11 Desember 2021 Pujabakti Sadhana Yidam Jambhala Kuning
#LiputanTBSSeattleLingShenChingTzeTemple
Udara musim dingin di Seattle semakin dingin, angin yang dingin menggigit tidak menghalangi hangatnya antusias segenap siswa dari Asia Tenggara: Indonesia, Taiwan, Malaysia, Singapura, Vietnam dan lain-lain. Selain itu, siswa dari Inggris, Australia, Kanada, dan lebih banyak lagi umat dari dalam Amerika Serikat, semua juga datang Berdharmayatra ke vihara cikal bakal di Seattle, untuk sowan kepada Mahaguru Lu dan Gurudara Lianxiang yang sudah lama dirindukan.
Senja hari, ketika lampu dinyalakan, bhaktisala vihara cikal bakal nampak terang benderang, Dharmaraja Liansheng hadir untuk memimpin pujabakti Sadhana Yidam Jambhala Kuning (Huangcaishen-黃財神). Pujabakti berjalan dengan khidmat, terlebih dahulu Mahaguru Lu membahas mengenai Yidam pujabakti hari ini, Jambhala Kuning, juga membabarkan bahwa dalam Buddhadharma harta tidak selalu berupa uang, contohnya adalah Sapta Aryadhana (Tujuh Kekayaan Mulia): Sraddha, sila, tahu malu, gentar akan akibat karma buruk, banyak pengetahuan Dharma, dermawan, dan bijaksana, sama sekali berbeda dengan harta menurut dunia saha.
Di bumi ini yang paling makmur adalah Drdha Prthivi, di laut adalah Raja Naga, sedangkan yang paling makmur di surga adalah Catur Maharajakayika. Catur Maharajakayika melindungi sisi timur, barat, utara, dan selatan dari Gunung Sumeru, setiap istana terbuat dari sapta ratna. Tentu saja ada yang lebih makmur dari Catur Maharajakayika, yaitu 33 surga, Trayastrimsa di tengah, di sana ada benda berharga yang tak terhingga banyaknya.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa bertanya:
Apakah ritus Satwamocana (pelepasan satwa) harus dilakukan dalam radius yang bisa didengar oleh satwa yang hendak dilepaskan? Satwamocana mengandung makna memperpanjang usia dan menyeberangkan terlahir di alam suci, tidak harus dengan cara melepas satwa ke alam bebas, siswa mengamati bahwa melakukan satwamocana di dalam kota mengakibatkan sebagian besar satwa yang dilepas justru mati, yang bisa bertahan hidup hanya sedikit, bahkan menyebabkan mereka kehilangan lingkungan hidup yang tepat. Siswa punya satu pemikiran, melakukan satwamocana bisa bekerja sama dengan organisasi pelindung satwa liar setempat, atau dana yang ada bisa didonasikan kepada organisasi tersebut, supaya mereka bisa berkarya, sedangkan sadhaka sendiri bisa bersadhana sesuai ritus Satwamocana demi satwa tersebut, menurut siswa, dengan demikian justru lebih efektif. Mohon petunjuk Mahaguru, apakah ini sesuai dengan semangat Satwamocana?
Mahaguru Lu menjawab:
Mengenai ritus Satwamocana, jika Anda memperdengarkannya kepada satwa, apakah mereka bisa paham? Oleh karena itu, ritus Satwamocana bukan diperdengarkan kepada satwa, melainkan diperdengarkan kepada hati diri sendiri. Sesuai dengan Dharma yang dibabarkan dalam Sutra Buddha, mengamalkannya melalui bhavana, supaya diri sendiri timbul rasa welas asih, menumbuhkan rasa welas asih. Menurut Mahaguru Lu, berdonasi kepada organisasi penampungan satwa liar, supaya mereka bisa menjaga satwa tersebut, juga merupakan salah satu bentuk Satwamocana.
Siswa bertanya:
Dalam Mahasiddhi Sinar Pelangi ada diajarkan Sadhana Tantra Menjadi Buddha Dalam Tujuh Hari, mohon petunjuk Mahaguru Lu, apakah saat jelang wafat mesti visualisasikan sadhana ini? Atau visualisasikan roh menembus puncak kepala, sinar anak kembali kepada sinar induk dan menjadi Buddha? Atau langsung dalam dua atau tiga detik bervisualisasi sinar anak kembali kepada sinar induk, jika tidak berhasil, dalam masa 49 hari, setiap hari bervisualisasi aksara "A"mengait aksara "Hum", benarkah demikian?
Mahaguru Lu menjawab:
Sadhana Menjadi Buddha Dalam Tujuh Hari, saat jelang wafat, Anda bervisualisasi diri sendiri menjadi aksara "Hum", Kesadaran Mahatinggi Alam Semesta divisualisasikan menjadi aksara "A". Aksara "A" punya sebuah kait yang bisa mengait lingkaran dari aksara "Hum", begitu dikait, bisa terlahir di alam suci Buddha, bisa mencapai keberhasilan, tentu saja perlu mengandalkan latihan sehari-hari.
"Sadhana Tantra Menjadi Buddha Dalam Tujuh Hari, mohon petunjuk Mahaguru Lu, apakah saat jelang wafat mesti visualisasikan sadhana ini? Atau visualisasikan roh menembus puncak kepala, sinar anak kembali kepada sinar induk dan menjadi Buddha? "Keduanya boleh. Gyalwa Karamapa ke-16 mengatakan: "Ketika manusia hendak meninggalkan dunia saha, yang paling penting dalam hati harus ada terang, Anda mesti pertahankan terang dalam hati." Visualisasikan terang dalam hati, terang ini bisa mencapai puncak kepala, puncak kepala terbuka, dalam Tantra ada latihan membuka puncak kepala, Sadhana Powa disebut Sadhana Buka Puncak. Setelah puncak kepala terbuka, langsung gunakan prana tubuh, langsung keluar dari puncak kepala, sinar diri memasuki sinar alam semesta, laksana setetes air memasuki samudra, ini disebut "Sinar anak kembali pada sinar ibu". Terang dalam hati, kemudian prana diarahkan ke hati, didorong ke atas, melalui nadi tengah didiorong menuju ke puncak kepala, dan keluar melalui puncak kepala, pasti bisa mencapai keberhasilan. "Sadhana Menjadi Buddha Dalam Tujuh Hari" sama dengan "Sinar Anak Bersatu Dengan Sinar Induk", hanya saja cara visualisasinya berbeda.
◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vajra
Bagian 14, Nirvana Tanpa Atribut
Sewaktu Subhuti mendengarkan dan menyelami makna mendalam Sutra ini, Beliau tergugah sehingga meneteskan air mata.
Subhuti berkata kepada Buddha, "Sungguh langka wahai Bhagavan. Semenjak memperoleh mata kebijaksanaan, saya belum pernah mendengar ajaran yang begitu mendalam dan menakjubkan seperti Sutra ini, yang dibabarkan oleh Buddha."
"Bhagawa Junjungan Dunia, jikalau seseorang mendengarkan Sutra ini, memiliki keyakinan yang murni dan tulus terhadapnya, hingga timbul tattvasya-laksanam, ketahuilah bahwa orang itu telah mencapai keberhasilan jasa kebajikan utama yang paling langka."
Kebanyakan orang yang mengulas Sutra, tidak bisa menjelaskan kalimat ini, mengapa? Jika ada orang mendengar Sutra ini, kemudian meyakininya, bahkan keyakinannya sangat murni, maka ia akan menghasilkan tattvasya-laksanam, ia akan benar-benar memahami apa itu tattvasya-laksanam, dan orang itu mencapai keberhasilan jasa kebajikan utama yang paling langka. Sebagian besar akan mengatakan: Ini hanya beberapa patah kata sederhana, sama seperti bahasa sehari-hari, tidak perlu dijelaskan lagi.
Tapi perlu diperhatikan! "Memiliki keyakinan yang murni dan tulus terhadapnya, hingga timbul tattvasya-laksanam" Perhatikan empat kata ini: "Keyakinan murni dan tulus". Banyak orang mengira dirinya percaya Buddha, "Saya sangat saleh.", berarti saya memiliki keyakinan murni, sepenuhnya percaya kepada agama Buddha, atau mengatakan: "Saya benar-benar percaya.", sama sekali tidak ada keraguan. Keyakinan yang dimaksud di sini, bukan sikap percaya kepada suatu agama. Kata tulus dan murni sangat penting, ini adalah pengamalan. Keyakinan perlu diamalkan! Setelah mengamalkan keyakinan Anda, baru bisa disebut murni! Bukan kepercayaan lahiriah. Semua mengira: "Aku sudah memiliki keyakinan yang murni dan tulus, hingga timbul tattvasya-laksanam" bukan demikian! Keyakinan yang murni dan tulus harus diamalkan! Apa yang diamalkan? Tiada atribut keakuan, tiada atribut pribadi, tiada atribut makhluk hidup, dan tiada atribut jangka waktu kehidupan. Inilah kemurnian yang sejati.
Ini disebut: "Tegak lurus menembus trikala, mendatar memenuhi sepuluh penjuru." ; "Tegak lurus menembus trikala" yaitu lampau, sekarang, dan mendatang, berarti waktu pun murni, kehidupan lampau murni, kehidupan sekarang murni, kehidupan mendatang juga murni. "Mendatar memenuhi sepuluh penjuru" atas, bawah, dan delapan penjuru, semua ruang adalah murni.
Sebuah contoh: Bulan, menurut sains saat ini, jika dipandang sama sekali tiada makhluk hidup, di bulan sama sekali tidak ada manusia, apa manfaat waktu bagi bulan? Apa mudarat waktu bagi bulan? Tidak ada, tidak memengaruhi. Waktu tidak punya pengaruh apa-apa, ruang juga tidak punya pengaruh apa-apa. Sekalipun Anda menjadi tuan tanah lahan raksasa di bulan, tidak ada gunanya, sebab ruang itu tidak bernilai, apakah tanah di bulan ada nilainya? Mungkin di masa mendatang bakal ada. Jika Anda membawa uang dolar Amerika ke bulan, bukankah ia hanya secarik kertas? Apakah kertas itu bisa digunakan di bulan?
Coba renungkan, hati laksana angkasa, hati Anda seluas angkasa, hati Anda laksana bulan, tidak ada yang disebut baik, tidak ada yang disebut buruk, tidak ada keakuan, tidak ada makhluk hidup, tidak ada waktu, tidak ada ruang, kemurnian ini disebut yang utama, inilah yang disebut keyakinan tulus dan murni, saat itu barulah menghasilkan tattvasya-laksanam.
Laozi membabarkan Tao kepada Konfusius, Konfusius adalah orang suci Tiongkok, sudah sangat agung dan mulia, Laozi membabarkan Tao kepada Konfusius, yang Beliau babarkan adalah: "Mencapai sunya", mencapai adalah tiba, sunya adalah sepenuhnya murni. "Mencapai sunya" barulah Tao. Ini sangat mendalam. Mencapai sunya adalah realitas sejati atau tattvasya-laksanam. Inilah makna dari kalimat dalam Sutra Vajra: "Memiliki keyakinan yang murni dan tulus, hingga timbul tattvasya-laksanam". Sehingga: Tattvasya-laksanam adalah bukan atribut, tattvasya-laksanam adalah "Mencapai sunya", tiada atribut.
Tattvasya-laksanam adalah tiada atribut, sehingga Tathagata menyebutnya tattvasya-laksanam, menyebutnya realitas sejati. Laozi telah membabarkan: "Mencapai sunya" adalah realitas, "Semua tiada" inilah tattvasya-laksanam. Oleh karena itu, "Memiliki keyakinan yang murni dan tulus", ini bukanlah kalimat yang mudah dijelaskan. Konfusius menanyakan Tao kepada Laozi, dan Laozi menjawabnya "Mencapai sunya", ini yang disebut dalam Sutra Vajra sebagai: Bukan atribut adalah tattvasya-laksanam, dengan kata lain, tattvasya-laksanam adalah bukan atribut, baru bisa melanjutkan kata-kata: "Bhagavan! Tattvasya-laksanam adalah bukan atribut, oleh karena itu Tathagata menyebutnya tattvasya-laksanam." Oleh karena itu Sutra Vajra yang diulas oleh Mahaguru Lu adalah Sutra yang tak lapuk, ia tidak bisa lapuk.
Usai Dharmadesana Sutra Vajra yang sangat mendalam dan disampaikan dengan sangat menarik, Dharmaraja Liansheng berwelas asih menganugerahkan Abhiseka Sarana kepada siswa baru, kemudian mengadhisthana Air Maha Karuna Dharani dan menginisiasi rupang Buddha, dan acara ditutup dengan menganugerahkan adhisthana jamah kepala menggunakan vyajanacamara.
Pengulasan dari Mulacarya Dharmaraja Liansheng membuat segenap siswa dapat memahami makna sejati dari Sutra Vajra. Pengulasan yang disampaikan dengan sangat hidup, laksana menyingkap tabir kegelapan batin, mencerahkan laksana mendung yang tersibak oleh sinar mentari. Semoga berkat adhisthana welas asih Mahaguru Lu, kita semua dapat memahami hati, mencapai pencerahan, berpulang pada Samudra Tathata.
Kini Anda bisa menyimak kumpulan video pembabaran Dharma dari Dharmaraja Liansheng dengan takarir Bahasa Indonesia melalui TBSNTV:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV Bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#JambhalaKuning
Yidam pujabakti minggu depan adalah
#Padmasambhava
#SutraVajra
----------------------------------------
Artikel lengkap Dharmadesana dapat disimak melalui situs True Buddha News (Bahasa Mandarin):
https://ch.tbsn.org/news/detail/1527/2021%E5%B9%B412%E6%9C%8811%E6%97%A5%E9%BB%83%E8%B2%A1%E7%A5%9E%E6%9C%AC%E5%B0%8A%E6%B3%95%E5%90%8C%E4%BF%AE.html