25 Juli 2021 Upacara Agung Homa Padmasambhava di Rainbow Temple
【Liputan TBSN】
Pada sore hari tanggal 25 Juli 2021, kala mentari cerah menyinari Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat, Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu memimpin Upacara Homa Padmasambhava untuk santika (tolak bala), paustika (menambah berkah), dan penyeberangan. Ini adalah hari yang bersejarah, sebab pada hari ini Dharmaraja akan mulai mengulas Sutra Vajracchedika, yang merupakan Sutra yang membabarkan makna rahasia dari Buddhata, Sutra yang memiliki kedudukan sangat tinggi dalam agama Buddha. Ini merupakan permulaan yang baru, memberikan manfaat bagi para Dewa dan manusia, membimbing semua insan memasuki makna kebenaran tertinggi dalam Buddhadharma, melangkah menuju ke alam terang tak terhingga dari pencerahan.
Upacara Homa berjalan dengan sempurna dan khidmat, daya adhisthana yang sangat kuat memenuhi hati segenap siswa, sungguh tak terperikan. Usai upacara, Dharmaraja memberitahukan kepada semua bahwa minggu depan, tanggal 1 Agustus adalah Upacara Homa Bodhisattva Avalokitesvara Sahasrabhuja Sahasranetra. Dharmaraja mengutip sabda Konfusius, "Waktu sangat cepat berlalu", waktu terus mengalir laksana air, jangan lewatkan Upacara Homa Sahasrabhuja Sahasranetra yang mengandung Dharmabala tak terhingga.
Hari ini adalah Upacara Homa Padmasambhava, Dharmaraja mengenang, beliau pernah menerima dua abhiseka dari Padmasambhava, yang pertama bisa menjelma menjadi Padmasambhava, yang kedua memancarkan sinar terang ratusan mestika, berarti abhiseka ratusan sadhana. Dharmaraja Liansheng sangat menjunjung tinggi Padmasambhava. Ada kitab yang memuat kisah kehidupan Guru Padmasambhava di dunia, selain itu, juga ada lagu yang sangat merdu berjudul "Tujuh Kuntum Padma" yang memuji Guru Padmasambhava. Gelar Vajra Guru Padmasambhava adalah Saroruha Vajra ( Terlahir dari padma di danau / samudra ), sebab Beliau menjelma dari dalam sekuntum padma di tengah samudra, oleh karena itu Beliau bisa disebut sebagai Padmakumara. Kelahiran Dharmaraja Liansheng juga disertai banyak fenomena alam yang unik, penuh keajaiban, yang kesemuanya menandakan kelahiran Maha Padmakumara Putih.
◎ Anda Bertanya Saya Menjawab – Interaksi Adalah Kekuatan
Pertanyaan dari siswa di Taiwan :
Mengenai Sadhana Tara Peredam Bencana Alam, mohon Mahaguru menambahkan pembabaran bagi metode Sadhana Tara Peredam Bencana Alam untuk beberapa jenis bencana sebagai berikut : Kemarau, hujan es, serangga hama ( seperti wabah belalang ), sambaran petir, cuaca panas ekstrem, dan cuaca dingin ekstrem. Bagaimana cara mengatasi berbagai bencana tersebut menggunakan Sadhana Tara Peredam Bencana Alam ? Apakah bagi yang telah mendapatkan Abhiseka Sadhana Tara Peredam Wabah masih perlu abhiseka tambahan untuk berbagai metode tersebut ?
Dharmaraja menjawab :
Bagi yang sudah pernah menerima Abhiseka Sadhana Tara Peredam Bencana Alam ( Jiu tian zai du mu ), tidak perlu abhiseka lagi. Mengenai bagaimana mengatasi berbagai bencana alam tersebut, bisa digolongkan ke dalam bencana elemen tanah, air, api, dan angin. Silakan mengirimkan surat kepada True Buddha Foundation ( TBF ), detailnya akan dituliskan dalam surat balasan.
Tiga pertanyaan dari siswa di Brasil :
Apakah biting sisa hio di dalam pendupaan boleh dibersihkan setiap hari ? Apakah umat perempuan yang sedang mengalami menstruasi boleh masuk dan melakukan puja di dalam vihara ? Apakah Arya dalam agama Buddha dan Tao boleh disemayamkan bersama ?
Mahaguru berwelas asih menjawab :
Biting sisa pembakaran hio di dalam pendupaan boleh dibersihkan setiap hari, Dharmaraja sendiri membersihkannya setiap hari. Tidak berkunjung ke vihara atau kuil pada saat menstruasi merupakan tradisi belaka. Selain itu, dalam ritual Tao juga ada beberapa pantangan terkait, namun itu hanya sebatas pendapat dari mulut ke mulut. Menurut Dharmaraja tidak masalah, tetap boleh masuk dan melakukan puja di vihara. Sama hal nya dengan mengenakan liontin atau fu pelindung, tetap boleh masuk ke toilet tanpa melepasnya.
Menjawab pertanyaan terakhir, Dharmaraja menjelaskan, Arya Buddha dan Tao boleh disemayamkan bersama, sebab Buddha dan Tao memiliki sumber yang sama, contohnya, Guru dari Mazu adalah Bodhisattva Avalokitesvara, oleh karena itu, kita menghormati semuanya.
Pertanyaan dari siswa di Malaysia :
Mengenai "Tiansheri" ( Hari Pengampunan ), menurut sepengetahuan siswa, pada saat itu bisa memohon pengampunan dosa dari Sakradevanam Indra, serta bisa mengatasi semua petaka. Mohon Mahaguru membabarkan perihal "Hari Pengampunan", dan bagaimana cara memohon dan melakukan ritusnya supaya hasilnya lebih baik ?
Mahaguru menjawab :
Mengenai "Tiansheri" cukup lakukan sesuai dengan yang tertulis dalam almanak Imlek. Mengenai cara memperoleh pengampunan atas kesalahan dan karma buruk diri sendiri, bisa gunakan Sapu Purifikasi, dan Mantra Sataksara Vajrasattva merupakan metode pengampunan karma buruk yang paling mujarab dalam Tantra, bahkan bisa dilakukan di hari apa pun, tidak hanya pada saat "Tiansheri".
Berikutnya, adalah saat-saat yang paling dinantikan oleh semua :
◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Vajracchedika Prajnaparamita Sutra
Hari ini mengupas nama Sutra, terlebih dahulu adalah makna dari "Vajra". Vajra merupakan nama dari sebuah senjata pada masa India kuno, yang sifatnya sangat kukuh dan tak terhancurkan, dapat menghancurkan segala sesuatu. Sesungguhnya vajra mengandung banyak makna, salah satu contohnya adalah vajra yang dipegang dalam Mudra Krodha. Mahabala Vajra Dharmapala Zhenfozong dapat menghancurkan semuanya. Konon Dorje Shugden juga dijuluki sebagai Vajra Berkekuatan Dahsyat.
Dharmaraja menuturkan, sesungguhnya nama dari Sutra Vajracchedika telah mencakupi makna dari keseluruhan Sutra ini. Dahulu kala Bodhidharma membabarkan Dharma, setelah naik Dharmasana, Beliau pun langsung turun, dan pembabaran Dharma telah usai. Sekarang, Dharmaraja Liansheng juga bisa demikian, sebab Sutra Vajracchedika menghancurkan semua. Makna utama dari Sutra Vajracchedika adalah menghancurkan semua, bahkan Dharma pun dihancurkan, tak terperikan. Abhavana adalah bhavana, bhavana juga adalah abhavana. "Menghancurkan" semua adalah Siddhi. Prajna adalah kebijaksanaan, bukan kebijaksanaan awam, bukan pula pengetahuan dunia fana, melainkan kebijaksanaan Lokuttara ( non-duniawi ). Saat kebijaksanaan sempurna, semua bisa nampak. "Prajnaparamita" berarti kebijaksanaan yang menghancurkan semua, merupakan Sutra mahaluas tak bertepi. Ada juga yang menjelaskannya sebagai kebijaksanaan tak terhancurkan, Sutra yang mahaluas tanpa rintangan, Sutra mencapai Kebuddhaan.
Laksana suara halilintar, Dharmadesana Mahaguru menggugah semua yang mendengar, membuktikan bahwa suara halilintar membahana di Dasadharmadatu, mengandung tingkat spiritual tertinggi makna sejati Tathagata. Usai upacara, Dharmaraja melangkah kembali ke depan layar Zoom untuk menyapa semua siswa di tempat tinggal masing-masing yang jauh. Kerinduan, dan Dharmadesana ini melampaui ruang dan waktu, menautkan hati siswa dengan Hati Buddha Guru. Kita jumpa lagi minggu depan, di hari yang juga sarat akan Dharmasukha !