【Berita TBS Seattle】
Sore hari tanggal 7 Juni 2020, Rainbow Temple ( 彩虹雷藏寺 ) Seattle Amerika Serikat dengan tulus mengundang Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Agung Homa Syama Tara.
"Bhagawati Syama Tara ( Tara Hijau ), disebut juga : Mahabodhisattva penolong dunia, dalam Tantra Tibet disebut : Tara Bodhisattva, memiliki 21 emanasi, Sita Tara dan Syama Tara dijuluki sebagai kakak beradik, merupakan yang paling mudah didekati, juga paling mudah memperoleh kontak yoga, ada sebagian sadhaka yang seumur hidupnya khusus menekuni Sadhana Bhagawati Syama Tara dan memperoleh kebijaksanaan yang sangat agung. Asalkan para insan dengan tulus menyerukan Nama Agung Nya, menjapa Mantra Hati Bhagawati Syama Tara, maka pasti memperoleh keberhasilan dalam bhavana.
Dharmaraja Liansheng pernah membabarkan tiga keutamaan dari penekunan Sadhana Tara Hijau :
1. Mentransformasikan hati sendiri, menjadi hati maitrikaruna untuk menolong semua makhluk, bertransformasi menjadi Mahabodhicitta yang tak lahir dan tak mati.
2. Memahami hati dan menyaksikan Buddhata, alam suci yang dapat dicapai adalah Kondisi Terang Damai Abadi.
3. Mencapai segala berkah dan kebijaksanaan di dunia, terlebih dahulu meraih berkah duniawi, baru kemudian melepas atribut memperoleh alam suci Lokuttara.
Sadhana Tara Bhagavati sangat maitrikaruna, semua orang yang pernah berbuat kejahatan apa pun ( kecuali yang mengkhianati Guru ) dapat bersarana dan menekuni Sadhana Bodhisattva Mahamaitrikaruna ini, bahkan semua pasti dapat memperoleh pertolongan. Semua insan awam pasti memperoleh pertolongan Tara, kecuali mereka yang mengkhianati Guru, sebab pengkhianatan kepada Guru merupakan indikasi rintangan karma yang sangat berat dan sudah tidak tertolong lagi. Demikianlah ikrar Syama Tara.
Sadhaka yang menekuni Sadhana Syama Tara, kelak memperoleh gelar tantra : Vajra Samyakdharma dan Vajra Suci. Sebab telah berhasil dalam pengamatan sarvadharma, leluasa menganugerahkan pahala kebajikan kepada para insan, menuntun para insan terbebas dari samudra samsara, supaya memperoleh kebahagiaan sejati dan pada akhirnya mencapai keberhasilan bhavana, cahaya terang yang dihasilkan sangat indah.
Ada tiga alam suci dari Syama Tara, yang satu adalah Sukhavatiloka, kemudian Potaloka dan Kadhiravani.
Syama Tara memiliki tiga ikrar, yang pertama adalah dikarenakan pada masa lampau, Beliau adalah seorang putri bernama Prajna, ada orang yang bertanya kepadanya : “Mengapa Anda tidak tampil dalam wujud laki-laki ? Mengapa Anda tampil dalam wujud perempuan ?” Beliau menjawab : “Sebab hanya sedikit yang menuntun insan dalam wujud perempuan.” Oleh karena itu Beliau berikrar menggunakan tubuh perempuan untuk menyeberangkan para insan.
Ikrar yang kedua, Beliau bertekad untuk melindungi para insan yang menderita, barang siapa didera kesukaran dan penderitaan, Beliau pasti memberikan perlindungan dan adhistana, Beliau sanggup menaklukkan segala macam mara.
Ikrar yang ketiga, ketika Avalokitesvara Bodhisattva bersedih, merasa sangat sukar untuk menuntun para insan, Sita Tara dan Syama Tara berikrar : “Kami rela menangggung kesukaran Avalokitesvara Bodhisattva dalam menyeberangkan para insan.”
"Semua bencana alam dan bencana buatan manusia diciptakan oleh umat manusia sendiri." Mengenai pandemi di seluruh dunia, Dharmaraja mengungkapkan bahwa para insan perlu bertobat, dengan demikian bencana alam baru bisa reda, "Jika para insan bertobat, dunia fana ini baru bisa menjadi alam suci. Jika hati umat manusia semakin beracun, maka bencana alam dan bencana buatan manusia akan semakin besar. Jika hati manusia damai, maka bencana alam dan bencana buatan manusia akan sirna." Dharmaraja mendorong supaya kita semua mengembangkan maitrikaruna terhadap semua makhluk sadgati, senantiasa memikirkan kebaikan insan lain, dan memperbaiki perilaku diri sendiri, "Demikianlah menapaki jalan menuju Bodhi."
"Lu Shengyan lampau sudah tidak eksis, Lu Shengyan yang sekarang masih hidup, namun Lu Shengyan di masa mendatang juga bisa tiada, sebab ada lahir pasti ada mati." Dharmaraja menjelaskan, tubuh jasmani umat manusia atau Mahasiddha di masa lampau telah musnah, "Ada kelahiran pasti ada kematian, tiada kelahiran maka tiada kematian, sesungguhnya setiap menit dan setiap detik kita sedang mengalami kematian, oleh karena itu, tiada persoalan ada dan tiada, sebab segala sesuatu pada akhirnya pasti akan sirna."
Lebih lanjut lagi, Dharmaraja mengajarkan, Buddhata itu abadi, "Saat kita telah sepenuhnya menyingkirkan ketidakmurnian, saat tubuh jasmani Anda juga telah tiada, kekotoran juga telah lenyap, saat itu sepenuhnya bersih, inilah tanda-tanda keberhasilan final dalam bhavana."
Ada siswa yang bertanya kepada Dharmaraja : "Mengenai tahapan visualisasi dalam Mandalapuja, kita mesti visualisasikan nampan mandala, atau hanya perlu visualisasi beras dan ratna mutu manikam ?"
Dharmaraja menjelaskan, dalam setiap tata ritual sadhana ada tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir, saat melakukan visualisasi persembahan tidak perlu melekat pada detailnya, tidak perlu memikirkan sedetail itu. Selain itu, jika saat bersadhana pikiran terbang tak tentu arah, atau batin tidak fokus pada sadhana, maka sadhaka boleh japa Mantra Sataksara untuk menambal kekurangan tersebut. Selain itu, tidak perlu tiap kali Mandalapuja selalu lakukan 1 kali pelimpahan jasa, pelimpahan jasa boleh dilakukan secara kolektif setelah menyelesaikan 10 kali Mandalapuja."
Dharmaraja melanjutkan pengulasan Lamdre, dalam teks disebutkan, "Empat jenis sambhara-marga dapat membantu menghasilkan dhyana-samadhi.", Dharmaraja menjelaskan, visualisasikan bahwa Istadevata dan Guru tiada berbeda, "Visualisasi kemunculan Istadevata, Guru masuk ke dalam Hati Istadevata, ini berarti tiada berbeda, keduanya telah manunggal.", Dharmaraja mengajarkan, saat itu mengundang sampai ke angkasa di hadapan sadhaka dan mempersembahkan panca-pujana, "Setelah mempersembahkan panca-pujana, Anda juga visualisasikan diri sendiri, Istadevata Anda masuk ke dalam diri Anda, dengan kata lain, Guru, Istadevata, dan Anda, ketiganya manunggal, ini merupakan sambhara-marga atribut eksternal.”
Apa itu “Sambhara-marga Mantra Tantra Internal” ? Dharmaraja menjelaskan, “Sambhara-marga Mantra Tantra Internal” adalah saat hati Anda dan hasil olah prana Anda berhimpun di cakra manipura. Sambhara-marga Anuttaratantra, tingkat ketiga, adalah “Sambhara-marga Abhiseka Guhya”, Dharmaraja menjelaskan, prana hati, pikiran Anda, dan prana hasil sadhana Anda, berhimpun di antara Istana Padma Bhagavati ( Di antara cakra svadhisthana Bhagavati ), inilah yang disebut dengan “Sambhara-marga Abhiseka Guhya”.
Ada orang yang datang memohon abhiseka, ia ingin langsung menekuni Anuttaratantra, Dharmaraja menegaskan, dalam Lamdre disebutkan : Selain Abhiseka Kalasa, berikutnya adalah Abhiseka Internal, jika dalam kedua jenis abhiseka ini ( Sadhana Internal ) Anda belum berhasil, maka tentu saja tidak boleh masuk Abhiseka Tingkat Tiga ( Abhiseka Guhya dan Abhiseka Guhyatiguhya ), “Jangan sampai keliru memahaminya.”, Dharmaraja berpesan, “Apakah Anda sudah berhasil dalam penekunan Sadhana Internal ? Apakah Anda telah kontak yoga dengan Istadevata ? Jika belum, jangan datang mohon Abhiseka Anuttaratantra.”
Untuk artikel lengkap Dharmadesana Mahaguru, silakan buka situs ponsel True Buddha News bahasa Mandarin :
www.tbsva.org/tbnw/epaper_detail1079.htm