3 Juli 2021 Pujabakti Sadhana Yidam Padmakumara di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
#Liputan Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Pada tanggal 3 Juli 2021, Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺) berpujabakti Sadhana Yidam Padmakumara. Usai pujabakti, terlebih dahulu Dharmaraja Liansheng memandu semua untuk bersembah puja kepada segenap Guru Silsilah, Triratna Mandala, Yidam pujabakti Padmakumara, kemudian Dharmaraja menyapa semua yang hadir secara langsung di lokasi maupun yang berpartisipasi secara daring.
Dharmaraja mengajak semua untuk merenungkan, tubuh ini telah digunakan selama 77 tahun, ibarat alat di saat sudah lama dan tua mesti diperbaiki, jika tidak, mesti ganti yang baru. Manusia mengonsumsi lima jenis biji-bijian dan berbagai bahan makanan, jatuh sakit adalah suatu hal yang tak terhindarkan.
Dharmaraja memuji Tbboyeh (真佛般若藏) yang telah dengan saksama mengelola penerbitan buku Dharmaraja, dan semua dilakukan dengan sangat baik. Akhir-akhir ini, karena mesti periksa ke dokter, kegiatan menulis pun terhenti selama berhari-hari. Dari sini kita dapat memahami betapa pentingnya kesehatan jasmani.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa bertanya:
1. Apakah menjapa Mantra Hati Vajra Ucchusma benar-benar dapat membuat para arwah hancur menjadi lautan darah?
2. Apakah daya Mantra Hati Vajra Ucchsuma sama seperti daya Mantra Hati Dakini Simhamukha (sama-sama tajam)?
Dharmaraja menjawab:
Sadhana Vajra Ucchusma dan Abhisekanya dianugerahkan pertama kali oleh Dharmaraja Liansheng di Madison Square New York. Mantra dari Buddha Maha Berdaulat Vajra Ucchusma adalah "Om. Jvlu. Dulan. Hom. Re." Sedangkan Mantra Hati Dakini Simhamukha adalah: "A Jia Sa Ma. La Za Sha Da. La Sa Ma La Ya. Pei." Mantra Simhamukha merupakan Mantra Hati yang kerap digunakan oleh Guru Padmasambhava. Mantra ini pernah melumpuhkan 500 orang tirthika, ini adalah Mantra Hati yang sangat lihai, tidak boleh sembarang dijapa. Konon jika dijapa di tepi laut, sekujur tubuh Raja Naga akan gemetar.
Buddha Maha Berdaulat, Vajra Ucchusma, merupakan penjelmaan Sakyamuni Buddha, tentu saja Mantra Buddha berkekuatan tak terhingga, tidak boleh dijapa sembarangan. Arwah hancur menjadi lautan darah adalah karma. Daya kedua mantra ini sangat besar, sama-sama tajam, singkat kata, jangan sampai mencederai insan. Terlebih adalah aksara "Pei", sama artinya dengan "memenggal", "Re" juga berarti sangat kuat.
Siswa bertanya:
Selain bisa menambal kekurangan dalam bersadhana, apakah menjapa Mantra Sataksara juga bisa menambal kesalahan dalam setiap aktivitas kehidupan? Contohnya, pikiran buruk sesaat, seperti mengharap supaya si A mengalami nasib buruk, tapi hanya sebesit pikiran. Apakah menjapa Mantra Sataksara versi pendek juga bisa mengatasi pikiran buruk sesaat tersebut? Mohon petunjuk dari Mahaguru, apakah ada mantra lain yang bisa mengatasinya?
Mahaguru menjawab:
Menjapa Mantra Sataksara bisa mengatasi banyak kesalahan, karena keutamaan Mantra Sataksara adalah sunya. Asalkan memasuki Mantra Sataksara, meskipun timbul sedikit pikiran buruk, semua akan lenyap tanpa bekas, semua karmavarana bertransformasi menjadi sunya. Sama seperti yang akhir-akhir ini dibabarkan oleh Dharmaraja, mengadhisthana Sapu Purifikasi menggunakan 100,000 Mantra Sataksara kemudian digunakan untuk menyapu punggung, dapat mengikis karmavarana orang tersebut.
Tbboyeh menjual Sapu Purifikasi, ada tiga macam ukuran, yaitu besar, sedang, dan kecil. Bukan berarti sapu besar menyapu karma besar, sapu sedang menyapu karmavarana sedang, sapu kecil menyapu karmavarana kecil, tidak peduli ukurannya besar, sedang, atau kecil, semua baik untuk digunakan, semua sama, daya yang dihasilkan juga sama, mantranya sama: "Om. Biezha. Saduo. Hom." Ini adalah Mantra Vajrasattva yang paling pendek. Sapuan pertama membersihkan kerisauan batin, sapuan kedua menyingkirkan kesialan, sapuan ketiga menyingkirkan karmavarana, kemudian merapal: Manggala sesuai harapan, sehat dan panjang umur, berkah tercurah!
Siswa bertanya mengenai Terma:
1. Bagaimana cara menyimpan Terma: Bagaimana cara menyimpan Dharma Tantra yang sangat berharga yang telah kita pelajari dalam kehidupan saat ini ke dalam kepala sendiri?
Bagaimana cara mengambil Terma yang tersimpan dalam kepala untuk digunakan?
2. Bagaimana cara mengambil untuk menggunakan berbagai pengetahuan yang kita pelajari di kehidupan lampau, seperti bahasa, dan berbagai keterampilan lainnya?
3. Apakah Mahaguru akan mentransmisikan metode ini?
Terima kasih Mahaguru.
Mahaguru menjawab:
Dahulu Mahaguru Santaraksita, Guru Padmasambhava, dan Raja Tibet Trisong Detsen membangun Biara Samye, Samye ini bermakna Mahaleluasa. Saat itu, Guru Padmasambhava tergolong krodha, Beliau mampu menaklukkan sangat banyak kaum tirthika dan para roh jahat. Sedangkan Mahaguru Santaraksita tergolong santam, Beliau khusus mengulas Sutra dan membabarkan Dharma. Keduanya bersama dengan Raja Tibet, Trisong Detsen, bisa disebut sebagai Tiga Arya Guru dan Siswa.
Raja Trisong Detsen belajar Dharma Tantra kepada Guru Padmasambhava, dan belajar Sutrayana kepada Mahaguru Santaraksita. Saat Guru Padmasambhava bersama Yeshe Tsogyal meninggalkan Qingpu, Guru Padmasambhava menyimpan Terma Tantra ke dalam kepala Raja Trisong Detsen. Selain itu, Terma Guru Padmasambhava juga disimpan di dalam gua, gunung, batu, dan pohon, serta di dalam air, api, angin, dan akasha. Generasi penerus yang mengambil Terma tersebut, ada seorang Mahaguru yang naik perahu dan menunggu di tengah danau, mendadak ada seekor ikan loncat ke atas, beliau menangkapnya, membelah perutnya, di dalamnya tersimpan Terma Guru Padmasambhava. Dahulu Guru Padmasambhava membuka kepala Dharmaraja Liansheng, memasukkan Terma ke dalamnya, oleh karena itulah Dharmarja bisa mengulas Lamdre.
"Bagaimana cara mengambil untuk menggunakan berbagai pengetahuan yang kita pelajari di kehidupan lampau, seperti bahasa, dan berbagai keterampilan lainnya?" Apakah Anda bisa mengingat yang Anda pelajari di kehidupan lampau? Dalam Sutra disebutkan bahwa Bodhisattva mengalami "Teka-teki beda kehidupan", selisih satu kehidupan saja, sudah melupakan diri sendiri adalah seorang Bodhisattva, bahkan Bodhisattva pun bisa lupa.
"Apakah Mahaguru akan mentransmisikan metode ini?" Saya mesti mengamati karakter dasar Anda, apakah dalam kepala Anda ada ingatan kehidupan lampau yang merupakan Terma. Menggali ingatan kehidupan lampau, berarti mengambil Terma.
◎ Dharmaraja Melanjutkan Pengulasan Lamdre
Dharmaraja mengupas makna bagian teks Lamdre kali ini, berbhavana mencapai tingkat tertinggi, yaitu Parayana. Ada lima tahapan bhavana: Sambharamarga, Prayogamarga, Darsanamarga, Bhavanamarga, ini adalah nidana, dan terakhir adalah Parayana yang merupakan keberhasilan sesungguhnya.
Sambharamarga, Prayogamarga, Darsanamarga, dan Bhavanamarga merupakan daya Catur Carya. Lima macam Marga dapat merealisasikan Pancakaya, yaitu: Tubuh awam, Nirmanakaya, Sambhogakaya, Dharmakaya, dan terakhir adalah Satyakaya. Sadhaka menekuni Marga suci, bertahap menyucikan diri, terus sampai sepenuhnya suci. Melebur dalam Catur Carya mencapai kesucian, kemudian perlahan menyucikan setiap jenis, memperoleh Satyakaya yang paling suci, disebut juga Dharmatakaya, keberhasilan final. Mentransformasikan tubuh awam menjadi Nirmanakaya, Sambhogakaya, Dharmakaya, kemudian ditransformasikan menjadi Parayanakaya (Keberhasilan final).
Sampai pada tanda pembuktian Tathata, sadhaka berasal dari tubuh awam bertransformasi menjadi Nirmanakaya nan suci, Sambhogakaya nan suci, Dharmakaya nan suci, dan disucikan lagi menjadi Dharmatakaya, inilah Satyakaya yang tertinggi. Transformasi menjadi suci ini disebut "Berguncang".
"Avadhuti" adalah nadi tengah, prana jiwa sadhaka semula berada di cakra anahata, prana jiwa bergerak di dalam nadi tengah mencapai usnisasirsa terunggul, telah mencapai bhumi ke-12 setengah, kemudian mencapai Kebuddhaan. Jika diamati melalui tubuh materi, semua bindu adalah sekresi organ tubuh manusia, hormon. Semua hormon melalui nadi tengah, semua ada di dalam sirsa, sampai di sini, bindu berubah menjadi sinar terang, begitu keluar dari situ, mencapai transformasi tubuh sinar pelangi, mencapai Kebuddhaan melalui tubuh saat ini.
Pancakaya antara lain: Tubuh awam, Nirmanakaya, Sambhogakaya, Dharmakaya, dan Dharmatakaya. Bodhyanga, ada 37 Bodhipaksika, ada 37 macam. Bhumi ke-12 setengah, satu cakra dua bhumi, maksudnya adalah: Di cakra svadhisthana ada dua bhumi, cakra manipura ada dua bhumi, cakra anahata ada dua bhumi, cakra visuddha ada dua bhumi, cakra ajna ada dua bhumi, cakra usnisa ada dua bhumi, usnisasirsa ada setengah bhumi, semua berjumlah 12 setengah bhumi.
Usai Dharmadesana, suara tepuk tangan tanda terima kasih membahana di bhaktisala. Dharmaraja memandu semua untuk bernamaskara kepada altar mandala, dengan demikian pujabakti hari ini telah sempurna.