2013-07-13 Sravakayana Menganggap Dunia Manusia Lebih Banyak Duka Daripada Suka Sehingga Banyak yang Masuk ke Pedalaman Gunung untuk Melatih Diri
Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, dan umat se-Dharma di internet. Tamu agung kita hari ini adalah nyonya Dubes Liao Dongzhou Sdri. Judy, akuntan TBF Sdri. Teresa, produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Taiwan Sdri. Xu Yaqi, dr. Zhuang Junyao, dan tamu agung yang datang hari ini, apa kabar! Apa kabar semua! (Bahasa Kanton) Emkoi! Emkoisai! (Bahasa Kanton: terima kasih), Thank you for coming.
Hari ini kita menekuni Sadhana Jambhala. Tantra terdapat banyak dewa rejeki, sebagian besar adalah dewa Dharmapala agama Buddha; dewa rejeki Tantra, merujuk pada Empat Raja Langit dan titisan dari para dewa, semua adalah pelindung Agama Buddha, khusus menganugrahi berkah kepada insan, dan menyingkirkan rintangan karma insan, jika memohon pada Mereka, doa akan dikabulkan. Mahaguru duduk di atas Dharmasana, barusan banyak dewa rejeki turun, karena ada dewa rejeki turun, doa akan dikabulkan, semoga kita semua dapat kontak yoga dengan dewa rejeki, setiap orang kaya raya. (Mahaguru bicara Bahasa Jepang: maksudnya adalah "Menjadi orang yang kaya raya")
Akan tetapi, yang terpenting adalah, Anda memang sangat kaya, namun, kaya juga di dunia ini saja, kita tidak bisa bawa pergi. Kalau begitu, buat apa? Selain kehidupan kita sehari-hari bisa berkecukupan, juga bisa melakukan usaha Bodhi, melakukan usaha kebajikan, bisa melakukan dana materi, sangat bermanfaat untuk dunia manusia, ini adalah jalan bekal, mesti kita lakukan dalam proses kita melatih diri. Begitu bekal kita sudah terpenuhi, kita boleh memberikan manfaat pada orang lain, dengan demikian, kita sedang melakukan usaha Bodhi; dengan kata lain, melatih bekal kita sendiri, lewat bekal yang berwujud berubah menjadi bekal yang tak berwujud, bisa terbebaskan, ke alam yang lebih baik, ini sangat penting.
Kita kembali mengulas tentang Sadhana 9 Tingkat Dzogchen. Yang ingin disampaikan hari ini adalah apa itu Sadhana 9 Tingkat Dzogchen, apa saja 9 tingkat tersebut? Saya jelaskan sebentar. Sadhana yang mau dijelaskan hari ini, sebenarnya sangat membosankan, jika bhiksu lain yang menjelaskan, ia sendiri merasa lelah, pendengar juga lelah, "Sadhana 9 Tingkat Dzogchen" sebenarnya juga sangat sulit dimengerti. Saya lebih dulu menceritakan sebuah lelucon, suatu malam, sudah larut malam, seorang anak tiba-tiba menangis saat sedang tertidur. Sebagai ayah memutuskan membujuknya dengan menyanyikan setembang lagu hipnotis, baru menyanyikan beberapa syair saja, di sebelah terdengar suara protes, "Lebih baik biarkan si anak menangis, Anda jangan menyanyi lagi." Artinya nyanyiannya sangat jelek. Sadhana yang mau dijelaskan hari ini, tidak terlalu enak didengar, namun, juga harus diulas. Kita lebih dulu menjelaskan 3 yana pertama, di tengah ada 3 Tantrayana, selanjutnya ada 3 yana Tantra dalam, digabungkan total 9. Tiga yang pertama adalah sabda Buddha Sakyamuni, 3 yang di tengah adalah sabda Vajrasattva, 3 yang terakhir adalah sabda Buddha Atarma, ada perbedaan. Oleh karena itu, kita lebih dulu mengulas tentang Dharma yang Sang Buddha sabdakan. Kesembilan tingkatan ini mirip 9 anak tangga, satu tingkat demi satu tingkat disempurnakan, ini sangat penting, seperti menaiki tangga, tingkat pertama, tingkat kedua, tingkat ketiga, tingkat keempat, tingkat kelima, tingkat keenam, tingkat ketujuh, tingkat kedelapan, tingkat kesembilan, hingga tingkat kesembilan adalah yang tertinggi. Oleh karena itu, disebut 9 tingkatan atau anak tangga. Kita belajar Buddha, tidak boleh menjadi orang buta. Saat jalan-jalan, ada seorang pengemis berkacamata hitam, menghalangi sepasang suami istri, ia lebih dulu menghalangi sang suami, berkata, "Tampan, mohon kebaikannya, saya adalah orang buta." Saat sang suami bersiap-siap mengeluarkan uang, sang istri menghalanginya, "Sudahlah! Jelas sekali, ia bukan orang buta." Sang suami berpikir sejenak, menunjuk sang istri dan bertanya pada pengemis buta, "Wanita ini cantik atau tidak?" Setelah orang buta ini melihat sejenak istri sang suami ini, berkata, "Ah! Cantik." Sang suami berkata pada istri, "Memang benar, ia benar-benar buta." Belajar Buddha tidak boleh menjadi orang buta, harus melihat dengan sangat jelas, 9 tingkatan harus dilihat sangat jelas. Ada orang belajar Buddha, benar-benar telah buta. Jelas-jelas Buddhadharma, namun tidak mau belajar. Lalu apa yang ia pelajari? Belajar meramal. Meramal adalah Dharma duniawi. Walaupun apapun adalah Buddhadharma, memang benar! Namun, belajar Buddhadharma, harus belajar sabda Buddha Sakyamuni, sabda Vajrasattva, sabda Buddha Atarma, ini lebih benar. Ada orang mengatakan "pintu samping juga pintu", contohnya saya masuk lewat pintu ruang AV, itu juga pintu, juga bisa masuk ke altar utama; Anda masuk lewat pintu koperasi, sama-sama bisa masuk ke altar utama; masuk lewat pintu WC, tetap bisa masuk ke altar utama, pintu samping juga pintu, namun, jaraknya lebih jauh, mana yang lebih dekat, yaitu pintu utama. Mana yang lebih jauh, yaitu pintu samping. Saya menjelaskan seperti ini, lebih jelas. Masuk lewat pintu utama, paling dekat. Namun, Anda masuk lewat pintu samping, keliling seharian, tetap masuk, lumayan juga! Sebenarnya, meramal juga lumayan, melihat fengshui juga lumayan, namun, hanya sekedar Dharma duniawi saja. Buddha Sakyamuni tidak begitu menyarakan Dharma duniawi. Oleh karena itu, Ia membentuk perkumpulan Sangha, perkumpulan Sangha adalah para bhiksu/ni; perumahtangga justru berputar-putar di banyak jalan, karena mereka melakukan banyak hal-hal duniawi. Hari ini ada seorang umat bertanya pada saya, ia setiap hari berkarir mencari nafkah, namun, selama mencari nafkah, telah berkurang tugas melatih diri. Bhiksu/ni lebih profesional, bhiksu/ni setiap hari melakukan tugas melatih diri, lebih profesional, tidak mencari nafkah, tidak melakukan usaha duniawi di luar sana. Hidup ini sangat singkat, kita melakukan usaha duniawi, sibuk usaha duniawi, waktu melatih diri pun berkurang, lebih sulit lagi. Oleh karena itu, jika mau melatih diri, bhiksu/ni lebih profesional. Menempuh jalan utama dan menempuh pintu samping, perbedaannya di sini. HIdup ini sangat singkat, hargailah apa yang layak dihargai, letakkanlah apa yang layak diletakkan. Umat se-Dharma berkata pada saya, "Nafkah yang dicari, juga lumayan! Rumah tangga juga harmonis, namun, merasa hidup di dunia ini. Benarkah?" Sebenarnya, harus ada sebuah cara mengolah batin, perumahtangga masih harus meluangkan sedikit waktu untuk melatih diri, bhiksu/ni justru khusus melaksanakan tugas melatih diri, dengan kata lain, jalan pembebasan dan jalan Bodhi.
Yang pertama disabdakan oleh Buddha Sakyamuni "Sravakaya", yaitu sebuah tingkatan dari 9 tingkatan, "Sravaka" itu melatih empat kebenaran mulia "Dukha, samudaya, nirodha, marga", juga mengutamakan "anatman", namun, memperkenanka ada hati yang selalu berkesinambungan. Ini agak sulit dijelaskan, sebuah hati yang konsisten tetap ada, ini adalah Sravakayana. Ada sebuah lelucon, mobil kawin dengan kereta api, tak lama kemudian bercerai, mobil sangat sedih dan berkata, "Ia setiap hari kuatir saya ditabrak. Bagaimana dengan saya? Setiap saat takut ia keluar jalur, tak tahan lagi. Oleh karena itu, kami berdua pun bercerai." Mobil dan kereta api bercerai, sebenarnya Sravakayana adalah mobil, penumpang yang dibawa lebih sedikit, sebagian besar melatih diri sendirian, lebih banyak melatih diri di dalam pedalaman gunung, bahkan lebih banyak yang menjadi bhiksu. Sravakaya menganggap waktu di dunia ini sangat singkat, sangat menderita, saat-saat bahagia tidak banyak. Mari kita melihat sejenak, saya sering berkata, "Saat berumur 1 tahun, bercengkerama." Orang tua merawat kita! Tidak ada duka, tidak ada suka, begitu mulai bersekolah, mulai duka. Orang lain bersekolah merasa bahagia, namun, saya bersekolah sangat menderita. Karena, saya sering tidak lulus ujian. Sehingga saya tinggal kelas! Tinggal kelas 2 kali! Bagi saya, bersekolah tentu sangat menderita, jelas-jelas saya gemuk, begitu bertemu ujian, saya pun menjadi kurus; bertemu ujian, saya pun tidak bisa tidur; bertemu ujian, tidak bisa, maka harus menyontek, sangat menderita, semua adalah penderitaan. Namun, bersekolah adalah duka, mengapa harus bersekolah? Siapa yang menetapkan peraturan ini? Menjengkelkan. "Saat berumur 10 tahun, prestasi sekolah terus meningkat." Semua orang serius belajar. Murid SD juga mengerti mengejar prestasi, mengejar juara 1. Pernah ada murid seperti ini, ia selalu mendapatkan juara 1, suatu kali mendapatkan juara 2, ia pun bunuh diri. Menderita! Tidak dapat juara 1, sangat menderita. Seperti saya yang juara 1 dari belakang, setiap kali ranking terakhir, saya sedikit pun tidak menderita. Karena, saya memang demikian, sebaliknya banyak yang bersaing di sana sangat menderita. Apakah bersekolah itu menderita? Menderita! Saat Fo-ching mengambil S3 jurusan hukum, ia berkata, "Belajar hukum, sangat menderita!" Buku! Belajar belajar belajar, akhirnya, dengan penuh amarah, buku dilempar ke tempat yang sangat jauh. Alhasil, merangkak untuk mengambil kembali buku tersebut dan dipelajari lagi. Bersekolah itu memang sangat menderita! Apa yang tidak menderita? Setelah lulus, bekerja, juga menderita! Anda kira bekerja sangat bahagia? Atasan Anda seketika memutasi Anda ke posisi yang sangat melelahkan dan gaji tidak tinggi. Setiap orang yang belerja, menderita atau tidak? Mencari nafkah itu menderita! Mencari nafkah itu sangat sulit, mencari nafkah termasuk salah satu dari kesulitan, juga menderita. Rumah tangga, menderita atau tidak? Rumah tangga adalah belenggu, mengikat tangan kita, mengurung kita di dalam lingkungan tersebut, selembar kertas mengikat kalian berdua, menderita atau tidak? Rumah tangga juga menderita! Lihat saja angka perceraian yang sangat tinggi, yang benar-benar saling mencintai sangat sedikit, yang saya lihat, sebagian besar adalah menderita. Begitu bertengkar, keduanya bahkan ada yang tidak berbicara selama setengah tahun. Rumah tangga mana yang tidak menderita? Menurut Anda, sebelum menikah, cinta itu menderita atau tidak? Cinta itu suka dan duka, Anda menemukan cinta, menurut Yuxian adalah menemukan musuh. Seperti yang dikatakan barusan, mobil menikah dengan kereta api, kereta api seharian kuatir mobil ditabrak, sedangkan mobil seharian kuatir kereta api menyeleweng, kereta api keluar jalur. Bisakah keluar jalur? Masyarakat zaman sekarang, tidak peduli Anda menikah atau tidak, jika pria mau mengejar wanita, tidak peduli wanita menikah atau tidak, punya pacar atau tidak, atau bagaimana, pokoknya kejar! Wanita juga sama, tidak peduli pria tersebut sudah menikah atau tidak, atau punya pacar, tidak peduli bagaimana pun, juga kejar! Di mana-mana adalah cinta segitiga, cinta segiempat, cinta segilima, cinta segienam, cinta segitujuh, sebenarnya segi mana baru sejati? Tidak jelas. Menderita atau tidak? Benar-benar suka duka, rumah tangga adalah sebuah belenggu, membingkai Anda, selembar kertas membuat Anda selamanya tidak bisa melihat di mana tanggal jatuh temponya, selembar kertas membatasi diri Anda, semua adalah duka! Yang lebih menderita lagi masih ada lagi bencana gempa, banjir, kebakaran, angin topan. Seketika gempa bumi, seketika kebakaran, seketika angin topan, seketika banjir, yang diperoleh dengan susah payah, hilang dalam seketika, menderita atau tidak? Menderita!
Hubungan antar manusia paling sulit, yang namanya "kesulitan menjadi orang baik", hubungan antara Anda dengan orang lain, sangat sulit, sebentar saja, hari ini baik, besok menjadi buruk; hari ini suasana hati baik, besok berubah lagi menjadi buruk; lusa suasana menjadi baik lagi, besok lusa suasana menjadi tidak baik lagi. Cuaca juga demikian, kemarin dingin, hari ini panas, besok lebih panas, benar-benar mengesalkan. Panas, panas sekali, dingin, dingin sekali. Seattle! Panas, panas sekali, dingin, dingin sekali. Seattle dulu mana begitu panas? Justru kalian para imigran, membawa hawa panas ke sini.
Dulu, Seattle sangat dingin, saat saya datang, pernah 3 tahun tidak berkeringat. Akhir-akhir ini menemukan bisa berkeringat, cuaca sudah berubah, Anda kira hati manusia tidak bisa berubah? Hati manusia bisa berubah. Hari ini mengatakan cinta kamu, aishiteru (Bahasa Jepang), besok NO! Pisah! Perubahan terlalu cepat, bertengkar sama dengan membalikkan buku, berubah-ubah, bukan setiap hari berubah saja.
Saat makan malam masih baik, setelah tidur menjadi tidak baik. Menurut Anda, menderita atau tidak? Menderita! Lebih baik melatih diri, kita melatih diri, melatih Sravaka, pergi ke pedalaman gunung, karena menderita! Pertama adalah duka, meninggalkan dunia manusia, saya sendiri melatih diri, meletakkan semua penderitaan duniawi, semua duka digabungkan. Ada lagi! Sakit menderita atau tidak? Yang paling menderita adalah penyakit! Amitabha! Anda masuk ke rumah sakit, Yama dan prajurit hantu, membawa pisau menggergaji kepala Anda, membawa pisau menggergaji perut Anda, Anda sakit di mana, di sana Anda dibedah, Amerika paling suka bedah, di mana sakit, di sana dibedah. Menurut Anda, sakit gigi sakit atau tidak? Menderita sekali, dokter gigi tahu, sakit luar biasa, menakutkan sekali. Dulu, kita cabut gigi, gigi diikat dengan benang, ujung benang di pintu, begitu pintu ditendang, gigi pun copot, dulu cabut gigi itu seperti itu, menderita atau tidak? Menderita! Begitu masuk rumah sakit, diperlakukan sesuka hati oleh orang lain, sebuah demam biasa, sebuah catch a cold, sebuah sakit kepala headache, sudah membuat kita sangat tidak nyaman, sebuah sakit biasa saja, sebuah sakit pinggang, sebuah sakit pundak di usia 50 tahun. Sudah umur 70 tahun, saya tidak pernah rontgen, dokter menyuruh saya rontgen usus besar, periksalah mata! Saya berkata, "Mata saya mana perlu diperiksa?"
Delapan Metode Agung Yaochi Jinmu, mata saya berputar sangat hebat, tulisan yang sangat kecil, saya bisa lihat dengan sangat jelas: saya menyetir tidak perlu berkacamata, tidak pernah mempunyai kacamata. Ada sebagian orang sangat menderita, ada dua kacamata, satu kacamata rabun dekat, satu lagi silinder, rabun dekat + silinder, rabun jauh, tiga kacamata, empat kacamata, rabun jauh juga ada, sangat menderita.
Ada yang dilasik, konon setelah dilasik, beberapa tahun kemudian akan balik lagi. Lianzhu! Bagaimana mata Anda? Lumayan! Nasib Anda lumayan, ia lasik mata, untung segalanya baik. Sungguh! Banyak orang sakit-sakitan, menderita sekali. Tua, menderita atau tidak? Menderita! Kita lihat saja orang-orang di panti jompo, yang paling baik itu berjalan dengan membawa alat bantu berjalan; selanjutnya yang lebih buruk adalah duduk di kursi roda; yang lebih buruk lagi adalah sekujur tubuh dilayani orang lain. Ada sebagian orang dapat menyetir sudah sangat baik, yang tidak dapat menyetir, diraba dan dibersihkan orang lain, apa gunanya?
Hidup ini memang menderita! Hidup juga menderita, tua juga menderita, sakit juga menderita, mati juga menderita, penderitaan saat sekarat, tidak peduli betapa berkuasanya diri Anda, Anda seorang raja atau bangsawan, atau siapapun Anda, semua harus mengalami tua, semua harus mengalami mati. Bahkan, saat tua dan sakit menimpa diri Anda, Anda pun mengerti penderitaan tersebut. Semuda apakah Anda? Usia 20 tahun hingga 40 tahun, yang paling bermakna, ada berapa tahun? Dua puluh tahun, dikurangi tidur 10 tahun, tinggal 10 tahun, apa yang membahagiakan? Lebih baik melatih diri! Demikianlah Sravakayana masuk ke pedalaman gunung dan melatih diri, yang dilatih adalah jalan pembebasan, menganggap diri sendiri itu tidak ada, kosong! Hanya tinggal sebongkah hati, hati yang berkesinambungan. Melatih "duka, samudaya", mengumpulkan semua duka; "nirodha", semua sebab penderitaan ini dipadamkan, berubah menjadi anatman barulah mencapai pembebasan, inilah Sravakayana.
Tingkat kedua, disebut Pratyekayana. Apa itu Pratyekayana? Anda memiliki 12 nidana, karena segala sesuatu adalah sebab musabab yang saling bergantungan, di dalam Buddhadharma menjelaskan 12 macam sebab musabab yang saling bergantungan, "無明(avidyā)、行(sajskāra)、識(vijñāna)、名色(nāma-rūpa)、六處(sad-āyatana)、觸(sparśa)、受(vedanā)、愛(trsnā)、取(upādāna)、有(bhava)、生(jāti)、老死(jarā-marana), yaitu ini bisa berubah menjadi itu, itu bisa berubah lagi menjadi yang satu lagi, berubah sampai akhirnya, kembali lagi menjadi ini, disebut "Dharma 12 nidana". Berubah-ubah, sampai akhirnya, berubah menjadi sebuah kekosongan. "Pratyekayana" justru memikirkan, merenung berdasarkan perubahan 12 nidana, dan memahami anatman, bahkan memahami "anatman" dan "adharma", apa itu "dharma", yaitu segala sesuatu di dunia ini, semua ini juga kosong. Mobil, rumah, termasuk semua teman, bahkan istri, kekasih, semua adalah kosong. Apa yang tidak kosong? Suatu hari berubah menjadi kosong! Menurut Dharma nidana, semua akan menjadi kosong, tidak ada satu pun milik Anda, anak-anak bukan milik Anda, istri bukan milik Anda, yang paling dicintai juga bukan milik Anda, mobil yang paling mahal juga bukan milik Anda, rumah juga bukan milik Anda, semua benda bukan milik Anda, semua akan rusak, termasuk diri Anda sendiri pun akan rusak. Oleh karena itu, "Pratyekayana" mengira "tiada aku" dan "tiada dharma", "dharma" ini berarti segala sesuatu di dunia ini, bukan Dharma dari Buddhadharma. Inilah "aku dan dharma adalah kosong", ia sudah mengenal dan mengetahui bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah kosong, termasuk diri sendiri juga tidak ada. Kemudian, berdasarkan inilah, memasuki pedalaman gunung, berdasarkan Dharma 12 nidana mendapatkan pembebasan, ini di dalam Agama Buddha, disebut Dwiyana, tingkat pertama disebut Sravakayana, tingkat kedua disebut Pratyekayan. Kita melatih diri, seharusnya berpikir seperti ini, "dukha, samudaya, nirodha, marga, 12 nidana", selanjutnya adalah Bodhisattvayana, yaitu sabda Buddha Sakyamuni. Bodhisattva mengutamakan memberikan manfaat untuk insan lain, hanya demi insan lain, lewat metode "Sadparamita", "Sadparamita" itu dulu sering Mahaguru sampaikan, harus berdana, harus menaati sila, harus tekun, harus bersabar, harus bijaksana, harus meditasi, mengajarkan insan dengan cara-cara ini. Bodhisattva itu mengutamakan memberikan manfaat untuk insan lain, lewat pembinaan diri "Sadparamita", Bodhisattva itu sepenuhnya adalah "kekosongan aku", "kekosongan dharma", saat itu mencapai tingkat Bodhisattva, hati yang berkesinambungan, hampir tidak ada lagi. Mahaguru juga tidak ada hati lagi, karena hati sudah dicuri orang . Jadi, saya tidak ada hati. Ini adalah Bodhisattvayana. Saya memperkenalkan "yana" ini secara singkat dan padat, Anda kira melatih diri sangat mudah? Ketiga yana ini sangat sulit, semua harus dilatih dalam waktu yang lama, Buddha Sakyamuni yang mengatakannya.
Ada seorang pemilik peternakan, memiliki seekor ayam yang berlari sangat cepat, banyak wisatawan berebutan melihat secepat apakah ayam ini berlari. Suatu hari datanglah seorang konglomerat, ia melihat ayam ini, konglomerat ini sangat tergugah, berencana buka harga untuk membelinya. Konglomerat berkata pada pemilik peternakan, "Saya beli ayam Anda ini dengan harga 100 ribu." Hanya terlihat pemilik peternakan ini tanpa ekspresi menggeleng kepala, "Apakah 100 ribu terlalu sedikit? Kalau begitu, 200 ribu? 500 ribu? 1 juta beli seekor ayam Anda." Setiap kali konglomerat menambah harga, pemilik peternakan selalu menggeleng kepala tanpa ekspresi.
Akhirnya konglomerat tidak tahan lagi, bertanya, "Saya sudah buka harga setinggi ini, mengapa Anda masih tidak jual pada saya?" Pemilik peternakan menjawab, "Karena tidak bisa menangkapnya." Ketahuilah, "Sravakayana", "Pratyekayana", dan "Bodhisattvayana" yang disabdakan Buddha Sakyamuni, mudah sekali dibicarakan, "Anda merenungkan dukha, samudaya, nirodha, dan marga, maka sudah mencapai pembebasan." "Kita merenungkan 12 nidana, sampai akhirnya telah kosong, Anda juga telah mencapai pembebasan." "Menjadi seorang bodhisattva, hati apapun tidak ada, hati sendiri tidak ada lagi, hanya terus membantu orang lain, dengan Dharma Sadparamita, terus membantu orang lain." Ini adalah jalan bekal, menghimpun bekal surgawi, bisa terbebaskan ke alam yang lebih baik, menjadi seorang bodhisattva, diri sendiri sepenuhnya tidak ada lagi. Sebenarnya "Sravaka" juga "tiada aku"! "Pratyeka" juga "tiada aku"! Dan "tiada dharma", "Bodhisattva" juga "tiada aku, tiada dharma"! Kemudian, menguntungkan orang lain, melakukan hal-hal di jalan bekal; "Pratyeka" dan "Sravaka" lebih jarang melakukan hal-hal menguntungkan orang lain layaknya Bodhisattva, hanya membebaskan diri sendiri saja. Oleh karena itu, mereka melatih diri di dalam pedalaman gunung. Sedangkan Bodhisattva di dunia ini, terus membantu orang lain, membantu orang lain dengan Dharma, membantu orang lain dengan dana materi, bahkan melakukannya tanpa henti, terus melakukan jalan bekal. Ini adalah cara Bodhisattva, namun, semua itu tidak mudah. Seperti ayam itu, berlari sangat cepat, mau beli saja sulit, karena Anda tidak mampu mengejarnya. Melatih diri itu tidak mudah! Hanya 3 jenis dari Sravakayana, Pratyekayana, dan Bodhisattvayana yang disabdakan Buddha Sakyamuni saja, Anda sudah sulit melaksanakannya, sulit sekali mengejarnya.
Ada orang sangat pelit, menabung apa gunanya? Tentu saja berguna, menabung kelak sudah tua masih ada uang yang bisa dihamburkan, namun, tidak habis dihamburkan; tidak habis dihamburkan maka diberikan kepada orang yang beruntung untuk dihamburkan. Sedangkan putra, putri, cucu laki-laki, cucu perempuan, mereka menghamburkan milik Anda, seperti kita sekarang, sudah menghamburkan uang putra dan putri, berusaha menghamburkan milik mereka. Milik diri sendiri adalah milik mereka, uang sendiri juga uang insan, kelak tidak tahu mengalir ke mana. Kita menabung setengah mati, sampai akhirnya, putra, putri, menghabiskannya, cucu laki-laki, cucu perempuan menghabiskan milik kita. Kakek saya menabung setengah mati, enam orang istri menghabiskannya, saat ia meninggal dunia, seorang istri memindahkan sepeti perhiasan, seperti peti bajak laut di pulau harta karun, bahkan melarikan banyak uang dan kekayaan, ayah saya berubah menjadi miskin. Karena dibawa lari oleh semua ibu. Konon, nenek saya, ia adalah istri ketiga, saat kakek saya meninggal dunia, ia memindahkan sepeti, dipindahkan ke rumah pacarnya. Kakek tidak sempat menghamburkan, nenek memindahkan sepeti uang tersebut ke rumah pacarnya, pacarnya menghamburkan uangnya, ia pun pulang sendirian, kembali ke ayah saya dan berkata, "Rawatlah saya!" Lihatlah, siapa yang beruntung, dialah yang menghamburkan. Anda kira itu uang Anda? Kakek saya dulu mengira ada 6 peti perhiasan seperti di Pulau Harta Karun, namun, siapa yang menghamburkan? Enam orang istri bawa pergi semuanya, semuanya menikah lagi dengan orang lain. Ayah saya tidak mendapatkan nafkah. Saat saya menikah, cincin satu karat itu bahkan dibeli dengan gaji saya, besarnya hanya sedikit saja, ada satu karat? 0.2 karat! Sekecil itu? Parah sekali! Saya benar-benar menikah tanpa memiliki uang, saya menabung 40 ribu NT lebih baru menikah, begitu selesai menikah, uang sudah habis. Apa yang merupakan milik Anda? Tidak ada yang merupakan milik Anda, tidak ada. Banyak orang mengira istri adalah milik Anda, suami adalah milik Anda, No! Anda kira kekasih adalah milik Anda, No! No way! Anda hargai untuk sementara itu boleh.
Sulit sekali mengejar sesuatu, melatih diri lebih sulit lagi! Anda masuk ke pedalaman gunung, melatih diri seumur hidup, sebenarnya, ketrampilan Anda juga tidak seberapa. Oleh karena itu, "tiga yana" yang disabdakan Buddha Sakyamuni seperti seekor ayan yang berlari cepat, sulit sekali menangkapnya, sulit sekali mendapatkannya, Anda juga tidak bisa dapat, karena Anda sendiri tidak dapat mengosongkan "aku", juga tidak dapat mengosongkan semua dharma duniawi seperti: rumah, mobil, perhiasan, dan orang yang paling Anda cintai, masih membicarakan melatih diri? "Sravakayana", "Pratyekayana", dan "Bodhisattvayana", semua telah selesai dijelaskan, kalian cukup mendengar saja, pokoknya kalian juga tidak dapat menangkapnya, tentu saja, ada yang berhasil menangkapnya, jika ANda sangat serius melatih diri, bisa menganggap diri sendiri adalah kosong, melepaskan semua materi, sudah sangat mendekati. Hanya saja, kita tidak dapat kosong, kita bukan tidak kosong, namun tidak mampu kosong, kita sendiri tidak sanggup kosong, di luar juga tidak sanggup kosong, kita pun tidak dapat membebaskan diri sendiri.
Saya jelaskan lagi "3 yana dalam Tantra"! Tantra itu pada awalnya ada "kriya Tantra", pada awalnya adalah "kriya Tantra". Apa itu "kriya Tantra"? Yang saya katakan adalah "Dharma Kriya Tantra", yidam adalah yidam, kita sembah sujud pada-Nya seperti pembantu, kemudian memberikan persembahan pada-Nya; yidam adalah majikan kita, kita adalah pembantu, Dharma Tantra semacam ini disebut "Dharma Kriya Tantra". Saya memilah secara sederhana, apa yang dimaksud "Kriya Tantra"? Yaitu bermacam-macam cara melayani yidam kita. Kita harus mengundang yidam, seperti mengundang Bhagawati Cundi, lebih dulu japa Sutra dan mantra Bhagawati Cundi, japa 7 hari 7 malam, memberikan persembahan dengan menyalakan pelita, mempersembahkan bunga, dupa, pelita, teh, dan buah-buahan, akhirnya yidam turun. Saat ini, yidam memberkati kita, kita menaati sila yidam, kita menekuni cara melayani yidam, ini disebut "Kriya Tantra". Fondasi pertama ajaran Tantra, yidam adalah majikan kita, kita adalah pembantu, kita setiap hari memberikan persembahan kepada yidam, bernamaskara pada yidam, bertobat pada yidam, kesalahan apapun yang telah kita perbuat, sila apa yang telah kita langgar, kita harus bertobat pada yidam, itulah cara-cara untuk pemula. Yidam adalah majikan kita, kita adalah pembantu, penekunan Tantra seperti ini, disebut "Kriya Tantra", dapat membuat fisik kita bersih; tubuh kita menjaga sila, mulut menjaga sila, pikiran menjaga sila, ini paling penting. Saat memohon yidam memberkati, kita mesti melakukan bermacam-macam tatacara, agar yidam memberkati kita, ini adalah cara pertama.
Kedua, selangkah lebih dalam lagi, disebut "Carya Tantra", ini adalah tingkat kelima, apa itu "Carya Tantra"? Yaitu yidam dan diri Anda telah "setara". Kita sekarang melatih diri yaitu "Carya Tantra". Lalu, apa itu "Carya Tantra"? Yaitu yidam muncul di laut, teratai, cakra surya dan candra, aksara mantra berputar, yidam muncul, Anda tidak perlu memanjatkan Sutra sangat lama, Anda hanya cukup menjapa mantra-Nya, atau cukup visualisasi yidam saja, atau cukup bentuk mudra-Nya saja, dengan demikian, Ia pun datang memberkati kita, supaya tubuh, ucapan, dan pikiran kita bersih, ini disebut "setara".
Yidam adalah yidam, Anda adalah Anda. Namun, seketika, yidam muncul, ini disebut "setara". Tentu saja, juga harus memberikan persembahan pada-Nya, bernamaskara pada-Nya, memohon pemberkatan-Nya, agar tubuh, ucapan, dan pikiran Anda bersih, inilah "Carya Tantra". "Kriya Tantra" menjelaskan tentang cara melayani yidam, Anda adalah pembantu. Sampai "Carya Tantra", yidam adalah teman Anda, hubungan antara yidam dan diri Anda sendiri,
Saya mengundang-Nya datang ke rumah saya, saya menghidangkan teh pada-Nya, memohon-Nya memberkati saya, membimbing saya Buddhadharma. Saat ini baru disebut Carya Tantra, dengan kata lain yidam bisa kontak yoga dengan kita, fungsi "setara" adalah membersihkan tubuh, ucapan, dan pikiran kita.
"Yoga Tantra" adalah tingkat keenam. Saya jelaskan secara sederhana, Tantra pertama, yidam adalah majikan Anda; Tantra kedua, yidam adalah friend teman Anda; Tantra ketiga, disebut "Yoga Tantra", yidam adalah Anda, inilah kontak yoga.
"Yoga Tantra" adalah kontak yoga, Anda sangat dekat dengan yidam, yidam melebur ke dalam tubuh Anda, kata-kata yang keluar dari mulut Anda adalah kata-kata yidam, suara yang didengar, adalah suara yidam, tubuh adalah yidam, ini adalah tingkat keenam.
"Tiga yana Tantra" ada 3 tingkatan, "Kriya Tantra", "Carya Tantra", "Yoga Tantra" adalah sabda Vajrasattva, boleh dikatakan adalah sabda Bodhisattva Vajrapani, dengan demikian sudah sangat jelas! Ajaran Tantra yang paling tinggi, kita masih belum mengulas tentang "Mahayoga", "Anuyoga", dan "Atiyoga", karena Sadhana Dzogchen khusus bicara tentang Atiyoga, dan kita hanya mengulas tentang 3 yana Tantra, Tantra pertama, yidam adalah majikan kita; Tantra kedua, "Carya Tantra", yidam adalah teman kita; Tantra ketiga, disebut "Yoga Tantra", "Yoga Tantra" disebut kontak yoga. Saat kontak yoga dengan yidam, yidam adalah Anda, Anda adalah yidam.
Saat di Taiwan, suatu kali saya batuk hebat, tidak bisa berhenti. Aneh! Naik ke Dharmasana tidak batuk, turun dari Dharmasana justru batuk. Oleh karena itu, jarang orang tahu saya sedang batuk, saya batuk hebat. Namun, begitu naik Dharmasana, saat berceramah Dharma, tidak batuk lagi, gatal di tenggorokan pun ditekan, juga tidak batuk. Saat seseorang batuk, sulit sekali dihentikan, bisa demikian, kita pun sudah menjadi dokter! Khusus menyembuhkan batuk! Di Yoga Tantra, saya sudah mencapai kontak yoga, yidam adalah saya, saya adalah yidam! Setiap kali saat bantu kalian menjamah kepala, saya beranjali, kemudian yidam pun turun ke tubuh kita, tangan saya adalah tangan Yaochi Jinmu, saat jamah kepala adalah tangan Yaochi Jinmu menjamah kalian, dengan kata lain yidam saya menjamah kalian, itulah Yoga Tantra. Kita dapat membuat yidam kita melebur di dalam tubuh kita, menyatu dengan kita, itulah Yoga Tantra. Oleh karena itu, saat saya batuk, tidak bisa sembuh, dokter apapun sudah dicari, tidak bisa sembuh, bagaimana? Suatu hari, saya tiba-tiba teringat Yoga Tantra, saya pun berkata pada Yaochi Jinmu, "Yaochi Jimu! Anda adalah saya, saya adalah Anda, apakah Anda suka batuk? Saya sedang batuk! Memangnya Anda tidak batuk? Anda juga batuk! Jika Anda tidak suka batuk, sembuhkanlah batuk saya!" Keesokan harinya sembuh! Saya berkata seperti itu pada-Nya, maka sembuh! Suatu kali lagi, yaitu saat di Taiwan, ada Dermatitis Atopik, sangat hebat! Saya juga berkata pada Yaochi Jinmu, "Yaochi Jinmu, saya sudah memeriksakan diri ke banyak dokter, obat apapun sudah dioles, obat apapun sudah diminum, Anda adalah saya, saya adalah Anda, Anda tidak bantuk saya, bantu siapa? Saya minum segelas air yang dipersembahkan pada Anda, ini adalah obat, keesokan harinya sembuh." Sungguh! Keesokan harinya sembuh. Translator Miss Hanifa, ia tahu kejadian ini. Ia berkata, "Sungguh!" Sungguh, keesokan harinya sembuh total, Gurudhara juga tahu kejadian ini, Dermatitis Atopik! Semua obat sudah diminum, sudah disuntik, semua salep obat sudah dioles, tidak ada satu pun yang sembuh, minum segelas air Yaochi Jinmu, langsung sembuh.
Di bawah perguruan Guru Zen Yaoshan ada dua orang murid, seorang bernama Daowu, seorang lagi bernama Yunyan. Suatu hari, semua orang duduk di pesisiran mencerahi Zen, melihat di pinggir jalan ada sebuah pohon yang tumbuh subur dan rindang, pohon satu lagi malah sudah layu. Guru Zen Yaoshan menguji ketrampilan kedua murid tersebut, lebih dulu bertanya pada Daowu, "Lebih baik subur atau layu?" Daowu menjawab, "Lebih baik subur." Ini tidak ada pembinaan diri. Bertanya pada Yunyan, Yunyan menjawab, "Lebih baik layu." Ini juga tidak ada pembinaan diri.
Saat ini, kebetulan datanglah seorang samanera, Guru Zen Yaoshan bertanya padanya, "Lebih baik subur atau layu?" Samanera menjawab, "Biarkan yang subur itu subur, biarkan yang layu itu layu." Ini adalah tingkat yang tertinggi dari hati, hanya dua kata "tidak goyah", begitu hati kita goyah, matilah. "Lebih baik kaya atau miskin?" Semua orang menjawab, "Lebih baik kaya." Sadhaka sejati begini, "Kaya juga baik, miskin juga baik, uang banyak juga baik, uang sedikit jgua baik, tidak punya uang juga baik." Ini barulah sadhaka sejati. Mahaguru katakan pada Anda semua, kalian mendaftar pelita penerangan, mendaftar taisui, atau apapun itu, baik melakukan penyeberangan, maupun melakukan pemberkatan, biaya pendaftaran sukarela, apa maksudnya? Banyak juga baik, sedikit juga baik, tidak ada juga baik, itulah tidak goyah! Kita tidak terpengaruh. Sesungguhnya, di dunia ini, hati setiap manusia terpengaruh, hari ini orang lain memaki Anda satu kata, Anda pun berpikir 3 hari bagaimana balik memakinya. Seperti seorang wanita cantik sedang berjalan, seorang pria lewat dari belakangnya, menyenggol pundaknya. Wanita cantik itu berkata, malamnya ia tidak bisa tidur, karena pria itu melecehkannya, hati goyah! Hati setiap manusia selalu goyah, seseorang mengucapkan satu kata yang sangat tidak enak didengar, begitu Anda dengar, "Aduh! Saya tidak tahan lagi." Malamnya insomnia. Mahaguru juga pernah insomnia, mengapa insomnia? Hati goyah! Satu hal lagi, usia Anda sudah lanjut, melatonin sudah tidak ada lagi, fisiologis, begitu seseorang tidur, mata dipejamkan, melatonin terus-menerus dihasilkan, itulah hormon, agar Anda memasuki kondisi tidur. Jika melatonin Anda sudah tidak ada lagi, usia sudah lanjut, hormon berkurang, insomnia, yakni melatonin sudah tidak ada lagi. Psikologis, kita ada masalah yang merisaukan, tidak bisa berpikiran terbuka, malam ini kita juga tidak bisa tidur; kita tidak ada masalah, tiada masalah dan tiada hati, seketika masuk ke dalam mimpi, kita juga tidak tahu kapan kita tertidur, pokoknya begitu naik ke ranjang langsung tertidur. Bagaimana tertidur? Anda juga tidak bisa menjelaskan, pokoknya sudah tertidur. Yang tidak bisa tertidur, bolak balik di sana, karena ada kerisauan! Di hati ada kerisauan, melatonin fisiologis pun berkurang separuh, Anda pun insomnia. Yakni Anda tidak kosong. Tadinya memang demikian, satu adalah fisiologis, satu adalah psikologis. Anda benar-benar bisa tidak goyah, "kekosongan aku", "kekosongan dharma", "3 yana" di awal pun sudah lumayan.