《Berita TBS Seattle Ling Shen Ching Tze Temple - 西雅圖雷藏寺》
Hari Natal di Amerika Serikat sudah dekat, kelap-kelip aneka warna lampu natal menghiasi bangunan di dalam wilayah Seattle Ling Shen Ching Tze Temple. Di depan vihara cikal bakal juga berdiri patung sinterklas, manusia salju, dan rusa, tidak hanya menarik perhatian anak-anak, bahkan orang dewasa pun juga sangat menikmati suasana Natal ini. Banyak umat dari berbagai negara yang datang untuk Berdharmayarta ke Seattle, serta bersiap melewati Hari Natal penuh sukacita bersama Mahaguru dan Gurudara.
Puja bakti vihara cikal bakal hari Sabtu ini adalah Sadhana Istadevata Amitabha Buddha. Usai puja bakti yang berjalan dengan sangat khidmat, terlebih dahulu Mahaguru mengungkapkan kontak batin nyata yang membuat semua menjadi takjub :
Pada tanggal 10 November, saat Dharmaraja Liansheng memimpin Upacara Homa Jambhala Kuning di Rainbow Temple ( 彩虹雷藏寺 ), dalam Dharmadesana beliau mengungkapkan bahwa nakula ( tikus harta ) menampakkan diri di angkasa dan memuntahkan empat karung yang penuh dengan uang kertas, saat itu Dharmaraja menyatakan pasti ada orang yang menang lotre. Dharmaraja kembali mengingatkan bahwa Zhenfo Zong adalah aliran kemenangan, dahulu sudah ada banyak siswa yang memenangkan lotre paling besar di Amerika Serikat, super lotto di Taiwan, dan ada pula yang menjadi pemenang utama lotre di Singapura dan Malaysia. Sedangkan kali ini, ada siswa dari Taiwan yang mengirimkan pesan singkat kepada Gurudara, memberitahu Gurudara bahwa ia telah memenangkan super lotto, ia dan sekeluarga mendaftarkan diri sebagai Pemohon Utama dalam Upacara Homa Jambhala Kuning tanggal 10 November, dan sekeluarga dari Taiwan berpartisipasi dalam upacara tersebut melalui siaran langsung daring. Usai upacara, mendadak siswa itu mendapatkan inspirasi untuk membeli lotre, dan ia pun memenangkan hadiah utama super lotto, ia bahkan mengirimkan nomor lotre yang menang untuk diperlihatkan kepada Mahaguru dan Gurudara, sebagai bukti bahwa dia benar-benar memenangkan lotre terbesar. Dharmaraja melontarkan canda, kelak jika mendengar Dharmaraja mengatakan ada beberapa karung uang yang jatuh dari langit, maka semua harus perhatikan.
Kontak batin yang lain adalah, ada seorang siswa perempuan yang hendak menikah, akan tetapi keluarga pihak laki-laki adalah keluarga Katolik yang taat, calon suami memberitahunya bahwa kelak setelah menikah ia mesti bersedia menjadi seorang Katolik. Tapi, siswa ini telah bersarana sejak kecil, akhirnya calon suami memberikan persyaratan : Kecuali jika Guru kamu memberiku kontak batin, jika tidak, maka kamu mesti memeluk Katolik. Akhirnya, malam hari itu juga calon suaminya bermimpi Dharmaraja mengajaknya minum teh.
Dharmaraja mengatakan, hati siswa Zhenfo Zong lebih lapang, dulu Dharmaraja sendiri adalah umat Kristen, saat ini bahkan di altar vihara cikal bakal mempersemayamkan rupang Yesus Kristus, Dharmaraja menyatakan bahwa Yesus juga adalah Gurunya, Yesus diyakini sebagai Tuhan, dan dalam agama Buddha ajaran tersebut tergolong sebagai agama Buddha Devayana. Oleh karena itu, boleh menekuni sadhana Istadevata Zhenfo Zong, juga boleh menghadiri misa dalam Katolik, sebab Zhenfo Zong lebih berpikiran luas. Agama Buddha juga ada agama Buddha manusyayana, seperti filosofi Konfusius, filosofi suciwan, dan kita juga menghormatinya. Sedangkan agama Buddha Devayana contohnya adalah pemujaan kepada Sakradevanam Indra, Mahabrahma, dan Vishnu. Selain itu, ada agama Buddha Sravakayana, Bodhisattvayana, dan Buddhayana. Agama Buddha meliputi lima yana, ruang lingkupnya sangat luas.
Dharmaraja juga mengungkapkan bahwa Istadevata puja bakti hari ini, Amitabha Buddha, juga pernah menampakkan diri kepadanya, saat itu Dharmaraja sedang duduk di dalam pesawat penerbangan dari Beijing menuju Taiyuan, beliau melihat Amitabha Buddha dalam posisi berdiri, sangat tinggi besar, kepala menembus langit. Dharmaraja mengatakan, Amitabha Buddha memiliki banyak emanasi, ada Dharmakaya, Sambhogakaya, dan Nirmanakaya, oleh karena itu ada Amitabha Buddha dalam nama agung berjumlah tiga ratus enam puluh triliun seratus sembilan belas ribu lima ratus.
Padmakumara dan Guru Padmasambhava merupakan Sambhogakaya dari Amitabha Buddha. Lebih mendalam lagi, bahkan Yeshe Tsogyal juga merupakan Sambhogakaya dari Amitabha Buddha, oleh karena itu Amitabha Buddha sangat agung. Ada satu Bodhisattva yang lebih agung, yaitu Manjusri Bodhisattva, banyak orang menyangka bahwa Manjusri Bodhisattva hanya salah satu dari Astamahabodhisattva. Pada masa Sakyamuni Buddha di dunia, Beliau pernah membabarkan alam suci Manjusri Bodhisattva ibarat samudra, sedangkan alam suci Amitabha Buddha ibarat setitik air di ujung rambut yang baru saja dicelupkan ke dalam laut, oleh karena itu jasa kebajikan Manjusri Bodhisattva sungguh tak terhingga, besarnya sungguh tak terperikan, alam suci Manjusri Bodhisattva lebih besar dari alam suci Amitabha Buddha, di antara Astamahabodhisattva, Manjusri Bodhisattva memiliki jasa kebajikan nomor satu.
Avalokitesvara Bodhisattva sudah sangat mulia, Beliau merepresentasikan maitrikaruna para Buddha trikala, sedangkan Manjusri Bodhisattva merepresentasikan akumulasi prajna dari sepuluh penjuru Buddha trikala. Vajrapani Bodhisattva merepresentasikan Dharmabala, meskipun sadhaka tidak bisa melihat Vajrapani Bodhisattva, namun di belakang seorang sadhaka sejati yang menekuni Tantra pasti berdiri satu sosok Vajrapani Bodhisattva. Sakyamuni Buddha pernah mengungkapkan, di belakang setiap sadhaka yang telah cerah, memiliki pandangan benar, dan telah mencapai hasil bhavana, pasti ada Vajrapani Bodhisattva. Demikianlah keagungan Riksum Gonpo ( Tiga Mahabodhisattva Pelindung )
Dharmaraja melanjutkan pengulasan Lamdre :
Siddhi sangat agung. Apa itu empat arah dan tujuan ? Apa itu keberhasilan caturkaya ? Empat arah dan tujuan adalah abhiseka, arah dan tujuan pertama adalah Abhiseka Kalasa, yaitu memberikan kuasa kepada sadhaka untuk menekuni utpattikrama ( tahap pembangkitan ). Arah dan tujuan yang kedua adalah Abhiseka Sadhana Internal, bhavana Sampannakrama ( tahap sempurna ), yaitu pelatihan olah prana, nadi, dan bindu. Arah dan tujuan yang ketiga adalah penekunan Anuttaratantra, menggunakan bindu, kundalini, dan prana dalam diri untuk menghasilkan terang. Bindu dapat bertambah, kundalini bisa bangkit, prana menembus semua nadi, ini disebut juga Abhiseka Prajna. Yang terakhir adalah abhiseka keempat, Abhiseka Mahapurna. Melalui empat jenis abhiseka ini, setelah memperoleh keberhasilan, sadhaka dapat memperoleh pencapaian Caturkaya : Dharmakaya, Sambhogakaya, Nirmanakaya, dan Satyakaya. Mencapai siddhi dapat memperoleh keberhasilan Caturkaya.
Oleh karena itu, dalam adhisthana yang sinambung disebutkan empat jenis : Ketekunan bhavana, anubhava, adhisthana, dan siddhi. Saat sadhaka benar-benar berbhavana, maka daya adhisthana tidak akan putus. Karena sadhaka telah memperoleh anubhava, maka dapat merasakan Istadevata turun untuk mengadhisthana.
Adhisthana dibagi menjadi Adhisthana Internal, adhisthana angkasa, dan adhisthana Dakini. Dharmaraja menjelaskan perihal abhiseka jarak jauh, contohnya : Ada orang memohon sarana, namun ia tinggal di jauh, di Mongolia, sangat sukar baginya untuk bisa datang ke Seattle menerima abhiseka secara fisik, namun ia memiliki keyakinan, mengirimkan formulir bersarana melalui fax ke Seattle. Di Seattle, Dharmarja Liansheng memanjatkan doa kepada Dakini supaya membawa tirta abhiseka ke Mongolia, dan saat pemohon sarana melakukan mahanamaskara, Dakini lah yang akan mewakili Dharmaraja untuk memberi Abhiseka Sarana. Di sisi Dharmaraja ada banyak Dakini, mesti telah mencapai keberhasilan bhavana baru bisa memberikan abhiseka jarak jauh. Selain itu, siswa yang memperoleh abhiseka jarak jauh juga mendapatkan kontak batin, ia melakukan mahanamaskara ke arah timur, mendadak ada tirta yang dipercikkan ke kepalanya, namun saat itu tidak sedang hujan, ini adalah anubhava sejati dari abhiseka jarak jauh. Demikian halnya dengan yang dilakukan oleh Dharmaraja setiap harinya, yaitu mengadhisthana surat dari para siswa di seluruh dunia, surat balasan dikirimkan, sehari sebelum menerimanya, siswa itu bermimpi mendengar suara yang memberitahu : “Surat balasan telah terkirim dan akan segera tiba.”, ternyata keesokan harinya surat balasan benar-benar tiba, kontak batin semacam ini sangat sering terjadi.
Dharmaraja menggunakan beberapa kisah humor untuk menyampaikan makna Dharma, saat kita belajar Dharma, tidak ada istilah kondisi mudah dan kondisi sulit, kondisi mudah merupakan pengaturan yang terbaik. Saat sadhaka berada dalam kondisi mudah, tentu saja baik, namun saat berada dalam kondisi sulit, mesti belajar untuk melampaui, ada satu pepatah : “Menjalani kondisi sulit dengan sabar.” Mesti berpikir bahwa segalanya merupakan pengaturan yang terbaik, tidak perlu mengeluh, jangan berpikiran negatif, dan jangan bersedih, sebab di dalamnya ada sebab dan akibat, jika Anda berhasil melampauinya, maka pasti : “Pohon dedalu menciptakan bayangan, dan bunganya memberikan cahaya.” ( Di masa paling gelap pun pasti ada secerah harapan ).
Orang yang belajar Buddha mesti punya hati yang penuh sukacita, hati luas laksana angkasa, dan bukan hati yang sempit. Dharmaraja mengamati, banyak fenomena dunia fana yang mencerminkan piciknya hati, sedangkan belajar Buddha mesti belajar untuk mengamalkan prinsip anatman, tidak ada ego, seluas angkasa, inilah belajar Buddha yang sesungguhnya. Jika belajar Buddha masih saja terus berkutat pada ego, maka diri sendiri tidak akan bisa melampaui. Yang paling penting adalah hati mesti sangat lapang, dapat meliputi segalanya, sanggup menerima semua, semua merupakan pengaturan yang terbaik. Bahkan sampai kondisi tiada menetap, sama seperti angkasa, jangan menjadikan ego sebagai pusat, dengan demikian kelak dapat mencapai keberhasilan.
Usai Dharmadesana, Dharmaraja menganugerahkan Abhiseka Sarana untuk siswa baru, kemudian mengadhisthana Air Mahakaruna Dharani, dan mengabhiseka rupang Buddha. Setelah Dharmaraja mengadhisthana semua, tanpa menghiraukan rasa letih, Dharmaraja memberikan tanda tangan buku untuk buku terbaru, yaitu buku nomor 274. Sebelum meninggalkan vihara cikal bakal, Dharmaraja memberikan adhisthana jamah kepala kepada setiap siswa yang hadir.
Di Hari Natal yang penuh sukacita dan kedamaian ini, Seattle Ling Shen Ching Tze Temple memanjatkan doa semoga Mahaguru dan Gurudara senantiasa sehat sentosa, segalanya manggala sesuai harapan. Kami juga mendoakan semoga semua umat Zhenfo Zong memperoleh sukacita Natal, dan di tahun yang baru segala yang baik dapat lancar, semua dapat mencapai keberhasilan bhavana.
Judul Asli :
2019年12月21日阿彌陀佛本尊法同修