《Liputan TBS Seattle》
Sore hari di Seattle, hujan telah berlalu, langit kembali cerah, sinar mentari dari arah barat membuat warna rumput dan bunga semakin indah. Mahaguru berdiri di luar Taman Arama menunggu Gurudara.
Nampak ekspresi anggun laksana seorang seniman sedang menikmati keindahan lukisan, menatap bunga melati musim dingin yang bermekaran di antara semak-semak, Mahaguru mengatakan : “Hijau rumput yang berpadu dengan bunga melati musim dingin nampak sangat indah.”
Mahaguru memandang lebih jauh sampai ke halaman belakang, nampak serumpun bunga putih di sisi pagar kayu, Mahaguru bertanya kepada biksu di samping : “Kapan bunga-bunga putih itu ditanam ?” Biksu menjawab : “Sepertinya bukan ditanam sendiri, melainkan adalah bunga liar.” Mahaguru nampak tidak begitu yakin, kemudian mengatakan : “Benarkah….. Kenapa bisa nampak begitu cantik.”
Mahaguru langsung melangkah mendekati semak berbunga putih untuk mencari kebenarannya. Setibanya di depan semak berbunga, “Ha ! Ini benar-benar bunga krisan liar, dari jauh tidak kelihatan.” Mahaguru membungkuk untuk lebih dekat dengan semak berbunga, seolah-olah sedang berbisik kepada bunga-bunga.
Mahaguru terdiam di hadapan sekuntum krisan putih besar, mendekatkan wajah dan memejamkan mata, seakan-akan mendapati sebuah rahasia, sesaat kemudian Mahaguru menoleh, dengan raut wajah sedikit kecewa, beliau berkata kepada orang di samping, “Kenapa tidak berbau harum ?”
Saat itu, seorang biksu entah kenapa mengatakan : “Jangan memetik bunga liar di pinggir jalan.” Biksu lain yang mendengarnya langsung menimpali : “Hanya mengamatinya saja, apakah ada masalah ?” Tanpa menghiraukan perdebatan kedua biksu tersebut, Mahaguru melangkah lebar ke arah Gurudara yang sedang menghampiri untuk bergabung.
Heningnya Mahaguru seakan sedang mengajarkan kepada orang di sekitar mengenai kebenaran : “Bunga bukanlah bunga, aku bukanlah aku.” Seperti yang dikatakan oleh Dewi Bodhisattva dalam Vimalakirti Nirdesa Sutra : “Ikatan vasana belum berakhir, maka bunga melekat pada badan ; Bagi mereka yang telah mengakhiri ikatan vasana, bunga tidak akan menempel pada badannya.” Di antara hamparan rerumputan dan bunga, di bawah sinar mentari, Mahaguru datang dan pergi dengan leluasa, memberikan pelajaran “Studi Alam” yang sangat berharga bagi para insan.