【Mantra Hati Vajrapani Bodhisattva】:"Om. Biezha. Bani. Hom. Pei."
【Mengenal Pratima Vajrapani Bodhisattva】
Tubuh Vajrapani Bodhisattva ( Jingangshou Pusa ) berwarna biru kehitaman, berkepala satu dan berlengan dua. Tangan kanan membentuk mudra krodha memegang vajra, diangkat tinggi. Tangan kiri membentuk mudra krodha di depan dada ( atau memegang pasa / tali )
Tubuh Vajrapani berhiaskan untaian ratna mutu manikam dan ular, mengenakan gaun kulit harimau. Kaki kanan ditekuk dan kaki kiri terjulur, bersemayam di tengah kobaran Api Prajna.
【 Kutipan Dharmadesana Dharmaraja Liansheng 】
Di dalam pustaka Tantrayana ada tertulis : Vajrapani Bodhisattva, merupakan sinar candra mahacakra yang beremanasi saat Mahavairocana Buddha memasuki Mahamandala Vajradhatu, memasuki Mahasamadhi Samantabhadra. Sinar candra adalah Mudra Hati Bodhicitta yang paripurna.
Di dalam sinar cakracandra nan agung, muncul vajra yang bersinar terang. Karena emanasi ini, maka Vajrapani Bodhisattva merupakan penyatuan dari Samantabhadra Bodhisattva dan Vajrasattva. Mudra Vajrapani Bodhisattva sama dengan Mudra Samantabhadra Bodhisattva.
Vajrapani Bodhisattva merupakan Dharmaputra pertama dari Para Tathagata, merupakan Bodhicitta dari Semua Tathagata, juga merupakan Adhipati rahasia dari Semua Tathagata, merupakan Vajrapaniguhyapati. Semua Vajracarya yang telah mencapai realisasi adalah Vajrapani Bodhisattva.
Vajrapani Bodhisattva merupakan Bodhicitta Semua Buddha. Mahastamaprapta Bodhisattva adalah Jnanacitta.
Vajrapani Bodhisattva merupakan guhyacitta dari semua sadhaka Tantra, oleh karena itu Vajrapani Bodhisattva adalah Vajracitta Bodhisattva, atau hati semua makhluk yang beryukta dengan hati Semua Buddha dan Bodhisattva.
Vajrasattva atau Vajracitta, Bodhisattva ini disebut juga Vajrapani, merupakan Guhyapati, sebutan lainnya adalah Vajradhara atau Yang Memegang Vajra.
Tiga Adhinatha Tantra adalah, Vajrapani Bodhisattva, Vajracitta Bodhisattva dan Vajrasattva, ketiganya merupakan Bodhisattva teragung dalam Tantra, ketiganya manunggal menjadi Vajrasattva.
Wujud Vajrasattva adalah Buddha Sambhogakaya.
Vajrasattva dalam wujud Dharmapala adalah Vajrapani, dengan demikian Vajrapani Bodhisattva tergolong sebagai Dharmapala.
Yang satu merupakan Citta Vajra, disebut sebagai Vajracitta Bodhisattva, merupakan Bodhisattva Dharmadhatu, tergolong sebagai Bodhisattva Dharmakaya.
Dengan kata lain, Bodhisattva Dharmakaya, Bodhisattva Sambhogakaya, dan Bodhisattva Nirmanakaya, ketiganya manunggal disebut sebagai Vajrasattva. Oleh karena itu, Bodhisattva teragung dalam Tantra adalah Vajrasattva.
Tiga Arya Pelindung Tantra : Avalokitesvara Bodhisattva merepresentasikan maitrikaruna, Manjusri Bodhisattva merepresentasikan Prajna, Vajrapani Bodhisattva merepresentasikan Dharmabala. Dengan kata lain, untuk menumbuhkembangkan Bodhicitta, Anda mesti bersarana kepada Avalokitesvara Bodhisattva ; Bersarana kepada Manjusri Bodhisattva supaya menumbuhkan Prajna, memperoleh Buddhajnana dari Tathagata ; Selain itu, Vajrapani Bodhisattva merepresentasikan semua Dharmabala yang bekerja di semesta, ketiga Adhinatha ini dalam Tantra disebut sebagai Tiga Pelindung.
Ada dua jenis silsilah Sadhana Dzogchen, Samantabhadraraja Tathagata – Pancadhyani Tathagata – Vajrasattva – Vajrapani Bodhisattva – Semlag Chen, inilah silsilah langit. Sedangkan silsilah dunia adalah : Prahevajra, Manjusrimitra, Srisimha, Vairotsana, Guru Padmasambhava – Raja Trisong Detsen, Yeshe Tsogyal.
Tantra Tang dibabarkan oleh Vairocana Buddha, Vajrapani Bodhisattva memperoleh makna tertinggi, kemudian ditransmisikan kepada Nagarjuna Bodhisattva, berikutnya ditransmisikan kepada Nagajnana Bodhisattva, Nagajnana mentransmisikan kepada Vajrabodhi, kemudian Vajrabodhi membawanya ke Tiongkok ( masa Kaiyuan Dinasti Tang ), oleh karena itu disebut sebagai Tantra Tang. Kemudian Vajrabodhi mentransmisikan kepada Amoghavajra, Amoghavajra mentransmisikan kepada Huilang, kemudian di masa Dinasti Yuan, Tantra melemah.
Mantra Hati Vajrapani Bodhisattva adalah : “Om. Biezha. Bani. Hom. Pei.” Inilah Mantra Sejati-Nya.
Bani adalah Vajrapani, dua aksara ini sangat penting, bermakna Vajrapani yang Mahabijaksana di alam semesta. Bijaksara adalah : “Hum”, yang bermakna menyingkirkan semua yang tidak baik, inilah makna dari mantra-Nya.
Mantra Simabandhana Dharmapala Vajrapani Bodhisattva adalah : “Om. Banilanzheli.”
Mantra Hati Vajrapani Bodhisattva merepresentasikan kemurnian ucapan, wujud Vajrapani Bodhisattva merepresentasikan kemurnian pikiran, sedangkan Mudra Vajrapani Bodhisattva merepresentasikan kemurnian tubuh, dengan tubuh, ucapan, dan pikiran yang murni Anda dapat dekat dengan Istadevata dan Dharmapala.
Penekunan Buddhisme sepenuhnya merupakan pemanunggalan, atau yukta, dan yukta adalah yoga. Oleh karena itu disebut Sadhana Yoga Vajrapani Bodhisattva, Sadhana Penjapaan Vajrapani Bodhisattva, Sadhana Yukta Vajrapani Bodhisattva, sesungguhnya semua sama, yang terutama adalah mengundang-Nya untuk bersemayam dalam hati Anda, dalam sekejap Anda manunggal dengan Vajrapani Bodhisattva. Kemudian bertransformasi menjadi Vajrapani Bodhisattva, inilah yang terutama dalam Sadhana Penjapaan Istadevata dalam Tantra, inilah yukta.
Salah satu pusaka silsilah dari Acarya Thubten Dhargye, Guru Sesepuh dari Gelugpa, yang diberikan kepada Dharmaraja Liansheng adalah rupang Vajrapani Bodhisattva yang terbuat dari tanah liat, merupakan warisan pusaka dari Kanjur Rinpoche, sama sekali tidak terbayangkan oleh Anda, berbahan tanah liat, namun sangat detail dan nampak sangat agung, berwarna, ukurannya lebih kecil dari telapak tangan, dan sedikit lebih besar dari ibu jari, sungguh tak terbayangkan. Kanjur Rinpoche mewariskannya kepada Acarya Thubthen Dhargye, dan Acarya Thubthen Dhargye mewariskannya kepada Dharmaraja Liansheng.
◎ Berikut di bawah ini merupakan kutipan karya tulis Dharmaraja Liansheng buku yang ke-250, Mengetahui Sebelum Diramal :
Sadhana Penjapaan Bodhisattva Vajrapani
Seseorang bertanya pada saya, “Mahaguru Lu! Tri-pratisarana Tantra terdiri dari Shadakshari Avalokitesvara, Bodhisattva Manjusri, Bodhisattva Vajrapani. Anda telah mentransmisikan Sadhana Shadakshari Avalokitesvara, Sadhana Bodhisattva Manjusri, tinggal Sadhana Vajrapani, mengapa?”
Begitu mendengarnya, saya terkejut.
Saya balik bertanya, “Saya belum transmisi Sadhana Vajrapani?”
Ia menjawab, “Ya.”
Saya berpikir sejenak, teringat Acarya Pufang, mengajarkan saat melakukan Perisai Pelindung Diri, menjapa Mantra Bodhisattva Vajrapani, “Om. Bā ní. Lán zhě lì.”
Saya akhirnya beranggapan bahwa dengan begitu, saya telah mentransmisikan Sadhana Vajrapani, ternyata tidak ada tata ritual yang lengkap.
Saya menulis tataritual penting sebagai berikut:
Tujuh bagian:
Sadhana Mahanamaskara.
Sadhana Mahapuja.
Sadhana Catursarana.
Sadhana Mahaksamayati.
Sadhana Perisai Pelindung Diri.
Sadhana Membangkitkan Bodhicitta.
Membentuk mudra.
Mudra Vajrapani – lebih dulu kedua tangan rangkap ke dalam. Kedua ibu jari berdiri dan menempel, jari telunjuk diluruskan dan terbuka, jari tengah diluruskan dan bersentuhan, jari manis dirangkap ke dalam, kedua jari kelingking berdiri dan menempel.
(Mirip Mudra Jinmu, hanya saja jari kelingking diluruskan dan menempel)
Visualisasi:
Lebih dulu visualisasi sunya membersihkan karma.
Di tengah angkasa terdapat teratai beraneka warna, di atas teratai terdapat cakra candra, di atas cakra terdapat aksara , berubah menjadi Vajra. Pusat Vajra terdapat aksara memancarkan cahaya, menaklukkan segala Mara. Aksara memasuki hati sadhaka. Sadhaka sendiri berubah menjadi Vajrapani.
Tubuh berwarna biru tua.
Satu kepala dua tangan.
Tangan kanan krodha-musti, memegang Vajra. Diangkat tinggi.
Tangan kiri krodha-musti, di depan dada. (Atau memegang tali)
Dihiasi oleh beragam mustika dan ular, memakai rok kulit macan.
Kaki kanan ditekuk, kaki kiri diluruskan.
Berada di tengah cahaya api prajna yang menyala-nyala.
Aksara di dalam hati sendiri bercahaya, mengundang Vajrapani Prajna, dan Dhyani Buddha Abhiseka, Buddha dan Bodhisattva turun.
Zha Hum Ban Huo.
Memasuki samadhi dan menyatu.
Japa mantra:
“Om. Bié zà. Bǎ ní. Hōm. Pēi.” ribuan, puluhan ribu kali.
Memasuki samadhi.
Usai samadhi dan melantunkan gatha:
Dǐnglǐ běifāng jīngāng shǒu.
Zhǎngzhù bùmiè jìng miào tǔ.
Zhū fú zàn shàn zhòng guīyī.
Dān hé rúlái mìmì zhǔ.
Fánnǎo zhū mó jūn cuī pò.
Sān yè qīngjìng jīngāng yīn.
Japa Mantra Sataksara 3 kali.
Kemudian penyaluran jasa:
Yuàn yǐ suǒ xiū gōngdé.
(Semoga pahala sadhana.)
Jí chéng jīngāng shǒu zūn.
(Segera menjadi Vajrapani.)
Xiángfú yīqiè zhū mó.
(Menaklukkan segala Mara.)
Jiětuō lúnhuí kǔhǎi.
(Terbebaskan dari lautan duka tumimbal lahir.)
Sadhana Vajrapani ada yang postur tunggal, ada yang postur yab-yum, Bhagawati-Nya Mamaka adalah berwarna biru, memegang Katari dan Kapala.
(Saya akan memilih hari untuk mentransmisikan sadhana ini)
◎ Perhatian : Penekunan sadhana tantra Zhenfo harus sesuai kaidah Dharma, yaitu memiliki tekad Bodhicitta, bersarana kepada Dharmaraja Liansheng, menaati sila, menguatkan fondasi Catur-prayoga dan Guru-yoga, kemudian barulah memohon abhiseka sadhana adhinatha ini.