29 Mei 2021 Pujabakti Sadhana Ksitigarbha Bodhisattva di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
【Liputan TBS Seattle Ling Shen Ching Tze Temple】
Pada hari Sabtu, tanggal 29 Mei 2021, pukul 8 malam waktu Seattle, diselenggarakan pujabakti Sadhana Ksitigarbha Bodhisattva. Usai pujabakti, Mahaguru memanjatkan permohonan kepada Ksitigarbha Bodhisattva yang memiliki ikrar agung untuk menggunakan mutiara terang menyinari dunia, supaya wabah tersingkirkan. Memohon Ksitigarbha Bodhisattva menggunakan kakhara dan mahkota Pancadhyani Buddha untuk menjemput para arwah yang berjodoh terlahir di Buddhaksetra (Negeri Buddha) nan suci. Mohon Ksitigarbha Bodhisattva dengan daya Diting (vahana Ksitigarbha Bodhisattva) untuk merespon dan menolong para insan yang menderita. Mohon Ksitigarbha Bodhisattva dengan daya ikrar agung, untuk menyeberangkan semua makhluk dalam setiap penitisan. Mohon Ksitigarbha Bodhisattva mengadhisthana segenap siswa Zhenfo Zong dan para insan, sehat sentosa, segala harapan yang baik dapat terpenuhi, segala petaka berubah menjadi mangala, sraddha dapat berakar dengan baik.
Kepala mengenakan mahkota Pancadhyani Buddha,
Memancarkan sinar Buddha menerangi semua.
Tangan kanan memegang khakara,
Membuka gerbang neraka.
Tangan kiri memegang mutiara sinar,
Menerangi Dasadharmadhatu.
Diting sebagai vahana,
Merespon dan mengentaskan insan yang menderita.
Semoga wabah segera menyingkir, COVID-19 mereda. Semoga wilayah yang membutuhkan air mendapatkan air, supaya hasil pertanian melimpah, supaya rakyat hidup bahagia.
Mahaguru mengatakan, Ksitigarbha Bodhisattva bukan hanya menyeberangkan insan di alam baka, sebab ada Ksitigarbha Sadgati (enam alam). Ksitigarbha Bodhisattva juga merupakan Padmakumara, dengan ikrar yang teragung dan paling luas menyeberangkan semua makhluk. Ada beberapa metode menyeberangkan insan, yaitu: Metode raja, diri sendiri terlebih dahulu mencapai Kebuddhaan, baru kemudian datang lagi untuk menyeberangkan insan. Metode nakhoda, Beliau dan para insan berada di atas bahtera yang sama, bersama-sama mencapai tepian. Metode gembala, menggembalakan domba-domba di depan, supaya domba-dombanya mencapai tepian terlebih dahulu, kemudian barulah gembalanya mencapai tepian. Gembala ini adalah Ksitigarbha Bodhisattva. Berikrar untuk tidak mencapai Kebuddhaan sebelum neraka menjadi kosong. Selama para insan belum menjadi Buddha, Beliau berikrar untuk tidak menjadi Buddha, daya ikrar ini adalah yang teragung.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa bertanya:
Pada 9 Juni 1992, Mahaguru pernah membabarkan Sadhana Simabandhana Amitabha Buddha (Amituofo Jiejie fa - 阿彌陀佛結界法). Mantranya adalah: "Om. Amidiewa. Hom Pan." namun saat itu belum ada rekaman mudranya. (Membentuk Mudra Krodha, kedua tangan saling bersentuhan), sampai saat ini siswa juga masih belum jelas bagaimana mudra yang benar. Mohon Mahaguru memperagakan mudra dari Sadhana Simabandhana Amitabha Buddha, serta membabarkan intisari sadhana ini. (Pada tahun 1996, saat konsultasi, siswa telah memperoleh abhiseka Sadhana Istadevata Amitabha Buddha langsung dari Mahaguru, selain itu, setelah membaca Dharmadesana Mahaguru, siswa telah melayangkan surat memohon abhiseka jarak jauh untuk Sadhana Simabandhana Amitabha Buddha) Apakah Sadhana Simabandhana Amitabha Buddha lebih kuat dari Simabandhana Empat Lapis?
Mahaguru menjawab:
(Mahaguru memperagakan kedua tangan membentuk Mudra Krodha) ada banyak metode simabandhana, tidak bisa dikatakan mana yang lebih kuat dan mana yang lebih lemah, semua setara! Dalam Sadhana Simabandhana Amitabha Buddha, sembari menjapa mantra: "Om. Amidiewa. Hom Pan.", sambil membentuk Mudra Krodha, menghadap ke arah timur membentuk Mudra Krodha, menghadap ke arah barat membentuk Mudra Krodha, menghadap ke arah selatan membentuk Mudra Krodha, menghadap ke arah utara membentuk Mudra Krodha. Intinya ada pada visualisasi, jika melakukan simabandhana di dalam rumah, Anda dapat bervisualisasi di sisi utama rumah ada Mudra Krodha, di jendela, di empat bidang tembok ada Mudra Krodha. Dengan demikian, tentu saja bisa menghadang semua roh jahat dari luar.
Siswa bertanya:
Beberapa tahun silam, siswa pernah melihat gatha berikut:
六大無礙常瑜伽,
Liùdà wúài cháng yújiā,
四種曼荼各不離,
Sì zhǒng màntú gè bùlí,
三密加持速疾顯,
Sānmì jiāchí sùjí xiǎn,
重重帝網名即身。
Chóngchóng dìwǎng míng jí shēn.
法然具足薩婆若,
Fǎrán jùzú sàpóruò,
心數心王過剎塵,
Xīnshù xīnwáng guò shāchén,
各具五智無際智,
Gè jù wǔzhì wújìzhì,
圓鏡力故實覺智。
Yuánjìng lì gùshí juézhì.
Sampai saat ini tidak paham apa itu "Liùdà" (sadmahabhuta)? Mohon Mahaguru membabarkan makna dari empat kalimat ini.
Mahaguru menjawab:
Ini adalah Gatha Kebuddhaan Tubuh Sekarang karya Henjo Kongo atau Kukai (Konghai - 空海). Saya akan kupas dengan singkat. Apa itu "Liùdà" (sadmahabhuta)? Yaitu, elemen tanah, air, api, angin, akasha, dan vijnana, ini adalah sadmahabhuta, intinya ada pada vijnana. Tubuh jasmani manusia terbentuk dari perpaduan ilusi caturmahabhuta: tanah, air, api, dan angin. Sedangkan akasha berarti perpaduan susunan tubuh jasmani ini bisa terurai kembali dan menjadi sunya. Apa itu vijnana? Orang awam pada umumnya menyebut vijnana sebagai roh, sedangkan lebih mendalam lagi, Buddhata yang disebutkan dalam agama Buddha adalah vijnana. Kita menyebut vijnana, ada mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, manovijnana, manasindriya, alaya, sampai ke vimala, amalavijnana, ini adalah vijnana, sampai ke sepenuhnya suci, kesucian sempurna, inilah Buddhata.
"Liùdà wúài" artinya sadmahabhuta tiada rintangan, elemen tanah, air, api, angin, akasha, dan vijnana sama sekali tiada rintangan, ini adalah svabhava, tiada rintangan apapun.
"Sì zhǒng màntú gè bùlí." Tanah, air, api, angin, keempat jenis mandala ini sama sekali tidak pergi.
"Sānmì jiāchí sùjí xiǎn." Berkat adhisthana guhya tubuh, ucapan, dan pikiran, yaitu adhisthana dari mantra, mudra, dan visualisasi, membuat Buddhata Anda dapat muncul dengan sangat cepat.
"Chóngchóng dìwǎng míng jí shēn.", "dìwǎng" adalah permata indrajala yang sangat terang, mutiara terang yang terjalin seperti jala, saling menyinari di angkasa, sangat indah, semua saling terjalin, melambangkan sinar Tathagata, semua saling terhubung, tiada rintangan.
"Fǎrán jùzú sàpóruò.", "Fǎrán" adalah Dharmata, artinya dalam diri Anda ada Buddhata, setiap makhluk memiliki Buddhata, semua bisa menjadi Buddha.
"Xīnshù xīnwáng guò shāchén.", Buddhata Anda tidak hanya di dunia saha, juga ada di ksetraparisuddhi (alam suci) yang tak terhingga banyaknya, ada dalam banyak dimensi alam semesta.
"Gè jù wǔzhì wújìzhì." Dharmadhatusvabhavajnana dari Vairocana Buddha, Pratyaveksanajnana dari Amitabha Buddha, Adarsajnana dari Aksobhya Buddha, selain itu ada juga Samatajnana dan Krtyanusthanajnana. Sesungguhnya tidak hanya lima jenis kebijaksanaan, melainkan tak terhingga, kebijaksanaan sempurna, kebijaksanaan mahapurna.
"Yuánjìng lì gùshí juézhì." Kebijaksanaan semacam ini sangat nyata, bisa diwujudkan, sama seperti cermin yang sempurna, terkandung semua kebijaksanaan. Makna dari keseluruhan gatha ini adalah: "Kebuddhaan dalam tubuh sekarang."
Siswa bertanya:
Dalam Sutra Amitabha, di alam sebelah timur ada Buddha Pelita Matahari dan Rembulan, Buddha Sinar Kemasyhuran, Buddha Bahu Mahamenyala, di alam atas adalah Brahmasvara Buddha, Naksatraraja Buddha, Buddha Wangi Tertinggi, Buddha Sinar Wangi, dan Buddha Bahu Mahamenyala. Menurut sepengetahuan siswa, setiap Buddha adalah satu-satunya dan tiada duanya, tapi mengapa dalam Sutra Amitabha, Buddha Bahu Mahamenyala muncul di beberapa Buddhaksetra yang berbeda, apakah ini adalah Buddha yang sama atau Buddha yang berbeda namun memiliki nama sama? Siswa merasa hal ini agak tidak wajar muncul dalam sutra Buddha.
Mahaguru menjawab:
Menurut saya tidak masalah."… Wahai Sariputra, di alam sebelah barat ada Amitayus Buddha, Amitalaksana Buddha, Amitadhvaja Buddha, Mahaprabha Buddha, Mahavidya Buddha, Ratnalaksana Buddha, Vimalaprabha Buddha, dan para Buddha yang banyaknya bagaikan butiran pasir Sungai Ganga." Di sini ada Vimalaprabha Buddha, dalam Sutra Raja Agung (Gaowangjing) ada Buddha Rahasia Sinar Kesucian, dalam Sutra Amitabha ada Vimalaprabha Buddha (Buddha Sinar Suci), juga ada Amitayus Buddha, Amitayus adalah Amitabha Buddha, Amitalaksana Buddha juga adalah Amitabha Buddha, Mahaprabha Buddha juga adalah Amitabha Buddha, Vimalaprabha Buddha juga Amitabha Buddha, Beliau memanifestasikan banyak tubuh penjelmaan.
Sehingga jika kita ucapkan, di alam suci barat ada Amitabha Buddha, kemudian Amitabha Buddha lagi, Amitabha Buddha lagi, Amitabha Buddha lagi, semua adalah Amitabha Buddha, oleh karena itu kita menjapa: "Namo Amitabha Buddhaya dalam nama agung berjumlah tiga ratus enam puluh triliun seratus sembilan belas ribu lima ratus." Ada berapa banyak Amitabha Buddha? Ada tiga ratus enam puluh triliun seratus sembilan belas ribu lima ratus. Apakah tidak boleh demikian banyak? Apakah hanya boleh ada satu Amitabha Buddha? No! Oleh karena itu, dalam Sutra Amitabha, ada Buddha Bahu Mahamenyala, di alam atas ada lagi Buddha Bahu Mahamenyala, menurut Anda "Tidak boleh! Ini pasti ada masalah!", Sesungguhnya memang bisa demikian, bisa ada banyak nama yang sama.
Siswa bertanya:
Saat membaca dan mendalami karya tulis Mahaguru, jika menemukan ada ritus suatu sadhana yang sama tertulis dalam buku yang berbeda dengan sedikit perbedaan (Mungkin pelafalan suara mantra yang berbeda, atau jumlah penjapaan mantra yang berbeda), apakah siswa mesti mengacu pada ritus yang tertulis dalam buku paling baru? Atau antara buku baru dan buku lama mesti dipadukan sebagai referensi?
Mahaguru menjawab:
Ritus tersebut Anda baca di buku yang mana? Yang mana yang telah Anda pelajari? Maka Anda boleh gunakan yang itu.
Siswa bertanya:
Saat kita tidur di malam hari, bisa melindungi diri dengan Mahamudra Mimpi dan Sadhana Panjang Usia Cahaya Tidur, namun kadang kita tidak tidur dengan posisi rebah, jika kita tidur dengan posisi duduk dan bagian atas tubuh berbaring di atas meja, apakah metode perlindungan tidur cukup gunakan Simabandhana Diri? Atau perlu gunakan metode perlindungan yang lain?
Mahaguru menjawab:
Kita hanya menggunakan perlindungan Mahamudra Mimpi, Sadhana Cahaya Tidur, atau Sadhana Panjang Usia Cahaya Tidur saat tidur dalam posisi berbaring di tempat tidur. Sedangkan yang lain, seperti tidur untuk beristirahat sebentar tidak perlu melakukannya.
◎ Dharmaraja Liansheng Melanjutkan Pengulasan Lamdre
Mahaguru menjelaskan, "Slokha: Keberhasilan terunggul dari Mahamudra", sebenarnya di sini sedang dibahas Bodhisattva bhumi ke-12 setengah, Avalokitesvara Sahasrabhuja Sahasranetra memiliki 11 kepala yang menandakan telah mencapai bhumi ke-11. Pembahasan Lamdre bagian ini, Vidyarajni bhumi ke-12, lebih tinggi dari Avalokitesvara Sahasrabhuja Sahasranetra.
Bagaimana dengan "Phala"? Artinya adalah mencapai buah keberhasilan bhavana. "Keberhasilan terunggul dari Mahamudra" adalah keberhasilan tertinggi. Terunggul berarti melampaui segalanya, keberhasilan yang tertinggi.
"Mengandalkan Vidyarajni" ada dua macam, Vidyarajni Prajna dan Vidyarajni Berwujud, yang satu adalah Mudra Prajna, dan yang satu adalah Mudra Karma. Mudra Prajna tidak berwujud, tidak bertubuh, ada di tengah angkasa, berasal dari Surga Akanistha.
"Keberhasilan mengandalkan Vidyarajni", dengan mengandalkan Vidyarajni, sadhaka bisa mencapai keberhasilan terunggul. Vidyarajni yang dimaksudkan telah mencapai bhumi ke-12, saat itu Anda dapat disebut sebagai Mahasattva Vidyarajni, atau Bodhisattva dari Vidyarajni.
"Dapat memperoleh sifat sejati leluasa Dharmata", sifat sejati leluasa adalah Buddhata. Menyirkulasikan prana, nadi, dan bindu seluruh tubuh, disirkulasikan bersama, leluasa. Apa itu leluasa? Leluasa adalah keberhasilan yang tertinggi, terserah bagaimana Anda hendak menyirkulasikannya, semua proses tiada rintangan, sama sekali tiada rintangan. Sifat sejati adalah Buddhata Anda, sama sekali tiada rintangan.
Mengenai tanda keberhasilan, ada tanda keberhasilan Tathata, tanda keberhasilan internal, tanda keberhasilan eksternal. "Instruksi tanda keberhasilan Dharmatakaya tiada berbeda antara Trikaya keberhasilan tertinggi." Keberhasilan tertinggi berarti keberhasilan final. Trikaya adalah Dharmakaya, sambhogakaya dan nirmanakaya. Tiada berbeda berarti semua sama, Trikaya adalah satu tubuh. Ada tiga macam tanda keberhasilan Dharmatakaya, tanda keberhasilan Tathata, tanda keberhasilan internal, dan tanda keberhasilan eksternal.
Usai Dharmadesana yang langsung mengena pada esensi Dharma, Mahaguru berwelas asih mengadhisthana segenap siswa di lokasi dan yang menyaksikan melalui siaran langsung.