Dharma Kelas Vihara Vajra Bhumi Prabu
Salam dari Bumi Seinggok Sepemunyian, Swarnadwipa! Berkat daya adhistana dari Mahamula Acarya Liansheng, demi memperkuat pengetahuan dasar Tantrayana Satya Buddha dan sraddha segenap umat, Vihara Vajra Bhumi Prabu di Sumatera Selatan mengadakan kegiatan Dharma Kelas dengan Acarya Shi Lianfei dan Biksu Shi Lianzan dari Vihara Vajra Bumi Nusantara sebagai narasumber.
Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 6-10 Maret 2023, setiap pukul 7 malam dan diikuti rata-rata 80 peserta setiap harinya dengan tidak dibatasi umur. Pembawa acara selama lima hari ini adalah Pandita Lokapalasraya Ferdinand Poppyco dengan didampingi juga oleh Pandita Lokapalasraya Andy Loukman dan Pandita Lokapalasraya Aryanata Wijaya.
Hari pertama dimulai dengan kata sambutan dari Ketua Vihara Vajra Bhumi Prabu Bapak Siddhi Purnama dan Acarya Shi Lianfei. Dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai Sadhana Caturprayoga bagian pertama yaitu Sadhana Satya Catursarana dan Mandala Puja oleh Biksu Shi Lianzan. Biksu menekankan betapa pentingnya bagi seorang sadhaka untuk menyelesaikan Sadhana Caturprayoga ini masing-masing minimal 100.000 kali. Para peserta terlihat menyimak penjelasan ritus, kiat, dan manfaat dari kedua sadhana ini dengan saksama. Biksu Shi Lianzan menerangkan bahwa Sadhana Satya Catursarana sangatlah penting dan cocok untuk umat yang baru bersarana, karena selain dapat memperkokoh sraddha, ketika telah paripurna mampu mencapai kontak yoga sekaligus dengan Mulacarya, Buddha, Dharma dan Sangha dari Tri-masa di sepuluh penjuru. Apalagi apabila ditambah dengan menekuni Sadhana Satya Mandala Puja dengan setulus hati dapat menambah berkah sadhaka. Pada kegiatan ini para peserta juga berkesempatan baik praktik secara langsung ritus dan kiat Sadhana Satya Mandala Puja dengan persembahan sederhana berupa beberapa butir permen yang telah dibagikan oleh vihara.
Hari kedua, materi yang disajikan adalah Sadhana Caturprayoga bagian kedua yaitu Sadhana Satya Mahanamaskara dan Bodhisattva Vajracitta. Biksu Shi Lianzan memulai kelas Dharma dengan menjelaskan perbedaan dan menampilkan video animasi peragaan Mahanamaskara sekujur tubuh yang lazim diterapkan di Tibet, Mahanamaskara lima titik tubuh, dan Mahanamaskara Visualisasi (hanya ada di Zhenfozong). Manfaat dari Sadhana Namaskara adalah untuk mengikis keangkuhan diri dan sarana pertobatan, selain itu juga baik untuk kesehatan tubuh. Biksu Shi Lianzan juga ikut memperagakan Mahanamaskara lima titik tubuh dan memberi kesempatan kepada dua orang sukarelawan yaitu saudara/i sedharma muda Nicco Chrisdianto dan Callista Gabriella Leilani untuk ikut mencoba dan memandu di depan hadirin. Kemudian, Biksu Shi Lianzan melanjutkan penjelasan kiat dan manfaat dari Sadhana Satya Bodhisattva Vajracitta yang merupakan Mahasadhana sekaligus Sadhana Perobatan terunggul dalam Tantrayana, bahkan mampu mengikis karmawarana dan memulihkan kesucian diri.
Hari ketiga, Biksu Shi Lianzan menjelaskan kiat-kiat dan manfaat Meditasi 9 Langkah Pernafasan Buddha, serta memberi kesempatan kepada salah satu sukarelawan bernama saudari sedharma muda Stefhanie Angelina Hartono untuk mencoba memperagakan 7 Postur Duduk Vairocana di depan hadirin. Acara hari ketiga dilanjutkan dengan seluruh umat mencoba Meditasi 9 Langkah Pernafasan Buddha secara langsung dengan pengawasan dari Acarya Shi Lianfei dengan berkeliling membawa Pedang Tantra dan dipandu oleh Biksu Shi Lianzan. Diakhir kegiatan Acarya Shi Lianfei mengapresiasi seorang saudara sedharma muda bernama Calvin Rafael Arlendo yang selama meditasi berlangsung berhasil mempertahankan 7 Postur Duduk Vairocana dengan baik.
Hari keempat bertepatan dengan bulan 2 tanggal 18 lunar, maka kegiatan diawali dengan puja bakti singkat ditambah pembacaan Sutra Satya Buddha. Lalu, kegiatan dilanjutkan oleh Acarya Shi Lianfei yang membawakan materi Pengenalan Silsilah Zhenfozong. Acarya memaparkan lebih lanjut tentang sejarah dan bagaimana pertemuan unik Mulacarya Liansheng dengan masing-masing Guru Silsilah Mulacarya dari keempat Sekte Tantrayana yakni: Sekte Nyingmapa (Sekte Merah) yaitu Biksu Liaoming; Sekte Sakyapa (Sekte Kembang) yaitu Guru Sakya Zhengkong; Sekte Kargyupa (Sekte Putih) yaitu Gyalwa Karmapa ke-XVI; Sekte Gelugpa (Sekte Kuning) yaitu Guru Thubten Dhargay. Acarya Shi Lianfei juga dengan lugas menceritakan bagaimana perjalanan terbentuknya Zhenfozong di Indonesia berikut dengan jalinan jodoh Padmakumara yang ternyata sudah eksis di Nusantara sejak zaman dahulu terlihat dari beberapa peninggalan arca Bodhisattva Padmapani yakni perwujudan lain dari Padmakumara yang ditemukan di berbagai daerah di Pulau Jawa dan kisah perjalanan Y.A Atisa Dipamkara di Swarnadwipa (sekarang Pulau Sumatra) dan Yawadwipa (sekarang Pulau Jawa).
Hari kelima juga sangatlah istimewa karena bertepatan dengan hari suci Bodhisattva Avalokitesvara yang jatuh pada bulan 2 tanggal 19 lunar sehingga kegiatan diawali dengan Sadhana Avalokitesvara bersama, dilanjutkan dengan kegiatan pradaksina yang dipimpin Acarya Shi Lianfei sembari membawa pelita Dharma bersama segenap umat mengitari ruang baktisala, Pagoda Usnisa dan Pohon Bodhi. Sebelum acara, segenap umat vihara sempat mengkhawatirkan terjadinya hujan deras saat pradaksina, sebab beberapa hari ini di kota Prabumulih sering diguyur hujan badai setiap malamnya. Namun, berkat daya adhistana Mahaguru Liansheng, ketika kegiatan pradaksina berlangsung tidak turun hujan dan angin kencang pun tidak ada. Namun 5 menit usai pradaksina, hujan pun turun dengan derasnya. Setelah pradaksina, diselenggarakan juga kegiatan Sanghadana yang mana segenap umat Vihara Vajra Bhumi Prabu berkesempatan berdana kepada Mahaguru, Acarya Shi Lianfei dan Biksu Shi Lianzan. Acara dilanjutkan dengan penyerahan sertifikat secara simbolis kepada 5 peserta terpilih yakni: Peserta dengan 'Postur Meditasi Terbaik' yaitu Calvin Rafael Arlendo, sertifikat diserahkan oleh Pembina Muda-Mudi Ibu Elvi Subrimin; Peserta dengan 'Usia Tertua' yaitu Lee Lai Thian, sertifikat diserahkan oleh Ketua Vihara Bapak Siddhi Purnama; Peserta dengan 'Usia Termuda' yaitu Joseon Lee, sertifikat diserahkan oleh Ketua Yayasan Bapak Subrimin; Peserta yang 'Paling Aktif Selama Acara' yaitu Seto Purnomo dan Stefhanie Angelina Hartono, sertifikat masing-masing diserahkan oleh Biksu Shi Lianzan dan Acarya Shi Lianfei. Acara diakhiri dengan foto bersama segenap narasumber dan para peserta Dharma Kelas yang konsisten datang 5 hari tanpa absen dengan membawa sertifikat masing-masing yang telah dibagikan serta dilanjutkan dengan foto bersama dengan seluruh umat Vihara Vajra Bhumi Prabu. Demikian, fenomena manggala kembali terjadi sesaat setelah acara selesai, yakni hujan deras ikut berhenti sehingga umat dapat pulang ke rumah masing-masing tanpa kehujanan.