18 September 2022 Upacara Homa Vajra Mahabala di Rainbow Temple
#LiputanTBSN
Pada tanggal 18 September 2022, pukul 3 sore, Dharmaraja Liansheng hadir di Rainbow Temple (Caihong Leizangsi-彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat untuk memimpin Upacara Homa Vajra Mahabala (Dali Jingang-大力金剛). Usai upacara, Dharmaraja Liansheng memberitahukan bahwa minggu depan adalah Upacara Homa Padmakumara.
Dahulu dalam dunia agama Buddha tidak pernah terdengar nama Padmakumara, belakangan setelah Dharmaraja Liansheng mencari dengan saksama, baru mendapati ada berbagai dokumen mengenai Padmakumara. Dharmaraja Liansheng mengungkapkan: "Padmakumara adalah perwujudan Mahaguru Lu, Padmakumara menitis menjadi Mahaguru Lu, dan Mahaguru Lu menjadi Padmakumara." Akar Padmakumara bermula dari ketika Mahadewi Yaochi membawa Dharmaraja mengarungi Dasadharmadhatu dan membuka divyacaksu beliau, Padmakumara merupakan akar dari Zhenfo Zong. Pada masa Dinasti Tang sudah beredar kidung Padmakumara, dan yang paling menakjubkan adalah kini Padmakumara telah membimbing semua makhluk.
Dharmaraja Liansheng membabarkan perihal Yidam Homa hari ini: Vajra Mahabala. Setelah merapal Mantra Hati Vajra Mahabala dan Mantra Membendung Makhluk Halus, Dharmaraja mengungkapkan bahwa Vajra Mahabala merupakan Dharmapala istimewa bagi Zhenfo Zong, dahulu bersemayam di ibu jari tangan kanan Dharmaraja, pada ibu jari itu terdapat wajah Vajra Mahabala. Dharmaraja juga mengungkapkan bahwa dahulu Vajra Mahabala dan Vidyaraja Acalanatha pernah memukul mundur pasukan makhluk halus, demikianlah kisah kemunculan Vajra Mahabala. Beliau adalah salah satu dari enam duta Bodhisatwa Ksitigarbha, yang disebut Mahabala Duta, merupakan Dharmapala yang melindungi sadhaka Zhenfo Zong.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab
Pertanyaan dari siswa di Indonesia:
Akhir-akhir ini siswa membaca buku Dharmaraja Liansheng yang ke-290 "Kisah Ribuan Bahtera Dharma" mengenai "Garis Hidup dan Mati", membaca buku Mahaguru mesti memahami hati Mahaguru, siswa memperoleh semacam anubhava mendalam. Dalam artikel tersebut tertulis: Gunakan kantong kain merah, tulis nama dan bazi Mahaguru Lu, gambar Fu Keselamatan Lindungi Nyawa di atasnya, masukkan kain merah ke dalam kantong merah kecil, kemudian ikat dengan benang merah, gantung di leher pratima Yidam. Ini berarti: "Cahaya Yidam melindungi Mahaguru Lu." Pada hari ‘chu’ setelah tengah hari, gantung kantong kain merah tersebut di leher Yidam.
Semua demi memohon ketenteraman bagi Mahaguru Lu, demi mohon Buddha menetap di dunia, demi welas asih kepada semua makhluk di enam alam! Demi segala-galanya bagi Buddha Guru, siswa mohon petunjuk Buddha Guru, bolehkah siswa melakukan sesuai metode tersebut? Jika boleh, mohon Buddha Guru dan True Buddha Foundation berwelas asih mentransmisikan Fu Keselamatan Lindungi Nyawa, demi memudahkan segenap siswa melakukan metode yang sangat mulia itu.
Siswa dari Malaysia bertanya:
Apakah Fu Keselamatan Lindungi Nyawa boleh dipasang di leher Yidam Krodha atau Dharmapala seperti Vajra Vyaghravaktra, Vajra Yamantaka, dan Vajra Mahabala?
Menjawab pertanyaan di atas, Dharmaraja Liansheng mengatakan "Boleh."
◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti
Teks Sutra: Bagian 1, Varga Buddhaksetra
"Dekat dengan Kebuddhaan Anuttara, memiliki kebijaksanaan leluasa, dasabala, dan Astadasavenika."
Astadasavenika Dharma:
1. Perbuatan tiada cela; 2. Ucapan tiada cela; 3. Pikiran tiada cela; 4. Tiada diskriminasi; 5. Senantiasa dalam samadhi; 6. Memahami segalanya tanpa melekat; 7. Harapan tak padam; 8. Ketekunan tak padam; 9. Pikiran tak padam; 10. Kebijaksanaan tak padam; 11. Vimoksa tak padam; 12. Memahami moksa; 13. Segala perbuatan sesuai kebijaksanaan; 14. Segala ucapan sesuai kebijaksanaan; 15. Segala bentuk pikiran sesuai kebijaksanaan; 16. Tanpa rintangan mengetahui kehidupan lampau; 17. Tanpa rintangan mengetahui kehidupan mendatang; 18. Tanpa rintangan memahami kehidupan sekarang.
Dharmaraja menjelaskan, Anuttara adalah Buddha, "Mendekati Anuttara" berarti dekat dengan Kebuddhaan, maksudnya adalah bhavana Bodhisatwa sudah dekat dengan Kebuddhaan, sehingga memperoleh Dasabala Tathagata, Catur Abhaya, dan Astadasavenika Dharma. Dharmaraja mengupas Dasabala Tathagata dan Astadasavenika Dharma dengan sangat jelas dan lugas.
Dasabala Tathagata:
1. Sthana Asthana Jnana Bala; 2. Karma Vipaka Jnana Bala; 3. Dhyana Vimoksa Samadhi Samapatti Jnana Bala; 4. Indirya Parapara Jnana Bala; 5. Nanadhimukti Jnana Bala; 6. Nanadhatu Jnana Bala; 7. Sarvatragamini Pratipa Jnana Bala; 8. Purvanivasanusmrti Jnana Bala; 9. Cyuty Utapatti Jnana Bala; 10. Asrava Ksaya Jnana Bala.
1. Sthana Asthana Jnana Bala:
Terlahir di alam yang sesuai dengan karmanya. Contohnya terlahir di alam manusia, sebabnya adalah telah melakukan separuh karma baik dan separuh karma buruk. Jika rajin berderma dan melakukan kebajikan, maka kelak dapat terlahir di alam surga. Insan yang memiliki sifat tamak, benci, dan kegelapan batin yang berat, akan terlahir di tiga alam rendah. Buddha memiliki daya untuk memahami ini semua.
2. Karma Vipaka Jnana Bala:
Mengetahui segala akibat karma. Tathagata memahami segala akibat karma masa lampau, sekarang, dan mendatang dari semua makhluk.
3. Dhyana Vimoksa Samadhi Samapatti Jnana Bala:
Tathagata leluasa tanpa rintangan dalam segala samadhi, memahami bagaimana bersamadhi, bagaimana mencapai moksa, bahkan setiap saat senantiasa dalam kondisi samadhi, setiap saat dalam kondisi moksa.
4. Indirya Parapara Jnana Bala:
Sekali mengamati, Tathagata langsung memahami akar kebajikan tiap makhluk, baik itu yang berakar baik, menengah, rendah, maupun yang tidak punya akar kebajikan.
5. Nanadhimukti Jnana Bala:
Memahami hasrat kegemaran, serta kebajikan dan kejahatan semua makhluk, mampu mengamati semua makhluk dan mengetahui atribut kebajikan dan atribut kejahatan tiap makhluk. Bardo yang memiliki atribut kebajikan dapat terlahir di Buddhaksetra, tapi bardo yang memiliki atribut kejahatan perlu daya yang lebih besar baru bisa diseberangkan.
6. Nanadhatu Jnana Bala:
Buddha melihat berbagai macam loka, dapat mengetahui sampai di mana alam kebajikan tiap insan, dan sesuai dengan alam yang mana. Contohnya adalah simabandhana alam Mahadewi Yaochi, ada tiga ribu air yang menenggelamkan, bahkan benda seringan bulu angsa pun bisa tenggelam. Di bagian atas ada angin astral setajam pisau, insan awam tidak akan bisa menembus simabandhana tersebut.
7. Sarvatragamini Pratipa Jnana Bala:
Enam alam mengalami tiris, hanya bhavana sampai kondisi tidak tiris dan karmavarana sepenuhnya bersih baru bisa mencapai Empat Alam Suci.
8. Purvanivasanusmrti Jnana Bala:
Kemampuan untuk mengetahui kehidupan lampau, mengetahui kehidupan lampau insan lain, mencakup mata gaib, telinga gaib, dan kemampuan membaca pikiran. Dalam Sutra Vimalakirti, Buddha mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh Arya Sariputra, Arya Vimalakirti juga mengetahuinya. Arhat Agung sampai di tingkat mana pun, Buddha mengetahuinya, Arya Vimalakirti juga, ini adalah daya kebijaksanaan untuk mengetahui kehidupan lampau.
9. Cyuty Utapatti Jnana Bala:
Kita sering mengatakan, Tathagata mengetahui 500 kehidupan lampau dan 500 kehidupan mendatang, sesungguhnya Tathagata tahu lebih banyak, bahkan kalpa yang tak terhingga. Hanya yang telah mencapai kondisi berakhirnya karma dan sunya, baru bisa mencapai Empat Alam Suci, mencapai kesucian.
10. Asrava Ksaya Jnana Bala.
Sarwa Buddha tidak memiliki keraguan dan tabiat buruk, kadang akan melakukan permainan rohani, namun sudah tidak lagi melekat pada hasrat berjudi, minum, seks, dan berbagai hasrat buruk lainnya. Tabiat buruk telah putus untuk selamanya, telah mematahkan kerisauan dan kemelekatan, inilah daya kebijaksanaan tak tiris.
Astadasavenika Dharma:
Perbuatan tiada cela: Pada saat usia 40 sekian tahun, Dharmaraja telah mencapai kondisi tubuh anasrava, apa itu anasrava? Bindu dalam tubuh tidak tiris. Disebutkan bahwa: "Semua yang tiris pasti jatuh." Sebab ada hasrat, sehingga mengalami tiris. Saat tiada hasrat, baru bisa memperoleh mahasukha, ini sangat sukar.
Ucapan tiada cela: Kata-kata yang diucapkan mengandung kebijaksanaan dan sangat penting.
Pikiran tiada cela: Dharmaraja mengungkapkan, menjalankan segala aktivitas, pikiran beliau mempersembahkannya kepada Buddha dan Bodhisatwa. Pikiran juga bisa diungkapkan melalui ucapan. Mentransformasikan pikiran diri menjadi bersih, ini disebut aktivitas kebijaksanaan. Segala aktivitas sadhaka, seperti berpakaian, makan, menetap, segala perilaku dan ucapannya, semua dapat diubah menjadi bersih untuk dipersembahkan kepada Buddha dan Bodhisatwa. Latihan seperti ini dalam waktu lama, bisa membersihkan tubuh, ucapan, dan pikiran, inilah Tantra.
Dharmaraja memberitahu ada kondisi tanpa karma, yaitu pada saat tidur, sama sekali tidak ada mimpi, ini disebut juga avyakrta. Jika dalam mimpi melakukan pelanggaran tamak, benci, dan bodoh, berarti karma ini terekam, ada sebab dan akibat. Oleh karena itu, sadhaka berbhavana sampai tubuh, ucapan, dan pikiran tidak tiris, karma habis, inilah: "Dekat dengan Kebuddhaan Anuttara, memiliki kebijaksanaan leluasa, dasabala, dan Astadasavenika."
Setelah Dharmadesana yang sangat menarik, Dharmaraja saling memberi salam dengan segenap siswa yang hadir secara daring, kemudian segenap siswa yang ada di lokasi berbaris menerima Abhiseka Sadhana Vajra Mahabala. Upacara berakhir dengan sempurna. Kami mengundang Anda semua untuk berpartisipasi dalam Upacara Agung Homa Padmakumara minggu depan.
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#VajraMahabala
Yidam Homa minggu depan adalah #Padmakumara
#SutraVimalakirti
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV