Berita Kilat Lintas Nilai Sosial Budaya dan Religi Zhenfo Zong Indonesia – Ceramah Umum
Pada tanggal 22 November 2019, hari kedua acara “Lintas Nilai Sosial Budaya dan Religi Zhenfo Zong Indonesia”, bertempat di Hotel Manohara, Acarya Shi Lianhe (釋蓮訶上師) selaku direktur Departemen Pendidikan True Buddha Foundation ( TBF ) menerima undangan untuk mengisi ceramah umum membabarkan karya ilmiah bertema “Sejarah dan Praktik Kalacakratantra”, isi karya ilmiah ini merupakan penelitian akan asal-usul Sadhana Kalacakra dan hasil ekspedisi Shambala, dipadukan dengan isi Dharmadesana Dharmaraja Liansheng Lu Shengyan saat membabarkan Sadhana Kalacakra di seluruh penjuru dunia, serta dengan mendetail mengungkapkan makna utama Sadhana Kalacakra.
Di antara materi yang disajikan, yang paling menarik dan membuat takjub adalah mengenai ekspedisi mencari Shambala, dari perpaduan dua sumber yaitu : karya tulis dan Dharmadesana Dharmaraja Liansheng, serta hasil ekspedisi Roerich, dihasilkan kesimpulan bahwa lokasi Shambala ada di Negeri Gokturk dekat Pegunungan Altai, yang juga merupakan Negeri Xixia atau Negeri Penembusan Sempurna di Bawah Tanah.
Shambala disebut juga Shangri-La yang merupakan bahasa Tibet, dan bermakna : Surya dan candra dalam hati. Dharmaraja Liansheng mengungkapkan bahwa Shambala ada di Turkistan Tiongkok, dan pernah menyebutnya sebagai Negeri Penembusan Sempurna di Bawah Tanah. Ketua tim ekspedisi pencarian Shambala, Nicholas Roerich menerbitkan buku : “Shambala the Resplendent”. Berikut di bawah ini merupakan kesimpulan penelitiannya:
- Gerbang negeri Shambala ada di dekat Pegunungan Altai, selaras dengan pendapat Dharmaraja Liansheng mengenai lokasi Negeri Gokturk.
- Lokasi Shambala sesuai dengan letak Kerajaan Putih Agung pada masa Dinasti Xixia, sesuai dengan yang dituturkan oleh Dharmaraja Liansheng.
- Roerich menyebutkan bahwa Negeri Shambala tersembunyi di dalam kerak bumi, sesuai dengan yang dituturkan dalam buku Dharmaraja Liansheng bahwa sesungguhnya “Negeri Penembusan Sempurna di Bawah Tanah” adalah Shambala.
Dalam buku beliau, Dharmaraja Liansheng menuliskan :
“Sesungguhnya, Negeri Penembusan Sempurna di bawah tanah adalah Tanah Suci Shambala, negeri ini berbeda dengan Sukhavatiloka, juga berbeda dengan alam surga, terlebih lagi berbeda dengan dunia manusia, merupakan negeri tanpa kekhawatiran, tidak mengenal kematian, kelahiran juga sangat jarang, tiada kebajikan dan kejahatan, kelak saat dunia ini kiamat, negeri ini akan musnah, dapat dibilang usianya sama dengan bumi ini. Di sini terlebih dahulu saya jelaskan, jika ada yang bertekad terlahir di negeri ini, mesti tekun melafal : “Namo Da-zi-zai Di-di Huo-yan Fo” ( Namo Buddha Nyala Api Bawah Tanah Mahaleluasa ), dengan sendirinya kelak terlahir di Negeri Penembusan Sempurna di bawah tanah, keberhasilan spiritual di negeri tersebut sungguh luar biasa, penghuni negeri ini memiliki tinggi badan sekitar 10 kaki, kepala setiap orang memancarkan lingkar cahaya, mereka bisa terbang, senantiasa bersih, permukaan tanah penuh teratai, terdapat pondok yang indah alami, tidak mengenal perubahan musim semi – panas – gugur- dan dingin, siang dan malam senantiasa terang, tiada proses lahir – tua – mati, tiada lapar dan dahaga, semua adalah orang suci, dapat menjelma dalam Dasadharmadhatu dan alam manusia untuk membantu umat manusia membina diri, namun mereka tidak akan mengungkapkan identitasnya, dan tidak ada orang yang tahu bahwa ia adalah orang Negeri Penembusan Sempurna di bawah tanah.”
“Ada orang yang ingin mencari letak Buddhaksetra Shambala, Shambala eksternal ada di dalam perut bumi ; Shambala internal ada di dunia multidimensi ; Sedangkan Shambala yang paling rahasia ada di dalam hati kita ; Sedangkan Shambala yang paling guhya sesungguhnya memenuhi jagat raya ! Asalkan kita membina hati kita menjadi insan Shambala, maka saat kita berhasil menjadi insan Shambala, seberkas cahaya pelangi akan muncul di hadapan Anda, dan saat Anda memasuki cahaya pelangi, maka Anda telah berhasil memasuki Alam Suci Shambala.”
Dharmaraja Liansheng memiliki tiga silsilah Kalacakra, merupakan Dharmaraja suku Han pertama sepanjang sejarah yang secara terbuka mentransmisikan Sadhana Kalacakra. Silsilah Sadhana Kalacakra yang diperoleh siswa Zhenfo Zong merupakan silsilah yang sangat murni. Saat Guru Sesepuh Zhenfo Zong dari Gelugpa, Guru Thubten Dhargye mentransmisikan silsilah Kalacakra, kitab Kalacakra, dan benda pusaka silsilah kepada Dharmaraja Liansheng, beliau berpesan supaya Dharmaraja Liansheng membabarkan dan mentransmisikan Sadhana Kalacakra ke lima benua.
Saat Guru Sakya Zhengkong melihat Dharmaraja Liansheng menekuni Sadhana Kalacakra dengan cara meleburkan sunyata dengan kesadaran penuh, beliau mengatakan : “Ini adalah satu hal yang sangat sempurna, hanya sadhaka nomor satu yang memiliki kemampuan ini, saya merasa sangat gembira bisa mendalami ajaran ini bersamamu. Saya tahu, hanya seorang sadhaka yang baik yang dapat memiliki pencerahan yang demikian tinggi. Saya bangga bisa mengajarkan Dharma kepadamu, kelak Anda pasti dapat memutar Dharmacakra agung Kalacakra.”
「 Kalacakra 」mengandung 2 makna:
Pertama:Roda Waktu.
Pengertian Kalacakra adalah roda waktu nan agung, waktu melambangkan sebuah roda raksasa yang berputar, lahir-tua-sakit-mati, perputaran demikian dihancurkan semua. Seisi jagat raya ini lahir dan musnah di atas roda waktu nan agung, kekuatan yang demikian besar, dan kekuatan yang tidak bisa dilawan adalah Kalacakra. Kalacakra merepresentasikan pengendalian terhadap keseluruhan isi dan proses alam semesta, mulai dari lahir, tumbuh, menua, hancur, dan kemusnahan. Melambangkan kekuatan yang paling awal dan kesadaran terdalam dari alam semesta.
Kedua:Melampaui Waktu.
Bersadhana sampai manunggal dengan Kalacakra, mencapai keberhasilan sempurna, dapat melampaui waktu, berarti telah menghancurkan roda waktu. Memasuki alam tanpa waktu. Tiada keberadaan waktu, berarti kekal, keabadian. Inilah tujuan akhir dari Sadhana Kalacakra, supaya sadhaka dapat melampaui tumimbal lahir, terbebas dari lahir dan mati, mencapai keberhasilan Arhat, Pratyeka-buddha, Sravaka, Bodhisattva, maupun Kebuddhaan.
Demikian pula dengan kelahiran umat manusia, bermula dari sel telur yang dibuahi oleh sperma, sel terus terbagi dan berpecah, tumbuh, membesar, menjadi dewasa, kemudian mengalami penuaan, melemah, dan akhirnya mati, kembali pada tanah dan angkasa, semua proses ini merupakan proses pasti dalam roda waktu, tidak ada seorang pun yang dapat menghindarinya.
Akan tetapi, melalui Sadhana Kalacakra Vajra, manusia dapat terbebas dan melampauinya, dapat terbebas dari ikatan ruang dan waktu, menjadi kekal. Inilah makna dari Sadhana Kalacakra.
Berikut di bawah ini merupakan kesimpulan karya ilmiah Acarya Lianhe:
- Sadhana Kalacakra merupakan Sadhana Tantra yang sangat berharga, yang ditransmisikan sendiri oleh Sakyamuni Buddha.
- Negeri Shambala terletak di Negeri Gokturk di dekat Pegunungan Altai, yang juga merupakan Negeri Xixia, merupakan Negeri Penembusan Bawah Tanah.
- Dharmaraja Liansheng pernah terlahir sebagai Raja Kalki ke-2 di Negeri Shambala : Raja Pundarika.
- Dharmaraja Liansheng memiliki tiga macam silsilah Kalacakra, dan sepanjang sejarah merupakan satu-satunya Dharmaraja suku Han yang mentransmisikan Sadhana Kalacakra.
- Sadhana Kalacakra merupakan metode bhavana yang menggunakan Kalacakra Internal untuk kontak yoga dengan Kalacakra Eksternal, mencapai keberhasilan Kalacakra Istimewa, dapat mencapai Kebuddhaan dengan tubuh saat ini juga.
- Sesungguhnya Sadhana Kalacakra telah melingkupi semua metode dalam Tantra.
- Sadhana Kalacakra yang ditransmisikan oleh Dharmaraja Liansheng paling mendetail, lengkap, dan sempurna.
Saat Acarya Shi Lianhe mempersembahkan karya ilmiah ini kepada Dharmaraja Liansheng, Dharmaraja teristimewa merasa sangat bersukacita atas pembuktian mengenai lokasi Negeri Shambala dengan penuturan Dharmaraja Liansheng mengenai Negeri Putih Agung dan Negeri Penembusan Sempurna di Bawah Tanah. Dharmaraja berpesan supaya karya ilmiah ini dimasukkan ke dalam Mandala Kalacakra yang akan didirikan di Candi Agung Borobudur, sebab karya ilmiah ini merupakan karya tulis yang sangat penting dalam Zhenfo Zong.
Ceramah umum pembabaran karya ilmiah yang dibawakan dengan menarik oleh Acarya Shi Lianhe mengundang tepuk tangan meriah dari para hadirin, terlebih membangkitkan keyakinan para pendengar kepada Mulacarya Dharmaraja Liansheng, membuat dunia luar selangkah lagi lebih mendalam mengenal Ajaran Tantra Satyabuddha.
Judul Asli :
2019年11月22日【真佛宗印尼宗教與學術文化交流】-論文發表會