【Berita TBS Seattle】
Sore hari tanggal 21 Juni 2020, Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat dengan tulus mengundang Mulacarya Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Agung Homa Tara Peredam Wabah ( Jiuwenyi Dumu - 救瘟疫度母 ).
"Sebagai anak manusia, kita harus berbakti kepada ayah dan ibu.", sebelum Berdharmadesana, Dharmaraja menceritakan kisah humor untuk menyampaikan bahwa para siswa mesti memiliki sikap batin yang menghormati ayah dan ibu sendiri, "Anda berasal dari ayah dan ibu sendiri, oleh karena itu kita mesti tahu berbakti."
Dalam karya tulis, buku nomor 78, Dharmaraja menuliskan : 'Tianshuiyashafa' ( Metode Air Langit Mengatasi Energi Negatif ), ada siswa yang mohon petunjuk Dharmaraja bagaimana cara mengaplikasikan metode ini untuk rumah masa kini, Dharmaraja menjelaskan, metode 'Wangong' tidak bisa dilakukan di kondominium atau apartemen, sebab Anda tidak tinggal di lantai puncak, "Metode 'Wangong' hanya bisa dilakukan di 'single house', atau jika Anda tinggal di rumah yang berdiri sendiri dan memiliki tandon air, maka cari cara untuk meletakkannya di atas tandon air.” Mengenai air tak berakar, tidak lah masalah jika air tersebut mengering dengan alamiah, “Intinya ada pada adhisthana tri-cahaya pada saat bersadhana, visualisasi cahaya memasuki air, air bersih ini telah berubah menjadi Air Eka Dewata yang murni dan mengalir tanpa henti.”, selain itu, Dharmaraja lebih lanjut menjelaskan, jika sadhaka telah melakukan metode ‘Tianshuiyashafa’, maka semua energi negatif di rumah telah diatasi oleh Air Eka Dewata.
Air tak berakar dan Air Eka Dewata tidak ada hubungannya dengan rumah, air ini juga tidak bisa mengatasi Covid-19, “Sebab Anda telah meninggalkan rumah, tertular virus di luaran, dan tidak ada hubungannya dengan rumah.”
Dharmaraja melanjutkan pengulasan Lamdre, dalam teks disebutkan “Loka himpunan hetu jauh”, Dharmaraja mengupas makna dalam : “Loka himpunan alami dari nidana lampau” : Begitu lahir langsung memiliki empat jenis abhiseka, ini disebut nidana lampau ; “Loka himpunan adhisthana bagi yang memiliki sraddha” : Anda memiliki sraddha kepada Buddhadharma, Anda memperoleh adhisthana Guru, maka Anda pun memperoleh abhiseka ; “Loka himpunan bagi yang tekun” : Anda sangat tekun mendalami utpattikrama ( sadhana tahap pembangkitan ), terus hingga mencapai sampannakrama ( tahap kesempurnaan ), berkat keuletan Anda, Anda pun memperoleh abhiseka.
Dharmaraja mengingatkan, ada semacam orang yang walau telah menerima empat jenis abhiseka tapi sama saja dengan tidak menerima abhiseka apa pun, mengapa demikian ? Sebab ia tidak memiliki sraddha, juga tidak tekun, dan tidak ulet bersadhana, “Bagi yang memiliki nidana lampau, dengan sendirinya ia memperoleh abhiseka, bagi yang memiliki sraddha ia akan memperoleh abhiseka adhisthana, bagi yang tekun maka berkat keuletannya ia pun memperoleh abhiseka yang sejati.”
“Orang yang memiliki akar nidana kehidupan lampau, dengan sendirinya akan memahaminya, dengan sendirinya akan mengalami anubhava.”, Dharmaraja menggunakan pengalaman diri sendiri sebagai contoh untuk menjelaskan “Tujuh bagian tanpa rintangan”, di masa awal, di kuil Dewa Indra, begitu berlutut langsung melihat Mahadewi Yaochi, Amitabha Buddha, dan Ksitigarbha Bodhisattva, “Apakah sebelumnya saya pernah bersadhana ? Tidak. Berarti tergolong apakah ini ? Tergugah berkat nidana lampau. Pembangkitan kundalini juga masih beberapa kali ditekuni, dengan sendirinya kundalini pun bangkit, ini adalah angin balik yang mentransformasikan prana.”
Dharmaraja memberitahu semua, orang yang memiliki akar sangat baik dapat membuka sendiri simpul nadi, dan dengan sendirinya muncul himpunan loka amrta ( bindu ), api dan air berhimpun.
“Saat Anda meyakini Mulacarya, maka abhiseka yang diperoleh juga terdiri dari tujuh macam.” Dharmaraja mengajarkan, sadhaka yang sangat berbakat, memperoleh abhiseka dan adhisthana berkat keyakinan dan penghormatannya kepada Mulacarya, ditambah dengan bersadhana dengan sangat tekun, maka dengan cepat ia akan mengalami peningkatan dalam pencapaian tujuan bhavana, mulai dari abhiseka awal terus mencapai abhiseka tingkat empat, dengan cepat ia dapat naik tingkat, “Pencapaian tujuan dari abhiseka dapat ditingkatkan mulai dari abhiseka kalasa sampai Sadhana Internal, dan dari Sadhana Internal terus meningkat sampai Anuttaratantra, dari Anuttaratantra naik ke Mahapurna.”
“Memiliki nidana lampau, atau memiliki sraddha, atau tekun berbhavana, masing-masing di antara ketiga kualitas tersebut merupakan penghasil dhyana-samadhi.” Dharmaraja lanjut menjelaskan, hanya tiga jenis orang yang memahami dhyana-samadhi, yaitu : Yang memiliki akar baik, yang memiliki nidana kehidupan lampau, yang memiliki sraddha kepada Mulacarya, dan yang tekun berbhavana, baru memahami perlunya dhyana-samadhi, dan kesemua faktor tersebut merupakan penghasil dhyana-samadhi.
“Pada akhirnya Anda mencapai kondisi anasrava, semua klesha anasrava, dan abhijna yang dihasilkan adalah tanpa batas.” Dharmaraja menyemangati semua, pada saat vitalitas melimpah lebih baik Anda bersadhana, “Jangan menunggu usia tua untuk membina diri, sesungguhnya kuburan banyak diisi oleh orang berusia muda.” Oleh karena itu, di masa muda mesti belajar Buddhadharma, “Di saat vitalitas Anda telah melemah, simpul nadi tidak bisa terbuka, prana tidak lancar, bagaimana bisa berbhavana ? Ini sangat penting untuk diperhatikan.”