Memperkenalkan Tokoh Bertalenta – Lianhua Tianyi (蓮花天屹)
Penerjemah Pertama Karya Tulis Dharmaraja Liansheng ke Dalam Bahasa Rusia
Akan Menyelesaikan Program Studi Doktoral Rehabilitasi Saraf Fakultas Kedokteran
Oleh Tim Tbsnsky
Lianhua Tianyi yang saat ini memiliki dua gelar doktor ilmu kedokteran antara lain di Jerman dan Norwegia, telah lulus ujian memperoleh lisensi medis seumur hidup, menjadi seorang dokter berkualifikasi, dan boleh melakukan praktik. Saat ini ia akan segera menyelesaikan program studi doktoral rehabilitas saraf di fakultas kedokteran Norwegia.
Lianhua Tianyi memiliki nama awam: Huang Yi (黃屹), Dharmaraja Liansheng menganugerahkan nama visuddhi dengan menambahkan satu aksara "Tian" (langit). Ia adalah keturunan Tionghoa kelahiran Klang Malaysia, lahir pada tahun 1985, saat itu ayah dan ibunya telah bersarana kepada Zhenfo Zong, semenjak kecil sudah sangat mengenal Zhenfo Zong, bahkan telah menghafal Sutra Avalokitesvara Raja Agung (Gaowang Guanshiyin Zhenjing-高王觀世音真經).
Ayah dan ibu Lianhua Tianyi semasa muda mengenyam pendidikan di Universitas Chengchi di Taiwan, saat pulang ke Malaysia mereka membawa banyak pustaka sastra klasik, sehingga anaknya dibesarkan di tengah keluarga literatur. Setelah bersarana kepada Zhenfo Zong, sekeluarga mengoleksi seluruh karya tulis Dharmaraja Liansheng. Sejak kecil ia sangat tertarik dengan buku spiritual Dharmaraja Liansheng.
Sejak kecil ia memiliki bakat dalam bidang seni dan literatur, sehingga bakatnya ini bisa menjadi sarana untuk menumpahkan isi hati di saat menjalani kehidupan mengenyam pendidikan di luar negeri dalam waktu yang panjang. Dimulai dari menjadi admin blog, sampai mengirimkan karya tulis untuk dimuat di media, dan karena semua dimuat, seketika rasa percaya dirinya semakin bertambah.
Semenjak usia 18 tahun, Lianhua Tianyi telah pergi meninggalkan kampung halaman untuk berjuang di luar. Saat mengenyam pendidikan, ia telah menyelesaikan program kelas mahasiswa baru di Ukraina dan Indonesia, serta merampungkan program studi kedokteran selama 6 tahun di Universitas Kedokteran Saint Petersburg. Setelah lulus, Tianyi menerima pelatihan bidang kebidanan dan ginekologi, tapi ia lebih tertarik terhadap penelitian, sehingga memutuskan untuk mendaftar ke Universitas Eropa yang memiliki sumber daya yang lebih maju dan kaya. Penelitian utamanya adalah kesehatan wanita, di Berlin beliau mengutamakan jurusan ilmu saraf otak. Lianhua Tianyi mengungkapkan bahwa setelah wanita mengalami menopause, risiko strok semakin besar, risiko kematiannya juga lebih tinggi daripada pria, oleh karena itu ia ingin menekuni bidang tersebut demi memberi manfaat bagi kaum perempuan.
Pada masa mengenyam pendidikan, Lianhua Tianyi bersusah payah bersekolah sambil bekerja demi membantu nafkah keluarga. Ia bahkan pernah tidak tidur selama tiga hari. Pekerjaan yang pernah dilakoni juga ada banyak macam, selain bertugas di rumah sakit, ia juga pernah kerja sambilan di restoran, bahkan pernah menjadi operator telepon dan layanan konsumen.
Lianhua Tianyi adalah orang Hakka, tapi menguasai banyak bahasa (Mandarin, Melayu, Inggris, Indonesia, Rusia, Norwegia, bahkan bahasa Kanton dan Minnan), sehingga kadang ia juga membantu perusahaan untuk menerjemahkan dokumen. Pada tahun awal sekolah di luar negeri, ia mengalami kekambuhan sinusitis parah, muncul polip, demam tifoid yang tak kunjung membaik, bisul, radang usus buntu yang semakin parah sampai menjadi peritonitis, dan hampir saja kehilangan nyawa. Suatu ketika, ia pernah terbaring selama satu bulan di rumah sakit Rusia, hampir tidak ada yang menjenguk, dan syukurlah masih bisa sembuh. Pada masa sulit tersebut, ia mengandalkan Sutra Raja Agung, sehingga dalam beberapa tahun belakangan berbagai penyakit itu tidak pernah kambuh lagi, bahkan selesma dan flu pun hampir tidak pernah. Semenjak saat itu, beliau semakin menyadari keistimewaan ajaran Dharmaraja Liansheng dan Sadhana Tantra Zhenfo. Beliau mendapatkan sangat banyak pengaruh positif dari karya tulis Dharmaraja Liansheng, termasuk pengetahuan Buddhadharma dan nilai-nilai luhur dalam menyikapi segala sesuatu dalam hidup ini.
Selama masa sendiri di luar negeri, beliau menekuni Sadhana Catur Prayoga, sekalipun sibuk, setiap hari beliau selalu menyempatkan untuk merapal Mantra Hati Guru dan Sutra Raja Agung. Ketika menitikkan air mata kerinduan pada kampung halaman, beliau akan membaca karya tulis Dharmaraja Liansheng sebagai penyembuhan batin. Berbeda dengan kesan yang diperoleh dari membaca novel di masa lalu, beliau menyadari bahwa ternyata Buddhadharma dan bhavana merupakan hal yang paling penting, sedangkan hal-hal duniawi sebenarnya tidak memiliki banyak makna berharga.
Beliau terpikir bahwa di Rusia sukar bisa membaca karya tulis terbaru dari Dharmaraja Liansheng, cara yang paling cepat adalah memperoleh informasi dari internet, sehingga True Buddha News versi digital, TBSN yang dikelola TBF, dan Tbssky yang dikelola oleh Acarya Lianhua Huijun menjadi saluran penting baginya untuk memperoleh informasi seputar Zhenfo Zong. Ketika pulang berlibur ke kampung halaman, beliau baru bisa mengundang karya tulis terbaru Dharmaraja Liansheng, atau kadang keluarga mengirimkan beberapa karya tulis Dharmaraja Liansheng kepadanya.
Lianhua Tianyi terus melakukan perenungan atas isi dari buku Dharmaraja Liansheng yang memuat koan Zen, salah satu yang sangat ia sukai adalah buku nomor 200 "Helai Helai Pencerahan", ia telah membacanya lebih dari sepuluh kali, tiap kali membaca selalu memperoleh pemahaman baru. Lianhua Tianyi mengatakan: "Karena saya ada di luar negeri, karya tulis Mahaguru hanya ada beberapa, sehingga seringkali saya membacanya berulang kali."
Menurutnya: "Beberapa tahun belakangan, gaya menulis Mahaguru semakin sederhana, tapi makna yang terkandung semakin istimewa, dapat memancing daya permenungan siswa." Demikian tanpa sadar, selama menempuh pendidikan di Rusia, Tianyi telah mengoleksi belasan buku Dharmaraja Liansheng, dan saat ia telah menginjak perjalanan baru dalam studi, ia berbesar hati untuk mempersembahkan karya tulis kesayangannya itu kepada Perpustakaan Nasional di Saint Petersburg Rusia.
Lianhua Tianyi menuturkan: "Zhenfo Zong yang demikian baik, sedikit pun tidak seperti rumor di luaran yang mengatakan ini sekte sesat, sehingga saat orang lain menghujat Mahaguru, saya sama sekali tidak terpengaruh." Ucapan Tianyi ini memang beralasan, sebab ketika ia menjalani masa-masa penuh ketidakberdayaan, melalui Facebook ia bisa kenal dengan banyak umat dan Dharmaduta yang baik, mereka memberinya dorongan semangat, bahkan bantuan ekonomi.
Lianhua Tianyi mengenang: "Melihat niat mulia dari umat Sedharma, sama dengan sepenuhnya mengamalkan ajaran dan teladan Buddha Guru, membuat saya terus mengingatkan diri sendiri, kelak ada kemampuan harus membantu orang lain. Oleh karena itu, kelak jika kondisi diri sendiri sudah mantap, saat itulah saya harus mulai membantu orang lain."
Ada satu kalimat dari Lianhua Tianyi yang sungguh menggugah: "Meskipun saya memantapkan hati untuk menjadi seorang dokter yang baik dan mengabdikan diri untuk menolong insan. Namun setelah saya mengenal Buddhadharma, dan dengan jelas memahami pemikiran dan ajaran Buddha Guru, akhirnya saya memahami, karier terbesar dalam hidup ini adalah bhavana, mencerahi hati menyaksikan Buddhata, dan mengendalikan kelahiran dan kematian diri. Oleh karena itu, saya berharap kelak memiliki kemampuan untuk menyebarluaskan ajaran Buddha, sepenuh hati menjadi orang yang menabur benih, menjadi sadhaka yang tekun berbhavana."
Karena Lianhua Tianyi pernah menetap di Rusia dalam waktu yang sangat lama, ia memahami bangsa dan negara tersebut, yang sangat kurang adalah bidang spiritual. Meskipun mereka brilian dalam hal teknologi, punya hartawan paling banyak di seluruh dunia, memiliki wilayah teritorial yang paling besar di dunia, nomor satu dalam banyak hal, tapi masih sangat memerlukan siraman rohani.
Menurutnya, yang patut disyukuri adalah sekarang sangat banyak orang yang mulai tertarik dengan hal spiritual, seperti di Saint Petersburg Rusia, agama Hindu sangat populer, banyak orang merasa kebudayaan India sangat istimewa, bahkan ada yang memutuskan untuk memeluk agama Hindu. Apalagi sesungguhnya Rusia sudah ada Tantra, dahulu di Mongolia, orang Siberia menganut Tantrayana.
Lianhua Tianyi mengatakan: "Saya memiliki jalinan mendalam dengan Rusia, negeri itu, termasuk Uni Soviet, Ukraina, semua belum ada Dharma Tantra Zhenfo, Dharma Tantra Zhenfo demikian baik, semestinya dibabarkan ke Rusia. Saya terus memiliki niat ini!"
Semenjak empat tahun lalu, Lianhua Tianyi menggunakan sebagian dari pemasukannya, menerjemahkan buku Dharmaraja Liansheng versi bahasa Inggris ke dalam bahasa Rusia, dibantu oleh beberapa teman Rusia, bahkan salah satunya adalah seorang Muslim. Pada tahun 2014, telah merampungkan buku: "Getting To Know The Root Guru" (Panduan Dasar Zhenfo Zong), buku nomor 107: "Butir Butir Mutiara", dan buku nomor 154: "Cahaya Kebijaksanaan", cetakan pertama adalah 500 eksemplar. Karena di Saint Petersburg ada banyak organisasi Buddhis, beberapa buku langsung ia bawa untuk dipersembahkan kepada mereka, ada yang dikirim melalui pos, bahkan sampai mencakup setiap organisasi Buddhis di Siberia. Lianhua Tianyi mengungkapkan, upaya cetak buku panduan dasar tidak akan berhasil tanpa adhisthana Mulacarya Liansheng dan bantuan dana dari TBF, serta bantuan dari banyak umat Sedharma dan kawan-kawan.
Sampai tahun 2014, Lianhua Tianyi hanya pernah berjumpa dengan Dharmaraja Liansheng sebanyak tiga kali. Pernah menerima adhisthana jamah kepala dari Dharmaraja dalam upacara. Sejak tahun 2018, berkat adhisthana Buddha Guru, ia lulus ujian dan berhasil mendapatkan lisensi medis di Norwegia, pada bulan September 2018 ia bisa langsung pergi Berdharmayatra ke Seattle, berkat bantuan dari banyak umat, sekitar tahun 2018-2019 bisa hadir secara langsung dalam belasan upacara yang dipimpin oleh Dharmaraja Liansheng baik di Seattle maupun Taiwan. Tianyi mengatakan: "Meskipun sangat jarang berjumpa dengan Mahaguru, juga tidak ada kesempatan untuk berbincang dengan Mahaguru, tapi tiap kali terkenang Mahaguru, selalu ada rasa ingin menangis."
Lianhua Tianyi menegaskan, selama masa mengenyam pendidikan di luar negeri, saat mengalami persoalan apa pun, asalkan mengenang Mahaguru, maka ia pun merasakan kehadiran Mahaguru di sisi. "Daya ahdisthana Mahaguru selalu ada di mana saja dan kapan saja!"
Suatu ketika, masih dalam masa perayaan tahun baru, di Oslo Norwegia, saat menyeberang jalan, Lianhua Tianyi tertabrak kendaraan di bagian paha, ia mengira mengalami patah tulang, tapi karena melihat si pengemudi adalah seorang kakek yang mabuk dan terlihat sangat panik, Tianyi malah khawatir jika kakek itu mengalami serangan jantung, sehingga ia pun mempersilakan supaya kakek tersebut pergi, ternyata pada akhirnya diri sendiri bahkan tidak mengalami cedera apa pun, ia merasa ini semua berkat perlindungan Mahaguru dan Buddha Bodhisatwa.
Lianhua Tianyi yang memiliki keyakinan murni mengungkapkan: "Saya sungguh bersyukur atas perlindungan Mahaguru selama bertahun-tahun. Segalanya merupakan karunia Mahaguru, oleh karena itu pemasukan yang saya peroleh dari bekerja semestinya banyak saya gunakan untuk misi Bodhi, ini juga merupakan sebab utama saya bertekad untuk menerjemahkan karya tulis Mahaguru ke dalam bahasa Rusia."
Semenjak pandemi mulai meluas di tahun 2020, Lianhua Tianyi seorang diri di Norwegia melalui masa-masa isolasi mandiri dan PPKM, pada masa itu, saat bersadhana setiap hari, ia selalu merasa Mahaguru mengembangkan sayap malaikat untuk melindungi dirinya. Meskipun didera banyak penyakit, bahkan kerabat dan teman juga terinfeksi Covid-19, hanya ia yang baik-baik saja, hal ini membuat takjub semua orang di sekitarnya. Justru karena pandemi, ia memiliki banyak waktu untuk semakin tekun berbhavana, dan berhasil menyelesaikan target dasar beberapa sadhana yang harus dipenuhi.
Karena sangat merindukan Mahaguru, pada bulan Oktober 2021 ia memperoleh petunjuk mimpi dari Mahaguru: "Saat Rainbow Temple menyelenggarakan Upacara Bhagavati Kurukulla, kita bisa berjumpa." Saat itu ia hanya mengingat mimpi ini, dan tidak melakukan persiapan apa pun. Akhirnya, pada April 2022 yang bertepatan dengan libur Paskah di Norwegia, perbatasan Amerika Serikat juga dibuka menyambut wisatawan masuk, ia memantapkan tekad untuk menempuh perjalanan selama empat hari demi Berdharmayatra ke Seattle sowan kepada Mahaguru. Kebetulan tanggal 17 adalah Upacara Homa Bhagavati Kurukulla, hal ini sesuai dengan petunjuk mimpi yang telah diperoleh sebelumnya, dan dalam perjalanan Dharma saat itu lah Lianhua Tianyi memperoleh petunjuk dari Mahaguru untuk meninggalkan kehidupan duniawi.
Tianyi mengatakan: "Tiap kali hendak pergi, saya terbiasa masuk ke bhaktisala vihara untuk berdoa kepada Mahadewi Yaochi memohon supaya bisa sangat cepat berjumpa kembali dengan Mahaguru. Sungguh beruntung, pada bulan Juni saat hari jadi Mahaguru dan pada saat Upacara Musim Gugur, saya bisa kembali Berdharmayatra ke Seattle, sungguh sebuah kesempatan yang sangat langka."
"Tiga kali Dharmayatra baru-baru ini, meskipun tiap kali hanya bisa menetap dalam waktu singkat, tapi, saya sangat menghargai setiap kesempatan berjumpa dengan Mahaguru, sejak pagi sampai malam saya terus berada di vihara. Tiap kali melihat Mahaguru dari kejauhan berjalan menghampiri saya, saat saya bernamaskara, diam-diam air mata saya mengalir. Mahaguru juga selalu memanggil nama visuddhi saya dengan sangat akrab, membuat saya sangat terharu. Daya adhisthana Mahaguru yang sangat kuat selalu ada di setiap saat dan setiap tempat, menyapu bersih rintangan siswa, mengadhisthana siswa mencapai keberhasilan."
"Selain itu, meskipun saya memiliki kepribadian cenderung tertutup dan takut bertemu orang asing, saya selalu berdiri di jauh tidak berani mendekati Mahaguru dan Gurudara, tapi, Mahaguru selalu datang mendekat untuk berbicara dengan saya, selalu menyapa dan peduli terhadap kondisi kehidupan saya, dari samping membantu saya dalam banyak hal, sungguh membuat saya merasakan kehangatan."
Lianhua Tianyi sungguh bersyukur atas adhisthana dari Mahaguru dan para makhluk suci, sehingga dalam masa pandemi ini bisa beberapa kali Berdharmayatra ke Seattle, memperoleh petunjuk dari Mahaguru mengenai tugas bhavana dan mendalami metode kontak yoga, membuat saya memiliki arah yang lebih jelas terhadap jalan yang harus ditempuh di masa depan. Semoga saya bisa sepenuhnya mengikuti langkah Buddha Guru, mempersembahkan seluruh kehidupan dan waktu untuk mematuhi pengaturan dari Buddha Guru, sekuat tenaga mengulurkan bantuan kepada semua makhluk."
(Beberapa bagian materi di atas dikutip dari True Buddha News)