20 Agustus 2022 Upacara Agung Tolak Bala Pemberkatan Buddha Amitabha dan Penyeberangan Ribuan Bahtera Dharma
#LiputanTBSSeattleLingShenChingTzeTemple
Pada tanggal 20 Agustus 2022, bertempat di Rainbow Temple (Caihong Leizangsi - 彩虹雷藏寺), Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (Xiyatu Leizangsi - 西雅圖雷藏寺) menyelenggarakan Upacara Agung Tolak Bala Pemberkatan Buddha Amitabha dan Penyeberangan Ribuan Bahtera Dharma. Dengan tulus mengundang Mulacarya Dharmaraja Liansheng Sheng-Yen Lu untuk memimpin, serta menganugerahkan Abhiseka Sadhana Yidam Buddha Amitabha, Sadhana Yidam Mahadewi Yaochi, dan Sadhana Yidam Bodhisatwa Ksitigarbha.
Pada hari yang sama, di lokasi upacara juga diselenggarakan tanda tangan buku Dharmaraja Liansheng: “Kisah Ribuan Bahtera Dharma”. Acara dihadiri oleh lebih dari 1300 orang, selain itu yang berpartisipasi melalui YouTube ada 14600 unit, dan yang berpartisipasi melalui ZOOM sebanyak lebih dari 600 orang.
Seminggu sebelumnya, Para Acarya, Biksu, Biksuni, dan banyak umat dari berbagai belahan dunia telah berdatangan ke Seattle Ling Shen Ching Tze Temple. Bagi setiap orang, Berdharmayatra ke Seattle, berpartisipasi dalam upacara, ibarat pulang ke rumah untuk merayakan tahun baru bersama keluarga, dalam hati penuh rasa antusias untuk segera berjumpa dengan Mahaguru, Gurudara, dan segenap saudara Vajra. Saat suara Mantra Hati Padmakumara bergema menembus angkasa, dan Mahaguru Lu muncul memasuki arena upacara, seketika kerinduan yang besar berubah menjadi kehangatan dan sukacita.
Dengan perhatian terpusat semua ikut bersadhana bersama Dharmaraja Liansheng, bersama mencermati setiap mudra yang dibentuk oleh Dharmaraja, bersama memanjatkan permohonan semoga cahaya Buddha menyinari segenap mendiang kerabat dan handai tolan, semua makhluk yang berjodoh maupun tidak, supaya semua dapat terlahir di Sukhavatiloka, dan memohon Buddha Bodhisatwa mengadhisthana supaya pandemi segera berakhir.
Dharmaraja Liansheng mengungkapkan bahwa saat pandemi mulai, beliau berikrar, bertekad setiap malam menyeberangkan segenap korban jiwa pandemi, sehingga setiap malam selama tiga tahun ini, selalu tidur pada pukul 3 atau 4 subuh, tidak pernah berhenti satu malam pun, bahkan juga menyeberangkan arwah berjodoh yang datang karena mendengar kabar penyeberangan Ribuan Bahtera Dharma ini.
◎ Dharmaraja Liansheng Membabarkan Detail Ritus Penyeberangan Ribuan Bahtera Dharma
“Saat mulai, terlebih dahulu saya menyemayamkan Enam Yidam. Aksara “Pan” memunculkan padma, aksara “Hum” atau aksara “A” memunculkan Yidam, Enam Yidam di tengah angkasa. Di depan saya, yang paling atas adalah Mahadewi Yaochi, kemudian Vajra Vyaghravaktra, di tengah adalah Buddha Amitabha, di bawah adalah Bodhisatwa Ksitigarbha, di sisi tangan kanan saya adalah Bodhisatwa Avalokitesvara, di sisi tangan kiri saya adalah Bodhisatwa Mahastamaprapta.
Saya beranjali memohon Mahadewi Yaochi dan Vajra Vyaghravaktra mengadhisthana Mahaguru Lu. Visualisasi Vajra Vyaghravaktra: terlebih dahulu muncul harimau, Mahadewi Yaochi duduk di atasnya, satu tangan memegang panji titah, satu tangan memegang hulu.
Di bagian atas adalah Mahadewi Yaochi berwujud Dewi, satu tangan memegang vyajanacamara, satu tangan memegang ruyi. Vajra Vyaghravaktra memancarkan cahaya sebanyak lima kali, Mahadewi Yaochi memancarkan cahaya adhisthana sebanyak satu kali.
Kemudian, Buddha Amitabha memancarkan cahaya tiga kali: Aksara “Om” bercahaya putih, aksara “A” bercahaya merah, aksara “Hum” bercahaya biru, saya sendiri berubah menjadi Yidam, menjadi Buddha Amitabha, membentuk mudra.
Kemudian, di atas tangan saya ada sebuah Bahtera Dharma, Bahtera Dharma turun, satu bahtera menjadi sepuluh bahtera, sepuluh bahtera berubah menjadi ratusan bahtera, ratusan bahtera berubah menjadi ribuan bahtera, buka mata, Ribuan Bahtera Dharma ada di hadapan Anda.
Kemudian, panji titah Vajra Vyaghravaktra bergoyang, mempersilakan segenap arwah untuk naik Bahtera Dharma. Setiap arwah, satu demi satu naik Bahtera Dharma, satu bahtera bisa memuat seratus orang, Ribuan Bahtera Dharma penuh penumpang. Suara mereka naik bahtera bahkan bisa terdengar.
Selanjutnya, Buddha Amitabha di tengah angkasa berubah menjadi tak terhitung, tiap-tiap Buddha Amitabha memancarkan cahaya tak terhingga menerangi segenapa arwah di atas Bahtera Dharma, membersihkan tubuh bardo dan batin mereka, ini yang paling penting. Hanya yang tubuh bardo dan batinnya bersih baru bisa mencapai Sukhavatiloka. Saat itu, Mahadewi Yaochi memegang panji titah, menitahkan supaya Ribuan Bahtera Dharma menuju ke Sukhavatiloka, Bahtera Dharma terbang satu demi satu menuju ke lapisan di luar surga, menuju cakrawala yang setara dengan Sukhavatiloka.
Saat itu, muncul empat tingkat alam suci di Sukhavatiloka: Alam Suci Kedamaian Abadi, Alam Suci Keagungan Sambhogakaya, Alam Suci Upayakausalya Bersisa, Alam Suci Awam dan Arya. Sesuai dengan akar pembawaan setiap arwah, bagi yang berakar baik dapat mencapai Alam Suci Kedamaian Abadi, bagi yang berakar menengah dapat mencapai Alam Suci Keagungan Sambhogakaya dan Alam Suci Upayakausalya, bagi yang berakar kurang dapat mencapai Alam Suci Kediaman Awam dan Arya. Saat itu, Mahadewi Yaochi memberitahu segenap arwah, di Sukhavatiloka ada Buddha Amitabha, Bodhisatwa Avalokitesvara, dan Bodhisatwa Mahastamaprapta, yang merupakan Tiga Pelindung.
Saya menjabarkan, di Sukhavatiloka hanya ada kebahagiaan, tiada penderitaan, dan tidak akan mengalami kemunduran spiritual. Ada sebuah kidung:
蓮花童子見金仙,
Liánhuātóngzǐ jiàn jīnxiān,
Padmakumara menemui Resi Mulia,
落花虛空左右旋,
luòhuā xūkōng zuǒyòu xuǎn,
Hujan bunga dari angkasa,
微妙天音雲外聽,
wéimiào tiānyīn yun wài tīng,
Disambut alunan musik surgawi,
盡說極樂勝諸天
Jǐn shuō jílè shèng zhū tiān.
Membabarkan Sukhavati yang mengungguli semua surga.
Sukhavatiloka mengungguli surga kamadhatu, surga rupadhatu, dan surga arupadhatu, mencapai alam suci tidak akan terlahir kembali di enam alam, mendengar ini, mereka sangat bersukacita.
Kemudian, membabarkan bahwa di Sukhavatiloka ada tujuh lapis pagar, tujuh lapis jala, tujuh lapis barisan pohon, paviliun dan gedung, serta istana, semua terbuat dari tujuh mestika. Ada Mahapadmini, di dasar kolam penuh dengan pasir emas. Saat angin sepoi bertiup, tujuh lapis jala, tujuh lapis barisan pohon, dan tujuh lapis pagar mengeluarkan suara merdu yang mengajarkan Anda untuk mengingat Buddha, Dharma, dan Sangha. Selain itu, di sana juga ada berbagai burung seperti kalavinka dan lain-lain yang merupakan penjelmaan Buddha Amitabha, semua mengeluarkan suara merdu yang menyenandungkan Tiga Puluh Tujuh Bodhipaksika, supaya semua yang berada di sana dapat belajar Tiga Puluh Tujuh Bodhipaksika, semua berbhavana, dan semua mencapai Kebuddhaan.
Sukhavatiloka diakui oleh Sarwa Buddha di semua arah. Dalam Sutra Amitabha ada tertulis, Sarwa Buddha di arah timur, selatan, barat, utara, atas, dan bawah, mengeluarkan tanda-tanda prabhutatanujihvah, semua memuji Sukhavatiloka. Sekarang menggunakan Ribuan Bahtera Dharma untuk menyeberangkan kalian dari dunia yang dipenuhi oleh lima macam kekeruhan ini melampaui alam surga, bersama mencapai Sukhavatiloka.
Dalam proses tersebut, saya mengajarkan mereka untuk melafal Nama Buddha, “Nánmó sānshíliù wàn yì yīshíyī wàn jiǔqiān wǔbǎi tóngmíng tóng hào Amítuófó”, “Om. Amidiewa. Xie”, “Namo Amituofo”, juga merapal Mantra Hati Guru Padmasambhava:
有一片美麗的海,
Yǒu yīpiàn měilì dì hǎi,
Ada sehamparan samudra nan indah,
七彩蓮花開,
qīcǎi liánhuā kāi,
Padma tujuh warna mekar,
可愛的咕嚕仁波切,
kě'ài de gūlǔ rénbōqiè,
Kumara Guru Rinpoche yang imut,
向我走來,
xiàng wǒ zǒu lái,
Berjalan ke arahku,
他問我心中是否有真情有愛,
tā wèn wǒ xīnzhōng shìfǒu yǒu zhēnqíng yǒu ài,
Ia bertanya apakah dalam hatiku ada ketulusan dan cinta,
我說我心中有愛,
wǒ shuō wǒ xīnzhōng yǒu ài,
Saya katakan dalam hatiku ada cinta,
七朵蓮花開
qī duǒ liánhuā kāi.
Tujuh kuntum padma mekar.
「嗡。阿。吽。別炸。古魯。唄嗎。悉地。吽。」
“Om. A. Hum. Biezha. Gulu. Beima. Xidi. Hum.”
Saya merapal Dharani Sukhavativyuha, dilanjutkan dengan Mantra Penyeberangan Manjusri: “Om. Alabazhanadi. Om. Manshushiliya. Om. A Bei La Hum. Kan Cha La. Suoha.”
Semua arwah ikut merapal bersama saya, mereka merapal sampai dipenuhi sukacita, Bahtera Dharma pun mencapai Sukhavatiloka, semua arwah naik ke pantai seberang.
Saya kembali memohon Enam Yidam mengadhisthana Mahaguru Lu, kemudian, melakukan Sadhana Air Dewata, dilanjutkan dengan Sadhana Kundalini, kemudian masuk samadhi. Setelah keluar dari samadhi, barulah saya tidur. Ini adalah ritus penyeberangan Ribuan Bahtera Dharma yang saya lakukan setiap malam.
Satu hal yang paling penting, kemunculan Buddha Amitabha, berubah menjadi tak terhingga, memancarkan cahaya tak terhingga, menyinari semua arwah, membersihkan mereka. Sebab, jika tidak menggunakan adhisthana cahaya tak terhingga, para arwah itu dalam kondisi tidak bersih, mereka tidak akan bisa mencapai Sukhavatiloka.
Suatu ketika, saya benar-benar letih, Bodhisatwa Avalokitesvara Seribu Lengan Seribu Mata pun muncul, tiap tangan memegang satu bahtera, membantu saya memantapkan tiap Bahtera Dharma. Saat itu, saya mengulangi sadhana, supaya mereka semua bisa mencapai Sukhavatiloka, barulah saya bisa tidur nyenyak di malam itu.
Selain itu, pernah suatu ketika, Buddha Sakyamuni memancarkan cahaya menyilaukan di hadapan saya, saya langsung terbangun, Beliau membangunkan saya untuk melanjutkan penyeberangan Ribuan Bahtera Dharma. Arya Vimalakirti dan banyak Buddha dan Bodhisatwa juga datang untuk membantu saya melakukan penyeberangan Ribuan Bahtera Dharma.
Ada beberapa arwah yang belum rela meninggalkan dunia, mereka sangat melekat pada dunia saha, saya pun menasihati mereka: “Mencapai alam suci, Anda dapat mencapai keberhasilan, dengan demikian kelak Anda pun dapat membimbing pasangan Anda, oleh karena itu, sepatutnya Anda berangkat sekarang.” Tapi saya juga sangat terharu. Bagi yang belum rela untuk pergi, Anda mesti meneladani Arya Vimalakirti, mentransformasikan dunia saha menjadi Buddhaksetra nan suci.
Anda mesti berbhavana merealisasi kesucian hati, sifat diri suci, maka segalanya pun suci, tempat tinggal Anda ditransformasikan menjadi istana, kerabat Anda menjadi Buddha dan Bodhisatwa, ucapan Anda menjadi mantra, setiap tindakan Anda menjadi mudra, setiap aktivitas Anda adalah derma, segala yang Anda lakukan dan upayakan adalah perwujudan batin yang tak tergoyahkan, Anda memang masih berada di dunia fana, tapi Anda tidak tamak akan dunia, inilah Bodhisatwa sifat diri nan suci, diri sendiri adalah Yidam, Buddha Yidam sifat diri, dengan demikian baru bisa menetap di dunia saha dalam kondisi suci, jika tidak, Anda hanya bisa terlahir kembali di enam alam. Mengapa Arya Vimalakirti boleh minum arak di kedai arak, boleh punya lahan dan rumah, memiliki istri dan abdi, sebab ke mana pun Beliau berada senantiasa dalam kondisi hati suci, tidak tamak dan tidak melekat kepada segala sesuatu di dunia saha, Beliau menggunakan metode ini untuk membimbing semua makhluk di dunia saha.
Dari pembabaran metode Ribuan Bahtera Dharma, Dharmaraja Liansheng membahas pentingnya kesucian hati. Jika para arwah tidak bersih, mereka tidak akan bisa mencapai alam suci. Jika hati manusia tidak bersih, maka ia tidak akan bisa leluasa beraktivitas di dunia fana dengan leluasa. Pembabaran Dharma dari Mahaguru Lu sungguh mengandung manfaat yang tak terhingga, mari kita menyimak isi karya tulis Dharmaraja Liansheng yang ke-290 “Kisah Ribuan Bahtera Dharma”, belajar kebijaksanaan Buddha yang unggul dan sempurna.
Seattle Ling Shen Ching Tze Temple memanjatkan rasa syukur atas welas asih Dharmaraja Liansheng karena telah berkenan memimpin Upacara Dharma. Kami juga menyampaikan terima kasih atas dukungan segenap tamu agung dan umat Sedharma, terima kasih pula kepada segenap sukarelawan yang telah bekerja selama berhari-hari, semua membuat Upacara Dharma kali ini dapat berjalan dengan sempurna.
◎ Daftar Nama Tamu Agung
1. Penasihat Overseas Community Affairs Council: Xie Mingfang (謝明芳)
2. Penasihat Overseas Community Affairs Council: Mai Xianhui (麥顯輝)
3. Anggota Komite Emgiran dari Overseas Community Affairs Council: Huang Xiulin (黃秀林)dan suami.
4. Dubes Daniel T.C. Liao dan istri: Judy.
5. Presiden Direktur Greenland Inc. Amerika Serikat: Duan Shengquan (段生泉)
6. Ketua Asosiasi Keluarga Tionghoa-Amerika: Tian Lele (田樂樂)
7. Penasihat Merrill LynchWealth Managemen: Cora Chan (陳少真)
8. Penasihat Merrill LynchWealth Managemen: Allison Liang.
9. Wakil Presiden East West Bank: Lillian Hsu (李立言)
10. CEO Tbboyeh: Pengacara Zhou Huifang (周慧芳)
11. Akuntan Zhenfo Zong: Teresa Piersa dan tamu agung khusus: Mr Larry Piersa.
12. Pemilik Shanghai Weidaofang: Joanna Lau (劉逸虹)
13. Komisaris Damkar: David Chan (陳發正)
14. Tim Profesor Doktor Zhenfo Zong: Profesor Jinn-shyan Wang (王進賢)
15. Ketua Regu Tenaga Medis Zhenfo Zong: dr. Wu Donglong (吳東龍), direktur bedah umum Rumah Sakit St. Martin Chiayi.
16. Presiden direktur New Me: Feng Yuwei (馮雨薇) dan istri, manajer New Me: Liu Min (劉敏)
17. Tamu agung: Pengacara Lu Wenxiang (盧文祥)
18. Tamu agung: dr. Ceng Yiling (曾誼齡) dan istri.
19. Tamu agung: Ryan Chuang (莊俊耀) dan istri.
20. Tamu agung: dr. Gao Huanxian (高歡嫻)
21. Dosen Universitas Sao Paulo Brasil: Dr. Chen Zongjie (陳宗傑) dan istri: dr. Chen Ruilian (陳瑞蓮)
22. Tamu agung: Kameramen Tony Chao.
23. Akademisi Shih-I Chu (朱時宜) dan istri: Chen Wenwen (陳旼旼)