24 Mei 2020 Upacara Homa Mahadewi Yaochi di Rainbow Temple
【Berita TBS Seattle】
Sore hari tanggal 24 Mei 2020, Rainbow Temple ( 彩虹雷藏寺 ) Seattle Amerika Serikat dengan tulus mengundang Mulacarya Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Agung Homa Mahadewi Yaochi.
Pada usia 26 tahun, sewaktu Dharmaraja mengantarkan sang ibunda beribadah di kuil Yuhuang di Taichung, berkat bimbingan Bibi Guru Lin Qiandai, Mahadewi Yaochi membuka divyacaksu beliau dan berpesan supaya beliau mulai menyeberangkan insan luas. Malam itu juga, Mahadewi Yaochi membawa Dharmaraja untuk mengarungi Dasadharmadhatu, dan mengenal akar diri sendiri, yaitu : Maha Padmakumara Putih. Semenjak saat itu, Dharmaraja mulai membina diri melalui metode Dao, Sutrayana, dan Tantra, hingga akhirnya tercerahkan dan mencapai keberhasilan bhavana.
"Homa merupakan pujana yang sangat besar.", Dharmaraja menjawab setiap pertanyaan siswa, "Dalam Homa Tantra dimasukkan berbagai sarana puja yang sangat berharga, satu kali homa setara kira-kira ribuan kali persembahan dalam Sutrayana. Oleh karena itu, Homa dalam Tantra sangat istimewa."
Mahamandala Puja adalah persembahan universal, saat sadhaka melakukan Caturprayoga, Sadhana Mahamandala Puja wajib dilakukan sampai genap 100,000 kali, "Setelah menerima Abhiseka Homa, Anda baru boleh menekuni Homa. Namun Homa adalah Homa, berbeda dengan Mahamandala Puja, Homa tidak bisa digunakan untuk menggantikan Mahamandala Puja, dan Mahamandala Puja juga tidak bisa menggantikan Homa."
Dharmaraja kembali mengupas cara melakukan persembahan, terlebih dahulu visualisasi nampan mandala menjadi alam semesta, kemudian visualisasi beras menjadi banyak hingga memenuhi angkasa, dipersembahkan kepada Dasadharmadhatu. Kemudian, beras diubah menjadi berbagai macam makanan, benda berharga, segala yang disukai sadhaka dan segala macam sarana puja yang baik dipersembahkan kepada Dasadharmadhatu. Usai visualisasi, bentuk Mudra Pujana, japa Gatha Pujana dan Mantra Pujana, dan terakhir adalah pelimpahan jasa, "Lakukan pelimpahan jasa sesuai dengan harapan Anda masing-masing."
"Samadhi dan Prajna merupakan sepasang sayap untuk mencapai keberhasilan bhavana.", Dharmaraja mengajarkan kepada semua, mesti punya kebijaksanaan dan daya samadhi baru bisa mencerahi hati dan menyaksikan Buddhata.
Pencerahan bukan berarti telah mengamalkan semua ajaran, "Apa yang Anda amalkan ? Singkirkan klesha, singkirkan kemelekatan, singkirkan tabiat buruk diri sendiri, ini yang disebut dengan pengamalan bhavana."
Walau Anda telah memahami secara teori, namun dalam pengamalan bhavana Anda belum berhasil, "Ini artinya Anda belum mencapai samadhi. Mesti berbhavana sampai menghasilkan daya samadhi, dengan adanya daya samadhi Anda tidak akan mengalami kemunduran spiritual. Tanpa daya samadhi, Anda masih bisa mengalami kemunduran."
Selain itu, untuk membedakan apakah seseorang benar-benar telah mencerahi hati dan menyaksikan Buddhata, maka lihatlah apakah ia memiliki penghormatan sejati kepada Mulacarya, "Jika sama sekali tidak menghormati Mulacarya, berarti tidak berkualifikasi untuk bhavana, mana mungkin telah mencerahi hati dan menyaksikan Buddhata ? Bhavana juga perlu 'Minum air ingat sumbernya' ( ingat budi jasa )."
Orang yang benar-benar telah tercerahkan tidak akan tamak, juga tidak akan berselisih dengan orang lain, "Sebab ia sudah tidak punya ego, tidak lagi mementingkan diri sendiri, hanya Berbodhicitta demi para insan."
Antara Mantra Panjang maupun Mantra Pendek, atau bahkan Mantra Aktivitas, pahalanya tiada berbeda, "Dalam tata cara Sadhana Tantra telah ditetapkan dengan sangat jelas, yaitu : Terlebih dahulu bervisualisasi, baru kemudian menjapa mantra."
Dharmaraja melanjutkan pengulasan Lamdre :
Dalam teks disebutkan, "Empat jenis sambharamarga dari carya eksternal, ini merupakan empat jenis marga dalam empat tingkat abhiseka, digunakan sebagai hetu dari kebijaksanaan anubhava tanda hangat, oleh karena itu sloka menyebutkan : Bermula dari sambharamarga."
Dharmaraja mengupas, bhavana mesti dimulai dari sambharamarga yang merupakan fondasi bhavana, jika tidak menghimpun jasa kebajikan ini, maka tidak akan bisa berjumpa dengan Guru sejati yang dapat mengajarkan Buddhadharma kepada Anda, dan tidak bisa memunculkan empat tingkat abhiseka.
"Segala keberhasilan bhavana kelak, fondasi dasarnya ada pada sambharamarga, tanpa sambharamarga diri Anda tidak punya pahala, bagaimana bisa berbhavana ?" Dharmaraja berpesan, sambharamarga merupakan fondasi paling penting dari semua Dharma. Kita mesti memiliki niat bajik, mesti welas asih dan memiliki kasih sayang, "Gunakan welas asih dan kasih sayang untuk menyempurnakan sambharamarga Anda, sehingga akan ada banyak penolong dan Guru Anda akan muncul untuk mengajarkan Buddhadharma kepada Anda."
"Kemunculan prajna seperti bangkitnya api kecil ( hangat skala kecil ), menghasilkan terang, dan terang ini melambangkan kebijaksanaan."
Dharmaraja menjelaskan perbedaan antara hangat besar, hangat sedang, dan hangat kecil, "Saat api homa mulai berkobar, ia mengandung panas, ada pujana, ada sambharamarga, ada prayoga, semua ada di dalamnya, api ini lebih besar dari api lilin, tergolong sebagai api menengah." Dharmaraja lanjut menjelaskan, "Api homa ditransformasikan menjadi api dalam tubuh Anda, saat itu kundalini bangkit dalam tubuh Anda, dan ini tergolong sebagai api besar, hangat besar." Dharmaraja menjelaskan lebih lanjut lagi, ini melambangkan prajna yang terus tumbuh secara perlahan.
Kemampuan dhyana-samadhi ada pada samatha dan vipasyana, mengubah puluhan ribu pikiran menjadi satu pikiran, dan satu pikiran menjadi amanasikara, ini adalah samatha, pikiran dihentikan kembali pada satu, kembali pada satu pikiran. Ini adalah kemampuan samadhi, berkat kemampuan samadhi dihasilkan anubhava amanasikara, dapat melenyapkan semua karmavarana eksternal dan internal, "Saat manusia telah sepenuhnya tidak terpengaruh oleh pikiran, inilah dhyana-samadhi. Oeh karena itu, bhavana dimulai dari kecil, menengah, dan besar, sampai pada amanasikara, ini adalah kemampuan dhyana-samadhi, dan dapat memperoleh Anutpattikadharmaksanti."