22 Mei 2021 Pujabakti Sadhana Istadevata Avalokitesvara Bodhisattva di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
【Liputan TBS Seattle Ling Shen Ching Tze Temple】
Pada tanggal 22 Mei 2021 di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺) Mulacarya Dharmaraja Liansheng memimpin semua umat untuk berpujabakti Sadhana Istadevata Avalokitesvara, kemudian bersembah puja kepada segenap Guru Silsilah, Triratna Mandala, dan Istadevata pujabakti hari ini: Avalokitesvara Bodhisattva.
Mahaguru Berdharmadesana:
Menurut umat Buddha, ksetraparisuddhi (alam suci) Avalokitesvara Bodhisattva adalah Ksetraparisuddhi Penembusan Sempurna. Gunung Potaloka (Putuoshan) di Laut Selatan adalah Bodhimanda Avalokitesvara Bodhisattva, Avalokitesvara Bodhisattva memiliki penjelmaan yang tak terhitung banyaknya.
Mahaguru mengenang saat beliau mulai kontak batin dengan para Buddha Bodhisattva, dan berkisah:
Wan Jisao yang tinggal di seberang rumah mempersemayamkan satu rupang Avalokitesvara berwarna putih. Wan Jisao tahu bahwa saya bisa membaca sutra, dan mengundang saya untuk membaca sutra di rumahnya. Setelah membaca sutra, Avalokitesvara di rumahnya justru ikut saya pulang ke rumah. Saya memberitahukan hal ini kepada Wan Jisao, dengan marah ia mengatakan, "Avalokitesvara di rumah saya mana boleh pergi ke rumahmu!" Begitu selesai mengucap, Avalokitesvara langsung menunjukkan daya gaib, membuat Wan Jisao menampar dirinya sendiri, menampar mukanya sendiri sampai bengkak seperti kepala babi. Terus menampar diri sendiri sampai ia memohon ampunan. Saya membabarkan Buddhadharma kepadanya, akhirnya ia pun paham, ternyata Avalokitesvara adalah milik para insan, bukan milik pribadinya sendiri.
Melihat Avalokitesvara tersebut penuh daya gaib, saya pun pergi mencari rupang Avalokitesvara yang sama persis dengan di rumahnya, mencari ke semua toko perlengkapan ritual Buddhis, akhirnya berhasil menemukan dan mengundangnya pulang ke rumah untuk disemayamkan. Semula saya pikir mengundang rupang yang sama persis dengan Avalokitesvara di rumah Wan Jisao maka Avalokitesvara yang bersemayam juga sama, saya bertanya kepada Beliau, Beliau menjawab "Bukan!", saya menyambung, "Bagaimana mungkin? Dibuat dari model yang sama, tapi ternyata Avalokitesvara yang bersemayam berbeda!" Avalokitesvara itu memberitahu saya, Avalokitesvara yang disemayamkan akan kontak yoga dengan orang yang mempersemayamkan.
Avalokitesvara di rumah Wan Jisao berkontak yoga dengan Wan Jisao, sedangkan yang disemayamkan oleh Mahaguru Lu sendiri berkontak yoga dengan Mahaguru Lu. Semua mesti ingat, yang dipuja akan kontak yoga dengan hati yang memuja, hal-hal di semesta ini sungguh sangat menakjubkan.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa bertanya:
Mantra Jvala Amoghapasalokesvara yang ditransmisikan oleh Mahaguru disebut juga Mantra Jvala Mahabhiseka Vairocana Buddha (Guangming Zhenyan - 光明真言): "Om. Amoga. Huailujiana. Maha. Mudela. Mani. Badema. Jifala. Bolafaerdaya. Hom."
Dalam Kitab Ritus Mantra Jvala Vajrasekhara Sutra yang Dibabarkan oleh Vairocana Buddha ada disebutkan, "Mantra rahasia ini adalah Mantra Rahasia Hati para Buddha Tathaghata yang tak terhingga banyaknya. Menjapa mantra ini membuat para Buddha Tathagata yang tak terhingga banyaknya bersukacita. Menjapa satu kali Mantra Hati dari Dwi Tathagata: Mahavairocana Tathagata dan Amitayus Tathagata, sama dengan menjapa Sutra Mahayana yang tak terhingga banyaknya, Dharani yang tak terhingga banyaknya, dan metode Dharma yang tak terhingga banyaknya. Mantra ini merupakan Mantra Hati rahasia dari Mahavairocana Tathagata. Para Buddha trikala dalam trikalpa dengan cepat mencapai Sambodhi berkat menjapa mantra ini. Mantra ini merupakan Ibu dari para Buddha Tathagata yang tak terhingga banyaknya. Merupakan Ibu dari para Bodhisattva dan para makhluk suci yang tak terhingga banyaknya. Mantra ini adalah Maha Mantra, Mantra Mahavidya, Mantra Anuttara, dan Mantra yang tiada taranya."
Jvala Mantra dalam Kitab Ritus ini berbeda dengan yang ditulis oleh Mahaguru, dalam kitab ini tertulis: "Om. Amoga. Biluzhena. Mohe. Mutuoluo. Mani. Botoumo. Supoluo. Boluobolituoye. Hom. Bozha. Subohe."
Mohon petunjuk Mahaguru, apakah perbedaan mantra ini dikarenakan penerjemahan yang berbeda? Apakah menjapa seperti pelafalan yang diajarkan Mahaguru akan menghasilkan pahala yang sama? Mohon Mahaguru berkenan untuk membabarkan, supaya kami mendapatkan pahala tak terhingga dari penjapaan mantra istimewa ini.
Mahaguru menjawab:
Kedua mantra tersebut adalah sama, walau mantra yang ditransmisikan Mahaguru ada perbedaan dengan yang tertulis dalam Kitab Ritus Jvala Mantra. Sebenarnya banyak pelafalan dan susunan mantra yang berbeda, seperti Mantra Padmasambhava: "Om. A. Hom. Biezha. Gulu. Beima. Xidi. Hom. Xie." Masih ada Mantra Padmasambhava yang lebih pendek: "Om. Biezha. Beima. Hom"
Dalam pelafalan Sansekerta dan Tibet menjapa "Suoha", sedangkan di Taiwan menjapa: "Suo Po He", sebenarnya "Suo Po He" adalah "Suoha", sehingga menjapa "Suo Po He" juga berpahala. Penjapaan mantra ada versi dialek Kanton, dialek Taiwan, dan dialek Beijing, semua berbeda.
Saat berkunjung ke India, Mahaguru bertanya kepada penduduk setempat baru mengetahui bahwa bahasa Sansekerta yang paling mendasar ada 16 macam, dan yang berbeda ada 500 jenis, pelafalan wilayah mana yang paling tepat? Bahkan bahasa Sansekerta pun juga berbeda di setiap wilayah. Oleh karena itu, japa mantra sesuai dengan pelafalan Guru Anda, maka akan menghasilkan pahala.
Siswa bertanya:
Jvala Mantra (Guangming Zhenyan) atau Mantra Jvala Mahabhiseka Vairocana Buddha: "Om. Amoga. Huailujiana. Maha. Mudela. Mani. Badema. Jifala. Bolafaerdaya. Hom., siswa mendapatkan abhiseka mantra ini dari Mahaguru pada saat Upacara Amoghapasalokesvara (Bukong Juansuo Guanyin), namun ini juga merupakan mantra abhiseka dari Mahavairocana Tathagata, sedangkan yang berada di puncak kepala Amoghapasalokesvara adalah Amoghasiddhi Buddha (Bukongchengjiufo), oleh karena itu, siapakah Istadevata dari mantra ini?
Mahaguru menjawab:
Jvala Mantra merupakan Mantra Jvala Mahabhiseka Vairocana Buddha, merupakan mantra dari Amoghapasalokesvara, sekaligus merupakan mantra dari Amoghasiddhi Buddha, sebab Hati dari Pancadhyani Buddha saling terhubung. Mengapa insan di Sukhavatiloka sangat bahagia? Sebab hati semua insan di Sukhavatiloka saling terhubung. Saat insan di sana teringat hal yang lucu, maka hati setiap insan menerima kabar tersebut, semua akan tertawa sukacita, inilah Sukhavati.
Panca Buddha merepresentasikan lima jenis kebijaksanaan, namun apakah ini berarti Amitabha Buddha tidak mempunyai Dharmadhatusvabhavajnana? Tentu saja punya! Selain Pratyaveksanajnana, Beliau juga memiliki empat jenis kebijaksanaan lainnya! Demikian pula, Mantra Jvala ini bukan miliki siapa, bukan milik tertentu, Amoghapasalokesvara ada, Vairocana Buddha juga ada, Amoghasiddhi Buddha juga ada.
Siswa bertanya:
Sakyamuni Buddha telah membabarkan Jataka, namun apakah Mahaguru akan membabarkan Jataka diri sendiri? Termasuk nidana penitisan berikutnya. Apakah Mahaguru juga akan mengukuhkan semua 18 Mahapadmakumara dan Rinpoche Zhenfo Zong?
Mahaguru menjawab:
Sakyamuni Buddha membabarkan Jataka. Mahaguru telah mengingat kehidupan lampau, namun karena Jataka sangat panjang, maka mesti melihat apakah waktunya cukup untuk mengulasnya. Mahaguru juga telah mengukuhkan beberapa Padmakumara dan Rinpoche, seperti Tenzin Gyaltso dan Thubten Ksiti. Thubten Ksiti adalah titisan Ksitigarbha Bodhisattva, sedangkan Tenzin Gyaltso merupakan titisan Rinpoche Tenzin dari Biara Sejie di Tibet, saya menganugerahkan nama Tenzin Gyaltso.
◎ Dharmaraja Melanjutkan Pengulasan Lamdre
Tahapan bhavana dimulai dari sambharamarga yang merupakan benih dari berkah dan kebajikan, jika ingin memperoleh berkah dan kebajikan, maka terlebih dahulu mesti menekuni sambharamarga. Tahap kedua adalah Prayogamarga, seperti Caturprayoga dalam Tantra. Kemudian adalah Darsanamarga, yaitu pencerahan. Berikutnya adalah Bhavanamarga, setelah pencerahan mulai berbhavana, disebut bhavanamarga. Pada akhirnya berbhavana mencapai kesempurnaan final, disebut Parayana.
"Nidana eksternal antara lain, seperti yang disebutkan dalam slokha: 'Empat empat abhiseka berikutnya', kondisi menerima abhiseka, trikaya Buddha tiada berbeda." Buddha memiliki trikaya: nirmanakaya, sambhogakaya, dan Dharmakaya.
Apa itu nirmanakaya? Mahaguru Sheng-Yen Lu adalah nirmanakaya, Padmakumara di Mahapadminiloka adalah sambhogakaya, kemudian di atasnya adalah Vairocana Buddha, Buddhalocani, dan Amitabha Buddha adalah Dharmakaya. "Empat empat abhiseka" adalah abhiseka tertinggi.
"Kondisi menerima abhiseka, trikaya Buddha tiada berbeda", sesungguhnya Dharmakaya, sambhogakaya, dan nirmanakaya pada tingkatan Parayana tiada berbeda. "Menggunakan Vidyarajni bhumi ke-12 dengan kesucian sempurna", kesucian sempurna adalah sepenuhnya suci, Vidyarajni ini telah berbhavana mencapai bhumi ke-12, merupakan Vidyarajni yang sepenuhnya suci. Saat Anda telah mencapai Parayana, maka Vidyarajni yang Anda cari juga sama telah mencapai Parayana. "Menggunakan 16 sirkulasi dari abhiseka tingkat keempat" ini adalah abhiseka keempat.
"Nidana internal: Ketiganya muncul di hadapan secara bersamaan; Berdasarkan hetu dekat secara ajaran, slokha menyampaikan: Parayana, yaitu marga abhavana dalam lima tahapan marga." Parayana berarti marga abhavana, sudah mencapai akhir, karena telah mencapai tujuan, sehingga disebut abhavana (tiada lagi yang dipelajari), tidak perlu berbhavana namun sekaligus sama dengan berbhavana, abhavana adalah bhavana.
"Slokha: 'Nidana Parayana', Nidana Parayana dalam lima jenis nidana." Lima jenis nidana ini antara lain: sambharamarga, prayogamarga, darsanamarga, bhavanamarga, Parayana, dan Parayana adalah yang tertinggi.
"Slokha: 'Bisa mencapai kesucian tertinggi nan sempurna', telah mencapai kesucian sempurna, ketahuilah bahwa ia telah bersih sepenuhnya dari semua rintangan pengetahuan." Telah menyingkirkan semua jneyavarana, telah mencapai kesucian final.
Lamdre merupakan sebuah kitab yang sangat sukar untuk dikupas jelas, hanya yang telah berbhavana mencapai tingkatan spiritual tersebut baru bisa memahaminya.
Setelah mencapai Prayana, Anda pun mengetahui bahwa Anda adalah Buddha. Buddha memiliki Trikaya: Dharmakaya, Sambhogakaya, dan nirmanakaya, ketiga tubuh ini saling terhubung, tiada berbeda. Meskipun saya berada di dunia, namun saya sering bisa kembali ke alam Sambhogakaya di Mahapadminiloka. Kadang saya mengatakan, "Saya akan berpulang ke posisi mula." Apa itu posisi mula? Saya adalah titisan Amitabha Buddha, saya ingin berpulang ke posisi mula, diri sendiri berubah menjadi Amitabha Buddha, ini disebut, "Berpulang ke posisi mula, yaitu alamiah.", hati Anda ada dalam kealamiahan. Setiap insan tidak bisa menemukan hatinya, bukan hati jasmaniah, hati ini bukan di dalam, bukan pula di luar, dan bukan di tengah, hati ada dalam kealamiahan. Sesungguhnya hati adalah semuanya, sekaligus bukan semuanya.
Apakah Anda bisa memahami yang Mahaguru babarkan mengenai Parayana? Saat bhavana Anda belum mencapai akhir, akan sangat sukar memahaminya. Hati dalam kondisi alami, ada pada posisi mula, namun hati juga mencakup nirmanakaya Anda saat ini, Sambhogakaya di Mahapadminiloka, dan Dharmakaya di alam kealamiahan, trikaya tiada berbeda.
Mahaguru menyampaikan makna Dharma dengan sangat lugas, membuat kita semua dapat lebih mudah memahami Dharma nan mendalam, dan setelah mendengarnya senantiasa dipenuhi dengan Dharmasukha! Marilah kita bersembah puja memanjatkan syukur atas bimbingan Mahaguru!