17 Januari 2021 Upacara Homa Kurukulla Bhagavati di Rainbow Temple
【Liputan TBSN】
Pada tanggal 17 Januari 2021, bertempat di Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) Amerika Serikat, Dharmaraja Liansheng Master Shengyen Lu memimpin Upacara Homa Kurukulla Bhagavati (Gulugulie Fomu -咕嚕咕咧佛母). Sebelum upacara mulai, Dharmaraja yang saat itu mengenakan rompi naga berwarna merah dengan penuh welas asih menyapa para siswa melalui layar Zoom, para siswa yang juga mengenakan pakaian berwarna merah dengan penuh antusias membalas sapaan Mahaguru. Guru dan siswa menumpahkan kerinduan.
Usai upacara, terlebih dahulu Dharmaraja menyanyikan lagu "Selamat Ulang Tahun" dalam bahasa Indonesia sebagai doa restu bagi semua yang berulang tahun pada hari itu, dilanjutkan dengan mengumumkan bahwa minggu depan akan memimpin Upacara Homa Jambhala Kuning (Huangcaishen - 黃財神).
Dalam Dharmadesana, Mahaguru kembali membabarkan empat ikrar utama dari Kurukulla Bhagavati, yaitu ikrar elemen tanah, air, api, dan angin, yang antara lain dapat menyempurnakan rejeki, mengikis karmavarana, mengharmoniskan, menghindarkan dari penyakit, dan menyingkirkan teluh. Banyak Guru sesepuh yang menjadikan Kurukulla Bhagavati sebagai Istadevata, termasuk di antaranya adalah Guru Thubten Dhargye (Kakek Guru). Kakek Guru pernah menganugerahkan pratima Kurukulla Bhagavati yang telah beliau puja selama bertahun-tahun kepada Dharmaraja Liansheng, kemudian Dharmaraja mempersemayamkan pusaka silsilah tersebut di Arama Nanshan (Nanshan Yashe - 南山雅舍).
◎ Interaksi Adalah Kekuatan:
Pertanyaan pertama berasal dari umat di Tiongkok, dalam karya tulis Dharmaraja yang berjudul: "Nìfēng ér xíng" (逆風而行), artikel berjudul "Karmavarana Saya Berat", mengenai makna dan bagaimana mendapatkan daya seperti yang disebutkan dalam Empat Daya Pertobatan.
Dharmaraja menjawab, dalam buku tersebut telah dibabarkan makna dari Empat Daya Pertobatan, dan semua daya tersebut bersumber dari "hati". Dharmaraja memberikan petunjuk bagaimana cara menghasilkan daya pencabutan, daya sarana, daya pemulihan, daya perlindungan, selain itu juga menyatakan bahwa Sadhana Caturprayoga juga bisa menghasilkan empat macam daya tersebut, Mantra Sataksara merupakan mantra yang mengandung makna sunya nan unggul, merupakan mantra penting yang harus ditekuni oleh tantrika.
Umat ini juga menanyakan bahwa pandemi kali ini timbul karena akumulasi pikiran buruk para insan, namun saat ini masih banyak insan yang merasa bahwa timbulnya petaka ini tidak ada hubungannya dengan diri sendiri. Jika kita sebagai sadhaka dapat menekuni Sadhana Pertobatan demi semua makhluk (Contoh: Sadhana Vajracitta Bodhisattva, Ratnaksama Satyabuddha, dan lain sebagainya), apakah bisa membantu meminimalkan malapetaka? Apakah bisa membantu supaya para insan semakin bisa menyadari kesalahan diri sendiri?
Dharmaraja mengatakan bahwa pendapat umat tersebut sangat tepat. Dharmaraja mengungkapkan, di saat para Dewata bersukacita, umat manusia dapat hidup dengan makmur sejahtera; Di saat para Dewata murka, malapetaka akan turun ke muka bumi. Dharmaraja juga mengingatkan bahwa segala sesuatu tercipta dari hati sendiri, surga dan neraka pun juga muncul dari pikiran manusia, Dharmaraja berharap supaya semua menghindari 10 perbuatan buruk. Menekuni Sadhana Pertobatan demi para insan, mengikis karmavarana, dan ini merupakan perbuatan yang sangat berarti.
Pertanyaan kedua dari umat di Taiwan: Jika karena rasa jenuh, sehingga tidak bisa bersadhana sekali setiap hari, bagaimana cara mengatasinya? Dharmaraja berwelas asih, mengatakan bahwa ini adalah pertanyaan yang sangat baik.
Umat manusia memang memiliki sifat malas, beberapa orang memiliki niat awal yang sangat baik, namun beberapa saat kemudian mulai muncul rasa malas. Dharmaraja Liansheng memberikan contoh pengalaman pribadi di saat baru mulai belajar Buddha, beberapa contoh pengalaman tersebut juga mengundang gelak tawa umat yang hadir di lokasi. Dharmaraja menyimpulkan, manusia memang membutuhkan dorongan semangat baru bisa terus konsisten.
Pertanyaan ketiga, meditasi terlalu lama menyebabkan timbulnya rasa sakit di beberapa bagian tubuh, selain pengobatan melalui dokter, apakah masih ada cara lain untuk mengatasinya? Bisakah menggunakan Vajramusti untuk meringankan karmavarana ini?
Dharmaraja mencontohkan pengalaman Mahabiksu Xuyun, dan menasihati semua jika merasa tidak nyaman, jangan memaksakan diri. Berlatih Vajramusti dan pembangkitan kundalini memang dapat membantu meringankan karmavarana ini, yang terutama mesti gunakan prana untuk menembus nadi. Saat darah dan prana tersumbat, maka akan timbul radang dan rasa sakit. Sebelum meditasi bisa melakukan "Getarkan Tubuh Serukan Ha" untuk merilekskan nadi. Mahaguru meminta Acarya Lianqin untuk memperagakan. Dharmaraja mengungkapkan bahwa lama meditasi terbaik adalah 25 menit, namun waktu tersebut mesti dicapai dengan bertahap, waktu ditingkatkan secara bertahap.
◎ Dharmaraja melanjutkan pengulasan Lamdre:
"Nidana apakah pada persamuhan abhiseka" ini artinya abhiseka diri. Abhiseka Tantra dibagi menjadi empat macam, di antaranya, abhiseka di atas tingkat ketiga, Abhiseka Guhya dan Abhiseka Guhyatiguhya tergolong sebagai abhiseka diri. Abhiseka melambangkan aliran bindu yang pergerakannya didorong oleh prana, inilah abhiseka diri.
Prana dalam nadi kanan dan kiri dalam tubuh kita disebut prana karma, tergolong sebagai prana upaya, kita berlatih pernapasan botol supaya prana upaya masuk nadi tengah dan terbentuk menjadi prana prajna. Jika setelah berhenti menghirup napas dapat mengenali prana prajna, maka ini merupakan pemutusan tepat yang ketiga. Pemutusan tepat yang keempat adalah sukha yang timbul setelah bindu menekan prana dan melebur. Mengangkat dan menahan bindu dapat menghasilkan sukha yang tertinggi namun bersifat tiris. Di akhir, Dharmaraja mengingatkan, jika sadhaka tamak akan rasa sukha, berarti masih tiris. Jika bhavana telah mencapai kondisi lebih tinggi, maka sukha tertinggi yang bersifat tiris juga akan sirna. Dharmaraja mengingatkan supaya sadhaka tidak tamak akan sukha semacam ini.
Pengulasan Dharma yang sangat menarik dan mendetail sungguh bermanfaat bagi segenap siswa untuk memahami makna mendalam dari Lamdre, sungguh bermanfaat bagi para insan! Di penghujung acara, Dharmaraja menganugerahkan Abhiseka Sadhana Kurukulla Bhagavati kepada segenap siswa yang hadir, semua menerima anugerah abhiseka dengan penuh sukacita.