Ritus Hari Jadi Fudezhengshen dan Pujana kepada Nagaraja Bodhisattva dan Simharaja Bodhisattva
Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) terletak di lokasi titik mestika gunung spiritual yang ditunjuk langsung oleh Dharmaraja Liansheng, berkat mahadhisthana dari Mahaguru, serta dukungan dari energi bumi fengshui, Dharmabakti di Rainbow Temple semakin berkembang pesat. Pada tanggal 27 Januari, bertepatan dengan tanggal 15 bulan 12 Imlek, Double Lotus Realm Columbarium (Shuanglian Jingjie - 雙蓮境界) menyelenggarakan Mahapuja kepada Buddha dan serta melakukan upacara masuk columbarium bagi leluhur dari dua orang umat Sedharma.
Pada hari ini, 28 Januari, demi merayakan hari jadi Dewa Bumi, Rainbow Temple secara khusus mempersiapkan aneka hidangan makanan dan minuman lezat, kemudian upacara kecil dilakukan sesuai dengan ritus pujana kepada Dewa Bumi, dilanjutkan dengan bersama menyanyikan lagu ulang tahun. Seperti yang pernah dibabarkan oleh Dharmaraja Liansheng: Dewa Bumi (Tudigong - 土地公) disebut juga Fudezhengshen (福德正神), merupakan salah satu Dewa yang paling dekat dengan dunia fana. Dewa Bumi di Rainbow Temple baru menjabat pada tahun 2020, beliau berasal dari Taiwan, dan mengerti banyak macam bahasa. Pada hari itu, selain merayakan hari jadi Dewa Bumi, Rainbow Temple juga teristimewa memberikan pujana kepada Nagaraja Bodhisattva dan Simharaja Bodhisattva, sebagai ungkapan rasa syukur atas perlindungan dan berkat dari beliau selama ini, sebagai perwujudan rasa syukur yang paling tulus dari kita semua kepada Beliau.
Usai berpujana kepada Simharaja Bodhisattva, ada satu hal yang sangat menarik, karena Dharmaraja Liansheng pernah membabarkan bahwa asalkan tangan menjamah mutiara batu dalam mulut Simharaja Bodhisattva, kemudian dengan khidmat beranjali kepada Simharaja Bodhisattva, berdoa mengungkapkan harapan dalam hati, maka permohonan tersebut akan terkabul.
Setelah semua usai meraba mutiara batu tersebut, tinggal satu saja seorang biksu yang berpostur gemuk tidak bisa naik untuk merabanya. Ada seorang Acarya yang dengan sangat serius memberitahu biksu tersebut: “Anda tidak bisa naik? Bolehkah beberapa dari kami bekerja sama untuk membantu Anda naik?” Saat itu semua terdiam menantikan jawaban dari biksu tersebut, biksu tersebut mengatakan: “Tidak perlu, saya cukup berdoa dari sini saja.” Usai mendengarnya, ibarat melepas beban berat, semua menghela napas lega.
Peristiwa kecil ini mengingatkan kita semua, di masa pandemi, selain mematuhi protokol kesehatan, kita harus memerhatikan pemeliharaan kesehatan dan olahraga. Semoga kita semua memiliki postur tubuh yang sehat, sehingga dapat menjamah mutiara batu di dalam mulut Simharaja Bodhisattva, dan memanjatkan permohonan.
Anitya secepat kilat, waktu tidak pernah menunggu kita, hargailah waktu yang ada, fokus dalam kekinian, semoga setelah pandemi berlalu, kita semua dapat kembali berhimpun penuh sukacita Dharma di Seattle! Di penghujung artikel, kami doakan semoga kita semua: Hidup sehari, bahagia sehari! Hidup sehari, bersyukur sehari! Hidup sehari, berbhavana sehari!