22 November 2020 Upacara Homa Kalacakra di Rainbow Temple
Liputan TBSN
Mahadharmaraja Tantra Etnis Tionghoa yang Pertama Mentransmisikan Mahasadhana Kalacakra
Pada tanggal 22 November 2020, Dharmaraja Liansheng Lu Shengyan memimpin Upacara Homa Kalacakra di Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat. Mahaguru Berdharmadesana, Kalacakra merupakan perwujudan Sakyamuni Buddha; Dahulu saat Sang Buddha membabarkan Dharma di Gunung Grdhrakuta, Beliau menjelma menjadi Kalacakra dengan Visvamata (Dewi Keremajaan), pergi ke India Selatan, di Stupa Sri Dhanyakataka mentransmisikan Kalacakratantra kepada Raja Suchandra dari Shambala. Kemudian, Raja Suchandra membabarkan Kalacakratantra ini ke seluruh negeri Shambala, demikianlah nidana pembabaran Kalacakratantra, pada saat itu, Kalacakratantra juga tersebar di Kashmir.
Sebelum Dharmaraja mentransmisikan Sadhana Kalacakra di Hong Kong pada tahun 2000, belum pernah ada seorang etnis Tionghoa yang mentransmisikan Sadhana Kalacakra, oleh karena itu, Dharmaraja Liansheng merupakan yang pertama di dunia. Kemudian, Dharmaraja Liansheng menerima pesan dari Guru Thubten Dhargye untuk mentransmisikan Sadhana Kalacakra di lima benua utama.
Dharmaraja menyebutkan bahwa Acarya Lianhe (蓮訶上師) dari Brasil pernah menyusun sebuah buku kompilasi: "Mahasadhana Kalacakra True Buddha School", isinya merupakan asal-usul Kalacakratantra, sejarah, serta semua ajaran Sadhana Kalacakra yang telah ditransmisikan oleh Dharmaraja Liansheng. Menurut Dharmaraja, buku ini sangat berharga.
Dharmaraja mengatakan, manusia, mulai lahir sampai mati, semua berada dalam roda waktu raksasa, kelahiran dan kematian sepenuhnya ada dalam kendali perputaran roda waktu (Kalacakra), waktu melahirkan segalanya sekaligus menghancurkan segalanya. Setelah menekuni Sadhana Kalacakra, tantrika dapat menggunakan Kalacakra Internal dan Kalacakra Eksternal bertransformasi menjadi Kalacakra Istimewa, sehingga dapat terbebas dari roda waktu raksasa, mencapai Nirvana, mencapai Kebuddhaan.
Dharmaraja mengingatkan semua, manusia mesti memahami diri sendiri, mesti tahu sesungguhnya seberapa pemahaman diri ini akan Buddhadharma? Apakah berkualifikasi menjadi seorang Acarya, atau biksu, atau biksuni, atau upasaka, upasika? Dharmaraja berharap supaya semua introspeksi diri.
Sadhana Prajna Mahavairocana (Darizhihuifa - 大日智慧法) Hanya Bisa Ditransmisikan Secara Langsung, dan Sadhana Kebijaksanaan Menghadap Mentari (Duirizhihuifa - 對日智慧法) Boleh Abhiseka Jarak Jauh
Ada siswa dari Malaysia yang mohon petunjuk perihal Sadhana Prajna Mahavairocana (Darizhihuifa) dan Sadhana Kebijaksanaan Menghadap Mentari (Duirizhihuifa) yang ditransmisikan oleh Dharmaraja Liansheng pada tahun 1990, apa fungsi dan manfaatnya?
Dharmaraja menjawab, Sadhana Prajna Mahavairocana hanya ditransmisikan secara lisan, dan hanya secara empat mata, tidak boleh dibabarkan secara umum, tidak boleh diabhiseka secara jarak jauh. Jika ingin menekuni sadhana ini, mesti datang mohon Dharma secara langsung ke Seattle.
Sedangkan Sadhana Kebijaksanaan Menghadap Mentari (Duirizhihuifa), dilakukan pada 'wujianri' (五建日), lihatlah buku panduan hari, cari hari 'jian' (jianri - 建日); Di saat matahari baru saja terbit, mata memandang matahari terbit, gunakan pernapasan penuh, hirup napas satu kali, menghirup sinar matahari masuk ke dalam hati, tahan napas selama 3 napas, teguk liur 3 kali, kemudian setelah menjapa mantra, tangan menggosok mata sebanyak 14 kali, gigi saling mengetuk sebanyak 14 kali. Dharmaraja mengatakan, Sadhana Kebijaksanaan Menghadap Mentari boleh mohon abhiseka jarak jauh. Menekuni sadhana ini dalam waktu lama, dalam tubuh muncul hawa positif murni yang sangat kuat, bahkan dapat langsung mencapai Kedewataan. Sadhana ini merupakan metode visualisasi murni dari Tao, sekaligus merupakan metode visualisasi Tantra. Jika sadhaka benar-benar tidak ada waktu untuk melakukannya, maka bisa memilih hari: 'wujianri' (五建日), menekuni sadhana ini dapat menghasilkan hawa positif murni, laki-laki maupun perempuan semua boleh menekuninya, merupakan metode untuk mencapai Kedewataan.
Vajrapani Bodhisattva: Sadhaka MengenangKu, Aku Hadir Melindungi
Ada siswa dari Inggris yang bertanya, untuk melakukan simabandhana diri, apakah perlu secara khusus mohon Abhiseka Sadhana Vajrapani Bodhisattva?
Dharmaraja menjawab, Sakyamuni Buddha pernah mengatakan bahwa setiap sadhaka, siswa Buddha, yang mengundang Vajrapani Bodhisattva untuk melindungi, maka Vajrapani Bodhisattva akan muncul melindungi dari belakang tubuh sadhaka, setiap saat melindungi sadhaka.
Tidak hanya saat bersadhana, bahkan hendak berpakaian pun boleh bentuk mudra untuk memudrai pakaian yang akan dikenakan, kemudian japa Mantra Simabandhana Diri sebanyak 7 kali, dengan demikian mengenakan pakaian berarti merupakan simabandhana diri, pergi ke mana pun tidak akan terkena hawa buruk, tiap kali hendak keluar rumah juga bisa melakukan simabandhana diri.
Dharmaraja mengatakan, "Boru" adalah Vajrapani Bodhisattva, "Lanzheli" adalah melindungi. Menekuni Simabandhana Diri tidak perlu abhiseka khusus, akan tetapi, jika sadhaka merasa perlu abhiseka khusus, maka Dharmaraja juga berkenan menganugerahkan abhiseka. Vajrapani Bodhisattva merupakan salah satu dari Asta Mahabodhisattva, juga dapat dijadikan sebagai Istadevata.
"Om. Boru. Lanzheli" ditransmisikan oleh Vajracarya Pufang (普方金剛上師), sadhaka menjapa Mantra Vajrapani Bodhisattva, Beliau pun akan muncul, jika sadhaka tidak menjapanya, maka Beliau akan menyembunyikan diri. Dharmaraja juga telah mentransmisikan Mantra Vajrapani Bodhisattva yang lain: "Om. Biezha. Boni. Hum Hum Pei."
Dharmaraja melanjutkan pengulasan Lamdre, dua kemelekatan dalam "anubhava phala", yaitu kemelekatan ego dan kemelekatan dharma, "prana dan hati damai" adalah samadhi. Mengenai makna kalimat: "Memasuki Istana Agung Prajnaparamita Bhagavati", Dharmaraja tidak akan menjelaskannya secara terbuka.
"Hum bersih, terang, dan ringan" dari "Anubhava marga", Dharmaraja menjelaskan, aksara "Hum" menjadi bersih, terang, dan tiada kekotoran; "Angkasa Svabhavajnana tiada kekotoran", "Angkasa" melambangkan kebijaksanaan yang dihasilkan diri, kebijaksanaan tiada kekotoran. Sadhaka bersamadhi, visualisasi aksara "Hum" yang sepenuhnya bersih, menghasilkan kebijaksanaan teragung, saat itu hati menjadi sangat bersih dan terang. Tubuh merasakan ringan. Saat sadhaka berpadu dalam samadhi, akan muncul svabhavajnanam, samadhi seperti ini disebut Samadhi Svabhavajnana,
Mengenai "anubhava marga" dan "anubhava phala", tidak akan dijelaskan secara detail, Dharmaraja menggunakan lagu berjudul "Chuanqi" (傳奇) / Legenda untuk memberikan petunjuk, melalui kerinduan, lebur, kemudian menjadi tiada, laksana angkasa, bersih tiada noda. Saat itu, aksara "A" muncul, dapat memotong kemelekatan ego dan kemelekatan Dharma. Aksara "Hum" muncul, dapat menghasilkan Samadhi Svabhavajnana. Lebih lanjut lagi, Dharmaraja menjelaskan, "manunggal" adalah "satu". Lebur adalah "nol"; Sedangkan nol adalah angkasa, saat itu, tiada kemelekatan ego, tiada kemelekatan Dharma, tiada kotoran, sadhaka menjadi angkasa.
Usai Dharmadesana yang sarat makna luar biasa, Dharmaraja menganugerahkan Abhiseka Sadhana Kalacakra dan Visvamata kepada segenap siswa yang hadir.