2010-12-25 Dharmaraja Liansheng Menerangkan Sutra Altar Patriak VI
Selalu Melihat Kesalahan Sendiri Tidak Membicarakan Kebaikan maupun Keburukan Orang Lain

Intisari Ceramah Dharmaraja Liansheng Pada Upacara Homa Vaisravana Raja Tanggal 25 Desember 2010 di Taiwan Lei Tsang Temple


Kutipan SUTRA ALTAR PATRIAK VI minggu ini, "Orang yang berlindung pada diri sendiri, menyingkirkan hati yang tidak baik, hati cemburu, hati menjilat, hati keakuan, hati kebohongan, hati merendahkan orang lain, hati meremehkan orang lain, hati pandangan sesat, hati kesombongan, dan perbuatan tidak baik pada segala waktu di dalam jati diri, selalu melihat kesalahan diri sendiri, tidak membicarakan kebaikan maupun keburukan orang lain, itulah berlindung pada diri sendiri. Selalu merendahkan hati, menghormati semua makhluk, itulah menyaksikan Buddhata dan memahami, maka rintangan pun sirna".


Pertama-tama, kita sembah sujud pada guru silsilah Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Dezhung, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada Triratna Mandala, sembah sujud pada adinata homa Vaisravana Raja.

Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, umat se-Dharma di internet, selain itu, tamu agung kita -- my father Sdr. Er-shun Lu, my older sister Sheng-mei Lu, my second sister Yu-yi Lu and her husband, my third sister Guo-ying Lu and her husband, akuntan TBF Ibu Teresa and her husband Larry, Thank you for coming, ketua Sakya Monastery di Taichung Khenpo Jiang Yang, pengusaha terkemuka Hong Kong Bpk. Feng-yi Lei, Ketua Penjaga Pantai Bpk. Ci-cong Ke. Hari ini, khusus kedatangan ketua Sakya Monastery Khenpo Jiang Yang. Beliau duduk di mana? Thank you for coming.

undefined

Melihat Sakya Monastery, saya teringat di America, Seattle, Ballard have a Sakya Temple (Sakya Monastery), ketuanya adalah H.H. Dagchen Rinpoche. Sakya Monastery di Seattle adalah di tengah antara Ballard dan Green Lake. Pada tahun 1982, saya tinggal di Ballard, suatu kali, saya pergi ke Green Lake, melihat Green Lake, it's a green lake, so beautiful. Seattle has mountains and lakes, and so many trees. In the Green Lake, I saw a Lama, came from Tibet. He is Dezhung Rinpoche III. Belakangan saya menentukan nama Beliau -- Guru Sakya Zhengkong. Guru ini Chanting (japa mantra) di Green Lake, sangat keras, OM ~ (Mahaguru meniru suara japa mantra Guru Sakya Zhengkong), suara mantra seperti itu! Menarik perhatian saya. Saya beranjali dan bernamaskara padanya, Ia adalah Guru Sakya Zhengkong, yaitu Dezhung Rinpoche. (Hadirin tepuk tangan) Saya bertanya pada Beliau, "Mengapa Anda seorang diri di Green Lake menjapa mantra seperti ini?" Beliau menjawab, "Menjapa mantra demi insan", "demi angkasa", "demi yang di dalam danau", "demi yang berjalan di darat", suara sangat lantang. Saya bertanya pada Beliau, "Anda berasal dari mana?" Beliau menjawab, "Sakya Monastery saya bangun dari penggalanggan dana di Amerika Serikat". Kemudian diserahkan kepada adik ipar Beliau. 

Adik Dezhung Rinpoche (Guru Sakya Zhengkong) adalah Gurudhara Dagchen Rinpoche, Do you understand? Kalian mengerti? Adik Dezhung Rinpoche adalah Dharmaraja II Sakya -- istri Dagchen Rinpoche. Berdasarkan jodoh karma ini, saya pun menguasai LAM RIM. (keterangan: LAM RIM adalah transmisi terdalam dalam ajaran Dharma silsilah Sakya, merupakan intisari teori dan praktek Sutra ajaran Dharma silsilah Sakyapa. Mengenai 4 macam abhiseka Lam Rim, bacalah buku Sheng-yen Lu SUNYATA DI DALAM MAHASUKHA, bab ke-26 yang berjudul Empat Macam Abhiseka) saya mendapatkan abhiseka Hevajra dari Guru Sakya Dezhung, yakni SUTRA MAHAKARUNA SUNYA PRAJA MAHADESANA RAJA, di Istana Kuno ada satu kitab MATA AIR AMRTA CAKRA KUMPULAN SRI HEVAJRA atau LAM RIM Sakyapa Tibet. Karena jodoh karma ini, saya memperoleh abhiseka dari Guru Sakya Zhengkong -- Dezhung Rinpoche. Hari ini ada Khenpo dari Sakya Monastery di Taichung, Khenpo berarti kepala biara, bukan? Yes. Khenpo adalah kepala biara, mari kita sambut kedatangannya. (Hadirin tepuk tangan)

Hari ini tampak Sdri. Teresa dan husband-nya datang ke sini, senang sekali, Thank you for coming. Saat di Seattle, setiap kali saya bertemu Sdri. Teresa, saya pun berkata, "Ini adalah tulang punggung utama Zhenfo Zong kita." Karena ia adalah Accountant, akuntan Zhenfo Zong kita. Jadi, ia mengerjakan pembukuan kita secara sukarela bahkan di Kanada, Amerika Utara dan banyak negara di dunia, (hadirin tepuk tangan) ia memecahkan banyak kesulitan pembukuan Zhenfo Zong. Jadi, saya sangat berterima kasih pada Sdri. Teresa dan husband-nya.

Hari ini, seharusnya mengucapkan "Merry Christmas and Happy New Year". Gurudhara Acarya Lianxiang telepon dari Seattle, ia mau say "Merry Christmas and Happy New Year" pada kita semua. (Hadirin tepuk tangan) Saya juga bicara dengan Jun-jun -- Lu Jun, ia memanggil saya, "Kakek! I miss you." I said, "I miss you, too. I love you. I want to buy a new dress for you". Ia sangat senang. Saya juga bicara dengan Lu Hong, cucu saya. Ia berkata, "Kakek, How are you?" I said, "So far so good. Long time, I haven't seen you. I miss you. What time will you come to Taiwan? When will you come to Taiwan?" Saya pun bicara begitu pada Lu Hong. Lu Hong juga belajar biola, juga rekam kaset biola untuk saya, begitu saya tonton ..... Seattle, Amerika Serikat begitu jauh, merasa, setiap bertemu .....sudahlah sudahlah! Pokoknya, hati terlalu lunak, juga bisa teringat keluarga! Bisa teringat. Hari ini kebetulan Hari Natal, pada Hari Natal ini, saya juga berdoa agar kita semua: mujur, selamat, segalanya lancar, harapan terkabulkan. Om Mani Padme Hum. (Hadirin tepuk tangan)

Saya merasa orang yang datang hari ini luar biasa banyak, mengadakan homa penaklukan, orang yang datang juga banyak! Mengadakan homa keharmonisan, juga banyak! Mengadakan homa tolak bala, juga banyak! Khususnya adalah mengadakan homa kemakmuran, seperti Vaisravana Raja, seperti yidam bekal, orang yang datang luar biasa banyak. Saya teringat bule japa mantra, "Om money coming home", orang pun luar biasa banyak.

undefined

Asal usul Vaisravana Raja yang satu ini juga tidak sembarangan! Guru Sesepuh Gelugpa -- Tsongkhapa, Ia adalah Orang Huangzhong, Qinghai, terakhir Ia membangun sKu-vbum di tempat kelahirannya, 6 vihara besar Gelugpa yang sangat terkenal -- sKu-vbum. Tsongkhapa pada usia yang masih sangat belia sudah menjadi bhiksu. Gurunya adalah Dudjom Rinchen Rinpoche. Abhiseka pertama yang Ia berikan pada Guru Tsongkhapa adalah Vaisravana Raja; abhiseka kedua adalah Mahakala; abhiseka ketiga adalah "Bodhisattva Vajrapani". Jadi, hari ini kita mengadakan Vaisravana Raja, wah! Ternyata yidam utama Guru Tsongkhapa. Dengan adanya Vaisravana Raja, bekal-Nya baru tidak akan berkurang, pada saat bersamaan, pahala dan berkah baru tidak akan berkurang. Terakhir, Ia meninggalkan Dudjom Rinchen Rinpoche, pergi ke Tsang , yakni dekat Lhasa, Tibet, ada seorang Rendawa, kemudan menjadi seorang guru Tsongkapa yang terpenting dan yang terakhir. 

Di sana, Ia belajar 5 Kitab Sastra Besar -- ABISAMAYALAMKARA-SASTRA, MADHYAMAKA-SASTRA, SAMBHARA-SASTRA, PRAMUNASAMUCCAYA! PRAMANASAMUCCAYA seharusnya tidak di dalamnya, belakangan baru ada. Beberapa sastra ini berhubungan dengan MADHYAMIKA, MADHYAMIKA-SASTRA, berhubungan dengan HETU VIDYA, ada lagi ABISAMAYALAMKARA-SASTRA, ada sedikit mengenai konsep VIJANANA di dalamnya, di sini ada 5 kitab sastra utama, kemudian, Guru Tsongkhapa pun mendirikan aliran berdasarkan sastra-sastra ini, di antaranya Ia paling mengutamakan SILA-SUTRA -- Sila. Semenjak Tsongkhapa, baru mengutamakan sila.

Dulu, Tantra Tibet, Sila agak longgar, sejak Guru Tsongkhapa, karena Ia mengutamakan Susiddhi, yakni SUSIDDHI-SUTRA, memperoleh abhiseka SUSIDDHI-SUTRA, di antaranya SUSIDDHI SUTRA mengatakan "menerima sila", "menaati sila", dan "mengembalikan kesucian". Setelah Anda menerima sila, menaati sila, ada lagi bagaimana "mengembalian kesucian". Karena waktu itu, hanya ada 2 orang Rinpoche yang memakai topi kuning, selebihnya memakai topi merah, salah satunya, Ia menerima abhiseka topi kuning dari kedua Rinpoche ini, belakangan baru ada topi kuning, menjadi Gelugpa.

Hari ini, Vaisravana Raja kita sama dengan Vaisravana Raja dari Guru Tsongkhapa. Semoga berkah setiap orang bisa terpuaskan, pahala sama-sama bisa terpuaskan. Hari ini, kita berharap Vaisravana Raja memberkati kita semua agar bekal setiap orang, semua sempurna, harapan terkabulkan. Setelah menerima abhiseka ini, barangkali Anda beli lotere, Anda pun menang. Banyak orang menang, tetapi tidak berani memberitahu saya. (Mahaguru tertawa, hadirin tertawa)

Mari kita ulas SUTRA ZEN PATRIAK VI (disebut juga SUTRA ALTAR PATRIAK VI), ini termasuk bagian Zen. Patriak VI bersabda, "Orang yang berlindung pada diri sendiri, menyingkirkan hati yang tidak baik, hati cemburu, hati menjilat, hati keakuan, hati kebohongan, hati merendahkan orang lain, hati meremehkan orang lain, hati pandangan sesat, hati kesombongan, dan perbuatan tidak baik pada segala waktu di dalam jati diri, selalu melihat kesalahan diri sendiri, tidak membicarakan kebaikan maupun keburukan orang lain, itulah berlindung pada diri sendiri. Selalu merendahkan hati, menghormati semua makhluk, itulah menyaksikan Buddhata dan memahami, maka rintangan pun sirna".

Kadang-kadang, manusia akan timbul hati yang tidak baik. Minggu lalu, saya sudah menceritakan sebuah cerita lucu, tiga ekor cicak di tiang, salah satu cicak "phong!" jatuh, dua ekor cicak di sampingnya juga "phong!", jatuh. Karena melihat salah satu cicak jatuh, kedua cicak di sampingnya pun tepuk tangan, "Plok! Plok! Plok!", mereka pun jatuh. Apa maksudnya? Hati manusia, kadang-kadang itu "tidak baik", melihat orang lain jatuh, ia pun senang; melihat orang lain naik, cicak itu panjat sangat tinggi, kedua cicak di bawah pun cemburu, iri, "Mengapa Anda memanjat lebih tinggi daripada kami?" Justru ada fenomena demikian. Melihat orang lain "menganggur", "kehilangan pekerjaan", orang di samping, karyawan lainnya pun merayakan dengan menggelar party, "akhirnya berkurang satu musuh". Hati apakah ini? Inilah "hati yang tidak baik".

undefined

Hati manusia aneh-aneh, maka, jangan timbul hati yang tidak baik. Dulu saya pernah menceritakan sebuah cerita lucu, di Roma, Italia ada kolam permohonan, turis mengucapkan satu permohonan, lembar sekeping uang logam. Ada sepasang suami istri juga ikut turun, semua orang menghampiri kolam permohonan, sang suami membawa uang logam dan memohon di sana, istrinya datang dari belakang, "Kamu mana boleh duluan memohon? Seharusnya saya duluan memohon." Istrinya berdesakan sampai ke depan kolam permohonan, orang di belakang berdesakan ke depan, lalu sang istri pun terdesak ke dalam kolam, sekujur tubuh basah kuyup. Suaminya melihat di samping, "Aduh! Permohonan yang baru saya ucapkan sudah terkabul, manjur sekali!" Hati apakah ini? Ini adalah "hati yang tidak baik!" Mana boleh memohon istri sendiri jatuh ke dalam kolam? Suami ini jangan-jangan ditindas oleh istrinya, yakni yang populer sekarang ini, jangan-jangan di rumah dia sering "digencet" oleh istrinya.

Akhir-akhir ini sering bicara tentang -- "Kasus Penggencetan di Sekolah". Ternyata "penggencetan" lebih hebat daripada "penindasan". Sifat manusia! Kadang-kadang aneh-aneh. Jadi dikatakan "sifat manusia pada dasarnya baik", Amitabha! Sepertinya tidak benar. Mengatakan "sifat manusia pada dasarnya jahat" juga tidak benar, seharusnya netral. Xunzi menyatakan, "Sifat manusia pada dasarnya jahat", Mengzi menyatakan, "Sifat manusia pada dasarnya baik", biarkan mereka menyatakan baik atau jahat, pokoknya, Patriak VI bersabda "di dalam jati diri ada hati yang tidak baik", hati pertama pun keluar. Melihat orang lain naik, Anda pun cemburu; melihat orang lain jatuh, Anda pun senang, ini adalah "hati yang tidak baik". Patriak VI sedari awal telah mengetahui bahwa di dalam jati diri ada "hati yang tidak baik". Ada lagi "hati cemburu". Yang tadi saya katakan, "hati menjilat" yaitu hati yang mencari muka; Agama Buddha bicara tentang tiada aku, "hati keakuan" adalah hati keakuan sangat berat. Hati keakuan sangat berat, berarti egois! Hati terlalu egois.

Bicara tentang egois, sesungguhnya juga ada, hati egois setiap orang agak berat. Akhir-akhir ini saya promosi beberapa Acarya dan Pandita Dharmaduta! Juga ada orang melayangkan surat mulai menentang, "Mahaguru, mengapa Anda tidak promosi saya, mengapa Anda promosi XXX itu?" Saya berkata, "Amitabha! Pelan-pelan! Suatu hari, pasti akan promosi Anda". Saya mau lihat prestasi Anda, Anda punya prestasi, punya performa. Di sini pun muncul satu hati -- "hati keakuan", beda dengan "hati tiada aku", "tiada aku" mengutamakan orang banyak, mengutamakan insan, mengutamakan menolong insan, mengutamakan orang lain, jangan mengutamakan diri sendiri, itulah "hati keakuan", berarti egois! Jadi, kita harus mengutamakan insan, jangan mengutamakan diri sendiri, ini barulah semacam wujud "tiada aku". Saya tidak demi diri sendiri, saya demi insan, inilah Bodhisattva.

"Hati kebohongan" pasti ada, banyak orang suka bicara, berbohong. Namun, kita mesti mengutamakan insan, kita demi insan, demi orang banyak. Hari ini, duduk berceramah di sini, demi insan, bukan demi diri sendiri, ceramah Dharma ini barulah ceramah Dharma yang sesungguhnya. Jika berceramah Dharma demi segala kebutuhan hidup diri sendiri, justru tidak tergolong berceramah Dharma demi insan. Anda merendahkan orang lain, mengira diri sendiri paling mulia, ini juga tidak benar. Menyerangkan insan banyak caranya, satu adalah "model gembala", gembala! Selamanya berdiri paling belakang, kawanan domba selamanya berada paling depan; inilah "model gembala", menaruh diri sendiri paling belakang, semua domba ditaruh paling depan, berarti berceramah Dharma demi insan.

undefined

Kita tidak boleh merendahkan orang lain, juga tidak boleh meremehkan orang lain. Akhir-akhir ini, saya sering keluar jalan kaki, melihat para manula. Saat manula menyeberang jalan, jalan sangat pelan, mobil pun terus menekan klakson, terus menyuruhnya berjalan agak cepat, namun, ia benar-benar tidak dapat berjalan cepat; Anda pun sabar sebentar, biarkan ia jalan perlahan, dahulukan pejalan kaki, dahulukan manula. Mengapa tidak bisa bersabar? Inilah "hati yang meremehkan", diri sendiri mengira diri sendiri penting, orang lain tidak penting. Sebenarnya, manula juga sangat penting, tua, bukan ia bersedia tua, dengan sendirinya dia bisa tua. Saya pikir, kelak saya menjadi tua, juga sangat menakutkan. Bicara tentang tua, sekarang di antara acarya kita, Acarya Lianhuo paling tua, Acarya Lianhuo, berapa umur Anda? 74! Ya ampun! Acarya Lianhuo sampai sekarang masih terbang ke sana ke mari keliling dunia, wah! Kita sangat kagum! (Hadirin tepuk tangan) Lian'gao juga lumayan! Pendengarannya agak kurang, 73! Tidak gampang! Saya ini termasuk adik tua junior. Tanggal 27 Juni, saya ingin menggelar sebuah reuni alumni sekolah. Bicara tentang reuni alumni sekolah, ada sebuah cerita lucu seperti ini, reuni alumni sekolah makan bersama, saat mereka umur 40 tahun, pilih restoran A untuk makan bersama, karena banyak pelayan seksi di dalam restoran itu. Sampai umur 50 tahun, mereka juga pilih di restoran A untuk makan bersama, karena di sana ada menu untuk kesehatan. 

Umur 50 tahun harus mengerti menjaga kesehatan. Sampai umur 60 tahun, mereka juga makan bersama di restoran A. Mengapa? Karena tulisan di buku menu agak besar, terlihat lebih jelas. Sampai umur 70 tahun! Mereka tetap makan bersama di restoran A, karena ada jalan setapak untuk kursi roda, memudahkan untuk berjalan, lihat! Acarya Lianhuo sudah 74, ia masih sangat sehat, terbang ke sana ke mari keliling dunia, ia tidak perlu makan di restoran A. Sampai umur 80 tahun, mereka tetap memilih makan bersama di restoran A, mengapa? Juga tidak demi apa-apa, karena mereka alumni sekolah pesan 3 meja, tetapi, bayar 6 meja. Mengapa? Karena 3 meja lainnya adalah pembantu Filipina dan pembantu Indonesia. Sampai umur 90 tahun, mereka tetap memilih makan di restoran A. Mengapa? Karena mereka mengatakan, "Kita sepertinya belum pernah ke restoran A". Karena semua sudah pikun. Manusia harus tua! Tidak bisa dikatakan tidak tua ya tidak tua, saya sendiri pun akan tua. Jadi, kita harus menghormati manula. (Hadirin tepuk tangan)

Di Lei Tsang Temple ada Lama Lianzhong, How old are you? (Lama Lianzhong ingin berdiri) Oh! Hati-hati! Wah! 86, kalian boleh makan di restoran A, di sana ada jalan setapak untuk kursi roda. Wah! Usia sudah sangat lanjut. Harus hormati orang tua. Bhiksu berusia muda harus merawat Bhiksu berusia lanjut, jangan biarkan mereka jatuh, hati-hatilah, hormatilah mereka, kadang-kadang, bahkan harus menyuapnya makan. Lihat, usia lanjut sangat menakutkan. Pertama, jangan merendahkan manula, karena dulu mereka semua adalah tokoh terkemuka, jangan melihat mereka duduk bengong di sana! Bahkan tidak ingat apa-apa lagi, dulu setiap dari mereka adalah orang yang berwibawa! Jangan merendahkan orang lain, jangan meremehkan orang lain, jangan mengabaikan orang lain. Mereka setiap manula telah melewati sejarah yang menakjubkan. (Hadirin tepuk tangan)

undefined

Oleh karena itu, jangan ada "hati merendahkan orang lain", "hati meremehkan orang lain", terutama tidak boleh ada "hati pandangan sesat". Apa itu "hati pandangan sesat" ? Patriak VI bersabda, non duniawi adalah "pandangan benar", duniawi, Ia sebut sebagai "pandangan sesat", ini terlalu keras. Yang non duniawi, kita harus hormati, selama itu sadhaka, semua harus dihormati, jangan meremehkan. Jangan seperti Orang Hong Kong, di sini ada acarya dari Hong Kong -- Acarya Lianxin, mereka Orang Hong Kong sangat merendahkan bhiksu, mereka melihat bhiksu, "Aduh! Habislah! Habislah! Kalah habis-habisan". Orang Hong Kong sangat realistis! "Om money coming home", setiap hari berjudi, sepertinya mereka lebih ganas berjudi, sekali melihat bhiksu berkepala gundul, "Aduh! Kalah habis-habisan". Orang Taiwan tidak, Orang Taiwan malah sangat menghormati bhiksu. Saya naik taksi! Jalan! Jalan! Jalan! Jalan! Jalan! Ia bercanda denganmu, aduh! Sudah sampai, saya mau membayarnya, ia berkata, "Tidak perlu." Saya berkata, "Mengapa tidak perlu?" "Kalian adalah bhiksu!" Saya berkata, "Saya punya uang!" "Tidak perlu, saya menghormati bhiksu". Oh! Hati menghormati pun keluar. 

Apa pekerjaan bhiksu? Anda punya uang atau tidak, bhiksu justru khusus melakukan hal non duniawi, suciwan, kelak akan menjadi orang suci. (Hadirin tepuk tangan) Duniawi justru orang suci, non duniawi justru Buddha Bodhisattva, jadi, mereka sangat menghormati bhiksu.

Jangan "merendahkan", jangan "meremehkan", tidak boleh ada "pandangan sesat". Seperti Acarya Lianxin adalah Orang Hong Kong, tapi ia juga bhiksuni, Orang Hong Kong begitu bertemu bhiksu, "Aduh! Sial, kalah habis-habisan". Saya dan guru upasampada saya suatu kali naik lift, begitu keluar, orang itu meludah begitu melihat Bhiksu Guoxian! Bhiksu Guoxian pun menghampirinya, "Saya pakai jubah ladang berkah, Anda melihat saya adalah bhiksu, saya adalah orang yang memiliki berkah, Anda melihat saya, seharusnya punya berkah". Namun, ia tetap tidak percaya! Mereka berdua berdebat di sana, saya melihat cepat-cepat menyingkir. Hati apa ini? "Hati pandangan sesat!" Karena pandangan Anda sendiri itu keliru, jadi, harus ada "pandangan benar". Apa itu "pandangan benar" ? Mengembangkan "Bodhicitta" adalah "pandangan benar", mengembangkan "niat meninggalkan duniawi" adalah "pandangan benar", mengembangkan "hati Madhyamika" adalah "pandangan benar", ketiga poin ini paling penting. Ketiga poin ini sangat penting dalam belajar Buddha, kita harus mengembangkan "Bodhicitta", maitri-karuna-mudita-upeksa; kita harus mengembangkan "niat meninggalkan duniawi", menjadi bhiksu, menerima sila, melatih diri hingga mencapai hasil sejati; "pandangan benar Madhyamika". Jadi, tidak boleh ada "hati pandangan sesat", tidak boleh ada "tinggi hati". Setelah menjadi bhiksu juga tidak boleh ada "tinggi hati", karena Anda harus menyerangkan insan. Anda harus melatih diri, memiliki kualitas pencapaian, berusaha semaksimal mungkin untuk menyeberangkan insan luas, Anda harus menghormati insan, jangan ada "tinggi hati". Bhiksu tidak boleh "tinggi hati", menjadi acarya juga tidak boleh "tinggi hati", sebaliknya harus lebih rendah hati. "Perbuatan tidak baik pada segala waktu !" Jadi, setelah mencapai pencerahan dan memahami hati, Anda pun tahu, tidak boleh menginjak-injak insan, tidak boleh menggencet insan, (hadirin tepuk tangan) harus selalu menyadari kesalahan diri sendiri, harus selalu menyadari kesalahan yang telah diri sendiri perbuat.

Ada seseorang di rumah, orang lain bertanya padanya, "Jika istri Anda memanggil Anda di pintu depan, namun, di pintu belakang Anda ada seekor anjing sedang menyalak mau masuk. Anda akan membiarkan siapa yang masuk duluan?" Sang suami itu menjawab, "Tentu saja membiarkan anjing yang masuk duluan". "Mengapa?" Bertanya padanya mengapa? "Karena setelah anjing masuk, ia tidak akan menyalak lagi, namun istri masuk, pasti akan teriak-teriak". Sang istri harus berpikir sejenak, diri sendiri salah apa? Harus selalu memikirkan kesalahan sendiri.

Ada seorang suami dan istrinya keluar rumah, mereka berdua bergandengan tangan, sang suami sudah lanjut usia, ketika mereka suami istri keluar rumah, bergandengan tangan. Wah! Rukun sekali. Seseorang bertanya padanya, "Mengapa kalian berdua keluar rumah, selalu bergandengan tangan? Usia sudah begitu lanjut, masih bergandengan tangan". Sang suami menjawab, "Jika saya melepaskan tangannya, istri saya pun belanja, tas kulit LV, ia pun beli! Beli barang-barang mahal, beli baju, apapun dibeli. Jadi, saya keluar rumah akan menggandeng tangannya erat-erat, karena, asalkan tangannya dilepas, ia pun pergi belanja". Sang istri harus berpikir! "Mengapa sang suami selalu menggandeng tangan saya, tidak membiarkan saya pergi?" Ia harus tahu diri! Anda sedang memboroskan uang! Tidak perlu beli tas bermerek! Sang suami sudah tidak tahan lagi, uang dihambur-hamburkan oleh Anda. Kita harus selalu melihat kesalahan sendiri!

Ada sepasang suami istri yang baru genap setahun menikah, sang suami bertanya pada sang istri, "Ulang tahun pernikahan kita yang pertama ini, sebaiknya kita jalan-jalan ke mana?" Sang istri berkata, "Sebaiknya pergi ke tempat yang belum pernah saya kunjungi". Suaminya menjawab, "Kalau begitu ke dapur saja". Karena menikah setahun, istrinya tidak pernah turun ke dapur, tidak pernah masak, istri ini juga harus memikirkan kesalahan sendiri, tidak pernah turun ke dapur, benar tidak? Semua cerita lucu di sini tentang kesalahan istri.

Pada ulang tahun pernikahan sepasang suami istri yang ke-25, sang istri mengingatkan suaminya, "Dulu ketika kamu melamar saya, berlutut pada saya, memohon menikah dengan saya, "Will you marry me?" Sang suami berlutut di sana, membuatnya sangat terharu, satu jam tidak bisa berkata-kata. Sang suami pun menjawab, "Bagiku, satu jam itu adalah saat-saat yang paling berbahagia". Apa maksudmu? Apa yang kalian tertawai? Karena semenjak itu, istrinya mengomel seumur hidup! Tidak pernah berhenti. Harus memikirkan diri sendiri, mengapa suami begitu takut pada diri Anda, karena mulut Anda terlalu hebat. Itu cerita Chuan-fang Chen. Cerita lucu hari ini, semua tentang kesalahan istri, sebenarnya, suami juga banyak yang tidak benar.

undefined

"Perbuatan tidak baik pada segala waktu", pikiran Anda tidak benar, perbuatan tidak benar, bicara tidak benar, semua adalah "perbuatan tidak baik !" Hari ini di televisi dari pagi sampai malam bicara tentang "penggencetan", saat saya kecil juga "digencet", karena tubuh saya paling mungil! Dulu, saat ayah dan ibu saya ada, karena keluarga saya agak miskin, jadi "pembawaan lahir tidak terawat", setelah lahir pun tidak benar, sehingga menjadi sependek ini. Setiap siang bawa bekal, hanya bawa satu "Caicang" (bakcang isi sayur), pergi ke pasar, tempat jual Caicang, "Dua buah caicang". Tanpa ikan, tanpa daging, tanpa telur, hanya caicang vegetarian. Bakcang vegetarian bungkus sedikit kacang tanah, tabur sedikit bubuk kacang tanah, kemudian siram sedikit kecap, perut lapar, dua buah. Ibu bertanya pada saya, "Laparkah hari ini?" "Tidak begitu lapar". Baik, satu buah, siang saya pun makan satu caicang itu. Saya akhirnya menemukan sebab tubuh saya sependek ini. Pembawaan lahir tidak terawat, setelah lahir juga tidak lancar, pantasan tubuh saya sependek ini. Orang-orang seangkatan saya, sebagian besar sangat miskin, tubuh sangat pendek. Saya bukan mengatakan ibu saya ada "perbuatan tidak baik", kalian jangan menyalahkannya. Karena, waktu itu keluarga saya benar-benar miskin.

Jadi, dulu, saya juga ada "hati yang menjilat", saya mengambil hati teman sekelas yang paling kaya itu, kadang-kadang malam saya tidak pulang, lalu makan di rumahnya, bahkan tidur di rumahnya. Selanjutnya, kami pun menjadi teman baik. Siang hari setelah ia melihat bekal saya, ia pun bawa 2 bekal, satu untuk saya, satu lagi untuk dirinya sendiri. Karena ini adalah "hati yang menjilat", jadi, saya pun makan 2 bekal, namun tetap begitu pendek! Mengapa? Karena ia bawa 2 bekal itu kadang-kadang saja, sometimes, bukan always, hanya sometimes tidak cukup melengkapi gizi saya. Waktu itu juga ada "hati yang menjilat", juga tidak benar.

Di sini juga dikatakan, "Tidak membicarakan kebaikan maupun keburukan orang lain", tidak boleh sembarangan mengatakan orang lain baik atau tidak baik, ini tidak boleh. Sadhaka paling baik kurangi bicara, jaga prana ini. Tahukah Anda? Sadhana Dzogchen Nyingmapa, ada "pantang bicara". Mengapa Anda disuruh "pantang bicara" ? Karena bicara, begitu prana bergerak, sinar bindu yang Anda bayangkan, tidak akan keluar; rantai vajra akan berkedip, tidak bisa mantap, hati Anda, tidak menetap pada kondisi tenang, kondisi luas, kondisi tiada aku, dan kondisi sangat bebas leluasa, tidak bisa menetap. Begitu mulut Anda bicara, hati pun bergerak, prana pun bergerak. Jadi, saat melatih diri sampai tahap tertentu, kita harus "pantang bicara", begitu pantang bicara, hati tidak bergerak, prana tidak bergerak, terang bindu baru muncul, ini sangat penting. Jadi, jangan sering bergosip di mana-mana, paling baik jangan membicarakan kebaikan atau keburukan orang lain.

undefined

Patriak VI bersabda, "Itulah berlindung pada diri sendiri", saat ini adalah "berlindung pada diri sendiri", sering melihat kesalahan sendiri, "perbaiki", "mengembalikan kesucian", "tidak membicarakan kebaikan maupun keburukan orang lain", itulah "berlindung pada diri sendiri". "Selalu merendahkan hati", dengan rendah hati; "menghormati semua makhluk, itulah menyaksikan Buddhata dan memahami", saat ini Anda baru bisa memahami Buddhadharma, baru bisa memahami hati dan menyaksikan Buddhata; "maka rintangan pun sirna", tidak akan membuat Anda terintangi lagi. Ada sebagian hati, yang merupakan rintangan. Mulut membicarakan kebaikan maupun keburukan orang lain, semua adalah rintangan. Oleh karena itu, seharusnya "rintangan pun sirna", dengan kata lain, tidak akan ada rintangan ini, hati Anda selamanya berada dalam kondisi bebas leluasa, luas, dan bersih sepenuhnya. Sadhaka seharusnya mengutamakan ini, selalu menetapkan hati di dalam kesucian, kondisi tidak goyah, kondisi tidak ada rintangan, bebas leluasa, dan luas. Mempertahankan perbuatan yang suci seperti ini disebut melatih diri. Patriak VI dalam satu kutipan ini mengajari kita melatih diri. Om Mani Padme Hum.


來源:台灣雷藏寺
慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。