17 Oktober 2021 Upacara Agung Homa Maha Padmakumara Putih di Rainbow Temple
#LiputanTBSN
Pada tanggal 17 Oktober 2021, pukul 3 sore, bertempat di Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat, telah diselenggarakan Upacara Homa Maha Padmakumara Putih, Dharmaraja Liansheng merupakan titisan Maha Padmakumara Putih, oleh karena itu Yidam ini merupakan Yidam Silsilah yang sangat penting. Walaupun udara di Seattle sudah mulai terasa dingin karena memasuki musim dingin, tapi segenap siswa di lokasi maupun yang menyaksikan secara daring tetap memancarkan kehangatan hati, hawa dingin tidak bisa memengaruhi kehangatan segenap siswa.
Usai homa, terlebih dahulu Dharmaraja memberitahukan, hari Minggu depan adalah Upacara Homa Bodhisattva Avalokitesvara (Guanshiyinpusa-觀世音菩薩), saat itu bertepatan dengan tanggal 19 bulan 9 Imlek yang merupakan Hari Upasampada Bodhisattva Avalokitesvara. Bodhisattva Avalokitesvara sangat berjodoh dengan dunia saha, Beliau memiliki penjelmaan yang tak terhingga banyaknya, telah menyeberangkan makhluk yang tak terhingga banyaknya, dan setiap keluarga mengenal Bodhisattva Avalokitesvara. Bahkan seluruh Tibet merupakan Bodhimanda bagi Bodhisattva Avalokitesvara, banyak pemimpin spiritual Tantra Tibet yang merupakan titisan Bodhisattva Avalokitesvara. Dharmaraja meminta supaya semua tidak melewatkan upacara yang istimewa ini, Dharmaraja sangat berjodoh dengan Bodhisattva Avalokitesvara, tekun membaca Sutra Raja Agung (Gaowangjing-高王經), di rumah juga menyemayamkan rupang Bodhisattva Avalokitesvara.
Yidam upacara hari ini adalah Padmakumara yang luar biasa, pada masa Dinasti Tang sudah ada kidung Padmakumara. Hal ini membuat Mahaguru terpikirkan sejak zaman Dinasti Tang, keluarga marga Lu telah menghasilkan lebih dari 20 orang perdana menteri. Kampung halaman Dharmaraja Liansheng ada di Fanyang Zhangzhou Fujian. Melewati jembatan besar Penghu, bisa melihat leluhur marga Lu, terdapat Kuil Leluhur Marga Lu.
Dharmaraja menegaskan bahwa di antara siswa yang menyaksikan lewat Zoom ada sangat banyak Padmakumara, selain itu, Padmakumara ada di berbagai belahan dunia, seperti: Malaysia, Indonesia, Taiwan, Singapura dan lain sebagainya, semua sangat berjodoh. Pepatah mengatakan bahwa di empat samudra semua bersaudara, kita semua sangat dekat. Melihat ada demikian banyak Padmakumara di dunia, menurut Dharmaraja di masa mendatang Zhenfo Zong pasti akan sangat berkembang.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Pertanyaan dari siswa di Kanada, ia ingin mengetahui kelak terlahir di alam suci, apakah masih bisa mengenali kawan dan kerabat semasa di dunia, apakah masih bisa mengingat hal semasa hidup di dunia?
Dharmaraja menjawab, pasti bisa mengenali, sebab di alam itu ada bebauan dan sinar, begitu bersinar, langsung bisa dikenali. Sama seperti di dunia ini, setiap gerak-gerik orang yang Anda kenal dekat, begitu Anda lihat langsung bisa mengenalinya. Sedangkan di alam suci, sinar mewakili bahasa, sinar berkilau beberapa kali sudah bisa menyampaikan maksud hati.
Pertanyaan dari siswa di Taiwan, pertanyaan ini muncul setelah membaca karya tulis Dharmaraja Liansheng nomor 222: "Jalan Lawan Arus", salah satu artikel di dalamnya, perihal Buddha Amitabha mentransmisikan Sadhana Persembahan Ratna Mutu Manikam , berdasarkan isi artikel tersebut, barang siapa mendengar sadhana ini, dapat memotong habis semua kerisauan batin, memperoleh kesucian tiada tara, segala harapan dapat terpenuhi, dan semua dapat mencapai Kebuddhaan, benarkah demikian? Apakah kami para siswa boleh menekuni Sadhana Persembahan ini?
Dharmaraja berwelas asih menjelaskan, isi yang disebutkan dalam artikel ini sama dengan Pohon Sarana. Yidam Homa hari ini bukan hanya Padmakumara, melainkan segenap Arya dalam Pohon Sarana. Isi artikel tersebut juga Pohon Sarana.
Oleh karena itu, tentu saja para siswa boleh menekuninya sesuai dengan ritus tersebut, bahkan dapat memotong habis semua kerisauan batin, memperoleh kesucian tiada tara, segala harapan terpenuhi, dan setiap orang dapat mencapai Kebuddhaan. Karena pikiran fokus pada Pohon Sarana, ini adalah satu. Dapat lebur dalam Pohon Sarana adalah nol. Ketika pikiran bisa kembali pada satu, semua kerisauan batin dapat terpotong habis, saat tiada kerisauan batin, mencapai kondisi kesucian tiada tara, saat itu akan menghasilkan berkah, dan segala harapan dapat terpenuhi, dan kelak semua pasti mencapai Kebuddhaan.
◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vajra
Teks Sutra:
"Subhuti, bagaimana pendapatmu? Apakah seorang Sakrdagamin, berpikir ‘Aku telah merealisasi buah tingkatan Sakrdagamin’?"
Subhuti menjawab, "Tidak, Bhagavan. Mengapa? Sakrdagamin berarti pergi dan kembali terlahir sekali lagi, namun sesungguhnya, tiada yang pergi serta tiada yang kembali, demikianlah disebut Sakrdagamin."
Pengulasan Dharmaraja Liansheng:
Sakrdagamin berarti Arhat tingkat ke-2, Arhat yang mencapai tingkat Sakrdagamin tidak akan terus menyadari tingkatan spiritual diri sendiri, seperti ikan dalam air, ia tidak perlu berpikir bahwa ia ada di dalam air, sebab ia memang berada di dalam air. Sama halnya, manusia hidup di dalam udara, juga tidak perlu selalu berpikir mengenai udara.
"Sakrdagamin berarti pergi dan kembali terlahir sekali lagi, namun sesungguhnya, tiada yang pergi serta tiada yang kembali, demikianlah disebut Sakrdagamin." Seorang Arhat tingkat ke-2 mesti kembali ke dunia manusia sekali lagi, ini adalah nidana, dunia ini adalah tempayan pewarna, karena daya cemar dunia panca kasaya sangat kuat. Dharmaraja mengisahkan pengalaman nyata beliau, supaya semua bisa memahami apa itu "Pergi dan kembali sekali lagi". Dharmaraja pernah mengenal seorang yang menderita osteomalasia, sesungguhnya ia adalah seorang Arya, ia memiliki mata yang memancarkan kebijaksanaan, ia adalah Arhat tingkat ke-2, Sakrdagamin. Ia terlahir di dunia hanya demi menyelesaikan nidana kembali ke dunia sekali lagi. Tidak semua Sakrdagamin demikian, tapi ada Sakrdagamin yang punya pilihan ini: Mereka terlahir kembali ke dunia tanpa membuat karmavarana apa pun. Manusia memiliki tabiat, seperti mudah cemburu, iri, pemilih, suka menyalahkan, pesimis dan lain-lain, dunia adalah tempayan pewarna, oleh karena itu, mungkin saja satu kali kedatangan dengan cara seperti ini bisa terhindar dari berbuat karma tabiat seperti itu, supaya di dalam tempayan pewarna tidak tercemar. Arhat ada empat tingkatan, kelak akan lanjut diulas tingkatan berikutnya.
Di penghujung acara, Dharmaraja menggunakan sepatah kalimat bijak untuk mengakhiri Dharmadesana hari ini: "Segalanya akan berlalu." Baik itu kondisi baik maupun buruk, kita tetap bisa menemukan kesetaraan batin melalui kalimat bijak ini.
Usai Dharmadesana, Dharmaraja menganugerahkan Abhiseka Silsilah Padmakumara yang istimewa kepada segenap siswa di arena, seiring harapan kita semua supaya nadi silsilah Zhenfo terus sinambung untuk selamanya. Segenap Padmakumara dari berbagai belahan dunia, melalui Zoom merasakan arus Dharma dan Dharmauskha tak terhingga. Mendengar Dharmadesana Dharmaraja hari ini, para siswa mendapatkan dorongan semangat, walau berat mengucapkan perpisahan, tapi hati penuh dengan sukacita Dharma, semua melambaikan tangan, cloud hari ini seolah-olah menjelma menjadi Maha Padminiloka, para Padmakumara berhimpun bersama, mengatasi ruang dan waktu.
------------------------
Artikel lengkap Dharmadesana dapat disimak melalui situs True Buddha News (Bahasa Mandarin):
https://ch.tbsn.org/news/detail/1511/2021%E5%B9%B410%E6%9C%8817%E6%97%A5%E5%BD%A9%E8%99%B9%E9%9B%B7%E8%97%8F%E5%AF%BA%E5%A4%A7%E7%99%BD%E8%93%AE%E8%8A%B1%E7%AB%A5%E5%AD%90%E8%AD%B7%E6%91%A9%E5%A4%A7%E6%B3%95%E6%9C%83.html
Marilah kita saksikan berbagai ceramah Dharma berharga yang disampaikan oleh Dharmaraja Liansheng di kanal YouTube:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
#TautanPendaftaranUpacaraRainbowTemple: https://tbs-rainbow.org/Donate
Tautan partisipasi dalam upacara homa melalui Zoom: https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
#MahaPadmakumaraPutih
Yidam Upacara Homa minggu depan adalah #BodhisattvaAvalokitesvara