【Mantra Hati Maitreya Bodhisattva】"Om. Michuiya. Suoha."
【Mengenal Pratima Maitreya Bodhisattva】
Wujud Maitreya Bodhisattva dalam Garbhadhatu-mandala :
Maitreya Bodhisattva mengenakan mahkota ratna, di tengah mahkota terdapat Stupa Ratna, di dalam Stupa Ratna terdapat sarira, telapak tangan kiri terbuka di depan dada, tangan kanan memegang padma, di atas padma terdapat ratnakalasa. Kiri dan kanan terdapat mutiara mestika, berparas anggun seperti Buddha, duduk di atas padmasana berkelopak seribu.
Wujud Maitreya Bodhisattva dalam Vajradhatu-mandala :
Sama dengan Maitreya Garbhadhatu, hanya saja membentuk mudra : Tangan kanan : ibu jari, jari telunjuk dan jari kelingking tegak lurus, jari tengah dan jari manis ditekuk, dibentuk di depan dada. Tangan kiri : ditumpangkan di atas paha .
【 Kutipan Dharmadesana Dharmaraja Liansheng 】
Maitreya Bodhisattva memiliki banyak sebutan , Maitreya ( Arya Maitri ) , Ajita, Aparajita.
Maitreya Bodhisattva terlahir dari keluarga Brahmana di India, kemudian memperoleh bimbingan dari Shakyamuni Buddha, dan Sang Buddha juga memberikan vyakarana kepada Maitreya Bodhisattva, kelak akan menjadi Buddha. Sesungguhnya Maitreya Bodhisattva merupakan Buddha Purba, pernah menjadi pengikut Buddha Pemikiran Kebajikan.
Dalam Bahasa Mandarin Maitreya Bodhisattva disebut Mile Pusa dalam Tantrayana disebut : Maitreya, Adhinatha ini bersemayam di sebelah Timur Laut Aula Kelopak Delapan di Panggung Tengah Garbhadhatu Mandala . Sedangkan dalam Vajradhatu adalah : Sebelah Timur dalam 16 Adhinata Bhadrakalipika. Mahacakravajra dalam Garbhadhatu Mandala merupakan emanasi krodha dari Maitreya Bodhisattva.
Surga Tusita dari Maitreya Bodhisattva merupakan surga ke-4 dalam Surga Sadkamavacara, dan berada di atas Surga Yama. Devata di sini gemar berbuat kebajikan dan sukacita, oleh karena itu disebut juga surga sukacita. Surga Tusita dibagi menjadi bagian dalam dan luar, penduduk di bagian luarnya berusia 4000 tahun, sedangkan yang menetap di bagian dalam usianya tiada batasan. Kelak saat timbul bencana besar tiga elemen : Air - Api dan Angin, itu semua tidak akan mampu merusak bagian dalam dari Tusita. Bagian dalam tusita sepenuhnya terbuat dari Permata Mani, dapat dikatakan berupa Kerajaan Terang Tak Terhingga.
Nama Agung Maitreya Bodhisattva diperoleh karena realisasi Samadhi Maitricitta. Bhavana Samadhi Maitricitta adalah Samadhi Batin Maitrikaruna, senantiasa memberikan kebahagiaan kepada insan lain dan menolong mengatasi penderitaan para insan. Shakyamuni Buddha dijuluki sebagai Shakya , sedangkan Maitreya Bodhisattva disebut sebagai Yang Bermaitri, yang satu adalah kebaikan dan yang satu adalah kasih. Oleh karena itu , kelak Ia akan menjadi Yang Utama dalam menuntun para insan di dunia saha ; Orang Tibet menyebutnya : Jampa Sangye, oleh karena itu disebut Maitreya Buddha atau Maitreya Bodhisattva.
Pada masa lampau, di masa Tisya Buddha, Tisya Buddha mempunyai dua siswa, yang satu ( saat ini ) adalah Shakyamuni Buddha, dan yang satu ( saat ini ) adalah Maitreya Bodhisattva. Saat itu Maitreya Bodhisattva mencapai keberhasilan yang sangat tinggi, melebihi Shakyamuni Buddha. Maitreya Bodhisattva, Jampa Sangye, justru telah menyempurnakan Sarvadharma.
Jampa Sangye ( Maitreya ) berpendapat bahwa di dunia saha harus ada Raja Buddha Mahaberdaulat, kemudian Tisya Buddha mengamati nidana kedua siswa-Nya dengan dunia saha, akhirnya nidana Shakyamuni Buddha dengan dunia saha yang terlebih dahulu matang. Oleh karena itu, Shakyamuni Buddha terlahir di dunia saha menjadi Sasanapati, sedangkan Maitreya Bodhisattva akan datang di kemudian waktu, oleh karena itu kelak Maitreya Bodhisattva juga merupakan Raja Buddha Mahaberdaulat.
Maitreya Bodhisattva saat ini bersemayam di ruang dalam Istana Surga Tusita, membabarkan Dharma, konon 5,670,000,000 tahun lagi akan terlahir di Jambudvipa, mencapai Kebuddhaan di bawah Pohon Nagapuspa, menyelenggarakan tiga kali pasamuan, inilah Tiga Pasamuan Nagapuspa yang ternama, yaitu tiga pasamuan agung dimana Maitreya Bodhisattva yang kelak terlahir akan menjalankan aktivitas penuntunan insan, ada pasamuan pertama, kedua dan ketiga, dapat menuntun semua insan, hanya dengan melafal satu kata : "Namo Buddhaya" Beliau akan menuntun semuanya. Metode yang digunakan oleh Maitreya Bodhisattva sangatlah istimewa, yaitu metode Abhijna Vijnaptimatra.
Apa itu abhijna vijnaptimatra ? Di bawah Pohon Nagapuspa, asalkan Maitreya Bodhisattva memancarkan cahaya dari cakra hati, kemudian cahaya tersebut menyinari tiap insan dalam Tiga Pasamuan Nagapuspa, sehingga dalam sekejap seluruh rintangan karma tersingkirkan, menjadi Buddhata nan suci, langsung menjadi sinar, semua menjadi Sinar Prajna, semua Buddhata duduk di dalam Sinar Prajna, dan mengangkasa bersamaan. Fenomena tersebut akan sangat agung, semua Sinar Prajna akan naik ke Ksetraparisuddhi di Aula Dalam Surga Tusita, inilah Kebuddhaan secara langsung.
Maitreya Bodhisattva adalah Ekajatipratibaddha Bodhisattva, merupakan yang paling utama dari Ekajatipratibaddha Bodhisattva, dari Bodhisattva menjadi Buddha, oleh karena itu adalah Satu.
Maitreya Bodhisattva lahir tepat tanggal satu, oleh karena itu tetap Number One, apalagi merupakan yang paling utama diantara Ekajatipratibaddha , inilah kelak Maitreya Buddha, kelak juga merupakan Buddha Mahaberdaulat yang nomor satu ( Teragung ).
Di India, pada akhirnya Agama Buddha terbagi menjadi dua aliran, yang satu adalah Madhyamika yang didirikan oleh Nagarjuna Bodhisattva, dan yang satu adalah Vijnaptimatra yang ditransmisikan oleh Maitreya Bodhisattva kepada Asanga, Madhyamika dan Vijnaptimatra merupakan dua pemikiran utama dalam Agama Buddha. Dahulu, saat Mahabhiksu Xuanzang mengambil sutra dan memohon Dharma di India, yang Beliau pelajari adalah Vijnaptimatra.
Mudra Maitreya Bodhisattva adalah :
Yang pertama : Mudra Memutar Dharmacakra, merepresentasikan Buddha Mahaberdaulat.
Yang kedua : Mudra Stupa, yaitu Mudra Stupa Usnisavijaya Bhagavati.
Yang ketiga : Padmanjali, yaitu Mudra Padma yang dikatupkan.
Yang keempat : Mudra Siddhikaya.
Maitreya Bodhisattva mempunyai empat macam mudra, juga merupakan Bodhisattva yang mempunyai mudra paling banyak. Oleh karena itu Beliau adalah Number One.
Di Tusita, Aula Dharmadesana, Padmakumara pernah memohon Maitreya Bodhisattva Berdharmadesana. Maitreya Bodhisattva membabarkan : Suksma Dharma.
Padmakumara memiliki afinitas yang sangat mendalam dengan Maitreya Bodhisattva, sebab Saat Padmakumara terlahir di dunia saha, menjadi Hyang Arya Liansheng Vajra Acarya Mahkota Merah Berpita Suci, Mahkota Merah ini dipasangkan secara langsung oleh Maitreya Bodhisattva.
Dharmaraja Liansheng pernah mendalami Enam Bagian Sutra Maitreya : Sutra Kelahiran Maitreya , Sutra Saat Kedatangan Maitreya, Sutra Kelahiran dan Kebuddhaan Maitreya, Sutra Keagungan Kebuddhaan Maitreya, Sutra Pengamatan Maitreya Terlahir di Tusita, Sutra Kelahiran Maitreya Mencapai Kebuddhaan.
◎ Perhatian : Penekunan sadhana tantra Zhenfo harus sesuai kaidah Dharma, yaitu memiliki tekad Bodhicitta, bersarana kepada Dharmaraja Liansheng, menaati sila, menguatkan fondasi Catur-prayoga dan Guru-yoga, kemudian barulah memohon abhiseka sadhana adhinatha ini.