Sadhana Istadewata Buddha Amitabha
#LiputanTBSSeattleLingShenChingTzeTemple
Pertengahan musim gugur di Seattle, angin malam dingin menggigit, seolah mengembuskan berat hati perpisahan. Banyak siswa dari setiap pelosok Amerika Serikat dan Kanada yang datang untuk berpartisipasi dalam pujabakti terakhir yang dipimpin oleh Dharmaraja Liansheng di vihara cikal bakal tahun ini. Di tengah penantian semua, Dharmaraja Liansheng melangkah dengan penuh semangat, menapak di lantai yang terang oleh cahaya rembulan, masuk ke dalam baktisala untuk memimpin pujabakti Sadhana Istadewata Buddha Amitabha (Amituofo/阿彌陀佛).
Usai pujabakti yang berjalan dengan agung dan khidmat, ada 10 orang perwakilan dari siswa di Taiwan yang tampil untuk mengundang Mulacarya untuk membabarkan Dharma di Taiwan, mempersembahkan khata kepada Mulacarya, kemudian pengawas vihara Taiwan Lei Tsang Temple (Taiwan Leizangsi/台灣雷藏寺): Acarya Lian’ou (蓮歐上師) memberi kata sambutan, dalam kata sambutan yang hangat tersebut, tampak niat tulus dan sukacita siswa menyambut Mulacarya kembali membabarkan Dharma di Taiwan. Di akhir, segenap perwakilan berfoto bersama dengan Mulacarya.
Ketua Seattle Ling Shen Ching Tze Temple: Acarya Lianqin (蓮琴上師) dan ketua Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺): Acarya Lianyan (蓮彥上師), dengan tulus mempersembahkan khata kepada Mulacarya, berterima kasih kepada Mulacarya yang telah selama tiga tahun berwelas asih memimpin semua pujabkati hari Sabtu dan Upacara Homa hari Minggu, serta setiap hari tanpa kenal lelah senantiasa memenuhi undangan untuk membuka pelayanan konsultasi, demi menolong insan yang tak terhitung banyaknya.
Dalam kata sambutan, selain rasa terima kasih tak terhingga dari pihak vihara cikal bakal dan Rainbow Temple kepada Mahaguru Lu dan Gurudara, juga diungkapkan rasa berat hati dari siswa di Amerika Serikat dan Kanada untuk berpisah, dengan tulus mendoakan semoga Mahaguru Lu dan Gurudara selamat sampai di Taiwan, senantiasa sehat sentosa, memutar cakra Dharma nan agung, menyeberangkan semua makhluk.
Usai upacara penyambutan dan upacara perpisahan, Mahaguru Lu Berdharmadesana, mengungkapkan bahwa diri sendiri selama tiga tahun ini, setiap tengah malam kira-kira pukul dua hingga tiga dini hari, selalu melakukan penyeberangan Ribuan Bahtera Dharma, tidak pernah istirahat atau berhenti barang sehari pun. Yang paling penting adalah dapat menyeberangkan segenap arwah terlahir di Sukhavatiloka, alam suci Buddha Amitabha.
Dalam Sutra Buddha disebutkan, Sukhavatiloka Buddha Amitabha merupakan alam suci yang dipuji oleh Sepuluh Penjuru Buddha. Kata "Sukhavati" berarti di loka tersebut hanya ada kebahagiaan, tidak ada duka, tidak seperti dunia saha yang ada suka dan duka.
"Sukhavati mengungguli sarwa surga.", alam suci Sukhavati merupakan alam suci Buddhaksetra yang berada di atas semua alam surga. Di sana ada Buddha Amitabha, Bodhisatwa Avalokitesvara, dan Bodhisatwa Mahastamaprapta, menjadi Tiga Pelindung Utama. Bagaimana cara mencapai Sukhavatiloka? Menurut yang disebutkan dalam Sutra Amitabha (Amituojing/阿彌陀經), tidak bisa kurang pahala barang sedikit pun, dengan kata lain, mesti menghindari segala perbuatan jahat, dan memperbanyak kebajikan, baru bisa menghimpun pahala. Yang paling penting adalah satu hati tak galau merapal nama Buddha, mesti mengenang Buddha dari Sukhavatiloka, batin tak galau, dengan demikian baru bisa terlahir di Buddhaksetra. Saat Dharmaraja melakukan penyeberangan Ribuan Bahtera Dharma, setiap malam Buddha Amitabha menampakkan diri, mengadhisthana dengan cahaya tak terhingga, menyinari semua arwah di atas bahtera Dharma, dengan demikian dapat memurnikan batin dan tubuh bardo para arwah, berkat kemurnian ini, mereka baru bisa mencapai Buddhaksetra.
Mengapa Sukhavatiloka demikian unggul? Di mana letak keunggulannya? Di Ksetra Kedamaian Kekal ada Buddha Dharmakaya, di Ksetra Keagungan Sambhogakaya ada Buddha Sambhogakaya, ada Ksetra Upaya Bersisa, di Ksetra Kediaman Bersama Awam dan Arya ada Buddha Nirmanakaya. Ada tujuh lapis pagar, tujuh lapis jala, tujuh baris pohon, yang jika bergerak oleh angin sepoi bisa menghasilkan suara merdu. Buddha Amitabha bahkan menjelmakan burung nuri, burung merak, burung kalavinka, burung jivajivaka, yang semua berkicau merdu. Semua makhluk di Sukhavatiloka yang mendengar suara merdu tersebut dengan sendirinya mengenang Buddha, Dharma, dan Sangha, dengan sangat alamiah dapat menekuni berbagai Buddhadharma yang luhur seperti: 37 Bodhipaksika, termasuk 7 faktor pencerahan, dan jalan utama beruas delapan.
Di Sukhavatiloka, setiap orang berbhavana, sehingga kelak semua dapat menjadi Buddha. Mencapai alam suci bukan berarti segalanya usai, di sana mereka justru mendengar suara merdu, dengan sendirinya bisa mengenang Buddha, Dharma, dan Sangha, menekuni 37 Bodhipaksika, setiap orang menekuni Buddhadharma, setiap orang bisa menjadi Buddha, di sini lah letak keluhuran dan kesitimewaan Sukhavatiloka.
Hidup ini, jika bukan berpisah saat hidup, maka pasti berpisah saat mati, keseluruhan Sutra Mahaprajnaparamita diringkas menjadi Sutra Vajra, dan kembali diringkas menjadi Sutra Hati. Titik berat Sutra Hati ada pada tiga kata, yaitu "Tiada yang diperoleh". Di dunia ini, tidak ada suatu apa pun yang bisa diperoleh. Mohon tanya, setelah orang meninggal dunia, apa yang Anda peroleh? Tiada yang diperoleh, Anda tidak bisa memperoleh apa pun.
Oleh karena itu, Vajra Kalacakra memberitahu saya, "Mahaguru Lu, jangan menimbun harta." Saya mendirikan Sheng-Yan Lu Foundation, mendermakan uang dan harta. Hari ini, CEO: Foqing, memberitahu saya, kelak Sheng-Yan Lu Foundation mesti berkarya sampai ke seluruh dunia, dengan kata lain, melakukan karya menolong bencana di seluruh dunia. Baru-baru ini, klinik internasional dan sanatorium bekerja sama untuk membangun sebuah panti wreda yang besar di Seattle, Sheng-Yan Lu Foundation mendonasikan simpanan Mahaguru sebanyak 1,250,000 USD untuk membantu panti wreda tersebut, selain itu, juga menyumbang banyak perlatan pengobatan COVID-19, seperti pakaian dekontaminasi, masker, vaksin, dan lain-lain, ada juga beasiswa untuk membantu mereka yang tidak punya dana untuk bersekolah, yang memiliki prestasi, supaya mereka bisa menyelesaikan sekolah.
◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti
Teks Sutra:
Bagian 1, Varga Buddhaksetra:
"Bodhisatwa Brahmajala, Bodhisatwa Ratnadandin, Bodhisatwa Ksetrasamalamkara."
"Bodhisatwa Brahmajala", Brahma berarti suci, dan jala ini sangat luas, Beliau menggunakan jala kesucian menyeberangkan semua makhluk, dan makhluk yang diseberangkan sebanyak luas jala tersebut, dengan kata lain, menggunakan Buddhadharma yang suci untuk membimbing semua makhluk, dan pembabaran Dharma Beliau sangat indah dan luhur.
"Bodhisatwa Ratnadandin", tak gentar memikul misi keluarga Tathagata, yaitu misi keluarga untuk menyeberangkan semua makhluk. Beliau menjadikan misi Tathagata sebagai misi diri sendiri, selamanya mentransmisikan Dharma membimbing semua makhluk, sama seperti pendeta dalam agama Kristen yang mengemban misi Yesus, atau seperti imam dalam agama Katolik yang memikul misi Tuhan Yesus, sedangkan kita umat Buddha mengemban misi Tathagata, sepenuhnya menjalani pekerjaan membabarkan Dharma, bukan pekerjaan yang lain-lain.
"Bodhisatwa Marakarmavijeta", kata "vijeta" bukan berarti tidak menang, melainkan menang total. Bodhisatwa ini sangat indah dan luhur dalam membabarkan Sutra, tidak ada orang yang sanggup mengalahkan Beliau dalam perdebatan. Seperti Arya Atisa yang mengalungkan banyak kunci di dada, sebab pada saat itu di India, mereka gemar melakukan perdebatan Buddhadharma, bagi yang kalah wajib menghadiahkan kunci viharanya kepada yang menang, bahkan bersarana kepada yang menang, menjadikan yang menang sebagai Guru, oleh karena itu Arya Atisa berkalung banyak kunci.
"Bodhisatwa Ksetrasamalamkara", menggunakan semua pahala kebajikan diri sendiri, dan kebijaksanaan yang dihimpun, untuk memperagung Buddhaksetra.
Usai Dharmadesana, Mahaguru Lu berwelas asih menganugerahkan Abhiseka Sarana, mengadhisthana Air Mahakaruna Dharani, dan menginisiasi pratima Buddha. Sebelum meninggalkan lokasi, terlebih dahulu Dharmaraja menganugerahkan adhisthana menggunakan vyajanacamara untuk mengabulkan harapan dan kemanggalaan. Kami sungguh berterima kasih, karena dalam masa-masa sukar pandemi ini, Mahaguru tanpa gentar mempersembahkan dirinya demi semua makhluk, memandu hati kita menuju ke arah terang, menghalau kegelapan duka. Beberapa hari lagi, Mahaguru Lu dan Gurudara Lianxiang akan kembali membabarkan Dharma ke Taiwan, di ujung perpisahan ini, sungguh terasa rasa berat di hati.
Merasakan perpisahan selalu berat dan tidak rela,
Seiring pamit selalu ada kerinduan,
Saat bersama memandang rembulan terang,
Doa restu tak terhingga menghiasai relung hati.
Malam musim gugur hening tanpa suara,
Cahaya rembulan dan angin sepoi menemani bhavana,
Dengan hati damai menantikan saat kepulangan,
Berharap Anda segera kembali berada di Seattle.
Di pengujung acara, segenap umat di Seattle mendoakan Mahaguru dan Gurudara, semoga selamat sampai di tujuan, kegiatan pembabaran Dharma di Taiwan dapat berjalan dengan lancar dan manggala, memutar cakra Dharma agung, memberi manfaat kepada semua makhluk yang tak terhingga banyaknya.
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BuddhaAmitabha
#SutraVimalakirti
Artikel Dharmadesana (bahasa Mandarin):
https://tbnewshq.org/epaper_detail2501.htm
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV