7 Maret 2021 Upacara Agung Homa Amoghapasalokesvara di Rainbow Temple
#Liputan TBSN
Pada tanggal 7 Maret 2021, Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) menyelenggarakan Upacara Homa Amoghapasalokesvara Bodhisattva, upacara kali ini mengandung makna istimewa bagi segenap siswa Zhenfo. Pada saat upacara hendak dimulai, pada Zoom sudah ada lebih dari 700 siswa yang menanti Dharmaraja Liansheng, pada siaran langsung YouTube juga telah ada hampir 3000 orang yang daring. Dalam hati segenap siswa di seluruh dunia hanya ada satu harapan, yaitu mohon Buddha menetap di dunia.
Setelah pemandu puja mewakili True Buddha Foundation (TBF) dan segenap siswa menyampaikan suara hati mohon Buddha menetap di dunia, upacara pun mulai berjalan dengan khidmat, pada saat api homa dinyalakan, harapan segenap siswa pun turut menyala, menghalau kegelapan batin dunia.
Usai homa, Rainbow Temple dan Seattle Ling Shen Ching Tze Temple mewakili TBF memandu segenap siswa Zhenfo di seluruh dunia mohon Buddha menetap di dunia, upacara mohon Buddha menetap di dunia ini menggetarkan hati segenap umat di seluruh penjuru, semua memohon Mahaguru: Senantiasa menetap di dunia, panjang usia tanpa batas, mohon memutar Dharmacakra Anuttara, biarlah terangnya Triratna tak’kan pernah padam. Di hadapan kaki padma Buddha kami memohon, mohon Buddha menetap di dunia dalam waktu yang sangat lama, kasihanilah kami para insan yang menderita, babarkan Dharma demi menyadarkan para insan.
Di akhir, segenap siswa di seluruh dunia bersama melantunkan:
Mohon menetaplah! Aku percaya ada nidana untuk mengubah takdir ini.
Mohon menetaplah! Setelah bersusah payah bersua, mengapa kebersamaan demikian cepat berlalu?
Mohon menetaplah! Memperpanjang legenda ini, menciptakan satu lagi keajaiban.
Keseluruhan upacara pun berakhir dengan diiringi lantunan kidung yang menyentuh, segenap siswa Zhenfo memohon Buddha menetap di dunia dalam waktu yang sangat lama.
Berikutnya, tibalah saat-saat yang paling dinantikan, Mahaguru membuka Dharmadesana dengan sebuah lagu selamat ulang tahun, seolah-olah memberitahu semua: "Telah lahir masa yang baru."
Dharmaraja mengungkapkan kesan terhadap mohon Buddha menetap di dunia. Umat manusia pada umumnya memiliki nafsu keinginan akan harta, kerupawanan, kemasyhuran, makanan, dan tidur, sehingga timbul keinginan untuk terus hidup di dunia fana. Namun bagi seorang sadhaka, ia sangat tawar akan kelima nafsu keinginan tersebut. Bagi Dharmaraja, kelima nafsu keinginan tersebut tidak memiliki daya tarik, satu-satunya alasan untuk menetap di dunia adalah membabarkan Dharma membimbing insan. Karena Dharmaraja ingin membimbing insan luas, tidak ingin meninggalkan satu insan pun, tanpa ragu lagi akan kembali, kedatangan kembali tak terelakkan. Dharmaraja juga mengungkapkan kerinduan beliau kepada segenap siswa melalui Zoom.
Dharmaraja melanjutkan, "Samsara dan nirvana satu hakikat, ini adalah tingkat spiritual yang sangat tinggi. Apa itu Tathagata? Seolah-olah datang, seolah-olah pergi. Keberhasilan tertinggi adalah tiada datang dan tiada pergi. Yang kedua adalah datang dan pergi. Sedangkan yang paling tiada keberhasilan juga tiada datang dan tiada pergi, sebab selamanya berada di tiga alam rendah, tanpa pernah terbebas.
Saat-saat yang paling membangkitkan sukacita adalah saat Dharmaraja mengumumkan, "Saya mengikuti harapan insan, semua ingin saya menetap, barusan semua menyanyikan lagu: "Menetap", tentu saja saya akan menetap! Amituofo!" Seketika terdengar suara tepuk tangan dan sorak-sorai ungkapan sukacita, segenap siswa yang berpartisipasi secara daring juga turut bersukacita. Mari kita panjatkan rasa syukur, karena demi membimbing insan dan mengamalkan ikrar tidak meninggalkan satu insan pun, Dharmaraja berkenan untuk menetap di dunia!
Berikutnya, Dharmaraja memberitahu semua bahwa tanggal 14 Maret adalah Upacara Homa Mahottara Heruka (Dahuanhuawang Jingang - 大幻化網金剛), Mahottara Heruka adalah Istadevata yang penuh mukjizat, dapat menyembuhkan penyakit. Dharmaraja berharap supaya semua yang berpartisipasi melalui Zoom, atau melalui siaran langsung daring, atau yang hadir secara langsung dapat memperoleh mukjizat.
Istadevata homa hari ini, Amoghapasalokesvara Bodhisattva disebut juga sebagai Samahita Vajra, nama Amogha berarti tidak kosong (tidak sia-sia), Beliau menjemput dan membimbing insan dengan setara, serta memenuhi setiap permohonan kebajikan.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab
Biksu Shi Lianshui (釋蓮誰法師) dari Malaysia:
Dalam hal belajar madhyamaka dan vijnaptimatra, sadhaka Zhenfo mesti bisa memadukan kedua teori tersebut, atau cukup menekuni madhyamaka-prasangika, dalam hal belajar vijnaptimatra cukup mengenal Dharmata Tathagata dan fungsinya? Sebab madhyamaka adalah sekte sunya atau sekte Dharmata, sedangkan vijnaptimatra adalah sekte eksistensi atau sekte Dharmalaksana, bagaimana memadukan sunya dan eksistensi?
Dharmaraja menjawab:
Ini adalah persoalan yang rumit, mesti memahami madhyamaka, silakan Biksu Lianshui membaca Madhyamakavatara. Untuk memahami Vijnaptimatra, mesti belajar dari lima sastra Asanga dan lima sastra Nagarjuna. Apa itu rupa adalah sunya, sunya adalah rupa? Perpaduan sunya dan eksistensi. Bagaimana memadukan sunya dan eksistensi? Terlebih dahulu mesti memahami apa itu perpaduan sunya dan eksistensi. Oleh karena itu, terlebih dahulu, Biksu Lianshui mesti memahami siapa diri Anda? Baru kemudian dapat menemukan perpaduan sunya dan eksistensi.
Pertanyaan kedua, dari siswa di Taiwan:
Mahaguru pernah Berdharmadesana, kita mesti bisa menjadi sadhaka yang memiliki kondisi batin menaklukkan lingkungan. Namun, setelah siswa secara bertahap mempelajari pengetahuan dasar Buddhisme, dan berupaya mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, selalu saja takluk oleh lingkungan, sering terbawa tabiat sehingga berbuat karma buruk, sesudahnya baru menyesal. Mohon petunjuk Mahaguru, bagaimana cara mengamalkan ajaran tersebut? Saya tahu bahwa sadhaka mesti berucap lembut, namun di dunia kerja (siswa adalah pekerja medis), batin siswa sering kacau karena kesibukan pekerjaan, benar-benar sukar untuk bertutur kata yang lembut, apakah ini berarti saya telah mundur dari Bodhicitta?
Dalam kehidupan sehari-hari, batin takluk oleh lingkungan, memang sukar dihindari. Dharmaraja menggunakan metode sikap batin "tak acuh" dalam menyikapi segalanya. Untuk mencapai keleluasaan, batin mesti bisa menaklukkan lingkungan, untuk mengamalkannya mesti bisa mencapai darsanamarga, sebab segala sesuatu ada dalam mimpi, dunia ini adalah sebuah mimpi, tiada suatu persoalan besar, sekalipun langit runtuh dan bumi merekah, tidak perlu diacuhkan.
Meskipun bisa terjadi hal yang tak diinginkan, seperti mengalami kecelakaan, sadhaka tetap bisa manunggal dengan Istadevata dan langsung terlahir di Buddhaksetra. Kita mesti bisa belajar sampai batin menaklukkan lingkungan, mesti bisa mengikhlaskan kondisi lingkungan, hidup ini mimpi belaka, meskipun menghadapi kesukaran, walau setiap hari sukar, atau setiap tahun sukar, namun segalanya akan berlalu, semua tidak kekal, tidak perlu dipermasalahkan. Meskipun sukar diamalkan, namun mesti punya semangat untuk sanggup mengamalkannya sekuat tenaga, pertahankan tekad ini untuk menyucikan diri sendiri.
Pertanyaan terakhir yang juga dari siswa di Taiwan, akhir-akhir ini ia mengalami insomnia, ia menulis surat, dan sebelum menerima surat balasan, karena sudah tidak tahan setiap hari tidak bisa tidur dan mengalami benturan spiritual, maka ia melakukan shoujing di sebuah kuil. Karena telah mengunjungi kuil-kuil, dan tanpa disadari telah dekat dengan seorang yang melanggar sila, maka ia tidak ingin menyembunyikan kesalahan ini, ia ingin mengakui semua di hadapan Mulacarya Dharmaraja Liansheng, memohon pertobatan! Mohon Mahaguru memberikan purifikasi. Mohon Mahaguru berwelas asih memberi petunjuk, apa yang harus siswa lakukan untuk membersihkan diri, supaya tidak kehilangan adhisthana silsilah?
Mahaguru menjawab:
Karena telah bertobat, maka ia mendapatkan purifikasi, dan sudah tidak masalah. Selain itu, menjapa Mantra Sataksara 100,000 kali juga dapat memperoleh purifikasi. Mesti belajar dari Mahaguru, langit dan bumi ini luas, tiada pikiran kacau, memahami tiada persoalan, tiada keruwetan batin, sehingga bisa lebih cepat tidur, bahkan tidur selama 5 menit dapat memperoleh kualitas dari tidur selama 2 jam, sudah sangat mencukupi.
Upacara usai dengan diiringi curahan amrta Dharma, para umat di Zoom nampak berat untuk berpamitan dengan Dharmaraja, meskipun layarnya tidak besar, namun nampak setiap paras memancarkan keharuan dan air mata penuh syukur. Semua melambaikan tangan dengan penuh antusias dan haru, seolah-olah ingin keluar dari layar untuk memeluk Mulacarya yang paling tercinta. Upacara ini sungguh istimewa, sebab Amoghapasalokesvara sekali lagi membuktikan "Amogha" (tidak sia-sia), membuat harapan siswa tidak sia-sia, Dharmaraja yang tidak terikat pada nafsu keinginan bersedia menetap di dunia demi membimbing para insan.