2013-05-11 Hevajra adalah Cintamani
Intisari Ceramah Dharma Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Trimula Puja Buddha Amitayus Tanggal 11 Mei 2013 di Taiwan Lei Tsang Temple
Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, umat se-Dharma di internet, beserta tamu agung kita hari ini, Sekjen Pemerintah Provinsi Taiwan Zheng Peifu, Akademisi dari Academy of Sinica Prof. Hsi-yi Chu dan istri Ibu Chen Wenwen, Walikota Nantou County Bpk. Hong Guohao, ketua markas partai DPP di Kota Tainan Bpk. Tsai Wang Quan, mantan legislator Bpk. Tang Huosheng, anggota parlemen perwakilan Bpk. Cai Qichang, Nona Chen Huimei, anggota DPR dari Medan, Sumatera Utara, Indonesia Nona Chen Lili, kepala Sun Yat Sen Medical University Hospital bagian bedah plastik dr. Zheng Senlong, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Nasional Cheng Kung, Prof. Dr. Wang Li, Universitas Nasional Chung Cheng bermotor Distinguished Prof. Dr. Wang Jinxian dan istri Ibu Lin Shizhen, National Chung Hsing University, Jurusan Teknik Elektro Dr. Yang Caocheng, Nasional Yunlin Universitas Sains dan Teknologi, Profesor Dr. Wang Yaozhun, Universitas Nasional Yilan Jurusan Teknik Lingkungan, Prof. Dr. Qiu Yingzhi, Nasional Yilan University, Prof. Dr Lin Xiuju Electronics, Nasional Taiwan Sport University, Departemen Pendidikan Jasmani Asisten Profesor Dr Gao Mingfeng, Pingtung Tajen Universitas Ajun Asisten Profesor Ye Shuwen Pendidikan Dokter, Universitas Kedokteran China peneliti Katherine Hung-yee, Northwestern University berenang Jiang Cheng Ph.D., Beijing Institute of Chinese Medicine Shen, MD, Taichung Jade Palace Ketua saudara Fang Honglin dan Abbas Caibi sebagai adik magang senior, Guru Chung Cheng Institute dari University of senior mantan Associate Professor dan Kepala Departemen Survei Teknik, Profesor Shen Xie Cina, Zhu Jinshui Guru sekelas kuliah dan istrinya Nona Chen Zexia, siswa Guru universitas dan Mrs Yang Shumei Cai Mingying Ms Guru universitas saudara Wu Bingxian, Zong Liang Otoritas Penasehat Hukum pengacara Lo Riliang, Huang Yueqin pengacara, nama presenter Tai Chi-yuen, penyanyi terkenal Bpk. Xin Long, Xiong Wen Tang Malaysia ketua generasi ke-23 Sdri. Lian Ao dan ketua generasi ke-25 Sdr. Zheng Hui, sutradara teater "San Jie Qi Yuan" Sdr. Huang Dewei (Ashui), sutradara gambar Sdr. Lijia Hong, aktris Nona Xiong Kangru, penata rambut Nona. Hong Meijuan, Komisaris Budaya Daden Indonesia Bpk. Zeng Yaoquan, pengusaha terkenal Indonesia Bpk. Kang Qingzhan, pengusaha terkenal Indonesia Ibu Fang Shiqiong, pengusaha terkenal Hong Kong Bpk. Lei Fengyi dan nyonya Ibu Zeng Meiting, komisaris Banquet Restaurant, Taichung, Bpk. Liao Kaimin, GM Nona Huang Miaoqin, produser Gei Ni Dian Shang Xin Deng CTI Sdri. Xu Yaqi, produser Sutra Altar Patriak VI dan Lam Rim Chenmo Tantra Acarya Lianyue dan pembawa acara Sdri. Lin Peijun, my sister Ibu Sheng-mei Lu.
Sekarang, ada beberapa hal mengenai Dharmabakti yang mau disampaikan, silahkan berdiri (hadirin tepuk tangan), dia adalah Xu Yuan, dia adalah Rinpoche pertama yang Mahaguru akui. (Hadirin tepuk tangan meriah) Ayahnya adalah Bpk. Xu Fengchun, ibunya adalah Ibu Lan Suzhu, mereka melahirkan Xu Yuan. Awalnya, keluarga mereka hanya ada dua orang putri, tidak ada putra, mereka memohon pada Mahaguru, Mahaguru berkata, "Ada." Mereka pun memiliki putra. Ibu Lan Suzhu melihat Bodhisattva Ksitigarbha di atas altar mandala memasuki tubuhnya, kemudian ia pun melahirkan Xu Yuan Rinpoche.
Ia sendiri adalah titisan dari Bodhisattva Ksitigarbha, Mahaguru juga mengakui, ia memiliki mata batin pembawaan lahir, dapat mengamati seluruh insan 6 alam kehidupan. Bahasa Sansekerta dari Bodhisattva Di Zang Wang adalah Ksitigarbha. Mahaguru memberikannya nama Dharma "Ksiti Rinpoche", nama lengkapnya adalah Thubten Ksitigarbha, yaitu nama dari Bodhisattva Ksitigarbha, Ksitigarbha adalah Bodhisattva Di Zang Wang. Tolong turunkan topinya, mari kita lihat matanya, mata Buddha, hidungnya adalah hidung Buddha, mulutnya adalah mulut Buddha, telinganya adalah telinga Buddha, sangat agung. Saat ini, ia hanya berumur 9 tahun, duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 3. Ia memiliki rupa yang agung, di jarinya terdapat mata kebijaksanaan, (Mahaguru berkata pada Thubten Ksiti, ini adalah mata kebijaksanaan, kelak kamu harus katakan pada orang, ini adalah mata kebijaksanaanmu.) Tangannya terdapat mata kebijaksanaan, tangannya juga terdapat sebuah bahtera Dharma, bahtera Dharma artinya kelak harus menyeberangkan insan. Di dalam tangannya benar-benar terdapat sebuah bahtera, ditakdirkan kelak harus menyeberangkan insan. Saya berharap ayah dan ibunya, selain menyekolahkannya di sekolah umum, juga harus mengajarinya belajar Sutra, dan seluruh tatacara sadhana Tantra, ia harus belajar semua, agar memudahkan saat Mahaguru transmisi sadhana kepadanya, dan menjadikannya Thubten Ksiti yang benar-benar membabarkan Dharma. Ia adalah titisan dari Bodhisattva Ksitigarbha, Bodhisattva Ksitigarbha memasuki tubuh Lan Suzhu, melahirkan Xu Yuan, sayalah yang memberikan kata "Yuan" ini, yakni kembali ke Buddhata asal. Ia beda dengan orang lain, seorang anak berumur 9 tahun, sudah mengerti banyak Sutra, mantra, dan mudra. Ia mengamati dengan mata batinnya, bisa melihat karma 3 kehidupan manusia. Sekarang, Mahaguru memakaikan mahkota Dharma padanya, secara resmi mengakui Xu Yuan adalah Rinpoche masa depan. (Hadirin tepuk tangan meriah) Terima kasih semuanya, silahkan duduk.
Hari ini kita mengadakan Trimula Puja Buddha Amitayus, hari ini juga sangat luar biasa, acara sangat menarik. Di sini, saya berharap setiap dari kita bisa mendapatkan abhiseka arus Dharma dari Buddha Amitayus, setiap dari kita dapat sehat dan panjang umur, semoga Buddha Amitayus sangat mencintai kita, Buddha Amitayus mencintai insan, insan mencintai Buddha Amitayus.
Penyanyi terkenal Bpk. Xin Long menggelar stand di sana, menjual albumnya, albumnya berjudul "Saya Cinta". Minggu lalu, saya bertanya, "Saya Cinta", siapa yang kamu cintai? Ia menjawab, "Saya cinta Mahaguru." Jawabnya sangat gesit, cepat dan bijak, "Saya cinta Mahaguru". Sebenarnya, saya tahu siapa yang dicintainya. Tentu saja, Anda juga cinta Mahaguru! Bicara tentang cinta, Buddha Amitayus mencintai insan. Mahaguru juga sama mencintai insan, nanti, kalian boleh membeli cd albumnya, cd albumnya berjudul "Saya Cinta", kita dengar lagunya lewat cd nya, maka tahu siapa yang sebenarnya dicintainya.
Saya bacakan sekali Bab ke-11 Hevajra "10 Transmisi Hevajra" ke-10 dan ke-11.
"Kesembilan, Hevajra dapat memuaskan semua hasrat, lewat mandala tubuhnya, (yakni mandala tubuh sendiri), bisa mendapatkan mahasukha, terang, tubuh maya, sunyata, 5 prajna, 5 Buddha, dan 5 pahala."
Jika semua ini dijelaskan sangat lama. "Bagaikan "Cintamani", semua keberhasilan dari semua final, juga dapat diperoleh secara nyata. Ini adalah transmisi sesuai kehendak." Kesepuluh, Hevajra adalah transmisi menitik emas." Apa yang dimaksud transmisi "menitik emas"? "Tubuh kita ibarat sampah", tubuh manusia seperti sampah, "bertumpuk barang rongsokan." Termasuk yang kita pikirkan, makan, gunakan, setiap bagian tubuh kita, "jika kita dapat berlatih sungguh-sungguh secara nyata, semua pikiran dan semua sampah di tubuh kita, semua dapat berubah menjadi emas." Sehingga disebut "menitik emas", oleh sebab itu, Hevajra adalah transmisi menitik emas." "Semua samadhi dapat berhasil, prana-nadi-bindu dapat mencapai keberhasilan trikaya dari Dharmakaya, Sambhogakaya, dan Nirmanakaya."
"Lima racun berubah menjadi 5 kebijaksanaan", apa yang dimaksud "lima racun"? Yakni loba, dosa, moha, keraguan, dan kesombongan, kita ubah 7 perasaan dan 6 hasrat dalam tubuh kita berubah menjadi 5 macam kebijaksanaan Tathagata. "Ini adalah transmisi Hevajra yang luar biasa dan tiada tara, semua terjadi secara alami, demikianlah Dharma pada dasarnya." Dengan kata lain, Anda pada dasarnya adalah Buddhata, setelah kekotoran dalam tubuh Anda dari batu dititik menjadi emas, Anda pun dapat mencapai keberhasilan trikaya dari Dharmakaya, Sambhogakaya, dan Nirmanakaya, semua dapat berhasil. Oleh karena itu, transmisi Hevajra, sangat luar biasa. (Hadirin tepuk tangan)
Saya sering menggunakan lelucon untuk membimbing insan, agar mereka dituntun memasuki Buddhadharma. Setelah kita tekuni, transmisi Hevajra, juga menyempurnakan segalanya, kita dapat mencapai kebuddhaan dan kesucian, bahkan kita dapat memperoleh mahasukha, terang, tubuh maya melalui altar mandala tubuh kita, dan mencapai Buddhata. Ada sebuah lelucon, ada seorang pengemis mengemis pada keluarga pelit, pengemis berkata, "Mohon berikan saya sepotong kecil daging montok, keju, atau susu." Si pelit berkata, "Saya tidak punya." Pengemis bertanya, "Roti juga boleh, jika tidak ada roti, pecahan roti juga boleh." Si pelit berkata, "Juga tidak ada." Pengemis bertanya, "Berikan saya seteguk air! Sebotol air mineral!" Si pelit berkata, "Keluarga kita bahkan sebotol air mineral pun tidak ada." Pengemis marah, "Mengapa Anda masih duduk di rumah? Cepat ikut saya mengemis makanan." Ketahuilah, Hevajra memiliki segalanya, asalkan kita menekuni sadhana-Nya, kita akan memiliki segalanya, Ia luas tak terhingga, boleh dikatakan Dharmabala tak bertepi. Kita menekuni sadhana-Nya, memohon pada-Nya, menjapa mantra-Nya, menvisualisasikan-Nya, bahkan memasuki samadhi-Nya, membentuk mudra-Nya, apa yang kita butuhkan, Hevajra akan memberikannya. Dunia ini tidak ada kebahagiaan, Ia berikan kebahagiaan pada kita; terang, Ia juga berikan; tubuh maya, Ia juga berikan, yakni tubuh kedua kita, bahkan tubuh yang tak terhingga, bahkan Buddhata yang tertingi, Ia juga berikan pada kita; 5 jenis kebijaksanaan, kebijaksanaan 5 Buddha, 5 jenis pahala, Ia juga bisa berikan pada kita. Hevajra sangat luas tak terhingga, Ia adalah pemberi, tidak seperti si pelit, apapun tidak ada. Ia ibarat Cintamani, semua keberhasilan dari final, juga dapat benar-benar memperoleh, ini adalah transmisi "sesuai kehendak"." Saya menyatakan bahwa diri saya sendiri memperoleh mahasukha, sebenarnya, hati saya sendiri juga dapat melihat terang; saya sendiri juga dapat menjelmakan semua tubuh maya untuk menyeberangkan semua insan; saya memahami Buddhata sendiri, menyaksikan Buddhata sejati diri sendiri. Ketika saya sendiri berbuat salah, Yidam Yaochi Jinmu pun muncul, ia akan berkata pada saya, "Anda sudah kalah dengan Mara, Anda sudah kalah." Ia juga katakan pada saya, kemudian diluruskan kembali. Yang namanya memahami hati dan menyaksikan Buddhata, kelak bagaimana harus melatih diri? Sebenarnya, masih perlu menekuni Sadparamita, berdana, menaati sila, bersabar, tekun, kebijaksanaan, dan samadhi. Setelah kita memahami hati dan menyaksikan Buddhata, namun, tetap mengapa harus tetap menekuni Sadparamita? Menekuni Sadparamita adalah menjaga agar memahami hati dan menyaksikan Buddhata kita tidak akan hilang. Ada orang mengatakan bahwa setelah memahami hati dan menyaksikan Buddhata, tidak perlu melatih diri lagi; jika tidak perlu melatih diri lagi, pada akhirnya, bahkan memahami hati pun Anda telah lupa, apa yang Anda lakukan tidak tergolong kondisi memahami hati. Anda menyaksikan Buddhata, namun, hati Anda masih ada kebencian, amarah, ada keserakahan, kemarahan, dan kebodohan, masih ada. Jadi, Anda mesti mempertahankan kondisi memahami hati Anda, bahkan kondisi menyaksikan Buddhata yang Anda saksikan, jika mau mempertahankan kondisi memahami hati dan menyaksikan Buddhata Anda, maka harus melatih diri berdasarkan cara Sadparamita.
Ada dua anak kecil sedang mengobrol, "Konon keluarga kalian, setiap orang punya keahlian dalam bidang musik." Seorang anak kecil berkata, "Benar! Ayah saya pemain drum, ibu saya pelatih vokal, kakak perempuan saya pemain piano, adik laki-laki saya pemain biola." "Lalu, apa keahlian kamu?" "Keahlian saya adalah bersabar." Sadhaka paling penting adalah bersabar, namun, bersabar itu sangat sulit. Semua orang berpikir, di atas kata "sabar" terdapat sebilah pisau, sangat menderita. Namun, tetap harus bersabar, tidak mampu bersabar, Anda pun melanggar Sila, Anda pun kalah, bagaimana pun, Anda harus bersabar. Namun, mengapa harus bersabar? Bukankah Anda telah memahami hati? Memahami hati harus bersabar, tidak mampu bersabar, tidak disebut memahami hati.
Jika Anda masih memiliki keserakahan, kemarahan, kebodohan, keraguan, dan kesombongan, masih ada amarah, masih ada kebencian, masih ada emosi negatif, kalau begitu, Anda sama sekali belum memahami hati, Anda tidak menyaksikan Buddhata. Namun, ketika Anda memahami hati dan menyaksikan Buddhata, Anda akan lupa bahwa Anda telah menjadi seorang yang memahami hati dan menyaksikan Buddhata, Anda tidak dapat bersabar, Anda pun kalah. Oleh sebab itu, Anda harus menyelamatkan diri Anda lewat Sadparamita, Anda masih harus bersabar, dan bersabar itu paling sulit. Anda harus bersabar, mengapa harus bersabar? Karena Anda memahami hati! Karena Anda menyaksikan Buddhata! Jika, hati Anda masih ada kebencian, artinya Anda belum memahami hati dan menyaksikan Buddhata. Orang yang memahami hati dan menyaksikan Buddhata tidak akan membandingkan, setara dan tidak ada perbedaan. Karena setara dan tidak ada perbedaan, masih ada hati yang membeda-bedakan? Apa itu bersabar? Namun, pada saat itu, Anda telah memahami hati dan menyaksikan Buddhata, bahkan bersabar pun tidak perlu lagi, karena setara dan tidak ada perbedaan, oleh karena itu tidak perlu bersabar. Namun, melatih diri tidak cukup, masih harus bersabar. Mengertikah kalian apa yang saya katakan ini?
Ada seorang murid berkata pada guru, "Guru, saya ingin bertanya sesuatu pada Anda." Guru berkata, "Apa yang ingin Anda tanyakan?" Murid berkata, "Saya tidak tahu bagaimana mengutarakannya." Guru berkata, "Tanya saja, tidak apa-apa." Murid pun berkata, "Guru, Anda tidak perlu malu, Anda pikirkan sendiri, katakan saja dengan lantang, tidak apa-apa. Guru, ketika Anda tidur bersama istri Anda, apa yang Anda lakukan?" Guru ini benar-benar malu, wajahnya menjadi merah. Murid pun berkata, "Anda tidak perlu malu mengutarakannya, kita semua tahu, saat tidur, harus memejamkan mata." Hidup ini sebenarnya sangat alami, dunia manusia pada dasarnya memang alami, kalian jangan anggap hal itu memalukan, tidak boleh diutarakan. Mengapa tidak boleh diutarakan? Boleh diutarakan.
Oleh karena itu, Mahaguru juga mengutarakan Anuttara Yoga Tantra yang terpenting dari Hevajra. Tentu saja, setiap orang akan malu mengutarakannya. Seperti saya bertanya pada Acarya Lianyue, "Anda menyiarkan Lamrim Chenmo sampai Anuttara Yoga Tantra?" Ia berkata, "Aduh! Malu disiarkan." Saya berkata, "Jika Lamrim Chenmo dan Sutra Altar Patriak VI juga sudah selesai disiarkan, lebih baik siarkan Hevajra!" "Ini kurang baik! Malu!" Mengapa malu? Itu sangat alami! Ia juga di jalur yang benar! Benar tidak? Anda juga punya anak! Benar tidak? Ia juga malu menyiarkan Hevajra. terus terang, saat perjamuan, saya berkata padanya, "Anda siarkan saja Hevajra." Ia mengatakan tidak berani, tak disangka ia tidak berani. Itu sesuatu yang alami, suami dan istri adalah sesuatu yang sangat alami. Jika malu, insan juga malu. Namun, apa yang insan lakukan di motel? Banyak orang pergi ke motel, motel makin lama makin banyak dibuka. Di daerah Qiqi, Taichung sana juga banyak motel, seperti saya naik mobil yang disetir Lianya, begitu ke sana, langsung melihat, "Maaf, kamar sudah penuh." Oh, Tuhan! Dua-tiga ratus kamar, di mana-mana "kamar penuh". semua motel penuh, mereka melakukan hal yang tidak akan malu. Sebenarnya malu atau tidak akan malu? Ketika mereka sedang melakukan, tidak akan malu. Saat bicara, malah malu. Kalau begitu, mengapa Anda tidak mengubah apa yang Anda lakukan menjadi Buddhadharma, sah, dan sesuai Dharma, dengan demikian, sesuai dengan apa yang dikatakan Hevajra. Suami istri pada dasarnya adalah sesuatu yang sangat alami, Anda mengubah hal demikian menjadi melatih diri, menjadi Buddhadharma. Apa itu Buddhadharma? Jika Anda mengecam hal yang alami ini, Buddhadharma pun tidak akan sempurna, kesempurnaan Buddhadharma karena apapun adalah Buddhadharma. Saya mengatakan apa yang orang lain tidak berani katakan!
Ada sebuah lelucon! Ada seorang wanita yang tidak punya pendirian, sedang pusing dengan pakaian yang akan dikenakannya untuk menghadiri perjamuan malam, oleh karena itu, ia pun mencari dua temannya untuk bersama-sama diskusi gaun malam apa yang mau dikenakannya malam ini. Seorang teman berkata, "Suami saya beruban, jadi, saya pakai gaun malam berwarna putih, dengan demikian lebih cocok." Teman yang lain berkata, "Saya pikir, saya pakai gaun malam hitam, karena rambut suami saya masih hitam pekat." Wanita ini pun berkata, "Gawat, bagaimana dengan saya?" Wajahnya pucat dan berkata, "Suami saya botak, memangnya, saya menghadiri perjamuan tanpa busana?" Maksud saya adalah, hal duniawi, relatif, ada pria maka ada wanita, ada suka maka ada duka, ada hitam maka ada putih, ada baik maka ada jahat, ada langit maka ada bumi, ada cantik maka ada jelek, ada cinta maka ada benci, segala sesuatu adalah relatif, tidak ada yang mutlak. Hari ini saya mengulas Hevajra, mengulas tentang memahami hati dan menyaksikan Buddhata, memahami hati sangat simpel, saking simpelnya, Anda tidak terpikirkan, karena itu mutlak. Tadinya, memahami hati sangat simpel, Anda harus melatih diri baru dapat menyaksikan Buddhata. Di dalam Hevajra terdapat memahami hati dan menyaksikan Buddhata. Memahami hati sangat simpel, sama halnya dengan mencapai pencerahan, setelah mencapai pencerahan, mulai melatih diri, baru dapat menyaksikan Buddhata. Apa itu mencapai pencerahan? Itu adalah jawaban yang mutlak, tidak ada jawaban kedua. Segala sesuatu di dunia ini adalah relatif, sesuatu yang di luar pikiran Anda. Apa itu mutlak? Walau sangat simpel, Anda harus baca semua kitab Buddhis, belajar banyak Dharma, setelah banyak mengalami, akhirnya Anda akan tercerahkan, "Ternyata demikian." Saat itu, Anda akan mengerti, namun, saya tidak boleh katakan. Karena, begitu dikatakan, hanya satu kata saja, semua orang pun mencapai pencerahan, semua orang memahami hati. Anda harus cari sendiri, Anda cari yang sejati, mutlak, bahkan sangat simpel, namun, Anda tidak sangka, itulah jawabannya. Lelucon barusan tentang kombinasi, putih dikombinasikan dengan putih, hitam dikombinasikan dengan hitam, gundul maka tidak perlu berbusana, cukup langsung pergi.
Hari ini saya mengulas "Hevajra dapat memuaskan segalanya, mahasukha, terang, tubuh maya, sunyata, lima kebijaksanaan, lima Buddha, lima pahala, Anda pun bisa capai, itulah cintamani." Jangan meremehkan Hevajra, Ia adalah cintamani. "Hevajra adalah transmisi menitik emas, semua sampah pada diri kita, yang kita pikirkan, yang kita lakukan, termasuk organ dalam tubuh kita, semua adalah sampah, namun, lewat pembinaan Hevajra, semua sampah ini akan menjadi emas, berubah menjadi yang paling berharga. Bahkan, meditasi pun dapat masuk, keberhasilan prana, nadi, dan bindu pun berubah menjadi Buddha Dharmakaya, Buddha Sambhogakaya, Buddha Nirmanakaya. Kelima racun, keserahakan-kemarahan-kebodohan-keraguan-kesombongan, berubah menjadi 5 macam kebijaksanaan Tathagata, ini adalah transmisi Hevajra yang luar biasa tak terbandingkan, segalanya alami, ternyata Buddhata pada diri kita memang sudah ada." Hanya saja terkontaminasi oleh tubuh jasmani Anda, hasrat dan perasaan Anda, bahkan kelima racun. Asalkan Anda singkirkan semua ini, Buddha pun muncul dengan sendirinya, Anda pun menyaksikan Buddhata. Sekian untuk hari ini, Om Mani Padme Hum.
來源: Taiwan Lei Tsang Temple