12 Desember 2020 Dharmadesana dan Pujabakti Sadhana Ksitigarbha Bodhisattva di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
【Liputan TBS Seattle Ling Shen Ching Tze Temple】
Pada hari Sabtu, 12 Desember 2020, pujabakti akhir pekan di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺) adalah Sadhana Istadevata Ksitigarbha Bodhisattva. Dalam masa pandemi, demi keamanan bersama, semua mengenakan masker dan menjaga jarak.
Suara genta bertalu, dengan diiringi suara mantra Padmakumara, semua umat beranjali khidmat menyambut kedatangan Mahaguru dan Gurudara memasuki mandala, kemudian bernamaskara. Mahaguru duduk di atas Dharmarajasana, memandu semua untuk bersama melakukan Sadhana Istadevata Ksitigarbha Bodhisattva. Dalam pelimpahan jasa, Mahaguru memanjatkan permohonan kepada pemimpin spiritual alam baka yang memiliki ikrar agung, Ksitigarbha Bodhisattva, untuk menjemput para arwah terlahir di Buddhaksetra, mengadhisthana supaya karmavarana para umat dapat terkikis, karma penyakit terkikis, memiliki tubuh yang sehat, segala petaka berubah menjadi manggala, sraddha berakar dengan baik, sambhara dapat tercukupi, kebijaksanaan meningkat, kebajikan terakumulasi, bhavana menghasilkan Dharmabala, segala harapan yang baik dan wajar dapat terpenuhi, serta mengadhisthana semua umat supaya siang hari manggala, malam hari manggala, setiap hari enam waktu senantiasa manggala, dan di dalam kemanggalaan, memohon Guru mengadhisthana, Istadevata menerima, Dharmapala melindungi, bhavana mencapai kontak yoga, sekujur tubuh bersinar terang, wabah sirna, Covid-19 sirna, dan segala petaka tersingkirkan!
Pada karya tulis terbaru dari Mahaguru, buku nomor-281 yang berjudul: "Tiān Xià Dì Yī Líng" (天下第一靈), Tbboyeh menggunakan lukisan karya Mahaguru: "Sinar Buddha di Gunung Jinding" sebagai gambar sampul, serta memohon petunjuk Mahaguru mengenai makna spiritual dari lukisan tersebut.
Mahaguru memberitahu: Dharmakaya Tathagata sesungguhnya adalah sinar emas tanpa batas, sama sekali tiada wujud, dan pratima Buddha di vihara dibuat berdasarkan nidana, sifatnya semu, diwujudkan supaya bisa lebih mudah dipahami oleh semua makhluk, namun sesungguhnya: "Segala sesuatu yang beratribut adalah ilusi.". Jika manusia dapat memancarkan sinar Buddha, maka ia akan menjadi yang paling efektif di dunia ini.
Mahaguru bersembah puja kepada segenap Guru Silsilah, kepada Biksu Liaoming, Guru Sakya Zhengkong, Gyalwa Karmapa ke-16, dan Guru Thubten Dhargye, bersembah puja kepada Triratna Mandala, kepada Istadevata pujabakti hari ini: Ksitigarbha Bodhisattva. Kemudian dengan ramah Mahaguru menyapa semua umat.
Mahaguru mengatakan, dahulu ketika Sakyamuni Buddha berada di Surga Trayastrimsa, demi membalas budi jasa Ibunda yang telah melahirkan Beliau, mengulas Ksitigarbha Purvapranidhana Sutra kepada Sang Ibunda. Ksitigarbha Bodhisattva merupakan salah satu dari Astamahabodhisattva, merupakan seorang Bodhisattva yang sangat agung dan mulia. Dalam sadgati ada Ksitigarbha, sehingga disebut Ksitigarbha Sadgati. Ikrar Beliau adalah: "Tidak akan menjadi Buddha selama neraka belum kosong.", ikrar ini sangat agung, oleh karena itu semua menyebut Beliau: "Mahapranidhana Ksitigarbha Bodhisattva"
Sebelum mulai Berdharmadesana, terlebih dahulu Mahaguru mengisahkan humor. Berikutnya masuk sesi "Interaksi Adalah Kekuatan: Siswa Bertanya Mahaguru Menjawab".
Siswa bertanya:
Jika siswa Zhenfo Zong ingin menjapa Sukhavativyuha Dharani, apakah perlu abhiseka?
Mahaguru menjawab:
Sukhavativyuha Dharani tidak hanya dijapa dalam Tantra, bahkan Sutrayana dan sekte Jingtu (Sekte Ksetraparisuddhi / Sekte Tanah Suci) juga menjapa Sukhavativyuha Dharani. Hanya saja, dalam Tantra ada abhiseka, oleh karena itu, abhiseka atau tidak, semua boleh, namun bagi Anda yang menginginkan abhiseka, Mahaguru akan menganugerahkan abhiseka kepada Anda.
Siswa bertanya:
Jika ingin membaca Satyabuddha Sutra sekaligus sebanyak 108 kali, pada pembacaan yang ke-2 kalinya, apakah harus dimulai dari awal gatha permohonan adhisthana: "Jìng yǐ qīng jìng shēn kǒu yì . Gòng yǎng pí lú zhē nà zūn .....", atau boleh mulai langsung dari "Rú shì wǒ wén."?
Mahaguru menjawab:
Semua boleh. Dalam Tantra ada satu hal yang sangat penting, yaitu harus membaca gatha permohonan adhisthana. Setelah membaca gatha tersebut, tidak perlu diulang lagi.
Siswa bertanya:
Dalam Gatha Mohon Adhisthana Dharmaraja Liansheng, ada rohaniwan yang menambahkan "Namo Amituofo" (Namo Amitabhaya Buddhaya) di bawah "Namo Foyanfomu" (Namo Buddhalocanyai Bhagavatyai), menjadi:
Namo Piluzhinafo (Namo Vairocanaya Buddhaya)
Namo Foyanfomu (Namo Buddhalocanyai Baghavatyai)
Namo Amituofo (Namo Amitabhaya Buddhaya)
Namo Lianhuatongzi (Namo Padmakumaraya)
Namo Liansheng Huofo (Namo Dharmaraja Liansheng)
Mohon petunjuk Mahaguru, apakah demikian sesuai dengan aturan Dharma?
Mahaguru menjawab:
Sesuai aturan Dharma. Sebab Padmakumara merupakan penjelmaan dari Amitabha Buddha.
Siswa bertanya:
Siswa baru saja memperoleh Abhiseka Mantra Ksitigarbha Untuk Melenyapkan Karma Tetap, bagaimana pelafalan yang tepat? Sehari mesti japa berapa kali? Apa yang harus dilakukan supaya karma tetap diri dapat terkikis dengan cepat?
Mahaguru menjawab:
(Mahaguru memperagakan pelafalan mantra). Tidak ada ketentuan sehari mesti dijapa berapa kali. Jika Anda ingin supaya karma tetap cepat terkikis, maka sehari mesti japa empat sesi, setiap sesi japa 1080 kali, empat sesi antara lain: Saat matahari terbit, tengah hari, senja, dan malam hari setelah matahari terbenam. Sedangkan penjapaan biasa adalah 108 kali.
Siswa bertanya:
Demi mempersingkat waktu, bolehkah merangkai mantra dari beberapa makhluk suci menjadi satu? Contohnya: "Om. Gulugulie. Chuli. Suoha", "Om. Zhenbala. Chalengzhanaye. Suoha". "Om. Gulu. Liansheng. Xidi. Hum", mantra dari tiga makhluk suci dirangkai menjadi satu.
Mahaguru menjawab:
Dalam menjapa mantra, tidak semestinya Anda mempersingkat waktu. Dalam Tantra, mantra dari Trimula harus dijapa setiap hari. Mesti visualisasi Mulacarya menetap di puncak kepala, tidak peduli menekuni sadhana apa pun, selalu visualisasi Mulacarya menetap di puncak kepala. Usai visualisasi, Anda mesti japa Mantra Hati Guru sebanyak 108 kali. Selain itu, Mantra Mulaistadevata, Mantra Muladharmapala, semua wajib dijapa. Jika dalam keseharian Anda ingin mempersingkat waktu, maka cukup fokus menjapa Mantra Mulacarya, Mala Mulaistadevata, dan Mantra Muladharmapala. Sedangkan mantra lainnya, boleh ditambahkan untuk dijapa, boleh juga tidak dijapa.
Mahaguru Melanjutkan Pengulasan Lamdre
Dalam slokha disebutkan: "Nidana eksternal angin balik adalah tiga kali tiga". Nidana eksternal adalah prana dari luar, angin balik adalah sirkulasi prana, putar balik, menghasilkan 9 fenomena. Sama seperti melakukan Sembilan Tahap Pernapasan Buddha, prana dari luar masuk ke dalam tubuh, berputar balik, kemudian diembus keluar, inilah yang disebut "Angin balik".
Karena fenomena kasar dari lingkungan luar, ada lompatan, ada gerakan, ada nidana angin balik. (Mahaguru memperagakan lompatan kaki, gerakan tangan, gerakan telinga yang diakibatkan oleh prana) Lompatan dan gerakan menjadi satu, namun bisa juga terpisah. Nidana angin balik, karena Anda menghirup prana, prana di dalam bekerja, menyebabkan terjadinya lompatan dan gerakan pada tubuh. Aksara "deng" adalah ringkasan dari "tiga kali tiga". Nidana dari berbagai fenomena seperti diantaranya adalah penampakan asap, menurut Lamdre, yang pertama dilihat adalah asap, kemudian adalah titik-titik sinar seperti kunang-kunang, dalam mimpi juga bisa melihat kuda sembrani terbang di angkasa.
Nidana anubhava, saat berada dalam meditasi, bisa melihat lingkungan luar, bisa melihat ke dalam, dan mimpi. Maksud dari "tiga kali tiga" adalah perbedaan tanda tiga "hangat" yang jumlahnya adalah sembilan. Tiga "hangat" maksudnya adalah tiga peningkatan, yaitu peningkatan prana, nadi dan bindu, dibagi menjadi sembilan fenomena.
Menutup Dharmadesana, Dharmaraja mengisahkan beberapa cerita humor untuk mengungkapkan makna Dharma. Rangkaian acara dalam pujabakti hari ini telah paripurna, Mahaguru berwelas asih menganugerahkan Abhiseka Sarana kepada umat yang baru, kemudian mengadhisthana Air Mahakaruna Dharani dan mengabhiseka pratima Buddha, kemudian menggunakan vyajanacamara untuk mengadhisthana para hadirin. Terima kasih Mahaguru.
Artikel lengkap Dharmadesana dapat disimak melalui True Buddha News (Bahasa Mandarin):
www.tbsva.org/tbnw/epaper_detail1371.htm