阿底峽尊者
Arya Atisa
【Mantra Hati Atisa Dipamkara】:
“Om. Ban-za. A-di-xia. Ga-dang. Suoha.”
【Bijaksara】Aksara "A" berwarna merah
【Mudra】Dharmacakra Mudra
Y.A. Atisa telah memperoleh silsilah agung Prajna, menjadi pemegang silsilah agung Buddhadharma, oleh karena itu Beliau mendirikan Kadampa.
Karya tulis Y.A. Atisa : Bodhipathapradipa memiliki pengaruh yang sangat luas, karya tulis Mahaguru Gampopa pemegang silsilah Kagyudpa yang berjudul "Risalah Agung Tahapan Jalan Bodhi" dan karya tulis Je Tsongkapa yang berjudul "Risalah Agung Tahapan Jalan Menuju Pencerahan", semua mendapatkan pengaruh dari Bodhipathapradipa.
Y.A. Atisa pernah memberitahu para penduduk asli Jambi: "Kelak jika ada yang menjapa 'Om. Gulu. Liansheng. Xidi Hum', kalian mesti bersarana kepadanya, beliau adalah titisan-Ku."
Abhiseka yang diberikan oleh Suvarnadvipi Dharmakirti kepada Y.A. Atisa antara lain : Pancamahabhiseka – tubuh, ucapan, pikiran, pahala, dan aktivitas. Kemudian, sembilan tahap abhiseka Mahayoga, Anuyoga, Atiyoga.
Pandangan jalan tengah Y.A. Atisa mewarisi ajaran Madhyamika-prasangika dari Candrakirti, serta konsep pemikiran “Sifat nidana adalah sunya” ( Konsep jalan tengah dari Buddharaksita, Bhaviveka, Candrakirti, dan Santaraksita )
Dalam kosenp pengembangan Bodhicitta, Beliau membabarkan “Tujuh Macam Sebab Akibat” dan “Tonglen”. Membabarkan Sastra Samgrahacarya, Sastra Penerangan Jalan, Sastra Membangkitkan Bodhicitta.
Lebih lanjut:
Hina-marga – tidak mendambakan kesenangan duniawi, merenungi hidup-mati dan ketidakkekalan, takut berbuat jahat dan jatuh ke alam menderita, menjalankan sepuluh karma baik.
Madhya-marga – muak dengan 3 keberadaan (karmadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu), membangkitkan niat meninggalkan duniawi, berlindung pada Empat Kebenaran Mulia dan Duabelas Nidana, serta mencapai nidana.
Utama-marga -- membangkitkan Bodhicitta, memberikan manfaatkan kepada insan untuk mencapai kebuddhaan, Sadparamita (enam jalan menuju pantai seberang) dan Samgraha (empat cara menarik insan belajar Buddhisme), serta mencapai hasil kebuddhaan Mahayana.
Kadampa, Gelugpa, Atisa, Tsongkhapa, Mahaguru Lu, ini adalah serangkai japamala, oleh karena itu Dharmaraja Liansheng mesti mengulas tentang Sila.
Tiga Tingkat Jalan Bhavana menurut Y.A. Atisa :
Jalan Rendah – Bercita-cita untuk terlahir di alam surga.
Jalan Menengah – Mencapai pembebasan diri sendiri, menjadi Arhat.
Jalan Agung – Mencapai kesucian Bodhisattva atau Buddha.
Merupakan metode yang terbaik bagi para sadhaka yang belajar Buddha untuk terbebas dari rumah api samsara.
Y.A. Atisa memiliki silsilah : Manjusri Bodhisattva, Nagarjuna Bodhisattva, Sakyamuni Buddha ( Guhyasamaja ), Nagabhumi Bodhisattva ( Cakrasamvara ), Yamantaka Vajra, Maitreya Bodhisattva, Vajrapani Bodhisattva, dan Vajrasattva.
Y.A. Atisa juga memiliki silsilah dari Mahaguru Svarnadvipi Dharmakirti, Mahaguru Benua Besi Merah, Mahaguru Benua Hutan, dan Mahaguru Udiyana.
Y.A. Atisa memiliki silsilah yang tak terhingga banyaknya, ada pula silsilah angkasar, ada silsilah panjang, ada silsilah pendek, silsilah hati, dan silsilah adhisthana. Ada silsilah yang berwujud dan tidak berwujud. Mahaguru adalah penjelmaan dari Y.A. Atisa.
Y.A. Atisa menerima upasampada di tempat Silaraksita, dengan nama visuddhi : Dipamkara Srijnana.
Yang diajarkan oleh Mahaguru Svarnadvipi Dharmakirti kepada Y.A. Atisa :
Abhisamayalankara, Siksasamuccaya, Bodhicaryavatara, Tonglen, dan Tujuh Jenis Bodhicitta.
Selama 12 tahun mempelajari semua ajaran, terlebih mengenai trijnana dalam Abhisamayalankara, empat laku, dan ekaphala. Y.A. Atisa mengabdi pada Guru selama 12 tahun, mempelajari semua, memiliki penghormatan tiada tara saat mengabdi kepada Mahaguru Svarnadvipi Dharmakirti.
Y.A. Atisa mengutamakan penekunan maitrikaruna dan Bodhicitta. Bodhipathapradipa karya Y.A. Atisa dan Tahapan Jalan Pencerahan yang mewarisi ajaran dari karya Beliau, semua membahas perihal : Bodhicitta.
Keberhasilan sejati dari Y.A. Atisa adalah :
1. Maitrikarunacitta
2. Bodhicitta
3. Adhicitta
4. Kemurnian kukuh
5. Catvarisamgrahavastuni Sadparamita
Y.A. Atisa pernah mengatakan : “Jika tidak memiliki maitrikaruna dan Bodhicitta, entah itu melakukan kebaikan atau kejahatan, semua akan menjadi karma.”
Y.A. Atisa menasihati para sadhaka : “Tanpa maitrikaruna, tanpa Bodhicitta, meskipun mengetahui Sadhana Tantra, menekuninya, mulai dari utpattikrama sampai Sampannakrama, mengetahui Madhyamika, menguasai berbagai penjapaan dan lain sebagainya, tidak akan bisa mencapai kontak yoga dan Siddhi.”
Juga mengatakan : “Menekuni Sadhana Tantra tanpa maitrikaruna dan Bodhicitta akan menjadi aktivitas mara.”
Y.A. Atisa mengatakan : “Dengan tubuh, ucapan, dan pikiran mengabdi pada Guru, maka tidak perlu lagi menekuni metode lain.”
Oleh karena itu, dalam Tantra : “Pahala mengabdi kepada Guru sangat berat, sangat berat !”
-- Sumber : Karya tulis Dharmaraja Liansheng buku ke-228 dan buku ke-231
◎ Perhatian : Penekunan sadhana tantra Zhenfo harus sesuai kaidah Dharma, yaitu memiliki tekad Bodhicitta, bersarana kepada Dharmaraja Liansheng, menaati sila, menguatkan fondasi Catur-prayoga dan Guru-yoga, kemudian barulah memohon abhiseka sadhana adhinatha ini.