16 April 2022 Pujabakti Sadhana Yidam Guru Padmasambhava di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

16 April 2022 Pujabakti Sadhana Yidam Guru Padmasambhava di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

#LiputanTBS SeattleLingShenChingTzeTemple

Pada tanggal 16 April 2022, Dharmaraja Liansheng Sheng-Yen Lu memimpin pujabakti Sadhana Yidam Guru Padmasambhava (Lianhuasheng Dashi-蓮華生大士) di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (Xiyatu Leizangsi-西雅圖雷藏寺). Hari ini sangat ramai, banyak umat yang datang dari berbagai belahan dunia, semua berkumpul di vihara cikal bakal, bersama mengecap Dharmasukha, berbasuh budi Buddha.

Usai pujabakti berjalan dengan khidmat, Mahaguru Lu dan semua bersama menyimak video lukisan gulung Dwadasa Sri Laksmi versi umum yang diproduksi oleh True Buddha Foundation (TBF). Dharmaraja Liansheng telah melukis 12 Dewi Sri Laksmi yang masing-masing memiliki pahala kebajikan khusus, sungguh mengaggumkan dan membuat takjub. TBF meluncurkan produksi lukisan gulung Dwadasa Sri Laksmi, mengimbau kepada semua untuk mendukung TBF, bersama memutar cakra Dharma Satya Buddha, supaya Dharma Tantra Satya Buddha senantiasa lestari.

Berikutnya, Dharmaraja Liansheng memperkenalkan Padmasambhava. Dalam buku "Sejarah Pilar" ( 柱間史), raja Tibet: Songtsan Gampo  mencatat bahwa kelak Guru Padmasambhava akan datang ke Tibet untuk membabarkan Dharma, dan pada masa Raja Trisong Detsen, Guru Padmasambhava baru masuk ke Tibet. Dalam jajaran Delapan Yidam Utama Zhenfo Zong ada Guru Padmasambhava, Beliau adalah kumara yang menjelma dari dalam padma di Danau Danakosha, sehingga Beliau adalah Padmakumara. Lebih lanjut lagi Mahaguru Liansheng menyebutkan bahwa banyak hal yang sudah ditetapkan, tapi kita mesti tahu ilmu membangun nasib, seorang Mahasiddha atau sebuah kebajikan besar dapat mengubah nasib dan peruntungan.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab

Siswa bertanya: Mohon petunjuk Mahaguru Lu, bagaimana supaya membaca Sutra bisa menerima dan mengamalkan Sutra tersebut? Dari mana asal daya adhisthana pembacaan Sutra? Apakah membaca Sutra ada daya adhisthana untuk mentransformasikan kesadaran dan batin? Dalam Dharmata, di mana letak perbedaan antara membaca satu kali dengan beberapa kali? Apakah lansia mesti fokus pada sedikit Sutra saja? Bolehkah menetapkan Sutra yang wajib dibaca dalam Zhenfo Zong?

Mahaguru Lu menjawab: Bagaimana supaya membaca Sutra bisa menerima dan mengamalkan Sutra tersebut? Menerima dan mengamalkan, setelah Anda memahami makna Sutra tersebut, mengamalkannya sesuai dengan makna dalam Sutra, inilah yang dimaksud dengan menerima dan mengamalkan.

Dari mana daya adhisthana membaca Sutra? Sutra yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni ada daya adhisthana Buddha Sakyamuni, nama dari semua Buddha dan Bodhisatwa yang disebutkan di dalam Sutra tersebut juga ada daya adhisthana, ada daya Buddha, ada daya Sutra, ada daya makna. Jika Anda telah menerima Sutra tersebut, maka ada adhisthana menerima. Anda mengamalkan makna Sutra tersebut, maka ada daya adhisthana Sutra, ini adalah daya adhisthana.

Apakah membaca Sutra ada daya adhisthana untuk mentransformasikan kesadaran dan batin? Tentu saja ada.

Dalam Dharmata, di mana letak perbedaan antara membaca satu kali dengan beberapa kali? Tentu saja ada perbedaanya, satu kali adalah satu kali, tiga kali adalah tiga kali, sepuluh kali adalah sepuluh kali, membaca semakin banyak, maka daya adhisthana semakin besar.

Apakah lansia mesti fokus pada sedikit Sutra? Menginjak usia lanjut, cukup fokus pada beberapa Sutra yang disukai. Yang paling penting adalah menjamin supaya diri sendiri terlahir di negeri Buddha, sehingga fokus pada sedikit Sutra memang benar.

Sutra yang wajib dibaca dalam Zhenfo Zong, Zhenfo Zong menjunjung tinggi Sutra Raja Agung (Gaowangjing-高王經), Sutra Satya Buddha (Zhenfojing-真佛經), kedua Sutra ini adalah Sutra yang wajib dibaca dalam Zhenfo Zong. Selain itu, Sutra yang lain juga boleh, seperti yang diulas oleh Mahaguru Lu: Sutra Vajra, Diktat Hevajra, Lamdre, dan Sutra Paribodhi juga bisa dibaca, ada lagi: Dharmapada, Catur Agama, Sutra Saddharmapundarika, Sutra Mahaprajnaparamita, Sutra Vajra, Sutra Hati, semua boleh. Dalam agama Buddha ada sangat banyak kitab suci, seperti: Sutra, vinaya, dan sastra, sangat banyak, ada juga Mulaadhyamakakarika karya Bodhisatwa Nagarjuna, Dvadasanikaya Sastra, Sata Sastra dari Aryadeva, lima sastra utama dari Tantra Tibet, semua boleh, semua bisa dibaca, juga boleh dirapal.

◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vajra

Teks Sutra:
Bagian 29, Tidak Menerima dan Tidak Tamak
"Subhuti, jika seorang Bodhisatwa mengisi dunia yang banyaknya bagaikan butir pasir sungai Gangga dengan tujuh macam harta berharga, yang dipersembahkan sebagai wujud kedermawanan, berkah pahala yang berasal dari kebajikan tersebut masih kurang dibanding berkah pahala seseorang yang memahami bahwa seluruh dharma pada hakikatnya tanpa diri, mewujudkan ksanti. Mengapa demikian? Subhuti! Karena sarwa Bodhisattwa tidak menerima pahala." Subhuti bertanya pada Buddha, "Begawan, apakah yang Engkau maksudkan bahwa seorang Bodhisattwa tidak menerima pahala?" Buddha menjawab, "Subhuti! Kebajikan yang diperbuat oleh Bodhisatwa, bukan karena tamak, oleh karena itu dikatakan tidak menerima pahala."

Dharmaraja Liansheng mengulas:
Bagian 29, Tidak Menerima dan Tidak Tamak, membahas bahwa Bodhisatwa tidak menerima. Bodhisatwa tidak menerima materi apa pun, seperti uang dan harta, nama dan kedudukan, keuntungan dan berbagai materi lainnya, melakukan kebajikan bukan demi ini semua, ini disebut tidak menerima. Tidak tamak berarti semua kedermawanan yang dilakukan oleh Bodhisatwa bukan dilakukan demi pamrih, tidak tamak akan nama, tidak tamak akan keuntungan, tidak tamak akan rupa, inilah Bodhisatwa yang sejati.

Teks Sutra: "Subhuti, jika seorang Bodhisatwa mengisi dunia yang banyaknya bagaikan butir pasir sungai Gangga dengan tujuh macam harta berharga, yang dipersembahkan sebagai wujud kedermawanan."

Dharmaraja Liansheng mengulas:
Buddha Sakyamuni bertanya kepada Subhuti, jika seorang Bodhisatwa memenuhi dunia yang banyaknya bagaikan butiran pasir sungai Gangga dengan tujuh macam harta berharga, sebagai wujud kedermawanan. Berderma berarti berbuat baik, berbuat kebajikan.

Teks Sutra: "Pahala yang berasal dari kebajikan tersebut masih kurang dibanding berkah seseorang yang memahami bahwa seluruh dharma pada hakikatnya tanpa diri, mewujudkan ksanti."

Dharmaraja Liansheng mengulas:
Apa yang dimaksud dengan seluruh dharma pada hakikatnya tanpa diri? Yaitu Dharma anatman, bagi Bodhisatwa tidak ada istilah diri, tidak memikirkan ego. Tujuh macam benda berharga di semua dunia yang banyaknya bagaikan butiran pasir sungai Gangga digunakan untuk berderma, ada pahalanya atau tidak? Tentu saja ada pahalanya, tapi, jika perbuatan baik dilakukan tanpa pamrih, maka pahala yang diperoleh Bodhisatwa ini akan melampaui pahala yang diperbuat oleh Bodhisatwa sebelumnya. (Ada siswa mohon petunjuk: Kata ‘ksanti’ dalam kalimat untuk mewujudkan ksanti. Dharmaraja Liansheng menjawab: Artinya adalah kebajikan.)

Teks Sutra:
"Mengapa demikian? Subhuti! Karena sarwa Bodhisattwa tidak menerima pahala." Subhuti bertanya pada Buddha, "Begawan, apakah yang Engkau maksudkan bahwa seorang Bodhisattwa tidak menerima pahala?" Buddha menjawab, "Subhuti! Kebajikan yang diperbuat oleh Bodhisatwa, bukan karena tamak, oleh karena itu dikatakan tidak menerima pahala."

Dharmaraja Liansheng mengulas:
Mengapa? Bodhisatwa tidak menerima, tidak tamak, dengan kata lain, Bodhisatwa tidak menerima pahala, juga tidak tamak akan berkah, bagi Bodhisatwa tidak ada konsep pahala. Subhuti bertanya kepada Buddha, mengapa Bodhisatwa tidak menerima pahala? Buddha menjawab, dalam melakukan segala sesuatu, meskipun melakukan perbuatan berpahala, tapi Bodhisatwa melakukan bukan karena tamak akan pahala tersebut, oleh karena itu dikatakan tidak menerima pahala. Karena tidak ada pahala, barulah pahala yang sejati. Bodhisatwa telah memahami dengan jelas bahwa berkah pahala adalah ilusi mimpi, tidak menerima pahala, tidak tamak akan pahala, inilah berkah yang sejati, dan berkah ini bisa membuat Anda meninggalkan ilusi mimpi.

Bagaimana berbhavana meninggalkan ilusi mimpi dunia fana? Bodhisatwa Nagarjuna mengajarkan jalan tengah kepada kita. Gunakan utpattikrama dan Sampanakrama, baru bisa meninggalkan dunia saha ini, baru bisa mencapai keberhasilan. Pada bagian yang sebelumnya, Buddha Sakyamuni juga membabarkan "Tiada Pemutusan dan Tiada Kelenyapan". Kita jangan melekat pada eksistensi, juga jangan melekat pada ketiadaan, kita mesti berada di jalan tengah, memadukan ada dan tiada, setelah Anda menyucikan diri sendiri, baru bisa meninggalkan ilusi.

Usai Dharmadesana yang sangat menarik dan berharga, Dharmaraja Liansheng berwelas asih menganugerahkan Abhiseka kepada siswa sarana yang baru, kemudian mengadhisthana Air Maha Karuna Dharani dan menginisiasi pratima, dilanjutkan dengan menggunakan vyajanacamara untuk mengadhisthana semua siswa yang hadir satu-persatu. Berkat bimbingan Mulacarya Liansheng, kita segenap siswa bisa memahami Buddhadharma sejati. Dharmaraja Liansheng bukan hanya Mahakalyanamitra bagi kita, beliau adalah sumber terang kehidupan kita, dengan nidana Padmakumara yang istimewa ini, kita mesti menghargai dengan baik, mengamalkan hormati Guru, menghargai Dharma, dan tekun berbhavana.

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#GuruPadmasambhava

Yidam pujabakti minggu depan adalah #BuddhaBhaisajyaguru
#SutraVajra

Artikel Dharmadesana lengkap (Bahasa Mandarin) bisa disimak melalui tautan berikut:
https://tbnewshq.org/epaper_detail2210.htm

Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Alamat Tbboyeh: 
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。