6 Februari 2022 Upacara Agung Homa Vajra Vyaghravaktra di Rainbow Temple
#LiputanTBSN
Pada tanggal 6 Juni 2022, bertepatan dengan tanggal 6 bulan pertama tahun baru Imlek, semua masih tenggelam dalam sukacita tahun baru. Hari ini, Rainbow Temple (Caihong Leizangsi-彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat dengan tulus mengundang Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Agung Homa Vajra Vyaghravaktra (Hutou Jingang-虎頭金剛). Setelah Dharmaraja Liansheng tiba di Rainbow Temple, terlebih dahulu memandu semua untuk bernamaskara kepada mandala, kemudian berjalan ke depan layar Zoom untuk menyapa segenap siswa di seluruh dunia, semua siswa melalui Zoom mengucapkan selamat tahun baru kepada Dharmaraja, Homasala penuh suasana riang. Setelah mempersilakan Dharmaraja Liansheng untuk duduk di atas Dharmasana, upacara pertama di tahun baru Imlek pun dimulai.
Usai upacara, Dharmaraja Liansheng memberitahukan dua upacara yang akan diselenggarakan minggu depan. Pada tanggal 12 Februari 2022, Dharmaraja Liansheng akan memimpin Upacara Agung Musim Semi Bodhisatwa Avalokitesvara di Lynnwood Convention Center, dan mentransmisikan Abhiseka Sadhana Yidam Mahadewi Yaochi, Asta Yoga Mahadewi Yaochi, dan Sadhana Yaochijinmu Mashangyouqian. Pada tanggal 13 Februari 2022 bertempat di Rainbow Temple, akan memimpin Upacara Agung Homa Mahottara Heruka (Dahuanhuawang Jingang-大幻化網金剛).
Dharmaraja Liansheng menyebutkan bahwa Upacara Homa Mahottara Heruka telah diselenggarakan beberapa kali, dan terjadi kontak batin berturut-turut. Mantra Mahottara Heruka sangat berkekuatan dan berkontak batin besar, selain bisa menyembuhkan penyakit, juga bisa menangkal semua hawa buruk. Mahottara Heruka melambangkan Ratusan Yidam Santham dan Krodha, pahalanya sungguh luar biasa. Beliau sama dengan Vajra Vyaghravaktra, bisa menangkal hawa buruk dan meraih berkah.
Berikutnya, Dharmaraja Liansheng mengupas lambang keberuntungan di tahun Macan: Vajra Vyaghravaktra (Hutou Jingang-虎頭金剛) atau Vajra Kepala Harimau. Dharmaraja Liansheng merapal Mantra Vajra Vyaghravaktra: "Om. Jinmu. Xidi. Hum. Hum. Pei.". Aksara "Pei" dalam mantra, meskipun tidak disebutkan dalam Sutra Vajra, tapi mengandung makna "memotong", bisa memotong semua hawa buruk dan menghentikan semua pikiran, seperti yang disebutkan dalam Sutra Satya Buddha: "Tanpa pikiran sebagai Buddharatna Samyaksambodhi."
Dalam Sutra Ksitigarbha disebutkan: "Setiap bentuk pikiran makhluk di Jambudvipa, tidak ada yang bukan karma, tidak ada yang bukan pelanggaran."menandakan bahwa pikiran umat manusia laksana air terjun dan ombak di lautan, gelombang demi gelombang, selamanya tidak pernah berhenti. Apalagi saat bermeditasi, bisa merasakan pikiran bercabang yang tidak pernah berhenti. Kenapa bisa bercabang? Sebab ia tidak pernah berhenti, dan "Pei" menghentikan semua pikiran. Hanya saat mencapai kondisi tanpa pikiran, arus Dharma alam semesta baru bisa melebur, baru bisa tembus, mencapai keberhasilan. Dharmaraja Liansheng mendoakan semoga semua bisa memotong pikiran semua yang tidak baik, sedangkan yang bajik, Dewa Rezeki datang ke rumah Anda.
Vajra Vyaghravaktra adalah wujud krodha dari Mahadewi Yaochi, Dharmabalanya sama dengan Mahadewi Yaochi. Jika tidak ada Mahadewi Yaochi, mungkin seumur hidup Dharmaraja Liansheng adalah seorang pejabat survei, tidak akan berjodoh dengan agama. Dharmaraja Liansheng mengenang, dulu Ji’o Sang memberitahu bahwa beliau bertulang Buddha, Dharmaraja Liansheng menegaskan kepada semua umat bahwa setiap insan memiliki tulang Buddha, hanya saja tergantung apakah nidananya telah terbuka atau belum.
◎ Anda Bertanya Saya Menjawab – Interaksi Adalah Kekuatan
Pertanyaan dari siswa di Taiwan:
Pintu rumah tapak dijadikan sebagai patokan arah hadap rumah, apakah rumah susun juga menjadikan pintu rumah sendiri sebagai patokan arah hadap rumah? Di internet ada aliran yang berpendapat bahwa jendela Perancis atau bidang sumber pencahayaan eksternal yang besar bisa dijadikan patokan arah hadap rumah. Dalam buku Dharmaraja Liansheng nomor 78 dan 69 dijelaskan dengan mendetail perihal fengsui tempat tinggal, isinya sebagian besar mengenai rumah tapak, tapi dalam masyarakat masa kini lebih banyak yang tinggal di rumah susun, apakah isi buku tersebut juga bisa digunakan untuk rumah susun?
Terlebih dahulu, Dharmaraja Liansheng menjawabnya dengan beberapa pengetahuan mendasar seputar fengsui, kemudian menggunakan pengalaman diri sendiri selama belajar fengsui untuk menjawab bahwa pendapat beliau berbeda dengan pendapat di internet. Untuk gedung rumah susun, arah hadap rumah berdasarkan pintu utama dari gedung rumah susun tersebut.
Pertanyaan kedua juga berasal dari siswa di Taiwan:
Mohon petunjuk mengenai waktu Sadhana Visualisasi Persembahan Beras Zhenfo, kadang tidak bisa bersadhana di sore hari, bolehkah melakukan sadhana ini di pagi hari? Selama 2 tahun belakangan, setiap hari siswa menambahkan Sadhana Visualisasi Persembahan Beras Zhenfo. Ketika sudah melakukan Sadhana Persembahan Beras lebih dari satu tahun, saat membawa secangkir beras untuk bervisualisasi, saat membuka mata, muncul bekicot besar yang berbaris di hadapan, entah dari mana datangnya, siswa tinggal di lantai paling atas di gedung. Saya buang bekicot tersebut, ini terjadi selama beberapa hari berturut-turut. Sekarang saat melakukan ada hawa hangat turun untuk membungkus kedua tangan siswa, jika visualisasi diri sendiri berubah menjadi Buddha Guru yang sangat besar menetap di angkasa semakin jelas, maka aliran hawa hangat membungkus semakin luas, kadang bahkan membungkus tubuh bagian atas sampai saya selesai menebarkan beras. Mohon petunjuk Mahaguru, apakah fenomena ini wajar?
Dharmaraja Liansheng memuji bahwa siswa tersebut menekuni Sadhana Visualisasi Persembahan Beras dengan sangat baik. Dharmaraja berbagi pengalaman diri sendiri dalam melakukan penyeberangan arwah, sesungguhnya memang ada fenomena tubuh bardo yang menempel pada tubuh hewan atau biasanya pada tubuh serangga. Namun, menurut Dharmaraja Liansheng, tidak seharusnya Anda membuang bekicot tersebut, sebab mereka juga makhluk hidup, apalagi mereka juga tidak merugikan Anda. Oleh karena itu, Dharmaraja Liansheng menasihati siswa, untuk selanjutnya jangan lagi mencelakai bekicot. Dharmaraja Liansheng mengungkapkan, jika kemampuan Anda mencukupi, maka tidak harus selalu malam hari baru bisa melakukan Sadhana Visualisasi Persembahan Beras. Sebab Dharmaraja mendapati bahwa saat melakukan persembahan amerta di siang hari, bisa juga melihat kemunculan makhluk bardo, tapi memang lebih sedikit daripada malam hari.
◎ Pengulasan Sutra Vajra
"Bagian ke-17 Anatman Tertinggi"
Dharmaraja Liansheng menjelaskan, jika ingin mencapai keberhasilan tertinggi, maka harus anatman (tanpa diri). Keberhasilan tertinggi merupakan tingkatan tertinggi, Empat Tingkat Kesucian adalah keberhasilan tertinggi, tidak perlu lagi terlahir kembali. Ketika Buddha Sakyamuni sebagai pangeran, tidak pernah mengalami penderitaan sakit di dunia. Saat berkelana melewati empat pintu baru menyaksikan penderitaan kelahiran, penuaan, sakit, dan mati, merasa sangat terguncang, dan bertekad untuk berbhavana melampaui samsara.
Dharmaraja Liansheng mengungkapkan, sangat sukar untuk benar-benar mencapai kondisi anatman, karena manusia punya perangai yang tidak baik, serta berbagai tabiat buruk seperti pemikiran yang menyimpang. Apalagi dalam masyarakat ibarat pot besar berisi pewarna, beberapa orang terjerumus bergabung bersama organisasi penipu, menjadi maling atau perampok, atau melakukan pelanggaran asusila.
Di penghujung Dharmadesana, Dharmaraja Liansheng mencontohkan semangat pengorbanan tanpa diri dari Bunda Teresa dari Kalkuta, beliau sama seperti orang suci, beliau melayani setiap insan sama seperti kepada Tuhan. Beliau pernah mengatakan: "Jika ada surga, saya tidak pergi, saya rela berada di tempat penuh kegelapan untuk melayani insan." Dharmaraja Liansheng bertanya kepada semua: "Apakah kalian akan mencintai musuh-musuh kalian?" Ini yang dikatakan oleh Yesus. Dharmaraja Liansheng menasihati, terhadap orang yang tidak menyenangkan, kita mesti mengampuni mereka, menghormati mereka, serta meluruskan pemikiran diri sendiri. Bila kita lihat tindakan yang menyebalkan, selain mengampuni, kita justru harus lebih baik lagi terhadap dia.
Dharmaraja Liansheng mengisahkan, meskipun ayahanda memperlakukan beliau dengan baik, tapi hati beliau tetap sangat menghormati. Dharmaraja Liansheng menasihati supaya semua belajar kepada Buddha dan belajar pada semangat Bunda Teresa dari Kalkuta, jika ada rasa tidak terima dalam hati, kita harus segera membersihkannya, belajar semangat anatman.
Usai Berdharmadesana, Dharmaraja Liansheng memandu semua untuk bernamaskara kepada mandala, kemudian berjalan ke depan layar Zoom untuk berinteraksi dengan semua, dilanjutkan dengan menganugerahkan Abhiseka Sadhana Vajra Vyaghravaktra. Minggu depan adalah Upacara Agung Musim Semi, kami mengajak Anda semua untuk mendukung, berkarya bersama Buddha!
------------------------
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#VajraVyaghravaktra
Yidam Homa minggu depan adalah #BodhisatwaAvalokitesvara #MahottaraHeruka
#SutraVajra
Artikel Dharmadesana lengkap (Bahasa Mandarin) bisa disimak melalui tautan berikut:
https://tbnewshq.org/epaper_detail2078.htm
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV