2013-06-23 Sila Kalacakra Lebih Dulu Harus Menaati 14 Dasar Kemunduran Tantrayana
Intisari Ceramah Dharmaraja Liansheng pada Upacara Agung Kalacakra tanggal 23 Juni 2013 di True Buddha Temple
Pertama-tama, kita sembah sujud pada guru silsilah, sembah sujud pada Bhiksu Liaoming, sembah sujud pada Guru Sakya Dezhung, sembah sujud pada Gyalwa Karmapa XVI, sembah sujud pada Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada Triratna Mandala, sembah sujud pada adinata upacara hari ini Kalacakra.
Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, dan umat se-Dharma di internet, tamu agung hari ini Republic of China Ministry of Foreign Affairs International Organizations Dubes Liao Dongzhou dan Nyonya Sdri. Judy, selamat datang. Akademisi Academy of Sinica Prof. Hsi-yi Chu dan Nyonya Ibu Chen Wenwen, produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Taiwan Sdri. Xu Yaqi, produser Lamrim Chenmo dan Sutra Altar Patriak VI Acarya Lianyue, Ketua British Dragon Group dan penemu rokok elektrik modern Bpk. Xiu Yunqiang, Sdr. Qizhong, sekjen Strait of Traditional Chinese Cultural Exchange Foundation Bpk. Deng Heng, terima kasih. Sekjen True Buddha Vajrayana Association of R.O.C. Pandita Dharmaduta Lin Li-ren, ketua pengurus Lotus Light Charity Society Taiwan Sdr. Wu Guan-de, Sekjen Sdr. Tian Yue-yi. Selain itu, mari kita tepuk tangan untuk diri sendiri, setiap orang dapat menghadiri upacara Kalacakra adalah tamu agung.
Hari ini kita lebih dulu memperkenalkan liontin yang saya pakai, ini adalah liontin mantra Kalacakra yang terbuat dari emas, di belakang adalah cap dan logo Guru Thubten Dhargye. Liontin mantra ini berasal dari Guru Akar Guru Thubten Dhargye, Beliau menitipkan liontin mantra emas ini kepada Acarya Lianhua Peiwen untuk diberikan kepada Mahaguru Lu saat membabarkan Dharma Kalacakra di dunia, sampai upacara Kalacakra terakhir dari lima benua besar, di London, Inggris. Di pinggir liontin mantra ini dipasang 108 butir permata, kemudian dirangkai dengan 108 butir kristal. Guru Akar Guru Thubten Dhargye bermaksud menyerahkan liontin mantra ini untuk dipakaikan Mahaguru, sebagai cenderamata silsilah terakhir.
Liontin mantra ini adalah liontin mantra emas dari Guru Thubten Dhargye, Beliau serahkan kepada saya. Terima kasih banyak kepada Guru Thubten Dhargye, serta terima kasih banyak kepada Acarya Peiwen. Guru Thubten Dhargye telah mangkat beberapa tahun, Ia berpesan pada Acarya Peiwen untuk menyerahkan liontin mantra ini kepada Mahaguru Lu untuk dipakaikan pada saat transmisi Dharma Kalacakra di benua terakhir, ini untuk mengenang Guru Thubten Dhargye, juga mengenang pembabaran Dharma Kalackara, juga merupakan cenderamata silsilah terakhir dari Guru Thubten Dhargye.
Hari ini berceramah Dharma di sini, saya juga terima kasih sekali kepada Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Dezhung, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye. Siswa seharusnya senantiasa mengenang Mulacarya di atas kepala, Mulacarya juga akan merindukan siswa sendiri. Oleh karena itu, ketika guru sedang memperhatikan siswa, guru berpesan pada Acarya Peiwen untuk menyerahkan cenderamata silsilahnya kepada Mahaguru Lu untuk dipakaikan pada benua terakhir, ini juga berarti saling merindukan, siswa merindukan Mulacarya sendiri, Mulacarya juga merindukan putra hatinya. Di dalam Tantra bicara tentang putra hati, putra hati adalah putra sejati di dalam hatiku. Saya sudah berpesan, yakni kelak pewaris aliran Thubten kita adalah Thubten Ksiti Rinpoche, ia juga diakui oleh Mahaguru. Kelak ia juga akan membabarkan Dharma Tantra Satya Buddha ke dunia, silsilah ini tidak akan putus, silsilah akan lestari selamanya. Dari guru diwariskan kepada siswa, siswa mewariskan lagi kepada siswa, demikian seterusnya, arus Dharma tidak akan putus selamanya. (Hadirin tepuk tangan)
Terima kasih banyak atas kedatangan Anda semua, seperti Bpk. Deng Heng, Dubes Liao Dong-zhou, terima kasih banyak, selain itu, penemu rokok elektrik, Bpk. Xiu Yun-qiang. Hari ini banyak tamu agung, kelihatannya semua sudah kenal, bukan kenal dalam kehidupan sekarang, melainkan sudah kenal dalam kehidupan sebelumnya, kehidupan sebelumnya sudah kenal, semuanya adalah satu keluarga. Saya pernah berkata, "Semua orang adalah saudara, 500 tahun yang lalu adalah satu keluarga." Jangankan 500 tahun, bahkan lebih lama lagi, kita berasal dari sumber yang sama, semua adalah Buddha. Kalacakra mengajari cara mencapai kebuddhaan, dapat melatih diri dari orang awam, bisa mencapai kebuddhaan dalam tubuh sekarang, langsung mencapai kebuddhaan, dengan kata lain, mencapai kebuddhaan dalam kehidupan sekarang. "Tubuh sekarang" berarti tubuh ini juga bisa mencapai kebuddhaan dengan menjelma menjadi sinar pelangi, "Kehidupan sekarang", yakni dalam kehidupan ini kita dapat menghentikan hidup dan mati, bahkan bisa mencapai kebuddhaan, sangat mulia.
Kita Orang Tionghua sangat pintar, tentu saja, termasuk Orang Taiwan, dan semua Orang Tionghua di mancanegara, semua sangat pintar. Saya menceritakan sebuah lelucon, dulu ada seorang Jepang pergi ke Taiwan untuk belajar Bahasa Mandarin, belasan tahun kemudian, ia tidak hanya mahir mengucapkan Bahasa Mandarin, juga mahir mengucapkan Bahasa Taiwan dan Bahasa Hakka, komunikasi juga bisa, bahkan sedikit logat daerah pun tidak ada. Dalam hati ia berpikir, "Kali ini, harusnya tidak ada yang tahu saya Orang Jepang!" Suatu hari, ia berwisata di desa nelayan di Kaoshiung, melihat seorang paman menangkap ikan teri, ia tiba-tiba berpikiran menyapa paman ini dalam Bahasa Taiwan, bahkan bertanya, "Tahukah Anda saya orang mana?" Paman ini berkata, "Saya kurang tahu karena tidak terdengar logat daerahnya." "Wah!" Orang Jepang ini kegirangan, "Tak disangka Bahasa Taiwan saya sudah mengalami banyak kemajuan." Seketika, Si Paman tiba-tiba berkata, "Jika kamu mampu mengucapkan Bahasa Taiwan, hitunglah semua ikan teri yang saya tangkap, saya pun bisa tahu Anda orang mana." Lalu, ia pun sangat yakin, bahkan menghitung dengan logat Taiwan yang sangat baku, "Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan..." sejam kemudian, ia menjawab, "Sembilan ribu tujuh ratus delapan puluh tujuh ekor ikan teri." Si Paman berkata, "Anda Orang Jepang?" "Hah?" "Karena Orang Taiwan tidak sebodoh itu."
Hari ini bukan bercanda, tetapi lebih dulu menceritakan sebuah lelucon. Yang mau disampaikan hari ini adalah Sila Kalacakra, Sila adalah topik yang sangat membosankan, setiap butir sila adalah "pantangan". Negara memiliki hukum, keluarga memiliki aturan, Kalacakra memiliki Dharma Sila Kalacakra, Esoterik memiliki Sila Esoterik, Eksoterik memiliki Sila Eksoterik, Agama Buddha memiliki Sila Agama Buddha, bahkan agama pun memiliki aturan masing-masing. Apa itu Sila Kalacakra? Dulu, upacara Kalacakra pertama di Hong Kong, Acarya Lianhan sudah pernah menyampaikan semua Sila Kalacakra, Beliau sudah pernah baca semua. Namun, Ia tidak jelaskan.
Hari ini saya akan menjelaskan titik beratnya. Ceramah tentang Sila itu membosankan, oleh karena itu, lebih dulu menceritakan beberapa lelucon, maka akan semangat, mendengar tentang Sila tidak akan mengantuk. Lelucon ini sebenarnya tidak lucu juga, yang disampaikan di dalam lelucon ini, semua harus berpantang. "Menemani istri belanja sayur, malah bertemu wanita simpanan", ini harus berpantang; "Menemani wanita simpanan jalan-jalan, malah bertemu istri muda", ini juga harus berpantang; "Saat berciuman dengan istri muda, bertemu mertua", terlihat oleh mertua, ini juga harus berpantang; "Saat bermesraan dengan pembantu, terlihat oleh anak", ini juga harus berpantang; "Membawa nona naik taksi, tak disangka supir taksi adalah adik ipar", ini juga harus berpantang; "Bertemu dengan teman internet, yang datang adalah istri", keduanya harus berpantang, inilah Sila! Banyak yang harus berpantang. Hari ini, pada Upacara Kalacakra di London, Inggris, mengulang kembali apa yang dimaksud Sila? Tadi kita sempat mengatakan, semua sangat canggung, semua harus berpantang.
Pertama-tama saya mau menjelaskan, lebih dulu menaati 14 Dasar Kemunduran Tantrayana.
Yang saya jelaskan agak beda dengan yang ditulis di buku. Buka buku ini, buku ini bicara tentang Sila, namun, yang tercantum dalam buku ini tidak beda jauh dengan yang saya sampaikan. Hampir sama, sebenarnya tidak salah, 14 Sila Dasar juga tercantum dalamnya, yang saya jelaskan juga. Namun, beda versi. Jika saya baca buku ini, saya masih jelaskan apa lagi? Ceramah Dharma tidak boleh seperti ini, harus menyampaikan versi sendiri! Seperti upacara Kalacakra hari ini, jika tidak ada urusan, kita berkeliaran di rumah, sekarang dari seluruh dunia terbang ke sini sangat cepat, tempat yang paling jauh, belasan jam; tempat yang paling dekat, di kawasan Eropa, satu-dua jam sudah terbang ke sini. Jika Anda siswa Zhenfo Zong, True Buddha School student, Anda berkeliaran di rumah, Anda tidak datang mendengarkan pengajaran tentang Sila, berarti meremehkan pengajaran tentang Sila. Mulacarya terbang dari tempat yang sangat jauh, saya juga terbang hampir 9 jam, 10 jam, jika Anda tidak bisa ke sini dalam waktu belasan jam, atau tempat yang lebih jauh lagi, tentu saja tidak boleh dipaksa. Selain itu, jika Anda memiliki urusan yang sangat penting yang harus ditangani, maka tidak boleh menyalahkannya. Namun, di mata saya, di dunia ini tidak ada urusan penting, urusan penting apapun tidak dapat mengalahkan urusan hidup dan mati. Kita belajar Dharma, hidup dan mati bisa diatasi, ini paling penting. Urusan apa yang lebih penting daripada ini? Tentu ada juga, karena saat Anda berbaring di rumah sakit, Anda tidak bisa bangun, tidak bisa datang, apa boleh buat. Karena ada masalah yang sangat penting sehingga tidak bisa datang, tentu saja bisa dimaafkan, namun, jika Anda bisa datang namun Anda tidak mau datang, ini tidak boleh. Ini adalah Sila pertama, "meremehkan dan mengecam Mulacarya".
Manusia memang demikian, meremehkan, seperti pengarang saling meremehkan satu sama lain, pesilat juga saling meremehkan satu sama lain, rekan seprofesi juga saling iri satu sama lain. Anda menjual buah, saya juga menjual buah, saya mengatakan buah saya manis, Anda mengatakan buah Anda manis, juga saling iri, semoga jualan saya banyak, jualan Anda sedikit, inilah sifat dasar manusia, manusia bisa begitu. Rekan seprofesi, antar agama, bahkan antar aliran Buddhisme juga demikian. Saya tidak pernah saling berhubungan dengan Anda, Anda juga tidak pernah saling berhubungan dengan saya. Siswa aliran saya tidak boleh menyebarluaskan aliran saya di aliran Anda, di Taiwan juga ada fenomena demikian, Taiwan ada 4 gunung besar: Fo Guang Shan, Chung Tai Shan, Dharma Drum Mountian, dan Tzu Chi. Orang Tzu Chi pergi ke Fo Guang Shan menyiarkan kebaikan Tzu Chi, Fo Guang Shan pergi ke Tzu Chi menyiarkan kebaikan Fo Guang Shan, ini tidak bisa ditoleransi. Sebenarnya, persaingan positif itu boleh-boleh saja, negatif, saling mengecam itu tidak baik. Sama-sama umat Buddha, seharusnya hidup harmonis. Oleh karena itu, tadi malam saya menyampaikan sebuah lelucon, Si A memarahi Si B, "Anda babi." Si B memarahi Si A, "Kamulah babi." Guru mendengar di samping, "Sama-sama babi, seharusnya hidup harmonis." Hari ini, kita semua adalah umat Buddha, kita harus hidup harmonis, tidak boleh saling membedakan satu sama lain, bahkan agama lain, Agama Islam, Katolik, Kristen, Ortodoks, Yahudi, dan Taoisme, sama-sama dipandang sederajat, semua berniat baik melakukan hal-hal baik. Selanjutnya, melatih diri hingga tingkat yang lebih baik, semuanya baik, mengapa harus saling mengecam? Seperti kita Agama Buddha, saya tidak berani mengatakan saya orang suci atau orang apa! Semua orang mengaku dirinya orang apa, "Anda orang Tzu Chi" "Anda orang Fo Guang" "Anda orang Chung Tai", "Anda orang Dharma Drum"? Zhenfo Zong belum ada "orang Zhenfo", tidak ada! Kita belum ada, karena kita semua sama-sama manusia, tidak membedakan satu sama lain, bukankah sangat baik hidup harmonis? Benar tidak? Selat juga sama, sama-sama Suku Tionghua, seharusnya hidup harmonis, seharusnya saling berkembang, budaya yang sama, perkembangan yang sama, rakyat yang sama, keyakinan yang sama, leluhur yang sama, seharusnya sama-sama hidup harmonis. Oleh karena itu, kita belajar Buddha tidak boleh meremehkan orang lain, manusia tidak boleh diremehkan, apalagi meremehkan dan mengecam Mulacarya? Ini lebih tidak boleh lagi. Manusia pun tidak boleh difitnah, apalagi mengecam dan meremehkan Mulacarya, inilah makna dari butir pertama.
Butir kedua, "membicarakan kesalahan saudara Vajra". Membicarakan kesalahan saudara Vajra juga tidak baik, ini hampir sama dengan sila pertama. Sila ketiga, "mengabaikan Bodhicitta". Bodhicitta ada dua macam, pertama adalah ikrar Bodhi, kedua adalah praktek Bodhi; satu teori, satu lagi praktek. Berikrar adalah ikrar Bodhicitta. Tadi di sini menerima Sila Bodhisattva, inilah ikrar Bodhi, Anda belum menjadi seorang Bodhisattva sejati, melainkan ikrar Bodhi, berikrar menjadi seorang Bodhisattva, jika kita benar-benar melaksanakannya, Anda justru mempraktekkan Bodhi; benar-benar mempraktekkannya, inilah praktek Bodhi; Bodhicitta itu hati yang tidak boleh diabaikan. Sadhaka yang belajar Dharma Kalacakra, yang belajar Tantra, tidak boleh mengabaikan Bodhicitta.
Menaati Sila benar-benar sangat sulit. Ada sebuah lelucon, ada sepasang suami istri yang sudah lanjut usia, menyambut hari peringatan pernikahan mereka yang ke-75, sama seperti tahun-tahun sebelumnya, mereka menikmati "candle light dinner". Usai makan, suami berkata pada istri, "Sayang, kita telah hidup bersama 75 tahun, setiap saat saya merasa sangat bahagia. Namun, beberapa tahun ini, saya selalu ada satu pertanyaan, mengapa anak kita yang ke-10, wajahnya beda dengan anak-anak kita yang lain?" Mereka mempunyai 10 anak, ada 9 sangat mirip, yang ke-10 tidak mirip. "Kita sudah setua ini, saya pikir, saya tidak akan takut masalah, saya ingin tahu apakah ayahnya beda dengan anak-anak kita yang lain."
Oh! Ini sangat berterus-terang, si istri bimbang lama sekali, akhirnya mengangguk, sangat menyesal berkata, "Benar." Suaminya sangat terpukul, pengakuan istrinya membuatnya tertekan, sambil menahan air mata, dengan suara gemetar bertanya, "Siapa dia? Siapa ayah yang tidak tahu malu itu?" Si istri makin bimbang, akhirnya memberanikan diri menjawab, "Ayah yang tidak tahu malu itu adalah kamu." Sembilan anak yang sebelumnya bukan anaknya! Sila sangat sulit! Ia terus melanggar Sila hingga akhirnya baru kembali ke jalan yang benar, jadi, Sila sangat sulit. Namun, ini juga sangat layak bersimpati, anak terakhir akhirnya kembali ke jalan yang benar. Kita tidak boleh kembali ke jalan yang salah, kita tetap harus kembali ke jalan yang benar.
Tadi, mendengar Gurudhara berkata, Mahaguru serba benar, ini juga benar, itu juga benar, semua benar. Terima kasih banyak atas motivasi Gurudhara, pokoknya Mahaguru sempurna. Benar tidak? (Benar!) Hari ini saya tiba di Inggris, baru tahu ternyata Inggris adalah negara liberal. Karena, semua adalah benar, mulai sekarang bebas leluasa. Setelah umur 70 tahun, hidup dengan sangat bahagia. Om Mani Padme Hum! Tetap harus menaati Sila.
Butir keempat, "mengecam Sutra dan mantra". Yaitu "mengecam Dharma". Kita tidak boleh mengecam Buddhadharma, karena disabdakan oleh Sang Buddha, disabdakan oleh semua Buddha Bodhisattva, disabdakan oleh arya, semua tidak boleh dikecam. Tentu saja, kita boleh menyanggah, mengritik orang awam, namun, jangan menyanggah dengan kata-kata kasar. Orang zaman sekarang bicara atau menulis, selalu menggunakan kata-kata kasar, kita tidak berani berkata kasar. Mengritik orang lain dengan kata-kata kasar itu tidak baik, kita boleh mengutarakan teori kita untuk menanggapi argumen negatif dari orang lain, boleh mengritik, namun, jangan menggunakan kata-kata kasar memaki orang, atau menyerang orang. Oleh sebab itu, terhadap Sutra Buddha, Sutra Arya, terhadap Mantra Arya, tidak boleh mengecam atau meremehkan, ini butir keempat.
"Menyampaikan Sadhana Tantra, Dharma rahasia kepada orang yang belum dewasa, itu tidak baik." Mengutarakan ajaran Tantra kepada orang yang belum dewasa, tidak mengerti apa-apa, Anda menyampaikan Dharma Tantra yang sangat dalam, itu tidak baik. Jika rekan se-Dharma, boleh disampaikan. Namun, terhadap orang yang dangkal, jangan menyampaikan Dharma Tantra yang dalam, karena terlalu dalam, mereka tidak akan sependapat, oleh karena itu, jangan utarakan. Sadhana Tantra yang dalam juga tidak boleh diutarakan, karena terlalu dalam, kita mesti menjelaskan dengan cara yang sederhana, tidak boleh menjelaskan dengan kata-kata yang dalam. Di Toronto, kita ada sebuah Vihara Vajra Garbha -- Jing Yin Temple, yang saat ini merupakan Vihara terbesar di Amerika dan Canada, Jing Yin Temple dari Acarya Lianxiong paling besar, di sana ada pratima Yamantaka, Yamantaka benar-benar sangat besar, oleh karena itu, Ia adalah Yamantaka, benar-benar Yamantaka yang sangat agung berwibawa. Tubuh Vajra-Nya terlihat, juga memperlihatkan Yamantaka-Nya. Acarya Lianwang begitu melihat, ia berkata, "Wah! Besar sekali!" Bahkan Ia sebagai Vajracarya juga terkejut, apalagi orang awam biasa? Pasti terkejut. Saya melihat foto Yamantaka di Jing Yin Temple, mereka menggantungkan khata sehingga tidak terlihat. Saya menjelaskan panjang lebar, mungkin kalian tidak mengerti apa itu Yamantaka dari Yamantaka, justru tidak boleh diutarakan! "Yamantaka dari Yamantaka", ini sudah sangat jelas, atau bagaimana menjelaskannya? Benar tidak? "Menyampaikan Dharma Tantra kepada orang yang belum dewasa", yang belum dewasa masuk ke dalam altar, begitu melihat, wah! Ini sebenarnya sembahyang apa? Memangnya sembahyang Yamantaka dari Yamantaka? Tentu saja bukan! Inilah "menyampaikan Dharma Tantra kepada orang yang belum dewasa".
"Meremehkan 5 skanda dan mengabaikan Sunyata". Lima skanda adalah fisik, kita tidak boleh meremehkan fisik kita. "Rupa, perasaan, pikiran, tindakan, dan kesadaran" melambangkan 5 skanda, 5 skanda Agama Buddha. Kita punya sebuah fisik, kita bisa merasakan, kita bisa merasakan sentuhan, kita memiliki sebuah wujud, itulah rupa; perasaan, bisa menyentuh, bisa menerima; pikiran, kita punya pikiran; tindakan, kita punya tindakan; kesadaran, kita memiliki Buddhata yang terdapat dalam kesadaran yang dalam. Rupa, perasaan, pikiran, tindakan, dan kesadaran, kita tidak boleh meremehkan kelimanya, termasuk tidak meremehkan diri kita ini. Oleh karena itu, Umat Buddha mengatakan "tidak boleh bunuh diri", karena, kita bunuh diri berarti membunuh Buddhata sendiri, kita tidak bisa mencapai kebuddhaan. Kita melatih diri dan mencapai kebuddhaan dengan tubuh kita, juga tidak boleh mengabaikan sunyata, karena sunyata mendekati Buddhata, sunyata sama dengan Buddhata, orang yang mencapai pencerahan baru tahu apa itu sunyata. Oleh karena itu, jangan mengabaikan sunyata, juga jangan meremehkan diri sendiri.
Berteman dengan orang yang tidak bermoral. Pepatah China mengatakan, "Dekat dengan cinnabar akan menjadi merah, dekat dengan tinta akan menjadi hitam", Anda terlalu dekat tinta, seperti saya melukis lukisan China, dekat air tinta, pakaian pun terkena noda hitam, dekat tinta akan hitam. Dekat cinnabar akan merah, dengan kata lain, kita bersama yang merah, kita akan menjadi merah.
Ada sebuah pepatah yang sangat baik: budaya tempayan kimchi Orang Korea, semua sayuran dimasukkan, begitu masuk ke tempayan kimchi, kimchi yang keluar menjadi satu rasa; sayur apapun, yang keluar dari tempayan kimchi, semua rasa kimchi, walaupun tidak jauh beda, semua menjadi kimchi. Kita tidak boleh tercemar oleh tempayan besar masyarakat, jangan dekat dengan orang yang tidak bermoral, seperti penjudi, kita sering dekat dengannya, suatu hari, kita akan tercemar judi; bahkan yang lebih tidak baik lagi, seperti narkoba, kita bersama pemakai narkoba, barangkali kita akan tercemar, kelak juga menjadi pemakai narkoba. Kita semua tahu teori ini.
Oleh karena itu, kita harus mendekati orang suci, jangan mendekati orang yang tidak bermoral, ini juga sebuah sila. Ada sebuah pertanyaan, permen candy itu jantan atau betina? Seketika sulit dijawab, jawabannya adalah: permen itu betina, karena permen bisa melahirkan semut. Bagus! Benar jawabannya! Dekat dengan tinta akan menjadi hitam! Kita taruh sebutir permen di sini, semut pun datang, prinsipnya memang begitu.
Merusak keyakinan sadhaka. Orang lain meyakini True Buddha School Zhenfo Zong, Anda berkata, "Aduh! Jangan! Jangan! Lebih baik meninggalkan Zhenfo Zong." Atau orang lain meyakini Dharma Drum Mountain, "Jangan! Jangan! Meyakini Tzu Chi lebih baik." Atau mengatakan "Tzu Chi hanya berbuat kebajikan, sebagian dari Buddhadharma saja, jangan! Jangan! Anda lebih baik ke Fo Guang Shan." Inilah merusak keyakinan sadhaka. Apa yang dapat dilakukan orang lain, apa yang suka dilakukan orang lain, ia memiliki keyakinannya, jangan merusaknya. Atau meyakini Tantra, Anda berkata, "Jangan! Jangan! Tantra bukan sabda Sang Buddha, tetapi disabdakan oleh Buddha lain." Buddha lain juga Buddha! Jadi, sama saja, Eksoterik juga sama. Oleh karena itu, jangan menghancurkan keyakinan sadhaka.
Saya paling takut sebuah pernyataan, "Mahaguru! Anda harus percaya pada saya, saya selamanya siswa Zhenfo Zong, saya selamanya siswa Mahaguru." Saya paling takut dengan orang yang melontarkan pernyataan ini. Akhirnya, yang meninggalkan dan balik mengecam adalah dia, ini benar-benar anicca! Kita sebagai orang yang belajar Buddha harus memahami anicca, karena bisa berubah! "Saya selamanya tidak akan mengkhianati Mahaguru", "Anda selamanya adalah guru akar saya" "Mahaguru harus percaya pada saya", alhasil yang mengucapkan bualan ini, sudah kabur, bahkan menarik banyak orang ikut dengannya. Lihatlah! Kadang-kadang manusia bisa berubah. Itu sebabnya, biasanya jaksa tidak suka saksi hidup, hakim suka barang bukti, barang bukti adalah bukti nyata, ia tidak akan asal bicara. Namun, manusia akan asal bicara, seperti mengingkari ikrar sendiri. Kita sendiri tidak memegang ikrar sendiri itu tidak benar, kita telah berikrar, kita harus pegang. Lihatlah, banyak orang tidak memegang ikrar. Bukankah pendeta bertanya, "Apakah Anda mencintai istri Anda?" "Apakah Anda mencintai kekasih Anda?" Si pria tentu menjawab, "Ya." "Apakah Anda mencintai kekasih Anda yang sekarang?" Dua sejoli ingin menikah! "Apakah Anda mencintainya?" Mereka berdua menjawab, "Ya." "Di hadapan Tuhan tidak boleh berbohong", namun, akhirnya tetap bercerai, mengingkari janji. Tingkat perceraian sekarang sangat tinggi! Saat itu, saat menikah di gereja atau di vihara, semua mengingkari janji, mengapa bisa demikian? Karena hati manusia bisa berubah. Kita telah meyakini Tantra, telah bersarana pada Mulacarya, Anda harus memegang ikrar sendiri, bahkan tidak boleh mengecam wanita. Tantra tidak memperkenankan mengecam wanita, karena di dalam Tantra, wanita sangat penting.
Lelucon ini tidak ada hubungan dengan ikrar, namun, ada hubungan dengan hukum karma. Suatu hari, ketika suami sedang mengajar, melihat di luar turun salju, melihat kondisi tersebut timbul perasaan, lalu membacakan, "Langit turun salju tidak turun hujan, salju jatuh ke tanah menjadi hujan, perubahan demikian sangat merepotkan, lebih baik dari awal turun hujan saja." Setelah murid mendengar, lalu membacakan, "Guru makan nasi tidak makan kotoran, nasi sampai ke perut berubah menjadi kotoran, perubahan demikian sangat merepotkan, lebih baik dari awal makan kotoran saja." Maksud saya adalah hati manusia bisa berubah, hati manusia benar-benar berubah-ubah. Oleh karena itu, ketika jaksa bertanya pada saksi, hari ini mengatakan "ya", besok mengatakan "tidak", lusa mengatakan "ya" lagi, terakhir mengatakan "tidak", saat vonis mau dijatuhkan, malah mengatakan "ya", tadinya mengatakan "ya", sekarang mengatakan "tidak". Mulut manusia tidak bisa dipercaya, hati juga bisa berubah, tidak boleh terlalu percaya mulut manusia. Sungguh! Oleh karena itu, yang paling disukai jaksa adalah barang bukti, ia tidak akan berubah. Jangan terlalu percaya mulut wanita, juga jangan terlalu percaya mulut pria. Kenyataannya seperti itu, di dalam Tantra, ada sebuah sila seperti demikian: "Harus memegang ikrar sendiri", "tidak diperkenankan mengecam wanita". Saya pernah membaca sebuah pepatah, "Wanita adalah orang yang berbakat berbohong", ditulis oleh seorang yang berpendidikan. Ia tidak menulis "pria adalah orang yang berbakat berbohong". Saya bahkan pernah membaca novel Jinyong, ibu berkata pada Zhang Wuji, "Jangan percaya wanita cantik, semakin cantik wanita itu, semakin pintar berbohong." Filsuf mulia juga menulis "wanita adalah orang berbakat berbohong". Selain itu, masih ada Orang Jepang, Tokugaya Ieyasu, Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi, ketiganya seperti 3 Kerajaan di China, Tokugaya Ieyasu akhirnya memperoleh kemenangan, kalimat pertama dalam suratnya, "Jangan dengarkan ucapan wanita." Jangan dengarkan ucapan wanita. Kalau tidak percaya, Anda pergi ke lantai tertinggi Tenshukaku di Osaka, Jepang, buka kalimat pertama di surat Tokugaya Ieyasu, bacalah, "Jangan dengarkan ucapan wanita". Aduh? Tokugaya Ieyasu mengecam wanita, tidak benar! Kaisar Jepang juga melontarkan satu pernyataan, "Wanita tidak boleh mencampuri urusan kerajaan." Begitu mencampuri urusan kerajaan, maka kacau balau, ini juga mengecam wanita! Ini tidak diperbolehkan di dalam Tantra. Sudah menjelaskan satu jam, baru menjelaskan sampai "Menaati 14 Kemunduran Dasar Tantrayana"! Selebihnya dibaca saja.
Kedua, menaati sila dasar, sila dasar Kalacakra ada 18 butir. "Memuji diri sendiri dan mengecam orang lain", memuji diri sendiri, namun menjelekkan orang lain, mengatakan diri sendiri paling baik. "Tidak berdana Buddhadharma dan materi", orang kaya pelit, tidak sudi berdana materi, orang miskin, bahkan Buddhadharma pun tidak mau berdana, ini melanggar sila. Buddhadharma harus disebarluaskan, kita harus berdana Buddhadharma. "Tidak sudi memaafkan orang yang memohon pertobatan", ini juga tidak benar, orang lain memohon pertobatan, kita harus memaafkan, ini adalah salah satu dari menghindari sila dasar. "Mengabaikan Mahayana untuk belajar Theravada", tidak baik, tetap harus belajar Mahayana. "Mencuri barang Triratna", ada lagi, kita mesti "berdana Buddhadharma", "tidak boleh mencuri pakaian bhiksu/ni", tidak boleh mencuri pakaian dan topi bhiksu/ni. "Menaati 5 perbuatan durhaka", 5 perbuatan durhaka sangat berat, membunuh ayah, membunuh ibu, membunuh arahat, melukai tubuh Buddha hingga berdarah, memecah belah sangha, kita ada 500 orang bhiksu, sekarang bertambah 1 orang, menjadi 501 bhiksu, kita memecah belah mereka, sehingga mereka berubah menjadi beberapa aliran, tidak boleh. Ini adalah 5 perbuatan durhaka, dosanya sangat berat. Membunuh ayah, membunuh ibu, membunuh arahat, melukai tubuh Buddha hingga berdarah, memecah belah Sangha, semua ini adalah 5 perbuatan durhaka. "Tidak diperkenankan ada pandangan sesat", kita ada pandangan sesat, pandangan yang tidak benar, itu tidak diperkenankan.
"Merusak dan tidak memperbaiki". Kita telah merusaknya, kita tidak mencari jalan untuk memperbaikinya, ini juga melanggar sila, karena telah merusak, harus segera memperbaiki. "Mengungkapkan sunyata" atau mengutarakan memahami hati dan menyaksikan Buddhata, ini tidak diperkenankan. "Membuat orang mengabaikan sila", membiarkan orang tidak menaati sila, "Sila! Semua sama, setelah meninggal dunia, semua sama! Tidak usah mempedulikan sila! Setelah mati, semua orang adalah sama." Pernyataan seperti ini adalah pandangan sesat, sebenarnya beda, kemudian menyuruh orang mengabaikan sila. "Mengecam Theravada", Theravada juga tidak boleh dikecam, karena Theravada khusus bicara tentang Sila, merupakan dasar Agama Buddha, tidak boleh dikecam. "Mengaku telah mencapai keberhasilan padahal belum", Anda tidak mencapai kebuddhaan, tidak memahami hati dan menyaksikan Buddhata, tetapi Anda malah mengatakan Anda telah memahami hati dan menyaksikan Buddhata, ini tidak boleh. "Menerima materi yang tidak layak", uang yang dicuri oleh maling, saya bagi Anda sedikit, Anda mengatakan itu hasil curian, saya ambil sedikit, ini juga menerima materi yang tidak layak, juga tidak boleh. "Meremehkan ritual", kita terlalu meremehkan semua tatacara dan semua sila, semua ini tidak diperkenankan. "mengabaikan kebaikan orang lain", Anda hanya mementingkan diri sendiri dan mengabaikan kebaikan orang lain, sebenarnya Bodhisattva lebih mementingkan orang lain, diri sendiri berkorban tidak apa-apa. Anda hanya mementingkan diri sendiri, kemudian mengabaikan orang lain, ini tidak boleh. Ada sebuah kapal hampir tenggelam, kapten kapal berkata, "Siapa yang bisa berdoa?" Salah satunya berkata, "Saya yakin pada Tuhan, saya bisa berdoa." "Di atas kapal ada 36 orang, namun hanya ada 35 buah pelampung, karena Anda bisa berdoa, Anda tinggal saja di atas kapal." Setiap orang mengambil pelampung dan turun, karena hanya orang itu mengatakan ia bisa berdoa! Jadi, tinggal di atas kapal. Sebenarnya, tidak boleh mengabaikannya. Menjadi seorang kapten seharusnya melindungi kapal ini, kapten kapal akan memberikan pelampung kepada orang yang bisa berdoa itu. Tentu saja, semua orang ambil pelampung dan pergi menyelamatkan diri, hanya kapten kapal mengorbankan nyawa sendiri, ini barulah Bodhisattva. Itu sebabnya, tidak boleh "mengabaikan kebaikan orang lain".
Ketiga, "Aturan 25 jenis perilaku". Banyak sekali, jelaskan lebih cepat. "Lima kejahatan terbesar", membunuh, mencuri, berzinah, berbohong, mabuk-mabukan. "5 kejahatan sedang", satu adalah berjudi, makan daging tidak bersih dan lima jenis pembunuhan, lima jenis pembunuhan termasuk membunuh anak-anak, wanita, pria, merusak tubuh, ucapan, dan pikiran orang lain, sebenarnya di antara 5 kejahatan besar termasuk membunuh anak-anak, membunuh wanita, membunuh pria, "lima kejahatan sedang", satu adalah berjudi, makan daging tidak bersih. Selain itu, merusak tubuh, ucapan, dan pikiran orang lain, Tantra bicara tentang tubuh, ucapan, dan pikiran, merusak tubuh orang lain, menjelekkan tubuh orang lain, menjelekkan orang lain lewat ucapan, menjelekkan pikiran orang lain, inilah merusak tubuh, ucapan, dan pikiran. "Berjudi, makan daging tidak bersih", apa yang dimaksud "daging tidak bersih"? Hari ini di hotel, kita makan blood darah, itu tidak bersih. Di dalam Tantra, darah itu tidak bersih. Hari ini, Acarya Lianning sudah makan, saya sempat melihat, itu tergolong 5 kejahatan sedang, boleh diperbaiki. Karena hanya makan hari ini saja, tidak sering. Di dalam sila ada sila makan daging tidak bersih, juga tidak boleh, membunuh sendiri juga tidak boleh. Kita tidak melihat pembunuhan, tidak mendengarkan pembunuhan, bukan dibunuh untuk kita, ini boleh, ini disebut 3 jenis daging bersih. Daging tidak bersih adalah membunuh sendiri, mendengarkan pembunuhan, dibunuh untuk kita, ini tidak baik. Begitulah sila. Ada lagi "5 kejahatan kecil", lima jenis kejahatan yang lebih kecil. Kita tidak percaya Buddhadharma, boleh! Percaya Kristen, percaya Katolik, percaya lebih baik daripada tidak percaya sama sekali, tidak percaya Buddhadharma tergolong kejahatan kecil. Kita marah, juga tidak boleh, tiba-tiba kita sangat marah, murka, tidak boleh, ini tergolong kejahatan kecil, tidak boleh marah. Marah mencakup siapa saja? Marah pada teman, marah pada pimpinan, marah kepada agama, tidak percaya Buddhadharma, bahkan menipu, ini sering ada, ini tergolong kejahatan kecil. Menipu bisa dilakukan banyak orang. Selain itu, ada lagi kemelekatan 5 jenis hasrat, apa saja kemelekatan kita? Melekat pada rupa, itulah hasrat; melekat pada suara yang merdu, itulah hasrat; melekat pada wewangian, itulah hasrat; melekat pada rasa, itulah hasrat; melekat pada sentuhan, itulah hasrat. Sentuhan adalah touch, smell wangi, rupa, suara, rasa, sentuhan, kemelekatan lima macam hasrat, semua ini tidak baik, tergolong kejahatan kecil!
"Menaati Sila Awal", "menggunakan mudra yang tidak memenuhi kriteria". Mudra di dalam Tantra sangat dalam, sangat penting. Mudra itu sendiri mesti dibentuk saat tubuh kita ada keharuman, ini seperti kemelekatan, namun, mudra yang tidak layak, ini kelak akan dijelaskan pada kalian, ini lebih dalam. "Tidak ada pilihan, maka melatih konsentrasi", berkonsentrasi itu sangat sulit, itulah dhyana. Kita mesti setahap demi setahap, tidak bisa sekali langsung konsentrasi. "Bukan Dharmayudam, Anda mengajarinya Anuttara Tantra", ini juga tidak boleh. "Bertengkar selama upacara". Dua orang bertengkar selama upacara! Pukul! Perilaku yang tidak layak, ini adalah sila awal. "Memudarkan keyakinan orang yang memiliki keyakinan lewat menjawab pertanyaannya." Terhadap orang yang memiliki keyakinan, jawaban Anda sebagai seorang acarya membuatnya kehilangan keyakinan. Yang namanya menyeberangkan insan, kita menyeberangkan insan, ada sebagian acarya bicara memudarkan keyakinan seorang siswa, ini adalah menghalangi insan, tidak boleh. "Tidak boleh menginap genap 7 hari di rumah sadhaka Theravada." Anda tidak boleh menginap di rumah Theravada genap 7 hari, dengan kata lain, kita mendekati Theravada, dipengaruhi olehnya, kita pun berubah menjadi Theravada. "Menyamar menjadi yogi yang melatih prana". Kita tidak tiap hari melatih qigong, kita malah mengatakan, "Saya adalah yogi yang melatih prana." Yogi itu melatih prana, kita menyamar menjadi yogi, juga sama sekali tidak melatih pernapasan botol, menyamar sering melatih pernapasan botol, ini tidak boleh. "Terhadap orang yang tidak yakin Buddhadharma, berceramah Dharma Tantra yang luar biasa", ia bahkan tidak percaya Dharma Tantra, kita berceramah Dharma Tantra yang dalam kepadanya, ini tidak benar. "Saat melatih diri, tidak sepenuhnya manunggal atau mendekati manunggal". Butir yang satu ini sangat sulit dijelaskan. Setiap kali kita bersadhana, setiap kali harus mendekati Buddha, mendekati Dharma, mendekati Sangha, mendekati Bodhisattva, mendekati yidam kita, mendekati Dharmapala kita, mendekati guru kita, setiap kali bersadhana harus mendekati, bahkan manunggal. Jika saat kita bersadhana, tidak sepenuhnya manunggal, mendekati juga boleh, manunggal juga boleh. Jika kita jauh dari guru kita, jauh dari yidam kita, jauh dari Dharmapala kita, semua tidak memenuhi kriteria, tidak boleh. Ini tergolong sila awal.
Kelima, "melindungi kebijaksanaan". Dengan kata lain, melindungi prajna. "Tidak memaki, berbuat jahat". Tidak boleh memarahi orang, terhadap perilaku yang tidak baik, juga tidak boleh asal marah, sadhaka tidak boleh sembarangan memarahi orang. "Tidak boleh mengecam wanita", hanya boleh memuji wanita. "Dalam perilaku apapun, jangan melupakan pandangan benar". Tidak boleh melupakan pandangan benar. Ada "hiburan yang tidak berubah", hati kita yang bahagia selamanya tidak berubah. "Sadhana luar, sadhana dalam" sangat penting, tidak boleh hanya mementingkan sadhana luar, juga tidak boleh hanya mementingkan sadhana dalam. Ini adalah Dharma Tantra yang dalam, segalanya bersih, selamanya berpegang pada Bodhicitta, orang yang melanggar harus bertobat dan memurnikan diri, mengembalikan kesucian diri, kembali menerima sila, atau memohon pemberkatan mulacarya.
Dibaca sangat cepat, sebentar saja sudah habis dibaca. Seorang pria mengirim sms romantis kepada kekasihnya, "Apa yang sedang kamu lakukan? Apakah sedang bermimpi? Kirimkan mimpimu padaku." Nada yang sangat romantis. "Apakah sedang tertawa? Kirimkan tawamu padaku. Apakah sedang menangis? Kirimkan air matamu padaku, supaya air matamu sedih bersamaku." Balasan sms dari sang kekasih, "Saya sedang buang air besar." Kekasihnya sangat jujur! Orang yang sangat jujur, orang yang jujur harus memegang janji, tidak boleh menipu. Jika kekasih itu mengirim sebuah sms kepadanya, "Saya sedang merindukanmu." Sebenarnya, ia sedang buang air besar, jika menulis "saya sedang merindukanmu", itu menipu, wanita paling pintar menipu, tidak boleh.
Guru sedang mengisikan formulir untuk seorang murid SD, ia bertanya pada si murid, "Apa pekerjaan ayahmu?" Murid SD sangat bangga menjawab, "Ayah saya adalah walikota." Guru terkejut, "Putra walikota menjadi murid saya?" Guru pun bertanya, "Walikota mana?" Murid SD menjawab, "Saat saya masuk TK, ayah saya tidak pernah membelikan saya mainan, bisa hemat ya hemat. Tante-tante mengatakan ayah saya adalah ahli berhemat, belakangan nama samarannya adalah ahli berhemat." (catatan penerjemah: walikota bahasa mandarinnya Sheng Zhang, kata Sheng bisa berarti kota, juga bisa berarti hemat; kata Zhang bisa berarti ketua, juga bisa berarti ahli, kata Sheng Zhang berarti walikota, homofon dengan ahli berhemat) Ini masuk akal. Seorang pak tua hidung belang telah meninggal dunia, anaknya membuatkan dua sosok wanita kertas untuk dikuburkan bersamanya, karena mau mencari yang murah, kertasnya tidak dilem dengan baik. Tak lama kemudian, si pak tua masuk ke dalam mimpi putranya, "Kamu ini anak yang pelit, nona itu berpenyakit kulit." Di sini menyebutkan tentang mudra, mudra di dalam Tantra sangat penting, tidak boleh berpenyakit kulit, tidak boleh menebarkan bau busuk, kelima indera harus sempurna, tubuh sangat bagus, sangat indah, berjalan, berdiam, duduk, berbaring, harus sesuai dengan standar Tantra.
Hari ini kita mengulas sila Kalacakra, karena masalah waktu, tadinya saya mau terus mengulas, tadinya pengulasan akan memakan waktu yang lama, setiap butir akan diulas lama, setiap butir harus dijelaskan secara detil, karena masalah waktu, jadi, sekian untuk hari ini. Om Mani Padme Hum.
來源:True Buddha Temple