#interaksiadalahkekuatan sesi ke-7
Tiba lagi hari Sabtu malam, saat yang paling dinantikan oleh segenap umat di seluruh dunia untuk bisa berjumpa dengan Mahaguru dan Gurudara secara daring.
Terima kasih atas niat mulia para relawan dan rohaniwan di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple ( 西雅圖雷藏寺 ), sehingga kami semua tetap memiliki kesempatan untuk berjumpa dengan Mahaguru dan Gurudara secara daring.
Di penghujung pujabakti singkat, saat pelimpahan jasa, Mahaguru berdoa kepada Sahasrabhuja Sahasranetra Avalokitesvara Bodhisattva, Vajrapani Bodhisattva, dan Tara Peredam Wabah supaya memancarkan cahaya adhisthana menjemput para arwah, serta mengadhisthana segenap siswa Zhenfo Zong supaya segala malapetaka berubah menjadi kemujuran, segalanya manggala, mencapai keberhasilan bhavana, melindungi semua altar mandala Zhenfo Zong. Serta sebanyak tiga kali berdoa kepada Syama Tara, 21 Tara, dan Tara Peredam Wabah untuk mengadhisthana semua insan, supaya wabah cepat tersingkirkan.
Di depan kamera, Mahaguru dengan ramah menyapa semua yang menyaksikan secara daring. Kemudian Mahaguru berwelas asih menjawab setiap pertanyaan siswa.
Pertanyaan siswa ( 1 ) :
Sadhana Chod menggunakan visualisasi, namun kenyataanya tidak ada satu pun yang kita relakan, apakah dengan demikian juga tergolong sebagai persembahan ? Apa manfaatnya secara batiniah ?
Jawaban Mahaguru :
Tantra disebut sekte daya pikiran. Jika kenyataanya Anda tidak merelakan apa pun, berarti sadhana visualisasi Anda nol besar. Semua sadhana menggunakan visualisasi.
Seperti Catursarana, walau para Guru Silsilah sudah tidak ada di dunia fana, namun Anda masih perlu untuk bersembah puja kepada Beliau. Selain itu juga para Buddha, semua pustaka Dharma, para Sangha suci, jika Anda berpikiran bahwa Beliau semua tiada, maka tidak perlu bersembah puja, maka apa artinya ?
Seperti Sadhana Mandalapuja, apakah para makhluk suci benar-benar datang untuk memakan sarana puja Anda ? Di alam Atas ada buah surgawi, ada permata yang lebih berharga, untuk apa benda dari dunia fana ini ? Jika Anda sepenuh hati, maka ia menjadi sejati. Jika tidak sepenuh hati, maka ia hanya palsu belaka.
Bahkan Guru Lu juga palsu, Anda pun juga palsu. Meminjam yang palsu, asal dilakukan dengan sepenuh hati, berarti sedang melatih yang sejati, ini disebut : "Meminjam yang palsu untuk melatih yang sejati."
Demikian pula dengan semua metode sadhana, tidak ada satu metode pun yang sejati, semua palsu, maka metode yang palsu ini dijadikan sebagai yang sejati untuk melatih diri, merasakannya dengan sepenuh hati, maka Anda akan memperoleh anubhava. Secara batiniah, jika Anda telah sepenuh hati, maka semua akan menghasilkan fungsi. Jika tidak sepenuh hati, maka semua tidak akan ada fungsinya.
Pertanyaan siswa ( 2 ) :
Yamaraja menangani alam baka, Maharaja Gunung Timur menangani alam baka, Mahabala Vajra juga menangani alam baka, namun Dewa Indra, para Vajra Vidyaraja dan Mahabodhisattva bisa ikut campur. Sesungguhnya di alam baka siapa yang paling berkuasa ?
Jawaban Mahaguru :
Mahabala Vajra menangani semua, baik itu alam baka dan alam fana. Keputusan siapa yang paling berkuasa di alam baka ?
Pertama, yaitu Ksitigarbha Bodhisattva, sebab Beliau adalah pemimpin spiritual di alam baka. Sama halnya di Taiwan, siapa yang paling berkuasa ? Presiden Tsai Ing-wen. Sedangkan di Amerika Serikat, keputusan Trump belum tentu paling punya kuasa. Di negara bagian Washington ada wali kota yang paling berkuasa.
Selain itu, di alam baka, keputusan Anda lah yang paling berkuasa, karena hendak terlahir di alam mana pun tergantung perbuatan Anda sendiri. Di dalam hati Mahaguru tiada alam baka.
Karma yang dibuat oleh batin Anda dan bhavana Anda lah yang menentukan ada atau tidaknya alam baka. Jika Anda telah terlahir di alam suci, maka Yamaraja, Maharaja Gunung Timur, dan para Bodhisattva, tidak ada satu pun yang dapat mengatur Anda. Namun jika Anda tidak mencapai alam suci, maka Yamaraja, Maharaja Gunung Timur, Mahabala Vajra, Dewa Indra, Vajra Vidyaraja, dan para Mahabodhisattva bisa mengatur Anda.
Pertanyaan siswa ( 3 ) :
Metode Pancaran Ganda, Mahaguru mengatakan bahwa sadhaka memancarkan cahaya kepada semua makhluk, dan Buddha memancarkan cahaya kepada sadhaka. Apakah ada detail lainnya ?
Jawaban Mahaguru :
Jika sadhaka ingin memancarkan cahaya menyinari para insan, maka mesti terlebih dahulu diri sendiri memiliki cahaya. Tentu saja Buddha bisa memancarkan cahaya menyinari sadhaka, namun sadhaka mesti memiliki cahaya untuk menyinari para insan. Tubuh sadhaka mesti bisa memancarkan cahaya, inilah detailnya, ini adalah tahapan bahavana.
Jika tubuh sadhaka bercahaya, maka cahaya dan cahaya saling menyinari, cahaya Buddha dan Bodhisattva dapat menyinari Anda, dan Anda juga dapat menyinari para insan, Anda sama dengan Buddha Bodhisattva yang dapat menyinari para insan, oleh karena itu diri Anda mesti bercahaya. Untuk bersadhana memunculkan cahaya ini, mesti mengikuti detailnya, tahapan demi tahapan ditekuni, sampai diri Anda sendiri bercahaya, inilah detailnya.
Pertanyaan siswa ( 4 ) :
Visualisasi cakra mantra berputar di cakra anahata dan menjapa mantra, memiliki fungsi untuk membuka cakra anahata. Adakah metode sadhana visualisasi cakra mantra pada cakra dan nadi yang lain ?
Jawaban Mahaguru :
Ada. Cakra muladhara, cakra svadhisthana, cakra manipura, cakra anahata, cakra visuddha, cakra ajna, dan cakra usnisa, semua ada metode sadhana visualisasinya.
Pertanyaan siswa ( 5 ) :
Mohon petunjuk Mahaguru : Dalam Tata Ritual Siddhi Rahasia yang Dibabarkan oleh Sang Buddha di Indrasilaguha disebutkan - "Terlebih dahulu sadhaka mesti menemui seorang Acarya, kemudian menerima transmisi Ajaran dengan sikap penuh keyakinan dan penghormatan, memohon adhisthana dan perlindungan dari Istadevata sadhaka, memberikan pujana luas kepada para Buddha Tathagata, dan setelah melakukan dana agung bagi para insan, sadhaka berjalan ke arah timur dalam jarak 10 busur, kemudian berjalan ke arah barat dalam jarak 30 busur, baru kemudian memasuki istana. Bentuknya persegi empat dan terdapat jendela kisi, saat itu melalui kisi jendela tersebut sadhaka melihat berbagai macam pepohonan, dan semua pohon tersebut adalah obat suci." Lokasi yang disebutkan di sini adalah lokasi berwujud atau tidak berwujud ?
Jawaban Mahaguru :
Hari ini mengupas perihal ada dan tiada. Visualisasi dalam Simabandhana Empat Lapis ada atau tiada ? Jika saya bervisualisasi sepenuh hati, maka ia ada. Jika hanya sebatas perkataan, maka ia tiada. Seperti halnya amrta dari tangkai dedalu Pandaravasini, saya merasakannya. Sepenuh hati maka ada rasa.
Pertanyaan siswa ( 6 ) :
Jiama dalam Dao dan Lungta dalam Tantra Tibet sama-sama memiliki fungsi untuk komunikasi dengan alam tak berwujud, di atas Jiama terdapat zirah, di atas Lungta terdapat tiga permata yang berkobar. Apakah keduanya setara dan memiliki fungsi sama ?
Jawaban Mahaguru :
Benar. Memiliki fungsi sama.
Pertanyaan siswa ( 7 ) :
Mengapa setelah berlatih Pernapasan Botol saya merasa sangat lelah ? Siswa sudah bisa tahan napas lebih dari 2 menit, dalam melatih prana juga muncul tanda-tanda yang baik, salah satunya adalah tangan dan kaki yang semula dingin sekarang menjadi hangat.
Jawaban Mahaguru :
Baik sekali. Bisa tahan napas selama 2 menit, tangan dan kaki juga hangat, ini sangat baik. Tapi mengapa setelah berlatih Pernapasan Botol bisa sangat kelelahan ? Tanyakan kepada diri Anda sendiri. Di sini Mahaguru sudah tanyakan kepada 5 orang, dan kami semua tidak merasa lelah setelah berlatih Pernapasan Botol. Saya sungguh tidak tahu mesti menjawab bagaimana, jika lelah maka pergilah tidur.
Dharmaraja melanjutkan pengulasan Lamdre :
Teks Lamdre :
7.3, Loka Himpunan Akhir
Slokha : Ada 2 macam rintangan, yaitu : rintangan klesha, dan rintangan pengetahuan.
Rintangan klesha : yaitu arus pikiran yang terus sinambung, lindungi diri menggunakan tiga macam cara yaitu menyingkirkan, memasuki, dan membiarkan.
Rintangan pengetahuan : Meskipun berhasil memasuki dhyana-samadhi, namun ada 8 jenis kekeliruan anubhava, lindungi diri menggunakan kiat membiarkan untuk membangkitkan tiga jenis tanpa kekeliruan.
Setelah mengetahui kekliruannya, biarkan saja, jika tidak muncul kekeliruan dalam metode yang ditekuni, itulah pemahaman yang diperoleh saat enam jenis pengajaran.
Ini merupakan 14 metode perlindungan umum yang sementara, dan keseluruhannya terdiri dari 30 bagian metode perlindungan. Demikianlah teks ini menjelaskan pengajaran marga bersama tujuh bagian samsara dan nirvana.
Dharmaraja menjelaskan :
Saat Anda hendak masuk samadhi, ada 2 rintangan. Klesha yang menyebabkan tidak bisa fokus, karena tidak bisa fokus, maka tidak bisa masuk samadhi.
Apa itu klesha ? Harta, seks, nama, makan, dan tidur. Tamak, benci, dan kegelapan batin, serta berbagai macam penderitaan, semua adalah klesha. Anda mesti singkirkan klesha, jika Anda tidak sanggup menyingkirkannya, maka letakkan saja di samping, tidak usah diacuhkan.
Rintangan pengetahuan. Anda tahu dhyana-samadhi sangat penting, fokus sangat penting, terus ingin masuk samadhi, tapi tidak bisa masuk samadhi. Keinginan untuk masuk samadhi justru menjadi rintangan bagi Anda, Anda tidak bisa terus memikirkan bahwa Anda ingin masuk samadhi, Anda cukup duduk dengan tenang.
Biarkan saja, mengalir saja. Ini adalah kiat. Jika Anda letih, maka tidurlah. Di saat semangat Anda sedang baik, maka kerjakan. Tunggu sampai saat semangat Anda tidak terlalu berlebih, juga saat tidak mengantuk, maka Anda bisa masuk samadhi, saat itu akan lebih mudah memasuki samadhi. Terlampau ketat maka kerjakan, terlampau kendur maka tidurlah, antara ketat dan kendur alamiah saja, maka Anda dapat memasuki samadhi, dengan demikian bisa mengatasi rintangan klesha dan rintangan pengetahuan.
Di saat terlalu banyak klesha, pikiran terus sinambung, rintangan pengetahuan adalah Anda tahu bahwa Anda ingin bermeditasi masuk samadhi. Jangan ada pikiran meditasi, dengan demikian baru bisa memusatkan perhatian masuk samadhi.
Teks Lamdre :
7.1, Saluran Mengerahkan Prana
1. Di bawah saluran lokiya.
Dalam loka himpunan awal, menggunakan saluran mengerahkan prana yang mengurangi klesha, gunakan latihan mengerahkan prana ke seluruh nadi dan untuk melonggarkan simpul nadi, karena simpul nadi menyebabkan rasa sakit seperti terpaan angin utara, seperti pisau.
Mahaguru menjelaskan :
Semua yang dibahas dalam bagian ini adalah cara untuk menembus nadi. Di saat nadi membentuk simpul, akan timbul rasa sakit, setiap rasa sakit merupakan simpul nadi, seolah-olah di atas punggung ada satu bagian yang sakit, Anda mesti mencari simpul tersebut, gunakan prana untuk membuka simpul tersebut.
Saya ambil sebuah benda sebagai perumpamaan, buat simpul pada sebuah japamala, saat prana bergerak sampai ke bagian simpul ia akan menghasilkan rasa sakit, bagaimana loka himpunan awal dapat menyingkirkan rasa sakit ini ? Gunakan prana untuk memasukinya, atau gunakan tangan untuk memijatnya, pijat supaya simpulnya kendur, setelah simpulnya menjadi kendur, ia akan lancar, saat prana bisa bersirkulasi maka ia tidak akan sakit lagi, simpul pun telah terurai, telah terbuka, tidak sakit lagi, sudah lancar.
Saat memijat simpul prana, Anda akan merasakan sakit, namun setelah dipijat sampai terbuka, tidak akan sakit lagi. Mana mungkin orang yang berlatih prana dapat merasa sakit ? Sebab di saat bagian ini sakit, maka prana dikerahkan untuk menggetarkan bagian tersebut, supaya nadi dapat tembus. Akan tetapi saat penggunaan prana tidak sanggup, karena prana tidak cukup daya, maka gunakan cara menepuk, ini juga bisa membuka nadi.
Ada dua cara, yang satu adalah gunakan prana dalam tubuh Anda, yang kedua adalah gunakan Vajramusti.
Di akhir, Mahaguru memberitahu semuanya, wali kota Washington mengatakan bahwa ketentuan “Berdiam di Rumah Saja” baru berakhir pada tanggal 31 Mei, akan tetapi belum tentu tepat pada hari itu juga, penentuan tetap tergantung pada kondisi saat itu. Mahaguru mengatakan, beberapa bulan ini, negara mana dan siapa yang masih dapat meraup keuntungan ? Hampir semua orang sedang menderita, semua sedang mengalami kerugian.
Sekarang setiap bidang usaha sungguh mengenaskan, hampir semua orang mengalami kesusahan. Memandangnya dengan kesetaraan, semua sama-sama sedang menderita, namun Mahaguru dan Gurudara masih termasuk beruntung, masih bisa duduk di atas Dharmasana untuk membabarkan Dharma kepada semua, tubuh juga masih sehat, tidak tertular COVID-19. Ini juga termasuk berkah, Anda bisa menghemat banyak waktu, di rumah bisa melakukan meditasi berjalan, berlatih meditasi, melafal Nama Buddha, menjapa Mantra, bahkan bisa berlatih setiap bagian dari Caturprayoga dengan sebaik-baiknya, sunggguh sebuah keberuntungan !
Pada masa-masa seperti ini, gunakan waktu yang ada untuk berbhavana dengan sebaik-baiknya, dengan demikian, Anda lebih beruntung dari orang lain. Mesti sepenuh hati, tekuni Caturprayoga dengan fokus, tekuni sampai genap sempurna, maka dalam beberapa bulan ini Anda adalah orang yang beruntung. Di saat orang lain tidak tahu bagaimana menjalani kehidupan, Anda sudah tahu bagaimana mesti menjalani kehidupan ini. Ubahlah waktu yang tidak bermanfaat menjadi bermanfaat, ini sangat penting !
Oleh karena itu, bagi Mahaguru dan para sadhaka, COVID-19 merupakan keberuntungan yang berlimpah. Jika Anda tahu bagaimana memanfaatkan masa-masa ini dengan baik, maka keberhasilan Anda akan sangat baik, daya bhavana yang diperoleh juga akan sangat tinggi, adhisthana Buddha Bodhisattva yang diperoleh juga sangat banyak, cahaya terang yang Anda pancarkan juga tanpa batas, cahaya tanpa batas terpancar dari diri Anda.
Mahaguru menyemangati semua untuk memanfaatkan waktu yang ada saat ini dengan baik, gunakan untuk membersihkan batin, gunakan untuk bhavana, inilah keberuntungan, inilah berkah.
Usai Dharmadesana, seperti sebelumnya, Mahaguru berwelas asih mengadhisthana para siswa di lokasi dan yang menyaksikan secara daring. Terima kasih Mulacarya atas anugerah Dharmadesana dan adhisthana, serta bimbingan menjalani kehidupan, sungguh merupakan permata Dharma yang sangat berharga bagi kami semua.
◎ Untuk membaca artikel asli dalam bahasa Mandarin, klik menu bahasa di pojok kanan atas halaman ini.