foundation kita, yang dilakukan adalah hal yang bersih, media tidak menyiarkannya, media menyiarkan karena you pay money, setelah Anda bayar, televisi baru menyiarkan Anda. Melakukan begitu banyak kebajikan, kalian tidak sebarkan, asalkan Anda membunuh dan membakar orang, maka disiarkan. Oleh karena itu, televisi juga tidak bersih, yang dikerjakan adalah hal-hal yang tidak bersih, yang benar-benar bersih, Anda tidak siarkan. Anitya, dukha, sunya, anatman (wujud kebenaran dukha), harus melatih sebab, gabungan, lahir, akibat (wujud kebenaran samudaya), musnah, berakhir, mulia, meninggalkan (wujud kebenaran nirodha), jalan kebenaran, menyesuaikan, menjalankan, terbebaskan (wujud kebenaran marga), setiap kata harus dijelaskan lebih dari 1 jam. Oleh karena itu, saya tidak jelaskan. Satu adalah anitya, dukha, sunya, anatman, sebab, gabungan, lahir, akibat, musnah, berakhir, mulia, meninggalkan, jalan kebenaran, menyesuaikan, menjalankan, terbebaskan, harus melatih 16 wujud ini. Selain itu, 12 jenis Dhuta-guna, dan masih banyak lagi. Sandang, yang menekuni Maha-arahat tentu saja harus mengenakan pakaian yang sudah sobek dan dibuang. Pakaian yang dibuang orang lain, yang tidak dikehendaki orang lain, diambil yang agak bagus, digabungkan, dirajut menjadi pakaian, agar dipakai sendiri, ini disebut "pamsukula". "Pamsukula" bisa dibuat menjadi 3 pakaian, yang agak tipis dikenakan di dalam, yang bisa dikenakan di luar, kemudian ditambah jubah sila disebut "3 jubah", tidak termasuk jubah panjang. Sekarang, umat Buddha tidak sesuai aturan, mereka hanya mngenakan jubah panjang saja, tidak menyandang kasaya, sehingga disebut "tidak lepas dari 3 jubah", inilah kebenarannya. Master Xuanhua disebut "tidak lepas dari 3 jubah", Beliau juga tidak sesuai prinsip. Mengapa? Pakaian dalamnya bahkan terbuat dari kain yang baik, harus mengenakan "Pamsukula", pakaian yang dibuang orang, pakaian second hand, Beliau gunting, dijahit, lalu dipakai. Ada satu lagi yang bisa diterapkan di Hidustan, di Taiwan hampir tidak mungkin, di Thailand juga bisa diterapkan, yaitu "pindapata", membawa patra mengemis makanan, harus seperti itu, Beliau menjalankan Sila Tidak Memasak, dengan kata lain, dirinya tidak memasak, hanya mengemis makanan pada orang lain; ada satu lagi "Tidak Makan Selepas Siang", setelah pukul 12 siang, tidak makan lagi, kalau sangat lapar, cukup minum susu saja, boleh minum sedikit makanan cair; "Tidak Duduk Makan", tidak makan sambil duduk, makan harus jongkok, makan hanya bisa jongkok, berdiri, tidak boleh makan sambil duduk nyaman. "Tidak makan banyak", orang lain memberikan Anda banyak makanan, Anda makan semua, juga tidak boleh. Juga ada "visualisasi air seni dan kotoran", "visualisasi batu", makanan yang dimakan, jika cairan, visualisasi menjadi air seni, benda padat divisualisasi menjadi kotoran, atau batu. Anda harus makan seperti ini, visualisasi seperti ini, di dalam patra Anda adalah air seni, batu, dan kotoran, Anda tidak boleh makan makanan yang beraroma, dengan kata lain, sepulang dari mengemis makanan, walaupun aromanya sangat wangi, kadang-kadang Anda harus membayangkan menjadi sesuatu yang tidak baik, harus makan seperti ini. Ketujuh, tempat tinggal Anda haruslah vihara, aranya adalah vihara, yaitu tempat altar mandala. Kedelapan, saat Anda mau duduk, harus di tempat pemakaman, atau di bawah pohon besar, atau di bawah matahari, duduk di alam bebas di bawah pohon besar, duduk di samping kuburan, atau duduk di mana saja, di samping selokan, duduk di tepi sungai. Anda mau tidur "selalu duduk dan tidak berbaring", hanya dapat tidur dalam posisi duduk, tidak boleh tidur dalam posisi berbaring, kapanpun harus waspada. Karena Anda berbaring akan bermimpi, mimpi yang tidak baik bisa mencemari Anda, harus melatih seperti ini. Ada lagi, Anda kira Anda boleh melihat wanita, tidak boleh! Anda hanya boleh melihat lantai, wanita menghampiri Anda dan bicara dengan Anda, hanya boleh mengucapkan 3 kalimat penting, jaraknya harus berada pada tempat yang bisa didengar, hanya boleh berdiri di sana dan bicara pada Anda, tidak boleh mendekat. Anda tidak boleh bicara menatap wanita, mata tidak boleh melihat wanita, mata Anda melihat wanita akan terjebak. Saya beritahu Anda, mata wanita bisa menyetrum, begitu ia menyetrum, Anda pusing dan mengikutinya dengan bingung, mata tidak boleh menatap wanita, tidak boleh menjabat tangan, semua tidak boleh. Jarak harus sekian, bicara hanya bisa mengucapkan 3 kalimat, titik berat saja. Banyak aturan dalam menekuni Arahat, sulit sekali ditekuni, menekuni sampai akhirnya, Anda sendiri menjadi bersih, Anda dapat memasuki samadhi, pikiran tidak berangan-angan, selalu duduk dan tidak berbaring, pikiran tidak timbul, pangan-sandang-papan-transportasi, lingkungan sangat memprihatinkan, tidak tercemar dengan duniawi, tidak bicara dengan wanita, wanita bicara dengan Anda, hanya 3 kalimat, dan jaraknya sekian jauh, tidak melihat matanya, hanya boleh melihat lantai. Sanggupkah kalian? Tidak sanggup, bahkan tingkat Arahat pun kalian tidak berhasil, masih ingin berhasil mencapai tingkat Bodhisattva, masih ingin berhasil mencapai tingkat kebuddhaan.
Terakhir adalah mencapai tingkat pencapaian. Buddha bersabda ada 3 macam, satu adalah Srotapanna, Srotapanna itu tidak memasuki 3 alam samsara, karena Anda tidak pernah berbuat kejahatan. Oleh karena itu, Anda tidak memasuki 3 alam samsara. Sakadagami, sebelum Anda bersih, walaupun Anda telah naik ke surga, namun, Anda masih harus datang sekali ke dunia manusia, terakhir setelah mencapai keberhasilan baru kembali, itulah Sakadagami. Sotapanna, yaitu 5 Surga Suddhavasa, Anda telah memasuki alam surga, menjadi Arahat di alam surga, yaitu Arahat di dalam 5 Surga Suddhavasa, yaitu "5 Sakadagami". Selanjutnya Arahat yang tertinggi, sepenuhnya terbebas dari karma dan tumimbal lahir, tidak berada pada Surga Karmadhatu, tidak berada pada Rupadhatu, tidak berada pada Arupadhatu. Bhavana-Nya, Ia memiliki mudra, yaitu Vajra Anjali, visualisasi Pindola, mantra: "Die ya ta. Om. Moni. Moni. Maha Moni. Shi Jia Mouni. Shawa Sengqie. Balie Bulajia. Suoha." Ini adalah mantra-Nya. Setiap kali menekuni sadhana Pindola harus seperti ini, arti mantra-Nya adalah: bersarana pada Namo Sakyamuni Buddha, dan semua Sravaka, Sangha, semua pencemaran berubah menjadi keberhasilan yang bersih dan sempurna. Saya menulis sebuah gatha, gatha ini adalah "Pergi ke mana hidup ini, pada akhirnya kembali ke tanah, ini adalah landasan terbaik. Hanya menekuni sadhana Sravana Pindola, tiada perasaan dan tiada sandiwara. Saat Sang Buddha pertama kali memutar Dharmacakra, berdiri tegak di Taman Rusa."
Ini adalah puisi era baru yang saya tulis. Saya beritahu Anda, satu kalimat yang paling penting, Buddha pertama kali memutar Dharmacakra, di Taman Rusa, menekuni Arahat dapat terbebas dari karma dan tumimbal lahir, tidak perlu bertumimbal lahir lagi, Sila yang terpenting adalah: "Jangan menyakiti orang lain, Anda tidak boleh menyakiti orang lain; jika Anda menyakiti orang lain, mutlak ada karmanya." Siapapun tidak boleh disakiti, termasuk musuh Anda, saya telah mengatakan, dunia ini tidak ada yang patut diperdebatkan, Anda jangan kira Anda mempunyai musuh, mempunyai musuh mutlak tidak dapat terbebas dari karma dan tumimbal lahir; melatih diri tidak boleh mempunyai musuh, Anda tidak boleh menyakiti orang lain. Anda tidak menyakiti orang lain, tidak menipu orang lain, maka tidak akan menyakiti orang lain. Anda tidak melukai orang lain lewat mata, telinga, hidung, lidah, pikiran, itu baru benar, asalkan mulut Anda mengucapkan satu kalimat yang membohongi orang lain, Anda pun menyakiti orang yang Anda bohongi; asalkan Anda menyentuh orang lain, Anda pun menyakiti orang lain. Secara lisan, tulisan, tindakan, tidak boleh menyakiti orang lain, pikiran Anda positif, hal yang Anda lakukan adalah positif, semua tidak boleh menyakiti orang lain, orang demikian baru layak menekuni Arahat. Dharma yang paling awal dari Sang Buddha adalah Arahat, jika yang satu ini saja Anda tidak mampu lakukan, pantaskah Anda mengaku seorang sadhaka? Jika yang satu ini Anda tidak mampu lakukan, sama sekali bukan sadhaka. Banyak orang mengira menyakiti orang lain, wah! Senang sekali! Ia mengatakan ia adalah sadhaka, namun, ia khusus menyakiti orang lain, bahkan kriteria seorang Arahat pun tidak ada. Ada seorang istri di ruang ganti mencoba pakaian baru, menoleh bertanya pada suami, "Baguskah?" Suami melayangkan pandangan dari surat kabar, melihatnya sekilas, membisu. Istri marah, "Mark Twain pernah berkata, "Satu kata pujian, bisa membuat saya hidup dua bulan." Mengapa kamu tidak coba mengucapkan kata-kata pujian untuk saya?" Suami menjawab, "Baiklah! Kalau begitu, kamu ingin hidup berapa lama?" Lihatlah, bertemu musuh maka menikah, kadang-kadang suami istri juga demikian, saling menyakiti; jika suami istri saling menyakiti, menyakiti pasangan dengan kata-kata, juga semacam menyakiti, Anda bahkan tidak memiliki kriteria menekuni Arahat. Oleh karena itu, kita tidak berdebat dengan wanita, jangan berdebat dengan wanita, pokoknya semua yang dikatakannya adalah benar, semua yang Anda katakan adalah salah, melihat ia sedang berdebat, kita pun menjauh sedikit.
Ibu bertanya pada Xiaoming, "Xiaoming, semester ini kamu telah memungut uang sebanyak sepuluh kali?" Xiaoming menjawab, "Tidak, saya hanya memungut sekali." Ibu bertanya, "Lantas, mengapa kamu bisa memiliki sepuluh lembar piagam penghormatan atas tindakan tidak menjadikan uang yang dipungut sebagai milik pribadi?" Anak ini pun menjawab, "Saya menukar selembar uang 100 dolar yang saya pungut menjadi 10 lembar uang 10 dolar." Demi mendapatkan piagam penghargaan, anak kecil pun bisa menipu, ini menyakiti hati nuraninya. Ini juga tidak benar. A berkata pada B, "Teman wanita saya temperamen, setiap hari bertengkar, bagaimana supaya ia memperbaiki sifatnya?" B menjawab, "Wanita semenjak lahir sedikit banyak membawa sedikit duri, duri tidak seharusnya dipotong, harus beradaptasi." A pun berkata, "Jika 360 derajat dirinya tumbuh duri, bagaimana saya beradaptasi?" B, "Mana ada wanita seperti itu?" A menjawab, "Pernahkah Anda melihat durian?" Durian 360 derajat berduri. Pokoknya, menjadi durian juga tidak benar! Jika Anda sendiri melatih diri seperti durian, seluruh tubuh adalah duri, juga tidak bisa mencapai tingkat Arahat. Ada beberapa orang sedang membicarakan Su Dongpo, Xiaowang berkata, "Saya suka dengan sajak Su Dongpo." Laoli berkata, "Saya suka dengan talenta Su Dongpo." Seketika, datanglah istri Laoli, "Saya juga suka." Laoli mendengarnya berkata, "Apa yang kamu suka? Kamu paling suka makan daging Dongpo." Orang mancanegara tidak mengerti ini. Sebenarnya, saya pernah mengatakan, bukan orang mancanegara tidak mengerti, namun orang lokal tidak mengerti. Karena, ini adalah Amerika Serikat, kita Orang Timur, Orang Tionghua adalah orang mancanegara.
Hari ini, Pindola duduk di depan saya, saya berkata pada-Nya, "Besok kita semua pergi ke Rainbow Temple, akan meraba tubuh Anda, Anda pun duduk tenang di sana agar kita semua meraba Anda. Aduh! Bukan memijat Anda, melainkan Anda harus janji pada Mahaguru Lu, orang lain meraba bagian mana, Anda harus menyembuhkan bagian tersebut. Karena Anda adalah ladang berkah pertama, Mahaguru Lu adalah ladang berkah kedua, Mahaguru Lu tidak boleh sembarangan diraba orang, Anda boleh! Semoga Anda dapat bertahan sampai akhir, saat orang lain meraba Anda, jangan lari, tetap duduk tenang di sana agar orang lain raba." Penekunan sadhana ini juga menggunakan Mudra Vajra Anjali, Pindola adalah Mudra Vajra Anjali, banyak yang diwakilkan dari Mudra Vajra Anjali. Pindola adalah brother saudara saya, dulu, saat kami mencapai keberhasilan, kami adalah Maha-arahat. Pertama yang terpenting adalah tidak boleh menyakiti orang lain. "Oleh karena itu, hari ini saya sangat sungkan berkata pada Anda, sangat damai berkata pada Anda, bagaimana pun, bahkan orang lain meraba telapak kaki Anda, Anda tidak boleh lari, sekalipun saat meraba bagian yang gatal, Anda juga tidak boleh lari." Baiklah!
Om Mani Padme Hum.