27 Agustus 2022 Pujabakti Sadhana Yidam Guru Padmasambhava di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
#LiputanTBSSeattleLingShenChingTzeTemple
Dharmadesana Dharmaraja Liansheng:
Padmasambhava adalah Guru Sesepuh paling awal bagi Tantra Tibet, Beliau lahir dari sekuntum padma besar di Danau Danakosha, oleh karena itu Beliau adalah Padmakumara. Pada masa pemerintahan Raja Trisong Detsen, Beliau masuk Tibet, saat itu banyak menteri yang berupaya mencelakai Guru Padmasambhava, tapi Beliau sanggup mengatasi semua. Bersama Raja Trisong Detsen dan Mahaguru Santaraksita, Beliau membangun Vihara Samye di tepi Sungai Yarlung Tsangpo. Vihara tersebut dibangun berdasarkan kosmologi Buddhis: Gunung Sumeru di tengah, empat benua besar, delapan benua kecil, dan samudra wangi. Guru Padmasambhava dijunjung tinggi oleh empat sekte utama Tantra Tibet. Beliau memiliki lima Bhagavati utama, yaitu: Yeshe Tsoghyal, Mandarava, Shakyadevi, Kalasiddhi, dan Tashi Khyidren, selain itu ada dua puluh sekian Bhagavati yang juga mencapai keberhasilan bhavana.
Alam suci Zangdok Palri dari Guru Padmasambhava tergolong sebagai tanah suci di dunia manusia. Empat Bodhimanda di Tiongkok: Gunung Potalaka Bodhisatwa Avalokitesvara, Gunung Emei Bodhisatwa Samantabhadra, Gunung Wutai (Gunung Sejuk) Bodhisatwa Manjusri, dan Gunung Jiuhua Bodhisatwa Ksitigarbha di Anhui, semua tergolong sebagai tanah suci di alam manusia. Sedangkan Shambala merupakan alam suci yang sangat rahasia, seperti sekuntum padma, merupakan tanah suci dunia yang tersembunyi, semua yang berdiam di sana adalah sadhaka dan insan yang punya kemampuan berkunjung ke sana. Raja pertama di sana adalah Bodhisatwa Manjusri, raja kedua adalah Raja Pundarika, semua tercatat dalam sejarah. Selain itu, masih ada sangat banyak alam suci yang ada di tengah angkasa, bukan di dunia saha, seperti Sukhavatiloka di barat, Abhirati di timur, Vaiduryaloka dari Tathagata Bhaisajyaguru, alam suci Penembusan Sempurna Bodhisatwa Avalokitesvara, Bodhisatwa Avalokitesvara punya banyak alam suci, alam suci Khadiravani Syama Tara, dan alam suci Cuiwei Bodhisatwa Ksitigarbha.
Alam suci bisa dibilang merupakan stasiun perhentian sementara dalam perjalanan menjadi Buddha. Jika Anda mencapai Sukhavatiloka di barat, masih perlu berbhavana bersama Mahabodhisatwa, dan kelak juga bisa menjadi Mahabodhisatwa, pencapaian spiritual akan semakin tinggi. Sukhavatiloka ada empat alam suci: pertama, Alam Kedamaian Abadi yang merupakan alam suci Buddha Dharmakaya, kemudian adalah Alam Keagungan Sambhogakaya, Alam Upayakausalya Bersisa, dan Alam Kediaman Awam dan Arya. Mencapai Sukhavatiloka, di Alam Kediaman Awam dan Arya, jika Anda mencapai keberhasilan bhavana, maka Anda bisa mencapai alam suci yang lebih tinggi.
Pernah ada siswa yang bertanya, ada naga langit, naga samudra, dan naga bumi, apa itu naga bumi? Saat itu dalam sesi “Anda Bertanya Saya Menjawab”, saya jawab, saat mengamati fengsui, sering disebut perihal ada naga di tengah gunung, lokasi di mana prana bumi mengalir diibaratkan seperti naga. Sesungguhnya penjelasan naga bumi seperti itu keliru, dalam jajaran Astasena, naga bumi adalah Mahoraga, ular piton raksasa yang menjadi siluman dan memiliki daya gaib disebut naga bumi, ini perlu diluruskan. Dalam Sutra Vimalakirti, atau dalam Sutra Buddha, Mahoraga adalah naga bumi, berkepala manusia dan bertubuh ular, merupakan satu jenis makhluk Dewa. Ini menjawab pertanyaan dari siswa yang dahulu.
◎ Anda Bertanya Saya Menjawab - Interaksi Adalah Kekuatan
Siswa bertanya: Pada tanggal 18 bulan empat tahun ini, seekor anak burung cinta mendadak hinggap di kaki suami saya dan tidak mau lepas, sehingga dibawa pergi bekerja. Nyonya bos membiayai dan meminta suami saya untuk memeriksakan burung kecil itu ke dokter, dokter mengatakan burung kecil itu mengalami tekanan darah rendah dan detak jantungnya sangat lemah, ia harus opname. Menunggu detak jantungnya normal, hari sudah sangat malam, suami saya membawa burung itu pulang ke rumah untuk bermalam. Siswa merapal Mantra Hati Guru, Sutra Raja Agung, Dharani 21 kali, dan Dharani Sukhavativyuha, melimpahkan jasa kepada burung kecil itu, supaya karmavarana terkikis, terlahir di Buddhaksetra atau alam yang lebih baik, tidak perlu terlahir kembali. Sungguh tak disangka, keesokan harinya, dibawa ke rumah nyonya bos, tidak berapa lama kemudian, ia tidak mau makan dan tidak mau minum, seperti mau tidur. Ia mengepakkan sayap sekali, kemudian bergetar sebentar, dan napasnya putus. Amituofo!
Dahulu saat siswa belum Bersarana, malam sebelum nenek suami saya berpulang, siswa juga merapal Dharani Sukhavativyuha, akhirnya, keesokan harinya beliau benar-benar berpulang. Siswa mohon petunjuk Mahaguru:
1. Apakah semasa mereka hidup, siswa tidak semestinya merapal Dharani Sukhavativyuha?
2. Mengapa setelah siswa merapal mantra, mereka langsung meninggal dunia?
3. Apakah siswa merapal mantra dan sutra, melimpahkan jasa kepada burung kecil itu adalah tindakan yang tepat? Atau mesti merapal sutra atau mantra yang mana baru tepat?
Mahaguru Lu menjawab:
Menurut saya, mantra apa pun boleh dirapal. Setiap orang mesti merapal Dharani Sukhavativyuha, menyiapkan sumber daya bagi diri sendiri untuk terlahir di alam suci. Merapal Dharani Sukhavativyuha sudah tepat, saya juga sangat suka merapal Dharani Sukhavativyuha, setiap hari merapalnya. Sebagian orang saatnya belum tiba, sekalipun Anda merapal, belum tentu dia akan berpulang. Jika saatnya telah tiba, dan kebetulan Anda merapal, ia pun berpulang. Merapal Dharani Sukhavativyuha sangat baik, bisa mencapai Buddhaksetra.
◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti
Teks Sutra:
“Kedua sisi: eksistensi dan sunya, tiada vasana.”
Mahabodhisatwa telah selaras dengan Tathata, sepenuhnya memahami kebenaran sejati, serta sangat memiliki kesadaran benar. Dalam Buddhadharma sering dibahas perihal dua sisi: eksistensi dan sunya, menurut sisi eksistensi, contohnya dunia nyata ini, kelihatanya rumah adalah rumah, manusia adalah manusia, ini adalah eksistensi, ada aku, ada Anda, ada dia, ada laki-laki, ada perempuan, ini semua tergolong dalam eksistensi.
Menurut sisi sunya, hidup ini laksana ilusi, manusia adalah bentuk kombinasi, tersusun dari elemen tanah, air, api, dan angin, demikian pula dengan dunia saha ini, semua adalah fenomena sesaat. Manusia, sejak lahir sampai mati, pada umumnya seratus tahun, seratus tahun laksana ilusi, di mana Anda yang lampau? Di mana Anda kelak? Tidak tahu. Anda yang lampau adalah sunya, Anda kelak juga sunya, demikian pula dengan rumah, rumah yang baru dibangun disebut rumah baru, setelah seratus tahun disebut rumah tua, kemudian dibongkar menjadi tiada. Rajagrha di India, dahulu terdapat Universitas Nalanda yang paling termasyhur, di Kapilavastu tempat kelahiran Buddha, dan masih banyak lagi kerajaan, kota, dan bangunan, sekarang menjadi sehamparan hutan belantara, semua sirna, semua sunya.
Mahabodhisatwa mengetahui apa yang disebutkan dalam Sutra Vajra, atribut sejati adalah atribut sunya, atribut sunya adalah atribut sejati. Dalam Sutra Hati dibabarkan lebih jelas, “Rupa adalah sunya, sunya adalah rupa, rupa tiada berbeda dengan sunya, sunya tiada berbeda dengan rupa.”rupa merepresentasikan berwujud, benda nyata, tapi semua sama saja dengan sunya, sesungguhnya sunya adalah rupa, rupa sesungguhnya adalah sunya, tiada berbeda, oleh karena itu sunya dan rupa adalah satu, Mahabodhisatwa mengetahuinya, Mereka bukan berpihak pada sisi eksistensi, tidak pula berpihak pada sisi sunya, melainkan pada satu.
“Tiada vasana” yang dimaksud adalah Mahabodhisatwa sepenuhnya tiada rasa iri, tiada sifat kikir dan berbagai tabiat awam lainnya, manusia awam punya banyak tabiat, tapi hati Mahabodhisatwa bersih, memahami sunya, mengetahui bahwa di dunia saha ini tiada suatu yang dapat diperoleh, juga tiada melepas apa pun, sebab memperoleh adalah sunya, melepas juga sunya, mana ada memperoleh dan melepas. Anda tahu tiada suatu apa pun yang diperoleh dan dilepas, sehingga Anda bisa memperlakukan semua insan dengan setara, melepas dengan setara, semua tabiat telah terkikis, sehingga mencapai kondisi “tiada vasana”, semua tabiat telah sirna, tiada lagi.
Mahaguru dan Gurudara tidak kikir, membantu yang perlu dibantu, melakukan yang patut dilakukan. Gurudara dengan besar hati membantu Taiwan Lei Tsang Temple, Enlightenment Magazine, True Buddha News, Diamond Temple, dan lain-lain. Seperti Rainbow Temple, semula merupakan milik Mahaguru dan Gurudara, di dalamnya ada kolumbarium Twin-Lotus Realm, ratnasala homa, Mahaguru dan Gurudara mengatakan lepas langsung melepasnya, tidak lagi menggunakan nama Mahaguru dan Gurudara, pesan kami hanya satu: supaya Zhenfo Zong terus sinambung.
Segenap siswa dengan penuh perhatian menyimak Dharmadesana Mahaguru, memahami aktivitas unggul Mahabodhisatwa, tidak hanya memiliki kebijaksanaan unggul yang tidak melekat pada dua sisi: sunya dan eksistensi, bahkan telah sepenuhnya membersihkan tabiat insan awam. Terima kasih atas teladan dari Mahaguru dan Gurudara, sehingga kami dapat menyaksikan pengamalan maitri, karuna, mudita, dan upeksa, sungguh membangkitkan rasa hormat kami, sungguh mulia.
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#Padmasambhava
Yidam pujabakti Sabtu depan #Padmakumara
#SutraVimalakirti
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV