25 Desember 2021 Pujabakti Sadhana Yidam Padmakumara di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

25 Desember 2021 Pujabakti Sadhana Yidam Padmakumara di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

#LiputanTBSSeattleLingShenChingTzeTemple

Cahaya lampu Seattle Ling Shen Ching Tze Temple menerangi dan memberi kehangatan di tengah malam yang dingin, dari dalam bhaktisala terdengar lantunan suara Mantra Hati Padmakumara (Lianhuatongzi-蓮花童子), segenap siswa dengan penuh sukacita menyambut kehadiran Anuttara Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu, yang hendak memimpin pujabakti Sadhana Yidam Padmakumara.

Hari ini bertepatan dengan hari kelahiran Yesus Kristus. Yesus Kristus merupakan Guru dari Dharmaraja Liansheng, usai pujabakti Dharmaraja Liansheng menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun merayakan hari lahir Yesus, kemudian mengenang serangkaian peristiwa seputar kelahiran Yesus Kristus: Yesus lahir di palungan di Betlehem, saat itu muncul sebuah bintang yang sangat besar di tengah angkasa menjadi panduan bagi tiga Orang Majus untuk datang mencari Yesus, sampai setelah raja kekasiaran Roma meninggal dunia, Yesus sekeluarga baru kembali ke Nazaret.

Dharmaraja Liansheng mengungkapkan bahwa ajaran yang dibabarkan oleh Yesus memiliki banyak kesamaan dengan ajaran Buddha, seperti yang tertulis dalam Sutra Vajra: "Batin timbul tanpa menetap", yaitu "Jika engkau memberi sedekah, jangan diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.", berderma tanpa melekati konsep derma, berderma tanpa pamrih.

Memikirkan kebaikan bagi orang lain adalah Bodhisatwa, Yesus memikirkan kebaikan bagi orang lain, bahkan sampai jelang wafat pun Beliau masih memikirkan kebaikan bagi orang lain, inilah semangat Yesus, yang merupakan semangat Padmakumara.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab

1. Dalam "Anda Bertanya Saya Menjawab, bagian ke-43" Mahaguru Lu mengatakan: "Tempat siapakah Paviliun Mestika Mahaagung? Saya tahu, tapi tidak saya ungkapkan, coba kalian pelajari sendiri." Siswa sedikit menyadari sesuatu, mohon petunjuk Mahaguru.

Dalam Sutra Dharani Paviliun Mestika Mahaagung tertulis, pada masa kalpa lampau yang sangat lama, ketika Buddha Sakyamuni masih sebagai Putra Dewa Suddhavasa, mentransmisikan Dharani Paviliun Mestika Mahaagung kepada tiga orang Resi yang Berbodhicitta, yaitu: Manicuda, Suvarnacuda, dan Vajracuda.

Setelah ketiga Resi itu mencapai keberhasilan melalui metode Dharani ini, mereka mendapatkan Gelar Buddha sebagai: Tathagata Raja Panji Mestika Bunga Permata, Tathagata Aneka Mestika, dan Tathagata Raja Vajra Mahaperkasa, jawabannya secara literal, Paviliun Mestika Mahaagung merupakan tempat ketiga Tathagata tersebut berada. Namun, dalam Sutra disebutkan bahwa Dharani ini merupakan Hati Rahasia Sarwa Tathagata, Ibunda Sarwa Tathagata, dan dirapal serta didukung oleh Sarwa Tathagata. Dharani ini bisa melenyapkan semua karma buruk, merupakan harta karun rahasia Sarwa Tathagata. Oleh karena itu, menurut siswa, meskipun paviliun ini kelihatannya merupakan kediaman bagi Tri Tathagata, sesungguhnya merupakan kediaman Sarwa Tathagata.

Dharmaraja Liansheng menjawab:
Ada poin penting dalam Sutra Dharani Paviliun Mestika Mahaagung, saat bergabung menjadi berwujud, yaitu: Tathagata Raja Panji Mestika Bunga Permata, Tathagata Aneka Mestika, dan Tathagata Raja Vajra Mahaperkasa. Ketika berpencar, menjadi Dharmakaya Kesadaran Alam Semesta, dengan kata lain, Tri Tathagata memenuhi enam penjuru, Kesadaran Alam Semesta meliputi semua. Sesunggunnya Mestika Mahaagung merupakan sebutan mulia bagi Sarwa Tathagata, kata "vaipulya" berarti luas tak terhingga, agung tak terhingga berarti memenuhi enam penjuru. Apa yang ditulis oleh siswa ini benar.

2. Siswa bertanya: Setelah merapal Sutra Hati, bolehkah ditambah tiga kali "Namo Mahaprajnaparamita"?

Mahaguru Lu menjawab:
Tentu saja boleh, ditambah sebanyak tiga atau lebih banyak juga boleh.

"Om. Jiedi Jiedi. Boluojiedi. Boluosengjiedi. Puti Sabohe." Sama dengan "Mahaprajnaparamita". Mahaprajnaparamita bermakna kebijaksanaan agung mencapai pantai seberang.

◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vajra

Teks Sutra: "Subhuti, ksanti paramita dinyatakan oleh Tathagata sebagai bukan ksanti paramita, dinamakan ksanti paramita. Mengapa demikian?"

Kesabaran tertinggi adalah bukan ksanti paramita, sedangkan ksanti paramita merupakan salah satu dari Sad Paramita, yang berarti Anda bisa bersabar atas segala hujatan, hingga mencapai pantai seberang. Kenapa dikatakan bukan kesabaran? Ketika Anda telah mencerahi tiada atribut keakuan, tiada atribut pribadi, tiada atribut makhluk hidup, dan tiada atribut jangka kehidupan, segala ucapan tidak akan menetap di hati Anda, Anda berhasil mengosongkan ego, tiada keakuan, sama sekali tidak perlu bersabar.

Teks Sutra:
"Mengapa demikian? Subhuti, dalam kelahiran yang lampau sewaktu tubuh-Ku dipotong-potong oleh Raja Kalinga, Aku tidaklah terperangkap dalam gagasan mengenai atribut keakuan, atribut pribadi, atribut makhluk hidup, atau atribut jangka kehidupan. Jikalau pada saat itu, Aku terperangkap dalam gagasan-gagasan tersebut, maka akan timbul rasa marah dan benci."

Pada kehidupan lampau, Buddha Sakyamuni pernah menjadi seorang Resi Ksanti, suatu ketika saat Beliau membabarkan Dharma di bawah pohon kepada empat orang selir Raja Kalinga, melihatnya Raja Kalinga merasa sangat iri, sehingga menangkapnya, memutilasi tangan dan kakinya, dan memotong tubuhnya. Jika saat itu Beliau masih terperangkap dalam gagasan atribut keakuan, atribut pribadi, atribut makhluk hidup, dan atribut jangka kehidupan, menurut Anda, mungkinkah untuk tidak membenci? Sebagian besar umat manusia di dunia memiliki gagasan atribut keakuan, tapi seorang Resi berbeda. Beliau adalah seorang Siddha, telah cerah, tiada keakuan, tidak timbul kebencian. Oleh karena itulah kita mesti belajar apa yang telah dibabarkan oleh Buddha: "Tiada keakuan, tiada pribadi, tiada makhluk hidup, dan tiada jangka kehidupan."

Mahaguru Lu menggunakan contoh ini untuk mengingatkan, bagi siswa yang mencari nafkah di industri kuliner, jika terpaksa menyembelih hewan, mesti merapalkan Dharani Sukhavativyuha bagi roh hewan tersebut, visualisasi tubuhnya kembali utuh dan terbang ke angkasa, kemudian visualisasi Yidam muncul untuk menjemputnya terlahir di alam suci Yidam, baru merapal Dharani Sukhavativyuha, atau Mantra Penyeberangan Manjusri, menggunakan daya Mantra untuk menyeberangkan mereka.

Tentu saja ketika kita hendak makan, mesti melakukan penyeberangan dan persembahan, jika tidak, mereka bisa timbul rasa benci, dan kelak kita menjadi musuhnya.

Usai Dharmadesana, Mahaguru Lu berwelas asih mengadhisthana segenap siswa di lokasi dan yang mengikuti secara daring.

Untuk membangun gedung pencakar langit, dibutuhkan fondasi yang kukuh. Jika hendak memasuki samudra, mesti terlebih dahulu mempersiapkan navigasi dan kompas. Terima kasih Mahaguru Lu yang telah mengungkapkan makna mula dan kiat utama bhavana Sutra Vajra menggunakan kata-kata yang mudah dipahami.

Kini Anda bisa menyimak kumpulan video pembabaran Dharma dari Dharmaraja Liansheng dengan takarir Bahasa Indonesia melalui TBSNTV:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

TBSNTV Bahasa Mandarin: 
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool

----------------------------------------

Artikel lengkap Dharmadesana dapat disimak melalui situs True Buddha News (Bahasa Mandarin):
http://www.tbsva.org/tbnw/epaper_detail2024.htm

「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。