2 Juli 2022 Pujabakti Sadhana Yidam Buddha Bhaisajyaguru
#LiputanTBSSeattleLingShenChingTzeTemple
Pada tanggal 2 Juli 2022, Dharmaraja Liansheng Sheng-Yen Lu (蓮生活佛盧勝彥) memimpin segenap umat untuk berpujabakti Sadhana Yidam Buddha Bhaisajyaguru (Yaoshifo-藥師佛), usai pujabakti, Dharmaraja Liansheng berwelas asih Berdharmadesana dan melanjutkan pengulasan Sutra Vimalakirti.
"Saat menderita sakit berat dalam pertapaan, saya memuja pratima Buddha besar di Gyeongju Korea Selatan, yaitu pratima Tathagata Bhaisajyaguru Vaiduryaprabha. Dalam perjalanan pulang saya melihat Tathagata Bhaisajyaguru Vaiduryaprabha, Bodhisatwa Bhaisajyaraja, Bodhisatwa Bhaisajyasamudgata, Bodhisatwa Suryaprabha, Bodhisatwa Candraprabha, dan 12 Yaksa Dewa Senapati, setibanya di Taiwan, saya pun sembuh dari sakit. Di Taiwan saya pernah menderita selulitis, seorang siswa secara khusus Berdharmayatra ke Gyeongju untuk memuja Tathagata Bhaisajyaguru Vaiduryaprabha. Saat ia bernamaskara, ada seekor burung di angkasa yang terbang dan hinggap di atas tangan Tathagata Bhaisajyaguru Vaiduryaprabha, umat itu bersukacita atas kontak batin tersebut, dan selulitis saya pun sembuh."
◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa bertanya:
Siswa yang bersarana pada Zhenfo Zong, jika ingin menjadi anak angkat Mahadewi Yaochi, apakah perlu upacara khusus? Atau, bersarana kepada Dharmaraja Liansheng berarti telah menjadi putra dan putri Mahadewi Yaochi? Karena Zhenfo Zong berdiri atas kehendak mulia dari Mahadewi Yaochi, bersarana kepada Zhenfo Zong berarti Mahadewi Yaochi melahirkan jiwa prajna kita, Mahadewi Yaochi adalah Bhagavati yang melahirkan 5 juta calon Buddha (5juta berarti tak terhitung).
Dharmaraja Liansheng menjawab:
Dahulu, di kuil Dewa Indra, Mahadewi Yaochi membuka divyacaksu saya, sehingga saya mengetahui banyak hal, dan akhirnya mendirikan Zhenfo Zong. Saat itu, di lokasi ada Lin Qiandai atau Ji’o Sang, ketua kuil Dewa Indra: Biksu Shi Huiling (釋慧靈法師), bibi A Ya, bibi A Lian, dan Li Tianci.
Saat itu, melalui Lin Qiandai, Mahadewi Yaochi berseru: "Siapa di sini yang dipanggil ‘Katsu’?" Katsu adalah panggilan saya semasa menyusu, nama Jepang saya adalah ‘Katsu’. Saat itu hanya saya yang disebut ‘Katsu’, jadi ibu saya mengatakan: "Katsu adalah putra saya.". Lin Qiandai mengatakan bahwa Mahadewi Yaochi sudah sangat lama mencari saya, Beliau berharap supaya saya membabarkan Dharma. Saya menjawab: "Saya tidak bisa apa-apa." Lin Qiandai mengatakan: "Berlutut saja, maka kamu bisa." Saya berlutut di depan altar, beranjali, dan memperoleh penglihatan.
Siswa Zhenfo Zong yang ingin menjadi anak angkat Mahadewi Yaochi apakah perlu menjalani upacara khusus? Sederhana, lempar poe, jika Mahadewi Yaochi menyetujui, mengatakan: "Baik, Aku terima sebagai anak angkat." Jika jawabannya poe, maka Anda pun menjadi anak angkat.
Setelah bersarana kepada Dharmaraja Liansheng, apakah sudah menjadi putra dan putri Mahadewi Yaochi? Bisa dikatakan demikian, setelah Anda bersarana kepada Mahaguru Lu, berarti Anda adalah putra dan putri Mahadewi Yaochi.
Sebenarnya Zhenfo Zong didirikan oleh Mahadewi Yaochi, kita semua adalah putra dan putri Mahadewi Yaochi. Jika masih ingin pengakuan lagi dari Mahadewi Yaochi, maka tanyakan melalui poe. Jika jawabannya poe, berarti iya. Jika tidak mendapat poe, besok tanya lagi. Jika besok belum poe, lusa tanya lagi, lakukan sampai mendapat jawaban poe.
Menurut kitab Tao, ada 96 Roh Asal yang tersebar, disebarkan oleh Mahadewi Yaochi, maknanya adalah Mahadewi Yaochi adalah Bunda dari semua makhluk, bukan hanya Bunda dari Zhenfo Zong, setiap insan adalah putra dan putri dari Mahadewi Yaochi, tidak ada perbedaan.
◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti
Teks Sutra:
Bagian 1, Varga Buddhaksetra: "Batin dalam kondisi samadhi, memiliki penguasaan diri sempurna, dan kefasihan bicara tak terbantahkan. Mengamalkan dana, sila, ksanti, virya, dhyana, dan prajna."
Batin yang dimaksud adalah samyaksmrti dalam Jalan Mulia Berunsur Delapan. Mahabiksu dan Mahabodhisatwa pasti memiliki samyaksmrti, tidak ada pikiran sesat, tidak ada pikiran menyimpang.
Samadhi adalah samyaksamadhi. Mahabiksu dan Mahabodhisatwa memiliki konsentrasi benar.
Penguasaan sempurna, memiliki penguasaan diri menumbuhkan kebajikan, penguasaan diri untuk tidak berbuat jahat. Ada sebuah kisah, segerombolan perampok hendak merampok sebuah desa, di tengah jalan, melihat seorang anak yang hampir jatuh ke dalam sumur, timbul niat kebajikan dalam benak perampok, terlebih dahulu menolong anak itu, baru kemudian pergi merampok. Umat manusia awam dalam kebajikannya ada kejahatan, dalam kejahatan ada kebajikan, tapi tidak demikian dengan Mahabiksu dan Mahabodhisatwa, mereka memiliki penguasaan diri menumbuhkan kebajikan, terhadap hal yang buruk tidak membiarkannya untuk muncul, menguasai diri untuk tidak berbuat jahat, inilah penguasaan sempurna dari Mahabiksu dan Mahabodhisatwa.
Buddha Sakyamuni yang terutama mengajarkan jangan berbuat jahat, perbanyaklah perbuatan kebajikan, sucikan hati dan pikiran. Penguasaan sempurna menunjuk pada dua kalimat terdepan: "Jangan berbuat jahat, perbanyak perbuatan bajik", bisa menguasai diri menumbuhkan kebajikan, menguasai diri menghindari pikiran jahat, tiada kejahatan.
Mengenai samyaksmrti dan samyaksamadhi, amanasikara adalah samyaksmrti, dalam Sutra Satya Buddha disebutkan: "Amanasikara sebagai Buddha Ratna Sambodhi." Pikiran dan samadhi menjadi satu, ketika Anda mencapai kondisi amanasikara, berarti Anda sudah berada dalam dhyana samadhi. Satu pikiran berarti dhyana samadhi, satu pikiran berarti fokus. Buddha mengatakan, dengan konsentrasi terpusat, tidak ada yang mustahil. Jika Anda bisa fokus, maka apa pun bisa berhasil. Laozi juga mengatakan, asalkan Anda bisa fokus, maka Anda bisa merampungkan hal besar, asalkan Anda bisa fokus, maka Anda bisa menyelesaikan hal besar.
Dalam sesi "Anda Bertanya Saya Menjawab" minggu lalu, Buddha dan Bodhisatwa memberi petunjuk bahwa jawaban saya kurang lengkap. Mengenai: "Sisa prana roh, pada akhirnya sama saja dengan tiada prana, sama saja dengan binasanya roh, tapi apakah kebinasaan ini berarti pembebasan?" Saat itu saya menjawab bukan pembebasan, ketika prana binasa, ia akan menjadi makhluk hidup yang sangat halus, seperti virus. Apa yang saya katakan memang benar, tapi Buddha dan Bodhisatwa mengatakan tidak lengkap. Sebab banyak kalangan nondharma yang berpendapat bahwa setelah manusia mati, tidak ada apa-apa lagi, tidak ada roh, tidak ada surga, tidak ada neraka, tidak ada kelahiran kembali, sudah terbebaskan, ini tidak boleh, ini keliru. Binasanya roh, menurut daya karma, ia tidak bisa terlahir kembali sebagai manusia, tidak bisa masuk neraka, tidak bisa terlahir di tiga alam rendah, ia terjerumus ke dalam makhluk hidup halus, menjadi virus, bentuk kehidupan yang lain.
Sambodhi dari Buddha ada hubungannya dengan Bodhicitta, Vimalakirti menyebutkan perihal memberi manfaat bagi semua makhluk, saya memberi manfaat bagi semua makhluk bukan demi pamrih, tapi yang saya lakukan adalah memberi manfaat kepada semua makhluk, ini berarti berkarya tanpa pamrih. Dalam Sutra Vajra disebutkan, "Pikiran timbul tanpa menetap." Ini adalah berkarya tanpa pamrih, dengan kata lain, saya melakukannya bukan demi apa pun, bukan demi nama, bukan pula demi keuntungan, bukan demi rupa, tapi saya senantiasa bertindak dengan tekad memberi manfaat kepada semua makhluk.
Tidak bisa dibilang setelah mati saya pun moksa, tidak bisa dibilang sisa prana hantu binasa berarti moksa, tidak bisa dibilang demikian, sebab hal ini tidak bermanfaat sedikit pun bagi semua makhluk. Mati berarti moksa, ini adalah doktrin dari nondharma. Kita manusia yang terutama adalah membangkitkan Bodhicitta, baru bisa menjadi Buddha, Bodhisatwa, atau Mahabiksu. Bukan komet menabrak bumi, bumi hancur, semua moksa. Hukum sebab akibat tetap ada, hukum karma sungguh tak terbayangkan.
Kefasihan bicara tak terbantahkan, Mahaguru Lu memiliki kefasihan berbicara tak terbantahkan. Saya pernah berdebat dengan ayah, kehampaan itu bukan moksa, hukum karma masih ada, masih ada dalam enam alam samsara, untuk terbebas dari samsara mesti berkarya tanpa pamrih, memunculkan pikiran tanpa menetap pada suatu apa pun, baru bisa menjadi Arhat, Pratyekabuddha, Bodhisatwa, dan pada akhirnya menjadi Buddha.
Dana, sila, ksanti, virya, dhyana, dan prajna, adalah Sadparamita Bodhisatwa.
Dana adalah penguasaan sempurna, memiliki penguasaan diri menumbuhkan kebajikan, penguasaan diri untuk tidak berbuat jahat, melakukan segala kebajikan, ini disebut dana-paramita.
Sila, berpantang melakukan segala hal yang tidak baik, segala hal yang buruk. Menguasai diri tidak melakukan perbuatan jahat, inilah yang disebut menjalankan sila.
Ksanti, di masa kecil saya sudah berbhavana, dipukul oleh ayah, dipukul karena tidak menurut, tapi menurut pun juga dipukul, saya selalu bersabar. Sampai saat ini saya tetap menghormati beliau, sesungguhnya beliau mengajari saya untuk bersabar. Ayahnda memelihara dan mendidik saya, sehingga saya bisa tumbuh kembang, membuat saya berlatih sabar, inilah budi jasa ayahnda dalam mendidik dan membesarkan saya.
Virya, setiap hari saya bersadhana, menulis, dan melukis. Hidup sehari, tekun sehari. Jika hari ini saya tidak tekun, berarti saya telah menyia-nyiakan kehidupan hari ini.
Dhyana, setiap saat dan di mana pun, baik itu beraktivitas, berdiam, duduk, atau berbaring, setiap ucapan dan setiap perbuatan, semua adalah samadhi, inilah dhyana samadhi yang sesungguhnya.
Prajna, tiada kelahiran dan tiada kematian, kebijaksanaan Anutpattikadharmaksanti. Dunia ini adalah mimpi seratus tahun, Anda sama sekali tidak berada di dunia ini, Anda juga tidak meninggalkan dunia ini. Anda tidak lahir, juga tidak mati, kenapa tidak lahir dan tidak mati? Ada satu wejangan Mahabiksu Yongjia (永嘉大師) yang sangat penting, "Dalam mimpi jelas-jelas ada enam alam, setelah sadar semua sunya tiada Maharibu dunia.", setelah terbangun tidak ada suatu apa pun, ini adalah Kidung Pencerahan dari Mahabiksu Yongjia, di dalamnya menyiratkan kebijaksanaan tiada kelahiran dan tiada kematian, kebijaksanaan ini adalah kebijaksanaan agung. Apa itu kebijaksanaan agung? Kebijaksanaan Tathagata. Tathagata seolah-olah datang tapi sesungguhnya tidak datang, seolah pergi tapi sesungguhnya juga tidak pergi. Buku yang saya tulis: "Ibarat Mimpi dan Ilusi", menulis perihal kebijaksanaan ini. Dalam Sutra Vajra disebutkan: "Laksana mimpi, ilusi, gelembung, dan bayangan." Apa itu kehidupan? Laksana mimpi dan ilusi, perhatikan dengan saksama buku yang saya tulis itu, itu adalah kebijaksanaan agung.
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BuddhaBhaisajyaguru
Yidam pujabakti hari Sabtu depan adalah #BuddhaAmitabha
#SutraVimalakirti
Artikel Dharmadesana lengkap (Bahasa Mandarin) bisa disimak melalui tautan berikut:
https://tbnewshq.org/epaper_detail2321.htm
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV