《Berita TBS Seattle Ling Shen Ching Tze Temple - 西雅圖雷藏寺》
Baru saja melalui ‘Thanksgiving’ ( Hari Pengucapan Syukur ) 2019 yang penuh sukacita di Amerika Serikat, tahun 2019 juga mulai memasuki bulan terakhir dan menghitung mundur. Musim dingin di Seattle sungguh dingin, namun para umat tetap bersemangat Bedharmayatra ke vihara cikal bakal untuk mendengarkan bimbingan bhavana dari Dharmaraja Liansheng. Banyak umat dari Amerika Serikat, Kanada, dan bahkan negara-negara di Asia yang hadir untuk berpuja bakti bersama Guru.
Istadevata puja bakti akhir pekan ini adalah Guru Padmasambhava, Dharmaraja hadir secara langsung untuk mengadhisthana, dan setelah puja bakti usai dengan sempurna, Dharmaraja mengatakan, yang benar-benar menjelma melalui padma di dunia saha ini adalah Guru Padmasambhava. Dharmaraja Liansheng pernah dibawa oleh Mahadewi Yaochi untuk berjumpa dengan Padmakumara, yang menjelma melalui padma tentu saja adalah Bodhisattva yang menjelma dari padma, yaitu Padmakumara. Dalam agama Buddha, istilah ‘Kumara’ berarti Mahasattva, dan Mahasattva adalah Bodhisattva, oleh karena itu Mahasattva Padmasambhava adalah Padmakumara, Dharmaraja Liansheng juga adalah Padmakumara.
Mulabhumi Guru Padmasambhava adalah Amitabha Buddha, oleh karena itu melakukan Sadhana Padmasambhava mesti mengenakan pakaian berwarna merah, sebab Amitabha Buddha dari Alam Suci Barat Sukhavatiloka berwarna merah.
Istadevata Dharmaraja adalah Amitabha Buddha yang memiliki akar yang sama dengan Guru Padmasambhava. Guru Padmasambhava adalah Padmakumara, Dharmaraja Liansheng juga Padmakumara, akar dari Padmakumara dan mulabhumi dari Guru Padmasambhava adalah Amitabha Tathagata, keduanya saling terhubung.
Guru Padmasambhava memiliki lima Bhagavati utama yang paling masyhur, antara lain : Yeshe Tsogyal ( Tibet ), Mandarava ( India ), Sukhasiddhi ( Nepal ), Shakyadevi dan Tashi Khyidren. Upacara musim semi di Seattle tahun 2020 nanti merupakan transmisi perdana Yeshe Tsogyal yang merupakan Bhagavati teragung dari Tibet, sekaligus merupakan mitra Dharma dari Guru Padmasambhava. Yeshe Tsogyal merupakan titisan Sarasvati Devi, di surga, Sarasvati dan Sri Laksmi merupakan kakak beradik, Gurudara adalah titisan Sri Devi.
Guru Padmasambhava membabarkan Dharma di Tibet selama 50 tahun, bersama Raja Tibet Trisong Detsen dan Mahaguru Santaraksita, Beliau mendirikan vihara pertama di Tibet, yaitu Vihara Samye yang berlokasi di dekat Sungai Yarlung Tsangpo.
Guru Padmasambhava menyimpan kiat bhavana Beliau ke dalam benak Raja Trisong Detsen. Oleh karena itu, Dharmaraja Liansheng memiliki terma dalam benak beliau, terma tersebut disimpan langsung oleh Guru Padmasambhava.
Ada satu rahasia terkait dengan pengulasan Lamdre oleh Dharmaraja Liansheng : Guru Padmasambhava pernah menitis di Tibet sebagai Drokmi Lotsawa. Drokmi Lotsawa pergi ke Vihara Vikramasila untuk belajar Dharma, dan dari sana Beliau berhasil memperoleh ( yang kelak menjadi ) Dharma teragung dalam Sakyapa yaitu Lamdre, Beliau memperoleh adhisthana dan silsilah teragung dari Virupa, dan kemudian kembali ke Tibet. Saat ini, Dharmaraja Liansheng dapat mengulas Lamdre karena Drokmi Lotsawa merupakan titisan Guru Padmsambhava.
Guru Padmasambhava menguasai 9 Tahap Dzogchen, Dharmaraja Liansheng pernah menyertai Guru Padmsambhava, sehingga beliau mengetahui Atiyoga yang tertinggi, dan dua hal yang paling penting dalam Atiyoga yaitu : trekcho ( potong tuntas ) dan togal ( melampaui ), melampaui utpattikrama ( tahap pembangkitan ), dan melampaui dunia fana. Oleh karena itulah, Dharmaraja Liansheng memiliki jalinan akar yang sangat erat dengan Guru Padmasambhava, salah satu silsilah rahasia Dharmaraja Liansheng berasal dari Guru Padmasambhava.
Dharmaraja pernah dibawa oleh Guru Padmasambhava ke sebuah gua untuk menerima dua abhiseka, yang pertama adalah Guru Padmasambhava memancarkan cahaya ratusan permata, setiap ruas cahaya tersebut memasuki setiap pori tubuh Dharmaraja. Abhiseka yang kedua adalah menelan Dharmaraja masuk ke dalam tubuh, dan dikeluarkan melalui cakra svadhisthana, ini semua terjadi dalam dhyana-samadhi, dan sungguh luar biasa.
Dharmaraja mengisahkan, beliau pernah bermimpi memiliki sebuah permata dan permata tersebut dicuri oleh orang, kemudian beliau mengejar pencuri itu, dan dalam mimpi Dharmaraja dengan marah menanyai pencuri tersebut mengapa mengambil benda milik orang lain. Dalam mimpi beliau merasa sangat marah, dan setelah terbangun, ada suara yang memberitahu Dharmaraja bahwa beliau tidak lulus ujian. Dharmaraja mengatakan, kita sadhaka tidak boleh marah, sebab kelak benda-benda fana akan lenyap, semua permata adalah batu belaka, sama seperti tanah liat, hanya bisa dilihat saja. Bila direnungkan dengan kebenaran yang lebih mendalam, semua benda itu bukan milik diri.
Bhavana mencapai kebenaran tertinggi, akan memahami sunyata yang sejati, hidup ini ibarat nonton film, penonton ikut menangis, tertawa, dan gaduh, akan tetapi setelah film usai, Anda tetap Anda, film tetap film, sesungguhnya Anda leluasa, tidak terkena pengaruh film, hanya saja diri sendiri yang memilih untuk masuk larut ke dalam film. Demikianlah kehidupan ini, kita telah larut dalam film, kebijaksanaan Tathagata yang sejati adalah penonton dunia ini, sama seperti nonton film, Buddhata diri sendiri masih tetap bersih tanpa noda, oleh karena itulah sesungguhnya segala sesuatu tiada yang diperoleh.
Dalam ajaran Nasrani disebutkan mengenai hidup kekal, sesungguhnya yang kekal adalah Buddhata. Buddhata adalah kekal yang sesungguhnya, tidak tercemari, laksana mentari di angkasa yang tidak ternoda. Bhavana mesti bisa seperti Guru Padmasambhava yang melampaui, segala sesuatu di dunia fana tidak memengaruhi diri, inilah melampaui. Bhavana yang sejati adalah tak tergoyahkan walau angin kencang bertiup dari delapan penjuru, tidak cemburu, tidak dengki, inilah bhavana yang sejati.
Dharmaraja Liansheng melanjutkan pengulasan Lamdre :
Jika nadi Anda tersimpul, maka rasa sakitnya tidak akan berpindah, namun jika bukan karena tersimpul, maka rasa sakit dapat berpindah dan lenyap. Ibarat menggunakan tali untuk mengikat sebuah simpul, ikatan tidak dilonggarkan, maka tali itu tidak akan lancar, dan rasa sakit akan terus berada pada bagian simpul tersebut, sadhaka mesti mencari cara untuk membukanya. Jika nadi tidak tersimpul, melainkan sedikit bengkok, rasa sakit bisa berpindah dan akan sirna. Orang yang melakukan olah prana, nadi, dan bindu mesti memahami cakra dan nadi, jangan sampai nadi tersimpul, mesti bisa membuatnya longgar. Bagaimana cara melonggarkan nadi supaya tidak sakit ? Gunakan prana untuk membuka simpulnya, gunakan pernapasan masuk ke dalam tubuh, alirkan prana ke dalam nadi yang tersimpul, maka rasa sakit akan sirna. Dalam tubuh manusia ada banyak nadi, seperti pembuluh darah dan pembuluh darah kapiler juga merupakan nadi. Sedangkan darah, mani, cairan sekresi, semua tergolong sebagai bindu.
Saat antar nadi menghasilkan rasa sakit, pusatkan pikiran pada nadi, pada saat itu prana sadhaka akan mengalir ke bagian yang dituju, dan simpul nadi akan terbuka perlahan. Dharmaraja memberikan contoh, setiap hari saat beliau membuat simabandhana, beliau menggunakan prana dalam tubuhnya untuk membuat simabandhana, tubuh sering bergerak mengalirkan prana, sehingga sendi-sendi tidak akan sakit.
Usai Dharmadesana, Dharmaraja menganugerahkan Abhiseka Sarana kepada umat yang memohon sarana, kemudian mengadhisthana Air Mahakaruna Dharani, serta mengabhiseka pratima Buddha. Sebelum meninggalkan bhaktisala, Dharmaraja memberikan adhisthana jamah kepala kepada semua yang hadir, supaya segala harapan yang baik dan wajar dapat terpenuhi.
Melangkah keluar melalui pintu utama bhaktisala, di tengah terpaan angin dingin, menatap ke arah tubuh Mahaguru yang memancarkan hangatnya welas asih, teringat kesimpulan akhir dalam Dharmadesana Mahaguru, kami dapat merasakan kebijaksanaan Mahaguru sungguh melampaui dunia, sraddha Guru yang demikian teguh dan kuat, sungguh membangkitkan rasa hormat dari dalam hati kami. Dapat bersarana kepada Mulacarya yang telah mencapai keberhasilan agung sungguh merupakan berkah tertinggi bagi kita semua.
Judul Asli :
2019年11月30日 蓮華生大士本尊法同修