27 Desember 2020 Upacara Homa Mahadewi Yaochi di Rainbow Temple⁣

27 Desember 2020 Upacara Homa Mahadewi Yaochi di Rainbow Temple⁣

【Liputan TBSN】⁣

◎ Nidana Dharma Antara Dharmaraja dengan Mahadewi Yaochi Sangat Mendalam dan Sangat Erat Sungguh Tak Terperikan⁣

Pada tanggal 27 Desember 2020, Dharmaraja Liansheng Master Shengyen Lu memimpin Upacara Homa Mahadewi Yaochi (Yaochijinmu - 瑤池金母) di Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) Amerika Serikat. Usai homa, terlebih dahulu Dharmaraja memberitahukan bahwa hari Minggu depan adalah Upacara Homa Padmakumara.⁣

Padmakumara (Lianhuatongzi - 蓮花童子) adalah Kanthaprabhakumara atau Kumara Manifestasi, mulabhuminya adalah Amitabha Buddha, sedangkan Mahaguru Lu adalah titisan Padmakumara. Zhenfo Zong didirikan oleh Padmakumara.⁣

Dharmaraja mengungkapkan, pada umumnya diperlukan bhavana dalam waktu lama, mesti mencapai kesucian tubuh, ucapan, dan pikiran, sampai sadhaka manunggal dengan Istadevata. Saat Istadevata hadir, sadhaka akan memperoleh anubhava kontak yoga, barulah disebut sebagai kontak yoga. Akan tetapi, yang dialami oleh Dharmaraja pada 50 tahun lampau, begitu Dharmaraja berlutut di hadapan Mahadewi Yaochi di Kuil Dewa Indra, beliau langsung berkontak yoga, sehingga Mahadewi Yaochi menjadi Istadevata pertama yang berkontak yoga dengan Dharmaraja, dan berkat nidana ini pula Zhenfo Zong berdiri.⁣

Dharmaraja mengenang, pada malam hari itu, Mahadewi Yaochi menjelmakan sebuah lingkaran sinar, Dharmaraja melayang memasuki lingkaran sinar, telinga hanya mendengar suara deru angin, dan langsung mencapai alam surga. Saat itu, Mahadewi Yaochi menunjuk kepada sosok yang sekujur tubuhnya penuh dengan kemilau sinar putih, dan mengatakan: "Itulah Engkau, Padmakumara!" Mahadewi Yaochi berpesan supaya kelak Dharmaraja menyeberangkan insan luas. Setelah berjalan selama 50 tahun ini, tentu saja mengalami banyak aral dan rintangan, namun Dharmaraja senantiasa mematuhi petunjuk Mahadewi Yaochi, sebab Mahadewi Yaochi laksana Ibunda, sekaligus laksana mitra Dharma bagi Dharmaraja, terdapat jalinan yang sangat mendalam dan tak terperikan. Dalam buku terbaru karya Dharmaraja Liansheng, yang berjudul: "Tiān Xià Dì Yī Líng" (天下第一靈), Dharmaraja menulis mengenai Mahadewi Yaochi.⁣

◎ Perbedaan Bodhisattvasila Menurut Brahmajala Sutra dengan Bodhisattvasila Menurut Yogacarabhumi Sastra⁣

Terlebih dahulu Dharmaraja menyambung pembahasan dari pertanyaan seorang siswa dari Tiongkok (26 Desember) perihal Bodhisattvasila. Acarya Lianlai (蓮萊上師) dari Singapura mengupas detailnya, berikut merupakan persamaan di antara keduanya:⁣

1. Semua berpusat pada Bodhicitta, sila-sila dibabarkan sebagai akar laku Bodhisattva.⁣

2. Semua dibabarkan untuk mengatasi berbagai rintangan yang timbul melalui tubuh, ucapan, pikiran, yang disebabkan oleh lobha, dvesha, dan moha, serta berbagai pelanggaran terhadap Bodhicitta.⁣

3. Teori dan pengamalan keduanya memiliki persamaan besar dan perbedaan kecil, namun teori dan pengamalannya berpusat pada Bodhicitta.⁣

4. Semua mencakup pancasila dan sadparamita.⁣

Perbedaannya:⁣

1. Brahmajala Sutra dibabarkan oleh Sakyamuni Buddha, sedangkan Yogacarabhumi Sastra dibabarkan oleh Maitreya Bodhisattva.⁣

2. Berdasarkan pembabaran Sang Buddha, sila dipatuhi melalui perilaku sila, peringatan dan penjelasan dibabarkan berdasarkan akibat karma yang ditimbulkan, serta tidak ada saparihara (toleransi dan kesempatan untuk memperbaiki diri).⁣

Sila makanan dan minuman ada dibabarkan dalam Brahmajala Sutra, seperti sila larangan mengonsumsi daging dan pancaparivyaya (5 sayuran berbau tajam), sedangkan Bodhisattvasila menurut Yogacarabhumi Sastra tidak membahas mengenai bahan makanan tersebut.⁣

3. Menurut pembabaran Maitreya Bodhisattva, selain perilaku sila, sila mesti dipatuhi dengan didasari niat awal, dijabarkan melalui sudut pandang vijnaptimatra, serta ada cara untuk saparihara.⁣

Kadar pelanggaran sila dibagi menjadi tiga: Pelanggaran karena pengaruh kekotoran batin, pelanggaran karena kecerobohan, dan bukan pelanggaran; Disebutkan pula sila kekeliruan dalam meditasi, contohnya: "Melekat pada kegiuran dalam meditasi"; Namun tidak dibabarkan mengenai akibat dari pelanggaran sila dan mengenai pahala kepatuhan kepada sila. Hetuvidya digunakan untuk mengenali pahala keberhasilan dan nidana rintangan.⁣

Dalam Brahmajala Sutra ada 10 sila berat dan 40 sila ringan; 10 sila berat antara lain: Pancasila - membunuh, mencuri, asusila, dusta, dan bermabukkan, ditambah dengan sila menggunjingkan kesalahan catasrahparsadah, sila membanggakan diri dan menghujat orang lain, sila sifat kikir dan gemar menghujat, sila menuruti amarah dan tidak mau mengubah diri, sila menghujat Triratna.⁣

Bodhisattvasila menurut Yogacarabhumi menyebutkan 4 sila berat dan 43 sila ringan yang timbul karena lobha, dvesha, dan moha, namun ada cara untuk memberi toleransi; 4 sila berat dibagi menjadi beberapa level seperti: mrduprakara (level lemah), menengah, dan atas.⁣

Tingkat atas berarti telah melanggar setiap level, dan alih-alih menyesalinya, ia malah bersenang hati dalam melakukan pelanggaran; Level lemah dan menengah berarti meskipun telah melanggar 4 sila berat, namun masih bertekad untuk mematuhi sila.⁣

Dharmaraja menjelaskan, saparihara berarti memberikan kesempatan untuk berubah; Sila dalam Brahmajala Sutra tidak ada jalan untuk saparihara. Sedangkan dalam Yogacarabhumi ada jalan untuk saparihara.⁣

◎ Anestesi dan Eutanasia Tidak Bisa Mengatasi Derita Terurainya Caturmahabhuta⁣

Ada siswa dari Brasil yang menanyakan, jika saat menjelang wafat, kita meminta dokter untuk menyuntikkan anestesi umum, apakah bisa mengatasi penderitaan penguraian caturmahabhuta?⁣

Dharmaraja mencontohkan eutanasia di Swiss dan kasus bunuh diri menghirup karbon monoksida, meskipun secara lahiriah seolah tubuh jasmani tidak mengalami rasa sakit, namun tetap melalui penderitaan penguraian caturmahabuta.⁣

Saat roh hendak meninggalkan tubuh, pasti melalui penguraian caturmahabhuta, inilah penderitaan kematian. Di saat roh telah sepenuhnya meninggalkan tubuh, barulah penderitaan tersebut berhenti, karena telah sepenuhnya terpisah dari tubuh jasmani. Satu-satunya cara untuk terhindar dari penderitaan penguraian caturmahabhuta adalah bhavana. Menggunakan bhavana prana berpadu dengan roh, dalam sekejap roh diantar melalui nadi tengah sampai keluar melalui puncak kepala, mencapai alam surga atau Buddhaksetra, langsung terhindar dari penderitaan penguraian caturmahabhuta, inilah manfaat dari pelatihan prana, nadi, dan bindu, satu-satunya cara untuk terhindar dari penderitaan kematian.⁣

Dharmaraja juga menyebutkan bahwa dalam Sutra Raja Agung ada tertulis: "Dapat melenyapkan penderitaan kelahiran dan kematian", oleh karena itu membaca Sutra Raja Agung juga merupakan salah satu cara untuk terhindar dari penderitaan penguraian caturmahabhuta. Dharmaraja juga mencontohkan kisah mangkatnya Acarya Li Xingzhu (李幸珠) baru-baru ini, kesadaran roh beliau kembali dan memberitahu Dharmaraja, "Setelah meninggal dunia dan mencapai keberhasilan bhavana, baru mengetahui ternyata tubuh jasmani sungguh rapuh dan tak tertahankan." (Di usia senja beliau, tubuh jasmani Acarya Li Xingzhu mengalami kelapukan, mengalami banyak penderitaan dan permasalahan)⁣

◎ Sadhana Kebuddhaan Dalam Tujuh Hari Ditekuni Sendiri oleh Sadhaka - Metode Memindahkan Kesadaran Dilakukan oleh Sadhaka yang Telah Kontak Yoga⁣

Ada seorang siswa yang menanyakan, apakah siswa awam tidak boleh melakukan Metode Meindahkan Kesadaran? Jika sadhaka belum menekuni Sadhana Phowa, bagaimana bisa menembus puncak kepala saat melakukan Sadhana Kebuddhaan Dalam Tujuh Hari?⁣

Dharmaraja menjawab, Sadhana Kebuddhaan Dalam Tujuh Hari dilakukan saat sadhaka menjelang wafat, visualisasi tubuh sendiri menjadi aksara Sansekerta "Hum", dan Istadevata di angkasa menjadi aksara Sansekerta "A", aksara "A" Istadevata mengait aksara "Hum" sadhaka, kemudian pada hari ketujuh sadhana ini, begitu aksara "A" menarik aksara "Hum", berarti Istadevata telah menarik dan membawa roh sadhaka. Namun dalam keseharian semasa hidupnya, sadhaka sudah harus berlatih menembus puncak kepala, berlatih saat napas pertama dalam Pernapasan Botol bisa menembus puncak kepala, melesatkan prana untuk menembus puncak kepala, namun setelah puncak kepala berhasil dibuka, dalam satu bulan hanya boleh lakukan satu kali, cukup mempertahankan supaya puncak kepala tetap terbuka. Jika terlalu sering menembus puncak kepala, akibatnya bisa pendek usia, inilah aturannya.⁣

Metode Memindahkan Kesadaran hanya bisa dilakukan oleh sadhaka yang telah kontak yoga dengan Istadevata (Baik itu Acarya, rohaniwan, maupun sadhaka Zhenfo) semua yang telah kontak yoga boleh melakukannya. Bahkan bisa melakukan pemindahan kesadaran diri sendiri. Sadhaka menggunakan aksara "Hum" pada ujung jari untuk membuka Pintu Langit atau puncak kepala mendiang, kemudian menggunakan aksara "Hum" untuk menutup setiap lubang sadgati, antara lain: cakra svadhisthana, cakra muladhara (menutup pintu bumi), pusar (menutup jalan alam manusia), serta menutup lubang mata, telinga, hidung, dan mulut (menutup jalan alam preta).⁣

◎ Buddhata Ibarat Bijih Emas Perlu Dimurnikan untuk Memunculkan Emas⁣

Ada juga siswa yang menanyakan: "Buddhata tidak di dalam pun tidak di luar, jika tidak berbhavana, saat kita menerima akibat karma, apakah Buddhata juga menerimanya?"⁣

Dharmaraja mengumpamakan, ibarat bijih emas, selain terdiri dari emas murni, ia juga bercampur dengan berbagai mineral lainnya (karmavarana). Menurut Sutra Buddha, di saat roh seseorang menderita di alam neraka, Buddhata tidak terpengaruh, sebab Buddhata melampaui segalanya. Hanya roh atau kesadaran Anda yang menderita. Hewan juga mempunyai Buddhata, hanya saja tertutupi. Bhavana berarti membersihkan karmavarana tubuh, ucapan, dan pikiran, sehingga Buddhata dapat muncul dengan sendirinya, dengan demikian dapat mencapai keberhasilan.⁣

◎ Berlatih Vajrajapa Mesti Fokus

Ada siswa yang bertanya, apakah vajrajapa boleh dilakukan sambil berjalan atau saat naik kendaraan umum? Selain itu, bagaimana cara membuat simabandhana diri saat hendak keluar?⁣

Dharmaraja menjawab, sebelum keluar rumah, saat masih berada di dalam rumah mesti membuat simabandhana diri, baru kemudian keluar rumah. Gunakan Mudra Vajranjali atau Mudra Vajrapani, menjapa: "Om. Boru. Lanzheli.", memudrai kening, tenggorokan, cakra hati, pundak kiri, pundak kanan, visualisasi Vajrapani Bodhisattva melindungi.⁣

Boleh juga menggunakan metode ini: Tangan kanan membentuk Mudra Kepal, tangan kiri menopang pakaian, japa mantra 7 kali, gunakan Mudra Kepala untuk memudrai pakaian tersebut, visualisasi pakaian menjadi jubah zirah, mengenakan pakaian tersebut berarti mengenakan jubah zirah.⁣

Mengenai vajrajapa, sadhana ini membutuhkan pemusatan perhatian, mestinya bisa dilakukan saat naik kendaraan umum, sebab Anda masih bisa fokus, tapi saat berjalan-jalan konsentrasi mudah buyar, maka tidak disarankan untuk melakukan vajrajapa sambil berjalan.⁣

◎ Visualisasi Aksara Mantra atau Japa Mantra Dapat Mengatasi Ilusi Dalam Meditasi⁣

Dharmaraja melanjutkan pengulasan Lamdre, "6.4, Empat Penyadaran". Saat bermeditasi, jika ada rintangan mara, atau muncul kondisi yang tidak baik, sadhaka bisa menggunakan empat penyadaran; Di saat mengalami kondisi batin yang tidak baik, bisa membangkitkan penyadaran. Catvararddhipada dapat digunakan sebagai empat penyadaran.⁣

Di antaranya, aksara mantra dapat digunakan untuk menyadarkan diri, visualisasi aksara mantra, atau japa suatu mantra, dapat menyadarkan sadhaka. Contohnya, dalam meditasi, jika sadhaka melihat ilusi, atau melihat kemunculan Mahaguru atau Istadevata, saat itu sadhaka harus menjapa Mantra Hati Guru atau Mantra Hati Istadevata, jika ilusi tersebut tidak hilang, berarti itu penampakan sejati. Jika ilusi itu berasal dari mara, maka setelah menjapa mantra, ia akan sirna. Menjapa Mantra Guru, Mantra Istadevata, atau Mantra Dharmapala dapat menyingkirkan kondisi batin yang tidak baik.⁣

◎ Carilah Cara untuk Mengatasi Depresi - Jangan Bunuh Diri⁣

Di penghujung Dharmadesana, Mahaguru membahas perihal insan masa kini yang sangat mudah terjatuh dalam depresi, di kala muda Mahaguru sendiri pernah mengalami depresi, Mahaguru mengatakan, sungguh bersyukur bisa belajar Buddhadharma sehingga dapat mengatasi depresi. Bunuh diri tidak bisa menyelesaikan masalah, bunuh diri justru menghasilkan karmavarana yang lebih berat, sebab bunuh diri berarti membunuh Buddhata, setelah meninggal dunia pasti terus mengulang penderitaan saat bunuh diri, penderitaanya justru akan bertambah, terus terulang sampai mencapai batas usia yang semestinya baru bisa terlahir kembali.⁣

Karena Mahaguru pernah mengalami depresi, maka beliau dapat memahami penderitaan insan yang mengalami depresi, mereka merasa hidup sungguh menderita, namun tetap ingat nasihat lama: "Jangan bunuh diri!", orang yang mengalami depresi mesti mencari cara untuk mengatasinya, dari mana jatuh maka dari situ pula kita harus berdiri kembali. Mahaguru juga menggunakan berbagai macam cara supaya orang yang mengalami depresi dapat kembali memiliki gairah hidup, dan memperbaiki kualitas tidur. Di dunia ini ada 48000 jenis penyakit, dan Buddhadharma memiliki 48000 jenis obat untuk menyembuhkannya.⁣

Usai Dharmadesana yang sangat berharga, Dharmaraja Liansheng menganugerahkan Abhiseka Mahadewi Yaochi kepada segenap siswa yang hadir di lokasi, upacara pun telah manggala dan sempurna.⁣

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。